Sejak seringnya mengantar Alisa pergi syuting atau mengantar pergi ke kampus, Richard semakin kagum pada Alisa. Diam-diam dia telah jatuh hati pada Alisa, meski dia masih belum yakin dengan hatinya. Apakah benar dia menyukai Alisa atau sebatas mengagumi saja.
Alisa sedang menunggu supirnya datang menjemputnya di kampus. Dia menelepon supir pribadinya mang Udin yang sudah dia pekerjakan sejak menjadi model terkenal.
Sepuluh menit lagi mobil jemputannya datang, dan sembari menunggu Alisa membuka media sosialnya untuk membalas dan menyapa penggemarnya yang setia mengikuti ketika dia memposting kegiatannya.
"Alisa."
Suara Richard memanggil Alisa, dia mendekat dan tersenyum pada Alisa. Alisa pun membalas senyumannya.
"Kamu kesini ada perlu ke kampus?" tanya Alisa.
"Emm, aku jemput kamu pulang." jawab Richard.
Dia ikut duduk di sebelah Alisa, suasana memang sedang sepi karena jam pulang kerja dan malam hari. Orang-orang sebagian sudah berada di rumahnya berkumpul dengan keluarga. Menikmati kebersamaan yang kadang di siang hari tidak bertemu, hanya di malam hari mereka bisa berkumpul.
Tapi tidak bagi Alisa dan Richard yang hidup sendiri hanya di temani oleh pembantu di rumah. Malam hari terasa sepi jika tidak ada kesibukan.
"Aku sudah menghubungi mang Udin supirku." kata Alisa menolak ajakan Richard untuk pulang dengannya.
"Alisa, aku mau menjemputmu. Kamu tega menolakku dengan susah payah kesini?"
"Suruh siapa kamu datang menjemputku? Aku juga tidak minta kamu menjemputku."
"Tapi aku mau jemput kamu pulang, lebih baik jika malam hari itu ada yang menjagamu agar sampau rumah dengan aman."
"Ck, alasan kamu aja itu sih."
"Memang."
Tak lama, supir Alisa datang. Richard buru-buru menghampiri supir Alisa untuk menyuruhnya pulang lagi.
"Mang, pulang lagi aja. Biar aku yang mengantarnya pulang nanti." kata Richard pada mang Udin.
Mang Udin melirik Alisa, dan Alisa pun mengangguk. Tak berapa lama mobil Alisa berbalik meninggalkan mereka berdua, Richard senang dan tersenyum puas karena malam ini dia akan mengajak jalan dan makan malam Alisa.
Alisa sendiri merasa aneh, kenapa dia seakan luluh dengan ajakan Richard padanya. Bukankah dulu Richard sering membulinya ketika dia berwajah jelek? Tapi kenapa dia masuk perangkap pesona Richard.
"Ayo masuk ke dalam mobilku, angin mulai kencang meskipun ini masih jam delapan malam." kata Richard meraih tangan Alisa.
Rasanya dia sangat bahagia Alisa tidak menolaknya ketika dia meraih tangannya dan menggenggamnya menuju mobilnya.
Richard membuka pintu untuk Alisa, dan mendorongnya pelan masuk ke dalam mobil. Setelah itu baru dia masuk ke dalam mobilnya dan duduk di samping Alisa.
Alisa tersenyum malu, jika keadaan tempat itu terang. Maka rona merah di pipi Alisa akan terlihat jelas, beruntungnya suasana itu gelap. Jadi Richard tidak mengetahuinya.
Mobil Richard melaju di tengah ramainya mobil berlalu lalang yang sibuk di malam hari. Mereka masih saling diam, masih menikmati riuh rendahnya suara mobil dan klakson yang kadang berbunyi sembarangan.
"Alisa, kita makan malam dulu ya. Setelah itu aku antar pulang. Kamu belum makan malam kan?" tanya Richard.
Dia menoleh ke arah Alisa yang masih menatap jalanan di depan.
"Alisa, kamu dengar apa yang aku bicarakan?" tanya Richard.
"Ya, aku dengar." jawab Alisa.
"Jadi, mau kan kita makan malam dulu?"
"Ya, aku juga lapar."
"Oke, nanti aku coba cari tempat makan yang sepi agar kamu tidak di kenali." kata Richard.
Alisa tersenyum, dia senang Richard mengerti tentang pekerjaannya yang memang membutuhkan privasi agar media wartawan tidak mengganggunya dan menyebar gosip tentangnya.
