Alisa semakin sibuk, dia kini banyak tawaran dari berbagai produk dan juga pemotretan untuk sebuah majalah dewasa. Kini Alisa lebih cantik dan juga banyak penggemarnya.
"Alisa, ada tawaran main sinetron. Kamu mau terima ngga?" tanya Raya pada Alisa.
"Jadwal kita satu bulan ini penuh banget kan? Apa cukup untuk syuting striping sinetron itu?" tanya Alisa.
"Emm, ngga sih. Tapi kalau kamu mau, aku mau ambil jadwal bulan depan di pertengahan bagaimana?" tanya Raya lagi.
Dia tidak mau bertindak di luar persetujuan Alisa, karena Alisa yang bekerja meski pun dia yang leluasa mengatur jadwal syuting juga pemotretan.
"Ya udah, akhir bulan kita pikirkan lagi. Saat ini aku mau fokus untuk iklan perhiasan milik pengusaha terkenal. Aku ngga mau mengecewakannya." kata Alisa lagi.
"Siapa pengusaha itu namanya?" tanya Raya.
Seolah mengetes Alisa nama pengusaha kaya yang mempunyai bisnis berlian dan emas.
"Thomas kan namanya, masa kamu ngga tahu?" tanya Alisa memastikan.
"Hhaha, kamu ingat namanya ya?" kata Raya dengan tawanya.
"Kamu meledek aku?"
"Hahah, maaf. Aku hanya memastikan kalau klien kita ini orang yang sangat kaya, dan kukira dia sangat mengagumimu Alisa." kata Raya menggoda Alisa.
"Sudahlah, jangan membahas orangnya. Tapi pekerjaan yang dia berikan, atau kamu yang suka tuan Thomas?" kini Alisa berbalik meledek Raya.
"Hahaha, mana ada. Oh ya, kemarin resepsionis ada yang minta nomorku. Tapi dia ingin bertemu denganmu, kira-kira siapa ya" tanya Raya mengalihkan pembicaraan.
"Nah kan, kamu mulai mengalihkan pembicaraan."
"Hahaha!"
_
Malam hari di rumah Alena, dia benar-benar kesal dengan Alisa yang sekarang lebih terkenal dan banyak sekali penggemarnya. Alena berjalan bolak-balik dari sudut kamar satunya ke sudut lainnya.
Tangannya mengepal, sudah sejak lama dia ingin menjadi model. Tapi kenapa malah Alisa yang lebih dulu terkenal dari pada dirinya?
Wajah masam dan mata tajam menatap poto bersama dirinya dengan Alisa sambil merangkul dan tertawa ceria.
Dia mendekat pada foto tersebut, dan mengambilnya. Di pandangi foto Alisa yang tertawa ceria, dia memukul-mukul wajah Alisa di foto dan berteriak.
"Aaaaah!! Alisa sialan!"
Prang!
Foto itu di lempar ke lantai dan terberai kepingan-kepingan bingkai foto tersebut. Nafas Alena memburu, dia masih menatap foto Alisa yang tadi di lemparnya.
Kemudian Alena mengobrak abrik ranjangnya yang tadi rapi kini berantakan. Bantal entah kemana melayangnya, serta bedcover juga tersingkap sampai jatuh ke bawah. Nafas Alena semakin memburu, dia benar-benar marah sekali dengan keberhasilan Alisa saat ini.
"Alena! Kamu kenapa sayang?" tanya ibu Rosi di balik pintu mengetuk dengan keras agar Alena membukanya.
"Aku benci kamu Alisa!!" teriak Alena.
Ibu Rosi mendorong pintu kamar Alena dengan kencang, tapi nyatanya tidak di kunci. Hingga ibu Rosi hampir terjungkal, dia mendekat pada anaknya yang menangis sambil berteriak kencang mengumpat Alisa.
"Alena, ada apa ini?" tanya ibu Rosi heran dengan semua berantakan kamar Alena.
"Mama, aku ingin jadi model seperti Alisa. Ayo ma, daftarkan aku ke agensi itu." pinta Alena dengan mimik seperti anak kecil meminta permen.
"Alena, jangan seperti anak kecil begini. Buat apa jadi model? Mama ngga suka kamu jadi model " kata ibu Rosi.
"Tapi mama membiarkan Alisa jadi model, kenapa aku ngga boleh?!"
"Dia ngga izin sama mama, makanya mama tidak suka Alisa jadi model." kata ibu Rosi.
"Hah! Nyatanya si jelek itu jadi model terkenal, pokoknya aku harus jadi model seperti Alisa. Dia gadis jelek dan cacat aja bisa jadi model, kenapa aku yang cantik tidak bisa?!" tanya Alena dengan tajam menatap ibunya.
Ibu Rosi menghela nafas panjang, dia tidak mungkin menghalangi Alena menjadi model. Kalau pun dia tidak membantunya, Alena pasti akan terus berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Baiklah, nanti mama cari tahu bagaimana masuk ke agensi model seperti Alisa. Dan kamu jangan seperti anak kecil lagi Alena, cepat bereskan barang-barang yang berantakan di kamar kamu ini." kata ibu Rosi.
