Richard pun mendekat pada Alena, dia ingin bertanya kenapa dia juga mempunyai gelang yang sama dengannya.
"Alena, lo punya gelang yang gue punya ternyata." kata Richard.
Dia ingin mencari tahu, dari mana gelang yang dia pakai.
"Oh, ini sama ya kita?" tanya Alena sambil melirik gelang yang di pergelangan tangab Richard.
Richard masih penasaran, dia kembali bertanya pada Alena tentang gelang itu.
"Kamu punya gelang itu?"
"Iya, ini punyaku. Memangnya kenapa?" tanya Apena heran.
"Emm, gue punya kisah dengan gelang ini. Dengan gelang ini aku bisa menemukan siapa yang pernag menolongku dulu." kata Richard berubah dengan lembut pada Alena.
Dia menatap Alena dengan lembut pula, membuat Alena salanh tingkah. Ada apa dengaj Richard?
"Kamu punya kisah dengan gelang lo? Bagaimana?" tanya Alena semakin penasaran.
"Ayo kita ke kantin saja, gue akan ceritakan tentang gelang itu kenapa sangat berharga sekali buat gue." jawab Richard.
Tentu saja Alena mau, dia senang akhirnya Richard mau mengajaknya duduk atau pergi ke kantin dengannya. Ini kesempatan langka, pikir Alena.
Mereka berdua berjalan beriringan, Richard yang tadinya bersikap ketus dan dingin pada Alena berubah. Dia berharap Alena mau menceritakannya juga tentang gelangnya.
Semua menatap kedua orang tersebut yang berjalan menuju kantin. Rasa tak percaya Alena berjalam berdua dengan Richard, Alena sangat bangga berjalan berdua dengan Richard.
Sampai di kantin, Richard dan Alena duduk di bangku kosong. Semua yang ada di kantin juga merasa aneh, biasanya Richard jarang ke kantin. Apa lagi dengan mahasiswa, tapi sekarang dia duduk dengan Alena?
Mata Alena berkeliling, melihat semua menatapnya kagum bisa duduk berdua dengan Richard. Dagu Alena di angkat sedikit, menandakan kalau dia bangga dan senang orang-orang menatapnya iri bisa duduk dengan Richard di kampus. Dan sudah pasti akan ei bayari makanannya.
Bisik-bisik mulai berbunyi, Richard dan Alena tidak peduli. Richard hanya ingin tanya sama Alena kenapa dia punya gelang yang sama dengannya.
"Coba ceritakan kenapa kamu punya gelang itu, Alena." kata Richard.
"Emm, gelang ini di berikan papaku sewaktu kecil. Ada dua sebenarnya, dan itu punya.." Alena berhenti ketika Raya dan Alisa masuk ke dalam kantin juga.
Dia menatap tajam pada kedua orang yang dia benci, terutama Alisa.
Alisa dan Raya juga balik menatap Alena, bergantian menatap Richard yang masih memunggu cerita Alena.
Mereka dduuk tidak jauh dari tempat duduk Richard dan Alena, karena tempat itu yang kosong. Alena mendengus kesal, kenapa Alisa masuk juga ke kantin. Dia khawatir Richard akan kembali menatap Alisa lagi dengan tatapan kagum dan memujinya.
"Alena, apa gelang itu ada dua?" tanya Richard masih penasaran.
"Iya, ada dua." jawab Alena asal karena matanya masih menatap tajam Alisa.
"Oh, ternyata kamu ya yang dulu menolongku sewaktu di pabrik. Aku selalu ingin bertemu sama pemilik gelang ini. Alena, kamu yang menolongku saat itu. Terima kasih Alena." ucap Richard pada Alena dengan suara sedikit keras dan nada bicaranya juga berubah.
Alena yang di ajak bicara seperti itu, tidak merespon ucapan Richard tentang cerita dan rasa terima kasih Richard padanya. Pikirannya masih takut Alisa jadi pusat perhatian Richard, sedangkan dirinya ada di depannya.
Dan Alisa yang mendengar Richard mengucapkan pemilik gelang yang dia pakai pun melihat gelang di pergelangan tangan Richard.
Deg
Dia terkejut, matanya menatap tajam pada gelang di lengan Richard. Alisa memperhatikan gelang itu, itu adalah gelangku. Pikir Alisa.
Dia pun menatap Richard yang masih berbicara dengan Alena.
Apakah dia laki-laki yang pernah aku tolong? pikir Alisa masih menatap pada Richard dan gelang yang di pakainya.
"Apa yang lo katakan, Richard?" tanya Alena yang kini sudah mulai memperhatikan Richard lagi.