Mobil melaju pelan, obrolan kecil juga cerita lucu dan sedih tentang masa lalu mewarnai keakraban mereka selama menuju restoran yang akan di tuju.
Sampai di restoran, keadaan memang tidak terlalu ramai dan orang-orang di sana juga tidak memperhatikan siapa saja yang datang. Mereka masuk ke dalam restoran yang pencahayaannya di buat redup dan temaram. Richard menggandeng tangan Alisa dengan erat.
Hatinya merasa dia akan selalu melindungi Alisa, ketika dia mendengar cerita Alisa tentang masa lalunya. Rasa suka dan timbul rasa cinta di hati Richard untuk Alisa.
Alisa sendiri merasa nyaman jalan berdua dengan Richard, entah karena memang malam ini semua beban yang mengganjal di hatinya dia ceritakan pada Richard. Tapi sepertinya dia mulai menyukai Richard.
Akankah gayung bersambut jika di antara keduanya mengungkapkan perasaannya lebih dulu?
Yang jelas malam ini rasanya memang menyenangkan yang mereka rasakan. Menikmati malam berdua dan makan berdua, meski memang dulu pernah mereka lakukan.
"Alisa, kamu mau makan apa?" tanya Richard.
"Emm, aku ngga bisa makan makanan berat kalau malam hari. Aku mau steak aja sampa salad buah boleh deh." jawab Alisa.
Richard tersenyum, dia lalu memesan steak untuk Alisa dan dirinya juga Tak lupa salad buah serta minumnya jus strobery sesuai keinginan Alisa.
_
Malam semakin larut, udara juga mulai menurun suhunya. Jalanan ibu kota juga sudah mulai sepi, hanya mereka yang masih setia mencari tambahan uang untuk keluarganya.
"Terima kasih ya, kamu mengantarku pulang dan juga mengajakku makan malam." kata Alisa setelah mereka sampai di depan rumah Alisa.
"Ya, sama-sama. Aku senang malam ini bisa mengajakmu makan malam dan juga jalan-jalan denganmu." kata Richard.
Alisa tersenyum, dia menatap Richard dengan intens. Alisa menangkap tatapan Richard begitu berbeda malam ini padanya. Tiba-tiba getar halus di jantungnya berdegup, ketika Richard meraih tangannya dan menciumnya pelan.
"Richard.."
"Maaf, aku.."
Alisa menarik tangannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Saat ini dia masih berada di dalam mobil Richard, belum turun. Jantungnya kembali berdetak, kali ini lebih kencang dari yang tadi.
Apakah aku jatuh cinta? Pikir Alisa.
Aah, tidak. Ini mungkin hanya kebetulan jantungku yang berdetak kencang. Aku harus menghentikan semua kebingungan ini, pikir Alisa lagi.
Dia menoleh ke arah Richard, dan betapa terkejutnya Alisa kalau kepala Richard sudah di depannya. Dan hampir keduanya berciuman.
"Alisa, aku..."
"Selamat malam Richard, ini sudah malam. Aku harus istirahat, besok jadwal pemotreratku padat. Jadi aku harus cepat istirahat." kata Alisa dengan cepat.
"Emm, ya baiklah. Maaf ya aku membuat waktu istirahatmu berkurang." kata Richard terlihat kecewa.
Alisa mengangguk, dia buru-buru keluar dari mobil Richard dan masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Richard masih di mobilnya belum bergerak, dia masih menatap Alisa sampai menghilang di balik pintu.
"Aku cinta kamu Alisa, benar-benar mencintaimu." gumam Richard.
Gelang yang tadi dia simpan di balik bajunya di genggamnya erat, lalu di perhatikan gelang tersebut. Di paling ujung pengait gelang tersebut ada tulisan, tepatnya cuma inisial As.
"Gelang ini memang bukti kalau kamu adalah penolongku Alisa. Kamu adalah malaikat penolongku. Aku semakin cinta sama kamu, akan aku kejar kemana kamu pergi. Akan aku jadikan kamu kekasihku dan istriku suatu hari nanti. Besok atau pun nanti." gumam Richard penuh dengan semangat.
Dia akan membuktikan kalau dia benar-benar mencintai Alisa.
_
_
_
\=> jangan lupa like dan komen ya..😊😊😊😊
****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Dulmin
emang modus
2022-04-04
0
Nur Aeni
nah kan benar gelangnya punya alisa
2022-03-27
1