Alisa kembali ke mobil, dia sangat sedih dengan apa yang di ucapkan ibunya tadi. Mengusirnya bahkan tidak mau lagi bertemu dengannya. Berubah menjadi cantik dan menjadi model terkenal tidak membuat ibu Rosi simpati atau bangga, bahkan dia masih membandingkan Alena yang masih tetap cantik.
"Ada apa?" tanya Raya pada Alisa yang datang dengan wajah sedih.
"Mama tidak pernah menginginkanku sejak dulu, meski pun aku sudah berubah lebih cantik bahkan jadi model terkenal." jawab Alisa lirih.
Raya terdiam, dia menggenggam tangan Alisa agar bisa menenangkan hatinya yang sedang sedih.
"Alisa, jangan di pikirkan. Mungkin mama kamu tidak tahu kalau kamu itu sudah jadi model terkenal." kata Raya mencoba agar Alisa tidak sedih.
"Iya mungkin." jawab Alisa singkat.
"Sudahlah, jangan di pikirkan. Jika kamu memikirkan hal yang tidak penting, karirmu akan terhambat. Coba kamu rasakan, bagaimana orang-orang sekarang memujamu juga mengagumimu. Aku yakin, ada segelintir orang yang iri sama kamu. Kamu sudah mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan, jadi pertahankan Alisa." kata Raya memberi semnagat.
Alisa tersenyum, dia lalu mengangguk dan tersenyum. Saat ini biarkan orang mengagumi dirinya yang cantik, sebentar lagi dia akan tahu Alisa yang cantik akan jadi banyak di kagumi karena cerdas juga.
"Ayo kita liburan, mumpung hari ini libur dari jadwal syuting." ajak Raya.
"Lets go." sahut Alisa dengan senang hati.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, mereka akan berlibur ke pantai menyegarkan pikiran dan hati Alisa yang tadi berubah buruk karena memikirkan ibunya yang masib bersikap seperti dulu.
_
Richard kini semakin ingin menemui Alisa, dia mencoba mendekati Alisa namun tidak bisa karena Alisa semakin sibuk dengan pekerjaannya jadi model.
Pagi ini, rencananya Richard akan menemui Alisa sebelum jam kuliah masuk. Dia menunggu Alisa di parkiran seperti dulu Alisa menunggunya untuk bicara dengannya, tapi dia tidak menggubrisnya.
Ada rasa menyesal Richard mengacuhkan Alisa, meski dulu dia juga sudah menaruh hati pada Alisa. Tapi karena rasa gengsinya dan juga hasutan Alena membuat dia mengacuhkan Alisa.
Nyatanya sekarang Alisa jadi model terkenal dan untuk mendapatkan waktu bicara dengannya jadi susah. Baiklah, Richard sekarang akan menunggu dengan sabat. Demi mendapatkan waktu bicara dengan Alisa, karena banyak sekali pertanyaan pada Alisa.
Jam sudah memasuki pukul delapan dua puluh menit, Ruchard masih menunggu Alisa di parkiran. Tak lupa juga dia bawa gelang yang menjadi saksi bahwa itu adalah pemilik gadis yang menolongnya.
Hingga sampai jam sembilan pagi, Alisa tidak juga datang dengan mobilnya. Tidak sabar Richard menunggu, akhirnya dia mendatangi kelas Alisa dan Raya. Sampai di kelas, Richard tidak melihat Alisa ikut perkuliahan hari ini.
"Lo cari siapa?" tanya teman sekelasnya yang baru saja datang.
"Gue cari Alisa dan Raya." jawab Richard masih memperhatikan kelas Alisa.
"Tadi mobil Alisa ada di parkiran, mungkin dia baru datang." kata temannya memberi tahu.
Richard menatap temannya itu tidak percaya, wajah senang terlihat jelas.
"Lo yakin mobil Alisa sudah ada di parkiran?" tanya Richard.
"Iya, gue yakin. Tapi gue ngga yakin kalau Alisa ada di mobil itu, heheh.." kata temannya sambil berlalu.
Richard melotot kesal sambil mengumpat.
"Sialan lo, informasi belum jelas lo kasih tahu gue." kata Richard.
Lalu dia menuju parikiran lagi, berharap memang Alisa datang ke kampus. Dengan berlari Richard segera ke parkiran, mencari mobil Alisa yang biasa di pakai. Tapi sayang dia melihat mobil Alisa keluar lagi, dia melihat sekeliling barangkali Alisa atau Raya datang. Setidaknya jika Alisa sibuk melakukan pemotretan atau syuting, dia bisa bertemu dengan Raya.
Dan lagi-lagi Richard harus sabar, mungkin tadi mobil Alisa datang. Tapi kemana Alisa?