"Ya, aku mencari penolongku yang waktu kebakaran itu. Dan pemilik gelangnya dan bersamaku." kata Richard.
"Ooh, eh itu. Hahah, memang benar gelang itu milikku." kata Alena gugup.
Dia kembali menatap gelang di lengan Richard dan dirinya. Alena pun tersenyum, pikiran buruknya dia akan terus berdekatan dengan Richard karena gelang itu.
Meski tidak mengerti apa yang di ucapkan Richard, dia hanya mengangguk saja.
Dan di sebelah Richard dan Alena, Alisa masih berpikir. Dia menunduk dan kembali menatap Richard. Memang ada kemiripan wajah laki-laki yang dia tolong, tapi sedikit. Karena dia sendiri waktu itu tidak melihat jelas wajah laki-laki yang dia tolong.
"Alisa, apa yang kamu pikirkan?" tanya Raya heran karena sejak tadi Alisa menatap Richard dan kembali diam.
"Emm, aku memikirkan sesuatu. Tapi tidak enak jika di sini. Nanti di kira aku mencari-cari kesempatan dalam kesempitan." jawab Alisa.
"Emm, baiklah nanti kamu ceritakan ya sama aku apa yang kamu pikirkan." kata Raya tersenyum.
"Iya, karena ini menyangkut kisah wajahku juga." jawab Alisa membuat Raya penasaran.
Ya, Alisa belum pernah menceritakan tentang wajahnya yang cacat. Sedangkan dia yakin wajah Alisa itu cantik awalnya, karena cacat jadi berubah jelek dan hitam.
_
Setelah kejadian di kantin itu, Alisa ingin menemui Richard. Dia ingin memberitahu kalau dialah yang menolongnya waktu itu, dan masalah gelang itu adalah miliknya.
Alisa berangkat kuliah lebih pagi, dia sengaja menunggu di parkiran di mana biasanya Richard memarkirkan mobilnya. Dan benar saja, mobil Richard memasuki parkiran kampus dan berhenti tepat di sisi Alisa yang sedang berdiri menunggunya.
Richard turun dari mobilnya, dia heran kenapa Alisa ada di parkiran.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Richard yang ketus.
Sejak di hasut Alena, Richard kembali ketus bicara pada Alisa. Meski tidak membulynya lagi. Sebenarnya Richard masih suka menatap Alisa diam-diam, tapi mengingat ucapan Alena yang mengatakan Alisa adalah simpanan om-om dia kesal pada Alisa.
"Aku mau tanya, gelang itu kamu dapatkan dari mana?" tanya Alisa menatap gelang yang di pakai Richard.
Richard ikut menatap gelangnya dan beralih pada Alisa. Heran.
"Kenapa?"
"Ya, kamu bilang sedang mencari penolongmu waktu kebakaran di pabrik itu. Dan mencari pemilik gelangnya, mau apa dengan pemilik gelang itu?"
"Aku sudah menemukan pemiliknya, jadi kamu tidak usah mencari tahu siapa penolongku waktu itu." kata Richard ketus.
"Jadi benar, kamu adalah laki-laki remaja yang di dorong oleh ayahnya untuk keluar dari pabrik itu?" tanya Alisa mengingatkan kejadian waktu itu.
Richard diam, dia menatap tajam pada Alisa. Senyumnya mengembang sinis.
"Yang menolongku waktu itu adalah pemilik gelang ini. Dan dia mempunyai dua gelang, gelang itu ada padanya dan satunya aku pakai ini. Ternyata yang memiliki gelang satunya adalah Alena, sudah pasti dia yang menolongku waktu itu. Dan kamu? apa? gadis bayaran dengan wajah ingin cantik, tapi mendapatkannya dengan cara kotor." ucap Richar dengan ketus.
Lalu dia pergi meninggalkan Alisa yang masih tidak mengerti ucapan Richard baru saja. Pikirannya masih ke masa di mana dia pernah menolong seorang laki-laki remaja yang menangis dan ketakutan pada kejadian kebakaran itu.
"Jadi, Richard laki-laki yang pernah aku tolong itu?" gumam Alisa menatap kepergian Richard tidak percaya.
Buku yang dia pegang erat hampir merosot, dan Alisa pun menghela nafas panjang.
"Akulah yang menolongmu Richard, akulah malaikat penolongmu waktu itu dan pemilik gelangnya." masih dengan gumaman kecil Alisa melangkah pergi menuju kelasnya.
_
_
_
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rozh
kasihan alsya........
2022-04-20
1
Nur Aeni
kok ngga ngeh sih Richard klo alisa tahu banyak tentang kebakaran itu..
2022-03-25
2