Seminggu berlalu sejak kejadian di rumah sakit waktu itu. Kakek Haris sudah boleh pulang ke rumah tapi harus tetap istirahat. Tiga hari kakek sakit Sherin membantu apa yang ia bisa. Seumur hidupnya, baru kali ini Sherin membantu orang sakit kecuali adik kesayangannya.
Ah! Apa kabar Kael? Sherin rindu.
Setelah tiga hari full merawat kakek, Sherin di izinkan untuk pulang dan istirahat. Waktu luang ini Sherin gunakan untuk terus berolahraga dan diet. Sherin tidak peduli dengan Iriana yang terus mengganggunya tanpa alasan, Sherin menganggap kalau Iriana iri padanya karena wajahnya berubah cantik setelah kurus.
Tapi ada dilema juga dalam hati Sherin, ini tentang perjodohan yang kakek lakukan. Ia belum siap menikah, tapi kakek sangat terburu-buru. Ingin menolak tapi ia tidak tega ketika melihat wajah kakek barunya yang terlihat sedih dan lemah.
Sehingga tanpa Sherin ketahui, setelah Sherin pulang ke rumah, kakek Haris bersama sahabatnya yaitu Kakek Faris mulai mempersiapkan acara pertunangan Sherin dengan cucu sahabatnya Ravin, entah Sherin tidak tahu bagaimana rupanya.
Saat ini Sherin sedang berdiri di atas timbangan, Sherin mengembus napas berat ketika melihat berat badannya hanya berkurang beberapa ons. Akibat memikirkan rencana konyol kakek membuat Sherin pusing dan berakibat pada berat badannya.
Sherin turun, berjalan ke arah pintu sambil mengusap keringat yang menetes di dahi. Olahraga pagi ini cukup membuat Sherin sedikit kelelahan, tapi betapa kecewanya ia ketika melihat hasilnya tak sesuai keinginan.
Saat mau masuk ke dalam kamar, Sherin di kejutkan oleh kedatangan Bu Tuti. “Non, ada yang nyariin di bawah.”
Kening Sherin berkerut dalam sampai dua alisnya hampir menyatu. “Siapa?”
“Ibu juga nggak tahu, tapi penting katanya, Non, perintah dari tuan besar.” Sherin menganggukkan kepalanya ia berkata, “Aku ganti baju dulu, suruh tamunya menunggu sebentar.”
Bu Tuti mengangguk, segera beliau menyampaikan ucapan Sherin. Sedangkan Sherin segera masuk kamar dan langsung ke kamar mandi, menyiram tubuhnya yang keringatan. Setelahnya Sherin memakai pakaian santai, bukan celana melainkan dress.
Sherin berdecak. “Harusnya aku beli baju bisa di pakai sehari-hari. Kalau pakai dress terus bosen juga rasanya ... ”
Sherin menuruni anak tangga dengan santai, setibanya di sana ia melihat ada tiga orang wanita yang tidak di kenal. Sherin menghampiri ketiganya, tak lupa di sambut oleh pandangan sinis dari Iriana.
Wanita itu rupanya cukup penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
“Ada apa mencariku?” tanya Sherin tanpa basa-basi.
“Kami di perintahkan tuan besar Haris untuk membantu Anda memilih gaun,” ucap salah satu dari mereka.
“Gaun?” Sherin merasa heran, gaun untuk apa?
“Gaun untuk apa? Memangnya ada acara apa sampai kalian datang secara khusus kemari?” Sherin menatap ketiganya heran, tapi mereka malah senyum-senyum tidak jelas.
“Ah! Bukankah Anda akan bertunangan?” salah satu pegawai butik itu cukup terkejut dengan pertanyaan Sherin.
“Ber-- APA?!!!” Sherin melotot kaget, bertunangan? Kenapa ia tidak tahu? Kapan acaranya di mulai? Sherin tidak tahu apa-apa tentang hal ini.
Sama halnya dengan Iriana, wanita yang sejak tadi hanya duduk di sofa sambil membolak-balikkan majalah pun ikut terkejut. Refleks ia berdiri dari duduknya.
“Kenapa tiba-tiba?” tanyanya membuat Sherin menoleh dengan malas.
“Kenapa kamu ikut kaget? Bukankah ini pertunangan ku?”
Iriana mendelik kesal, lantas ia pergi dari sana karena malas berurusan dengan Sherin yang kini mulutnya sangat tajam saat bicara. Sudah beberapa kali ia kena mental akibat perkataan Sherin padahal Iriana yang memulai duluan.
Sherin awalnya ragu untuk ikut ketiga wanita itu, tapi tiba-tiba saja ia mendapat panggilan telepon dari kakeknya. Setelah kakek bicara, barulah Sherin menurut. Sejarah baru bagi dirinya, mau menuruti perintah untuk yang kedua kali oleh orang yang sama, yaitu kakek. Kecuali saat ia menjadi kekasih Rainer, pria yang dulu ia cintai.
Sherin hanya perlu memilih gaun sendiri, itu saja. Sisanya kakek yang mengatur. Tanpa mengabari Sherin, kakek tiba-tiba menelpon dan menyuruh Sherin bersiap karena acara pertunangan di lakukan malam ini, Sherin tentu saja terkejut.
Tapi kakek sudah meng-handle semuanya, sore hari sebelum pertunangan di mulai, ada pihak MUA yang datang untuk merias Sherin. Sherin hanya bisa pasrah.
