Alisa masih penasaran dengan Richard, dia ingin menceritakan kejadian itu padanya. Tapi Richard sepertinya tidak akan percaya padanya, dia juga masih membencinya.
Nafas Alisa di buang kasar, dia lalu duduk sambil melamun. Sebenarnya memang bukan urusannya, tapi dia adalah saksi kunci di mana kebakaran pabrik itu berlangsung. Dia juga melihat siapa yang membawa dirigen bensin yang di taburkan ke belekang dengan gardu aliran listrik pabrik.
Sehingga kebakaran itu di kiran adalah akibat konslerting listrik. Alisa tahu orang itu.
"Alisa, kenapa kamu melamun?" tanya Raya ketika jam mata kuliah sudah selesai.
"Aku sedang bingung, tapi ngga tahu harus bagaimana." jawab Alisa.
"Bingung kenapa?" tanya Raya.
"Kamu ingat ketika kemarin Richard bilang dia mencari gadis yang mempunyai gelang yang sama dengannya. Dia juga mencari gadis penolongnya." kaya Alisa.
Raya mengerutkan dahinya, dia tidak mengerti apa yang di ucapkan Alisa.
"Alisa, aku ngga ngerti cerita kamu. Kamu cerita dari awal biar aku paham." kata Raya.
Lalu Alisa menceritakan apa yang di alaminya sewaktu kecil sampai sekarang dia di perlakukan tidak adil. Sejak kebakaran itu dan membuatd wajahnya cacat rasa benci ibunya bertambah. Dia bisa saja di lakukan perawatan pada waktu itu, namun ayahnya lumpuh sampai meninggal.
Dan laki-laki remaja yang dulu dia tolong pada saat kebakaran itu adalah Richard.
"Terus kamu udah kasih tahu Richard?"
"Belum."
"Kasih tahu dia, jangan sampai Alena mencari kesempatan. Richard pasti mengira kalau Alena adalah gadis itu."
"Iya, dia mengira seperti itu."
"Ceritakan kejadian kebakaran itu, pasti dia juga mikir nantinya."
Alisa diam, benar juga apa yang di katakan Raya.
"Emm, besok aku akan beritahu dia tentang kebajaran itu."
Lalu keduanya keluar dari kelas dan pulang bersama. Karena rencananya sore ini seperti biasa Raya membawa Alisa ke salon. Sudah dua minggu Raya dan Alisa tidak pergi ke salon.
_
Seperti kemarin, Alisa menunggu Richard datang di parkiran yang biasa dia parkirkan mobilnya. Dan mobil Richard pun datang, dalam mobil dia kesal kenapa Alisa menunggunya seperti kemarin, dia mendengus kasar.
Richard keluar dari mobilnya dan Alisa mendekat. Richard berdiri di depan Alisa, meski jantungnya berdetak cepat. Namun dia ingat ucapan Alena.
"Kamu mau apa?" tanya Richard.
"Aku mau kasih tahu tentang kebakaran waktu sepuluh tahun lalu dan..." ucap Alisa menggantung.
"Dan apa?"
"Gelang itu." jawab Alisa lirih.
Richard melirik gelang yang masih dia pakai, lalu menatap sinis Alisa.
"Kenapa dengan gelang ini?" tanya Richard lagi.
"Bisa tidak kita bicaranya sambil duduk?" pinta Alisa.
"Aku harus masuk kelas, ngga ada waktu buat ngobrol sama kamu." kata Richard ketus.
"Richard tunggu, kamu tahu gelang itu adalah milikku. Dan aku tahu kebakaran pabrik sepuluh tahun lalu." kata Alisa.
Dia hanya berusaha memberitahu Richard, tapi Richard tidak mau mendengarkannya. Dia terus melangkah pergi tanpa menghiraukan ucapan Alisa.
"Saat itu kamu terjatuh karena di dorong oleh laki-laki tua yang menjauhkanmu dari api." teriak Alisa.
Tapi Richard terus saja melangkah pergi, dia masuk kedalam kelas dengan masih keadaan emosi. Mendengus kasar nafasnya. Dan tak berapa lama, dosen masuk untuk memulai mata kuliah yang di ampunya.
Pikiran Richard masih mengingat teriakan Alisa itu. Apakah Alisa tahu banyak tentang peristiwa kebakaran itu?