"Ck, di kelasnya tidak ada. Kemana dia?" gumam Richard.
Akhirnya Richard kembali ke kelasnya, hanya satu mata kuliah saja hari ini. Setelah selesai dia akan kembali lagi ke kantornya, menyiapkan meeting dengan para pegawainya di akhir bulan ini.
_
Berkali-kali Richard mencari Alisa dan Raya di kampus, namun dia tidak juga bertemu. Dia tahu Alisa sudah tidak tinggal lagi dengan Alena dan ibunuy, Alisa kini punya rumah sendiri. Namun Richard tidak tahu di mana rumahnya sekarang.
"Jo, kamu cari tahu tentang model Alisa pendatang baru yang sedang naik daun." kata Richard.
Dia malas harus mencari Alisa di kampus, sepertinya Alisa tidak lagi ke kampus. Atau memang Alisa pindah kampus? Pikir Richard.
"Untuk apa tuan?" tanya Jo heran.
"Aku ada urusan dengan dia, aku ingin tanya tentang kebakaran waktu sepuluh tahun silam." jawab Richard.
Jo sepertinya melihat bosnya sedang jatuh cinta, tapi benarkah hanya ingin tahu kebenaran kejadian itu. Jo pikir Richard sudah menemukan gadis yang telah menolongnya dulu.
"Mengenai apanya tuan? Karirnya atau pribadinya?" tanya Jo lagi.
"Semuanya Jo, aku ingin mengetahui semuanya." kata Richard tidak sabar.
"Baik tuan, saya akan cari tahu." jawab Jo yang takut melihat tatapan tajam bosnya itu.
"Besok kamu harus mendapatkan informasinya, dan jangan lupa hubungi asistennnya kalau aku ingin bertemu dengan Alisa." kata Richard lagi.
"Nona Raya asistennya?" tanya Jo.
"Iya, kamu tahu banyak ya tentang mereka?" cibir Richard pada asistennya itu.
Jo tersenyum, dia lalu mengangguk dan pergi dari hadapan Richard untuk menyuruh orang kepercayaannya mencari tahu di mana rumah Alisa dan bertemu dengan asistennya Raya.
_
Semakin hari dan semakin banyak saja job yang di terima Alisa untuk sebuah iklan atau endorse makanan atau pakaian serta perhiasan. Kelincahan dan bakat Alisa di bidang modeling tidak di ragukan lagi, apa lagi cara bicaranya di depan kamera dan gaya dan aktingnya sungguh membuat para produser dan juga sutradara semakin memuji Alisa.
Dan Jo sengaja datang ke agensi tempat bernaung Alisa mengembangkan karirnya sebagai model. Dia juga menanyakan apakah model Alisa ada jadwal pemotretan di kantor agensi. Karena dia di tugaskan oleh Richard untuk mencari tahu apa pun tentang Alisa dan Raya asistennya.
"Jadi Alisa tidak ada pemotretan di kantor ini?" tanya Jo pada resepsionis.
"Tidak pak, sekarang bagiannya di outdor." jawab resepsionis.
Jo menarik nafas panjang, dengan tenang Jo masih mengajak ngobrol resepsionis itu.
"Apakah anda punya nomor ponsel Alisa?" tanya Jo lagi.
"Waah, kalau nomor ponsel model di sini sangat di rahasiakan. Mungkin nomor asistennya atau managernya bisa kok." jawab si resepsionis itu lagi.
"Ya udah, ngga apa-apa nomor asistennya juga. Raya kan?"
"Iya, nona Raya itu asistennya model Alisa. Tapi tuan tidak akan menghubungi nona Raya sembarangan kan? Soalnya nona Raya memperbolehkan nomornya di berikan kalau menyangkut kerja sama atau pemakaian jasa model Alisa."
"Emm, saya teman satu kampusnya. Raya itu teman dekat saya, jadi tolong berikan nomor ponselnya." pinta Jo terpaksa berbohong, demi mendapatkan nomor ponsel Raya untuk sang bosnya.
"Baiklah, dan ini kartu nama nona Raya."
Jo menerima kartu nama Raya dan tertera di sana nomor berjumlah dua belas, jadi itu nomor ponsel.
Setelah mengucapkan terima kasih, Jo pun keluar dari kantor agensi tersebut dan segera menghubungi Richard bahwa dia sudah mendapatkan informasi dan nomor ponsel Raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rozh
hohohoho. makanya dulu jangan sia² kan hanya karena gengsi Richard... skrg susah kan cari²
2022-04-22
1
Rozh
menunggu dengan sabar. typo dikit kak... hihihi
2022-04-22
0
Zully
jatuh cinta ko richard
2022-03-27
1