Ibu Rosi masih menatap Alisa dengan tajam, dia terus memperhatikan apa yang di pakai Alisa. Dia mendekat, memperhatikan kalung yang di pakai Alisa.
"Ini kalung mahal, kamu mempunyai kalung mahal itu dari mana Alisa?" tanya ibu Rosi.
"Sudah aku bilang, ini punya teman ma." jawab Alisa memegang kalung itu dengan erat.
Dia takut ibunya akan mengambilnya, dia lupa mengembalikan kalung itu pada Raya.
"Heh, teman? Teman siapa? Setahu mama kamu tidak punya teman, apa lagi memberikan kalung semahal itu." kata ibu Rosi lagi.
"Teman dia cuma Raya ma, gadis itu yang membantu si jelek ini pergi ke salon. Tapi aku yakin dia hanya meminjamkan saja." kata Alena masih sengit menatap Alisa.
"Raya? Raya siapa?" tanya ibu Rosi pada Alena.
"Sudahlah ma, lebih baik usir saja si Alisa ini. Dia tidak berguna juga di rumah ini." ucap Alena lagi.
"Biarkan saja, dia malam ini harus mencuci piring dan juga mengepel lantai atas. Mama tidak suka lantai kotor di atas. Alisa cepat kamu ganti bajunya dan juga cuci piring." kata ibu Rosi.
Alisa lega, dia pun mengangguk. Setidaknya kalung yang dia pakai tidak di ambil oleh ibunya, karena itu milik Raya. Lusa dia akan kembalikan ketika nanti bertemu di kampus.
Alisa pun pergi dari hadapan Alena dan ibu Rosi. Dia masuk ke dalam kamarnya yang ada di dekat dengan dapur paling ujung. Tepatnya itu gudang yang di sulap olehnya untuk di jadikan kamarnya.
Ibu Rosi menyuruhnya tidur di gudang belakang, karena dia kesal pada Alisa yang telah memecahkan pot bunga kesayangannya.
Setelah berganti pakaian, Alisa pergi ke dapur. Sebenarnya dia lapar, tapi dia akan mencuci piring lebih dulu. Baru selesai dia akan makan terlebih dulu sebelum nanti mengepel lantai atas.
_
Alena menunggu Alisa bangun di pagi ini, rupanya sejak tadi malam Alena belum puas dengan perlakuan ibunya pada Alisa.
Ketika Alisa keluar dari kamarnya, Alena sudah berdiri di depan pintu Alisa sambil memegang gayung berisi air. Dan Alisa keluar, air dalam gayung tersebut di guyurkan dengan cepat ke wajah Alisa.
Alisa kaget dengan siraman air ke wajahnya, dia mengusap wajahnya dan menatap Alena tajam. Dia kesal dan membentak Alena.
"Alena, kenapa kamu mengguyur air ke wajahku?" tanya Alisa pada Alena.
"Heh, untuk memastikan jika wajah jelekmu itu masih tetap sama seperti biasanya. Tapi nyatanya kamu memang jelek dan cacat. Gadis tidak tahu diri, seharusnya mama mengusirmu dari rumah ini. Aku benci sama kamu Alisa!" teriak Alena.
Entah kenapa sejak semalam, Alena selalu marah dan kesal pada Alisa. Dia selalu ingin menyiksa Alisa.
"Apa alasananya kamu membenciku? Aku saudaramu, tapi perlakuanmu padaku selalu tidak baik." ucap Alisa.
Dia berusaha melawan perlakuan Alena padanya.
"Jangan mimpi kamu bisa melawanku Alisa, kamu perempuan jelek dan membuat aku sial. Aku benci sama kamu!" teriak Alena.
"Kalau kamu benci sama aku, sebaiknya jangan dekat denganku." teriak Alisa mulai berani membentak Alena.
"Kamu berani membentakku, hah?!" teriak Alena sambil mendorong Alisa masuk ke dalam.
"Apa lagi ini? Kenapa selalu saja kamu membuat kakakmu marah Alisa." kata ibu Rosi membela anak kesayangannya.
"Alena yang memulai ma, dia menyiram wajahku dengan air." jawab Alisa.
"Kamu terlambat bangun pagi?" tanya ibu Rosi.
"Meski pun terlambat bangun, tapi pekerjaanku selesai semua sejak tadi malam ma." jawab Alisa membela diri.
"Tetap saja kamu terlambat bangun, makanya aku siram kamu dengan air agar kamu tahu kalau sekarang waktunya membuat sarapan untukku, aku lapar." ucap Alena.
Alisa mendengus kesal, wajahnya yang sekarang lebih bersih dan putih mulus tampak jelas terlihat berbeda di mata Alena. Dan itu semakin membuat Alena kesal Ingin dia mencakar wajah Alisa.
"Cepat kamu buatkan sarapan untuk Alena." kata ibu Rosi.
"Iya ma." ucap Alisa.
Dia lalu masuk ke dalam kamarnya lagi untuk mengganti bajunya yang basah karena siraman air tadi.
_
Kuliah sudah mulai aktif lagi setelah libur dua hari sejak malam pengukuhan ketua BEM baru itu. Alisa juga sudah mulai kuliah, pun juga Alena. Mereka berangkat ke kampus dengan berbeda kendaraan.
Alisa naik angkot sedangkan Alena naik mobil pribadinya. Alena yang selalu ingin menang sendiri dan tidak mau berbagi dengan adiknya. Dia sebenarnya malu mempunyai adik cacat seperti Alisa sejak dulu.