“Mbaknya ini cantik juga yahh setelah di make up. Jadi pangling ... ” kata salah satu perias di saat Sherin sedang melamun.
“Hemm ... ” Sherin malas menanggapi, perias tadi tersenyum kaku lalu melanjutkan pekerjaannya.
Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Sherin memutar bola matanya malas. Iriana datang seperti biasanya, tapi wanita itu sudah memakai gaun cantik dan itu berarti sudah siap untuk pergi.
“Kau itu tetap saja jelek walaupun sudah di make up. Orang jelek mana mungkin bisa jadi cantik,” Iriana menjelekkan Sherin tanpa alasan, tapi Sherin selalu menganggap kalau Iriana memang benar-benar iri padanya.
“Oh ya ... aku dengar kalau laki-laki yang kakek pilih itu orangnya sangat dingin dan kejam. Hahaha ... aku jadi takut mendengarnya, mungkin saja laki-laki itu juga mempunyai perut yang buncit.” Iriana terus nyerocos tidak jelas, Sherin tidak peduli dan sangat malas menanggapi.
Karena Iriana terus bicara tapi Sherin tetap diam, akhirnya kekesalannya membawa Iriana pergi dari kamar tamu yang di jadikan tempat Sherin di make up. Kalau di kamarnya tak mungkin muat.
Setelah selesai di make up, Sherin pun pergi dengan mobil bersama MUA. Tidak ada teman, orang tua Sherin yang menemani. Tapi ia tidak masalah, toh ia sudah biasa dengan hal ini.
Acara di adakan di rumah kakek Haris, selama ia hidup sebagai Sherin, ia baru kali ini melangkahkan kakinya di rumah kakek. Memang mewah, lebih mewah dari rumah ayahnya. Dengan anggun Sherin turun dari mobil, ia di sambut beberapa pelayan yang menunduk hormat.
Sherin jadi teringat masa saat ia masih menjadi Prisha. Sherin mulai masuk ke dalam rumah, Sherin menatap kagum, ternyata rumah ini sudah di hias dengan dekorasi yang mewah, tamu-tamu mulai berdatangan. Memang dunia orang kaya, Sherin senang melihat semua ini.
“Akhirnya kamu sudah sampai ... ” Nenek Linda menghampiri Sherin yang masih sedikit bingung, wanita tua itu menatap kagum pada cucu kesayangannya.
“Ya ampun ... Kau benar-benar cantik sekali malam ini,” puji nenek, Sherin tersenyum tipis.
Tentu Sherin cantik, gaun yang ia pakai adalah pilihannya sendiri, gaun berwarna silver yang bagian depan panjangnya di bawah lutut sedangkan bagian belakangnya menjuntai panjang sampai lantai bagai sebuah ekor.
Hiasan di bagian dada berbentuk bintang-bintang kecil, gaun dengan lengan yang hanya sebatas tulang selangka tapi transparan. Sangat cocok di tubuh Sherin yang sekarang ini, tidak langsing tapi juga tidak gemuk.
Rambut di biarkan tergerai tapi di buat bergelombang bagian bawah. Riasan wajah terlihat natural karena pada dasarnya wajah Sherin sudah cantik.
“Kakekmu sudah menunggu, acaranya sudah mau di mulai ... ” suara nenek menyadarkan Sherin dari lamunan singkatnya, ia mengangguk lalu berjalan mengikuti langkah sang nenek.
Ternyata tamunya memang sudah ramai, mereka kebanyakan berkumpul di sebuah meja bulat yang sudah di hiasi oleh makanan lezat. Sherin tahu pasti kalau yang mereka bahas adalah bisnis.
Kedua bola mata Sherin juga menangkap sosok tiga orang yang berstatus sebagai keluarganya. Ada ibu tirinya, Iriana yang menatapnya sinis lalu ayahnya.
“Pak Tua! Cucumu sudah sampai ..., ” celetuk nenek Linda ketika mereka sampai di mana kakek berada. Sudah ada sahabat kakek Haris yaitu Faris, nama mereka mirip tapi wajah tidak.
“Sherin? Kamu cantik sekali ... cucuku pasti tidak akan menolak gadis secantik dirimu.” Sherin tersenyum pada Faris, walaupun sedikit kaku. Karena ia jarang tersenyum, jika bukan karena ucapan nenek Linda, mungkin Sherin tidak akan pernah sadar betapa pentingnya tersenyum.
“Pasti!” ucap kakek Haris bangga, kemudian berkata, “Oh ya, kemana Ravin?”
“Harusnya sudah sampai, aku sudah bilang harus tepat waktu ... Nah, itu dia orangnya,” Kakek Faris menunjuk ke arah belakang Sherin. Dengan segera Sherin menoleh untuk melihat siapa calon suaminya, seketika itu juga matanya melotot sempurna ketika melihat wajah pria itu.
Bukankah dia laki-laki yang ku lihat di pemakaman waktu itu? gumam Sherin lirih, begitu lirih sampai tidak terdengar oleh siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
jodoh kamu kal kan,
2022-04-27
0
Lee
Iriana syirik bnget sih..iri bilang..
2022-03-09
0
Miss GH
deg deg kan ya sherin, semoga jodohnya lengkap sempurna😊😗
2022-03-08
1