Richard
Hari ini Alisa berangkat kuliah, dalam satu minggu dia kosongkan jadwalnya untuk kuliah full. Raya tidak keberatan, karena memang Alisa harus menyelesaikan kuliahnya dulu dan bisa meneruskan karirnya di dunia modeling.
Karena Alisa banyak sekali meninggalkan jam mata kuliah karena kesibukannya sebagai model terkenal, pihak kampus juga menyarankan Alisa masuk di kelas karyawan saja, yaitu sore hari berangkatnya.
Meski Alisa keberatan, tapi dia akhirnya mau juga kuliahnya sore hari di samakan dengan kuliah karyawan yang waktunya juga hanya bisa di sore hari ketika pulang kerja.
"Aku ngga apa-apa sih sore hari, jadi aku nisa santai juga kuliah." kata Alisa suatu hari ketika pihak kampus memberinya pilihan.
"Baiklah, terserah kamu. Memang kuliah reguler pagi tidak bisa kamu kejar juga, dan akan mempengaruhi nilai kamu nantinya. Mending ambil kuliah karyawan. Yang penting kamu dapat pendidikan tinggi kan?" kata Raya.
"Ya, kamu benar." jawab Alisa.
Dan setiap hari Alisa berangkat kuliah di sore hari, kadang dia juga datang terlambat jika pulangnya jam enam sore, maka dia akan meminta tugas dari dosen yang di tinggalkannya.
Dan selama satu minggu ini memang Alisa menjadwalkan kalau jam empat harus selesai syuting atau pemotretan, karena minggu ini juga dia sedang mengikuti ujian semester. Dulu dia tidak mengikuti ujian karena banyaknya job dan pekerjaan, jadi selama satu semester Alisa tidak mengikuti perkuliahan seperti biasa.
Sore ini Alisa berangkat ke kampus sendiri, dia terburu-buru mau masuk ke dalam kelasnya karena tujuh menit lagi dosen akan masuk.
"Alisa!"
Panggil Richard yang sengaja menunggu Alisa datang.
Sepulang dari kantor, Richard sengaja menuju kampus dan menunggu Alisa datang. Dia juga baru tahu kalau jadwal kuliah Alisa berubah jadi sore hari dan masuk ke kelas karyawan.
Alisa menoleh, dia berhenti sejenak dan melihat siapa yang memanggilnya. Senyum tipis dia kembangkan, namun dia mengingat waktu jam kuliah segera di mulai.
Richard mendekat pada Alisa, senyum Richard juga mengembang manis. Membuat Alisa merasa aneh, baru kali ini Richard tersenyum padanya.
"Ada kamu memanggiku?" tanya Alisa yang melirik jam di pergelangan tangannya.
"Bisa kita bicara? Aku ingin tanya tentang waktu itu kamu bicarakan." kata Richard.
"Aku tidak tahu kapan punya waktu luang, pulang dari kampun aku ada pemotretan." ucap Alisa.
Richard menghela nafas kecewa, dia tahu Alisa tidak punya banyak waktu.
"Aku antar pulang nanti sepulang kuliah ini." kata Richard buru-buru mengucapkan.
Karena dia masih sangat penasaran dengan cerita Alisa dulu.
"Kamu kan sudah menemukan siapa gadis yang menolongmu, tanya saja sama dia tentang kejadian itu " kata Alisa menyindir.
"Maafkan aku, ternyata aku salah. Makanya aku selalu mencarimu untuk meminta cerita tentang kejadian itu. Please Alisa." kata Richard seperti memohon.
Alisa menghela nafas panjang, dia diam menatap Richard yang sepertinya memang ingin mengetahui tentang kejadian kebakaran itu.
"Baiklah, nanti aku kana kasih tahu kamu waktuku yang senggang." kata Alisa.
"Oke, terima kasih. Tapi aku minta nomor ponselnu boleh?" tanya Richard lagi, berharap Alisa mau memberinya nomor ponselnya.
"Sini ponsel kamu." kata Alisa tanpa di duga Richard.
Richard buru-buru mengambil ponselnya dan memberikannya pada Alisa. Dia tersenyum senang, Alisa mengambil ponsel Richard dan mengetikkan beberapa nomornya di sana.
"Nih, udah. Maaf aku buru-buru karena mau ujian." ucap Alisa lagi.
"Terima kasih ya, tapi ini benarkan nomor kamu?" tanya Richard memastikan jika itu nomor Alisa.
"Itu nomor togel." ucap Alisa sambil berlalu dan tersenyum lucu.
Richard pun ikut tersenyum, dia pandangi nomor Alisa itu. Lalu di simpan dengan nama Alisa. Baru setelah selesai dia pulang untuk beristirahat.
_
Satu minggu setelah Richard meminta nomor ponsel Alisa, kini dia berani menelepon Alisa di waktu malam. Karena jika siang hari Alisa pasti sibuk. Atau pagi hari sebelum berangkat ke kantornya.
"Halo, siapa ini?" suara serak Alisa menandakan bahwa dia baru bangun tidur.
"Aku Richard, kamu baru bangun?" tanya Richard merasa bersalah telah membangunkan Alisa di pagi hari.
"Emm, ya. Jam berapa ini Raya?" tanya Alisa masih belum sadar kalau yang menelepon adalah Richard.
Richard tersenyum lucu, dia merasa Alisa menggemaskan meski pun hanya di telepon saja.
"Apa kamu ada jadwal syuting hari ini?" tanya Richard mencoba mencari waktu Alisa.
"Kan kamu yang tahu jadwal aku. Tapi seingatku hari ini jadwal siang hari baru bisa ke agensi."