Semakin di pikirkan, Richard semakin penasaran dengan Alisa. Dia menatap gelang yang di pakainya, memegangnya dan memainkannya. Menarik nafas panjang.
tring
Pesan singkat dari Jo, asistennya.
'Tuan Richard, paman anda datang meminta laporan keuangan pabrik di kota B.'
Begitu pesan singkat dari Jo, karena dia tahu bosnya sedang ada kuliah di jam.
Richard kembali membuang nafas kasar, selalu saja pamannya itu meminta laporan keuangan pabrik. Dia pikir pabrik itu miliknya, Richard pasti menduga sesudah meminta laporan keuangan pamannya itu akan minta uang pabrik. Alasannya pasti membeli akomodasi untuk pabrik.
Setiap dua bulan sekali pamannya meminta laporan keuangan dan ujung-ujungnya minta uang juga. Meski pun pabrik di awasi oleh pamannya, tapi masalah keuangan pabrik ada di perusahaan Richard.
'Berikan saja, aku ingin tahu alasan apa lagi dia meminta uang nantinya.' jawab Richard di pesan singkatnya.
'Baik tuan.' jawab Jo.
Richard memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Pikirannya kini bercabang, memikirkan apa yang di ucapkan Alisa dan juga pamannya yang meminta laporan keuangan.
Materi kuliah pun selesai, hanya satu mata kuliah yang pelajari hari ini. Richard keluar, dia ingin mencari Alisa ke kelasnya. Tapi jam kuliah masih berlangsung, jadi Richard akan menunggu di kantin sembari ngopi atau memebeli sesuatu di sana.
Tak lupa laptop dia bawa untuk melihat perkembangan sahan miliknya juga perkembangan perusahaannya yang sekarang Jo yaang mengawasinya.
Dua jam Richard menunggu sambil membuka laptopnya, hingga dia lupa akan menemui Alisa untuk menanyakan tentang kenjadian kebakaran dulu.
"Hai Richard?" sapa Alena langsung duduk di depan Richard.
Richard menoleh ke arah Alena, wajah Richard biasa saja. Dia meneruskan pekerjaannya melalui laptopnya.
"Kamu sedang apa?" tanya Alena.
"Lo ngga lihat gue sedang apa?" jawab Richard datar.
Alena melongok ke arah laptop Richard yang sedang melongo, dia tidak mengerti tampilan di layar monitor laptop yang banyak sekali angka-angka juga statistik di sana.
"Aku ngga ngerti yang ada di laptopmu." jawab Alena.
"Berarti lo diam, jangan banyak tanya gue sedang apa." kata Richard.
Dia masih mengetikkan di laptopnya dengan cepat, sepertinya Richard sedang memperbaiki laporan yang di kirim oleh pegawainya melalui emailnya.
"Halo Jo, kamu periksa laporan dari bagian administrasi. Di saja aku menemukan kejanggalan data perusahaan." kata Richard setelah dia melihat laporan ada kejanggalan.
"Baik tuan, tadi juga ada yang melaporkan dari bagian administrasi kalau datanya ada yang bocor." jawab Jo di seberang sana.
"Telusuri terus kenapa bisa bocor datanya. Kamu temukan pelakunya, nanti aku pengen bicara padanya." kata Richard lagi.
Alena yang mendengarkan percakapan Richard dengan asistennya itu hanya bisa diam saja.
Dan sambungan terputus, Richard kembali memasukkan ponselnya lagi ke dalam saku celananya.
_
Sengaja kini Richard yang menunggu Alisa pulangnya di parkiran, karena tadi dia tidak menemukan Alisa dengan Raya.
Richard bertanya pada teman kelas yang lewat kalau kelas Alisa sudah selesai belum. Dan jawaban laki-laki yang melihat Richard pun sampai kaget juga karena Richard mencari Alisa.
"Eh, kelas Alisa udah bubar ya?" tanya Richard.
Dia tidak peduli tatapan aneh dari laki-laki itu. Tapi dia menggeleng saja sambil berlalu.
Richard pun malas untuk pergi ke kelas, dia akan menunggu Alisa di parkiran untuk menanyakan tentang kebakaran waktu itu padanya.
_
_
_
**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Dulmin
mau apa?
2022-03-25
1
Zully
richard
2022-03-25
1