Dia selalu menjauh, bahkan kadang dia selalu mengerjai Alisa.
Dan Alisa sekarang lebih fokus pada kuliahnya, walaupun sejak malam itu Richard sekarang tidak pernah lagi mengerjai atau meledek Alisa. Dia bahkan secara sembunyi-sembunyi sering menatap Alisa dari jauh.
Wajah Alisa yang mulai terawat dan mulus, membuatnya banyak yang mau menyapanya. Tapi bagi Alena dan gengnya, Bela dan Santi selalu saja membulynya. Bahkan kerap kali jika Alisa pulang sendiri di pintu gerbang kampus kadang Santi menarik Alisa dan di bawa ke belakang gedung kampus.
Di sana Alisa di aniaya oleh Bela, Santi juga tidak ketinggalan Alena. Mereka sering juga menampar dan berkata kasar pada Alisa.
Mulanya Alisa diam saja, tapi dia kesal kenapa Alena dan teman-temannya terus saja mengolok bahkan suka menganiayanya.Kejadian itu sering terjadi di saat Alisa sedang sendiri.
Alisa kini berani melawan, dia sering menangkis tamparan Bela di pipinya. Atau bahkan Alena yang memukulnya.
"Kamu tidak bisa terus menerus memukulku Alena, apa salahku?" tanya Alisa kesal.
"Salahmu adalah membuat Richard jauh dariku. Aku benci sama kamu, Alisa."
"Itu bukan salahku, aku juga tidak peduli sama dia."
"Tapi dia diam-diam suka memperhatikanmu. Dan itu membuatku marah sama kamu, lebih baik kamu pergi dari kampus ini." kata Alena kembali memukul Alisa.
Dan Sebelum tangannya menempel di pipi Alisa, tangan Raya menarik tangan Alena dengan kasar. Mata tajamnya membuat Alena takut pada Raya.
"Kamu masih belum puas juga menyiksa adikmu hah?!" tanya Raya dengan keras.
"Apa urusanmu Raya? Dia saudaraku, jadi jangan ikut campur masalahku dengan gadis cacat ini."
"Alisa, aku sudah katakan sama kamu. Lawan kakak brengsekmu ini, dia hanya bisa menggertak saja. Bila perlu balas dia dengan mengguyur wajahnya itu dengan air comberan." ucap Raya pada Alisa.
Alisa diam, dia sebenarnya melawan tadi, tapi kedua sahabat Alena selalu saja menjaganya agar Alisa tidak bisa melawan.
"Kedua temannya ini yang membuat aku tidak bisa berkutik. Tapi baiklah, terima kasih atas saranmu Raya. Mulai sekarang aku akan melawan pada kakak kejam ini." kata Alisa.
"Bagus, maaf kalau aku tidak bisa bersama kamu terus. Tapi setidaknya, lawan dia agar kamu jangan tertindas terus."
"Tentu saja, aku ingin berubah jadi perempuan pemberani juga cantik. Agar semua orang tidak menindasku seperti mereka." kata Alisa lagi.
"Ayo kita pergi dari tempat ini. Biarkan mereka seperti itu, kita lihat apakah dia masih berani berbuat seenaknya saja sama kamu."
Setelah berbicara seperti itu, Alisa dan Raya pergi meninggalkan Alena dan kedua temannya. Alena mendengus kesal, dia benar-benar marah.
Entahlah, Alena seperti kesetanan jika melihat Alisa yang semakin hari semakin cantik saja.
"Di kampus kamu ada pembelanya Alisa, tapi di rumah. Kamu akan aku buat cacat lagi wajahmu, awas aja kamu Alisa." ucap Alena.
Santi dan Bela hanya mencibirkan mulutnya, bukan meledek Alena. Tapi Alena malah beranggapan salah.
"Kalian meledekku?" tanya Alena kesal.
"Hei, siapa yang meledek?"
"Mulut kalian yang meledek gue."
"Sudahlah, ayo kita pergi. Gue lapar."
Lalu ketiganya pergi dari tempat itu menuju kantin untuk mencari makan siang.
Sedangkan Alisa dengan Raya kini ada di dalam kelas. Raya kasihan sekali sama Alisa, dia membayangkan jika di rumah pasti Alena lebih berkuasa pada Alisa.
"Lo harus bisa melawan, Alisa. Dia seenaknya aja sama kamu, belum lagi itu dua temannya. Tapi kamu jangan takut, di kampus aku akan selalu membantumu." kata Raya.
"Iya terima kasih ya. Aku juga berusaha melawan tadi, tapi dua temannya itu selalu menjaga tanganku." jawab Alisa.
"Lalu, kalau di rumah apa ibumu tidak membantumu?"
"Mereka sama saja, kadang aku lelah. Tapi mau tinggal di mana jika aku pergi dari rumah itu."
"Aku akan cari kontrakan untukmu, dan kamu sementara bisa bekerja di rumahku. Nanti aku bayar." kata Raya dengan antusias.
"Emm, boleh aku pikirkan dulu?"
"Ya, kamu boleh memikirkan dulu."
Keduanya kini kembali belajar tentang materi selanjutnya yang akan masuk beberapa menit lagi.
_
_
_
***************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ruby Jane
terlalu lemah.. mls kali apalgi bakal jodph sama ricard.. iyuuhhh
2024-05-22
0
Rozh
hmmmm
2022-04-20
1
Nur Aeni
kurang greget alisa melawannya..
2022-03-21
1