"Bisakah jam sembilan bertemu?"
"Emn, ya. Aku juga ingin ketemu kamu dan ngobrol banyak, kangen rasanya bisa ngobrol lama denganmu."
Richard diam, entah kenapa dia jadi ingin segera bertemu Alisa. Meski Alisa tidak sadar yang dia telepon bukan Raya.
"Baiklah, jam sembilan aku jemput kamu?"
"Ya, aku akan bangun jam delapa nanti. Ingatkan aku ya."
"Haha, ya. Aku akan meneleponmu lagi untuk mengingatkanmu."
Klik.
Senyum Richard mengembang, merasa lucu dengan Alisa yang masih belum sadar dengan suara bariton Richard di telepon.
_
Kini Alisa dan Richard sudah berada di sebuah taman. Sesuai ucapannya di telepon, Richard menjemput Alisa di rumahnya.
Alisa sendiri kaget, kenapa Richard yang menjemputnya. Setelah di jelaskan dia merasa malu sekali.
Sekarang mereka di taman, sengaja Richard memgajak di taman agar Alisa tidak di kejar wartawan atau di gosipkan dengannya.
"Kamu mau tanya apa?" tanya Alisa.
"Aku ingin kamu ceritakan tentang kejadian sebelum pabrik itu kebakaran dan setelahnya." jawab Richard.
"Kenapa kamu tanya sama aku?"
"Tapi dulu kamu kan yang bercerita kalau kamu tahu tentang kebakaran sepuluh tahun lalu, aku mohon ceritakan awal kamu tahu kebakaran itu." kata Richard.
Alisa menatap Richard, lalu menghela nafas panjang. Dia kemudian bercerita tentang kebakaran sepuluh tahun silam yang dia tahu saja. Seterusnya atau sebelumnya tidak dia ceritakan. Namun Alisa sempat melihat orang yang membawa jirigen masuk ke dalam pabrik lewat jalan belakang di waktu malam itu, karena dia sedang melintas di daerah itu.
Richard mendengarkan Alisa bercerita, dia sangat serius menatap dan mendengarkan Alisa bercerita. Sampai tidak sadar mulutnya bergumam kecil mengatakan Alisa sangat cantik. Matanya tidak lepas dari menatap Alisa, hatinya terus saja memuja dan memuji Alisa sangat cantik.
Ketika Alisa menatap balik Richard, dia kaget dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Jika wajah mulus Alisa yang ketahuan seperti itu, maka rona merah jelas terlihat.
"Jadi seperti itu yang aku tahu, itu terserah kamu apakah mau percaya dengan ceritaku atau tidak." kata Alisa mengakhiri kalimatnya.
Richard menunduk, ada beberapa yang dia ingat dari ucapan Alisa. Ada juga yang entah masuk ke telinganya dan di simpan, karena dia sejatinya sedang mengagumi Alisa.
Dan tiba-tiba saja, jantungnya berdetak ketika Alisa membalas tatapannya kali ini.
"Richard, apa kamu tahu kalau memang di sengaja. Tapi entahlah, aku pikir kebakaran itu di sengaja." kata Alisa.
"Emm, ya. Aku akan cari tahu siapa yang tega membakar pabirk papa sampai papa dan mama juga ikut terbakar waktu itu." kata Richard lirih.
"Aku minta maaf bisa menceritakan semuanya sekarang sama kamu, kupikir kamu tidak akan mencarinya dan bukan kamu orangnya." kata Alisa lagi.
"Ya, terima kasih ya. Emm, Alisa bolehkah aku mengantarmu pergi ke tempat syuting dan ke kampus setiap hari?" tanya Richard menawarkan.
"Eh? Itu tidak perlu. Aku ada supir yang akan mengantarku pulang dan ke tempat kerja atau ke kampus." jawab Alisa.
"Please Alisa, sebagai permintaan maafku sama kamu yang dulu sering mengejekmu." ucap Richard.
"Heh, kamu mau mendekatiku karena aku sudah seperti sekarang?" tanya Alisa sinis.
"Tidak, tapi aku benar-benar ingin mengantarmu. Dan juga kita pernah ada kedekatan dulu kan?" kata Richard mencari alasan.
"Aku tidak tahu. Kamu juga sibuk dengan perusahaanmu. Kalau kamu mengantarku, siapa yang akan mengurus perusahaanmu nanti? Sedangkan jadwal kerjaku tidak tentu." kata Alisa.
"Aku akan meneleponmu dulu, jika pagi sebelum jam tujuh aku bisa. Atau sore mengantarmu berangkat kuliah pun bisa. Mau kan?"
"Terserah kamu, aku mau ke tempat kerjaku sekarang."
"Ya, aku antar kamu ke tempat syuting."
"Baiklah. Tapi lain kali kalau bertemu jangan di taman, di restoran atau ke kafe." ucap Alisa bercanda.
"Haha, maaf. Aku hanya tidak mau kamu di gosipkan yang tidak benar, sekarang kamu model terkenal. Pasti banyak wartawan yang mengincarmu." kata Richard.
Alisa tersenyum, dia mengerti apa yang di katakan Richard. Dan itu pun membuat dia nyaman. Mereka pun masuk ke dalam mobil Richard menuju tempat syuting Alisa.
_
_
_
\=> jangan lupa like and komen ya..😉😉😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rozh
pendekatan nih🤣🤣🤣🤣😁😁😁😁
2022-04-22
1
Dulmin
modus richard
2022-04-04
0
Zully
suka Alisa
2022-03-27
2