Dia kadang kesal pada Alena yang kalau marah pasti merusak barang yang ada di kamarnya. Jika dulu ada Alisa yang akan merapikan, tapi sekarang ibunya yang merapikan atau pembantunya yang datang di pagi hari.
Ibu Rosi pun keluar dari kamar Alena, dia lelah dan berniat istrahat. Tapi mendengar teriakan Alena, jadi dia cemas. Kenapa Alena seperti itu lagi.
_
Alena tidak sabar menunggu ibunya bertindak untuk mendaftarkannya ke agensi model di mana Alisa bernaung di sana. Dia lalu berusaha mendekat pada Raya dan meminta bantuannya.
Sebelum jam kuliah masuk, Alena menunggu Raya datang. Dia tahu Raya datang terlambat setiap kali jam kuliahnya, begitu juga dengan Alisa.
Tapi Alena ingin menemui Raya saja, karena dari Raya pula Alisa jadi model sekarang.
Dan apa yang di harapkan Alena pun terkabul, Raya datang sendiri menaiki mobilnya Sedangkan Alisa belum datang karena memang Alisa izin tidak masuk kuliah untuk mengadakan show parade model nasional di fashion week di kota metropolitan.
Raya tidak ikut dengan Alisa, dia ingin berangkat kuliah sendiri.Alena mendekat pada Raya ketika Raya turun dari mobilnya.
Alena tersenyum ramah pada Raya dan menyapa Raya dengan sopan.
"Hai Raya, kamu datang terlambat rupanya ya?" kata Alena berbasa basi.
Raya berhenti dan menatap Alena dengan curiga, ada apa Alena mendekat padanya?
"Ada apa lo ketemu sama gue?" tanya Raya dingin.
"Emm, aku sebenarnya tidak suka basa basi. Tapi bagaimana kabar Alisa yang sekarang jadi model? Kenapa lo berangkat sendiri, mana model kebanggaan lo itu?" tanya Alena dengan sinis
Bukannya bersikap baik, tapi Alena malah sinis pada Raya. Tentu saja membuat Raya muak dengan sikap Alena itu.
"Lo mau apa sama gue" tanya Raya pada Alena.
"Ouh, lo peka banget ya apa yang gue inginkan. emm, baiklah lo sekarang ini jadi asisten adik gue kan? Bisa ngga lo masukin gue ke agensi itu?" kata Alena dengan tidak tahu malunya.
"Ooh, jadi lo pengen jadi model juga seperti adik lo itu? Tapi kenapa lo minta tolong sama gue? Bukankah adik lo itu yang jadi mode. Minta sama adik lo itul." kata Raya ikut ketus juga seperti Alena.
"Ya, lo bisa masukkan Alisa ke agensi model tersebut. Kenapa gue tidak bisa lo masukkan juga ke agensi itu?"
"Gue ngga bisa, silakan saja lo kejar gue atau lo minta pada pegawai di agensi itu, gue akan bilang sama pegawai di sana untuk menghalangi lo jadi model juga, karena apa? Lo itu temperamen dan juga mudah tersinggung. Gue ngga mau menemui gadis sombong seperti lo." ucap Raya smabil berlalu meninggalkan Alena yang terlihat kesal pada Raya.
"Lo lihat aja, gue bakal masuk ke agensi Alisa juga. Feeling gue mengatakan kalau gue akan jadi model terkenal juga. Gue akan cari tahu siapa bagian manager kantor di sana, dan gue akan mendapatkan apa yang gue inginkan." kata Alena memandang kepergian Raya.
_
Seperti ucapannya, selama seminggu Alena mencari tahu siapa saja yang bekerja di agensi di sana. Dia akan meminta tolong untuk masuk ke dalam agensi model tersebut agar dia bisa masuk.
Dan kebetulan, dia bertemu laki-laki seperti seorang astrada. Alena mendekat dan berbicara panjang lebar dengan laki-laki. Alena juga di ajak entah kemana dan di janjikan oleh astrada untuk masuk ke agensi yang di inginkannya.
Hingga minggu berikutnya, Alena pun masuk juga di agensi di mana Alisa juga bernaung di sana. Tentu saja Alena sangat senang, meski belum jadi model terkenal.
"Lo lihat saja Alisa, gue akan menjadi model terkenal juga dan akan menyaingimu. Setelah itu gue akan menyingkirkanmu dari agensi itu, hahaha." gumam Alena tertawa puas setelah dia pulang dari agensi tersebut.
_
_
_
\=> jangan lupa like, komen dan lovenya ya..😉😊
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rozh
Alena gak masuk pintu belakang 'kan? dengan cara salah?
2022-04-22
1
Zully
waduh..alena
2022-03-27
1
Nur Aeni
ngeri alena marahnya
2022-03-27
0