Raya Affandi adalah teman Alisa satu kampus satu kelas, dia yang mau berteman dengan Alisa. Tak pernah menjauh dan mau belajar bersama dengan Alisa.
Sebaliknya, Raya bahkan membenci Alena yang terlalu sombong dengan kecantikannya. Jika Alisa tidak cacat dan sebagian wajahnya hitam, Alisa juga sebenarnya cantik.
Mungkin lingkungannya atau bahkan keluarganya yang tidak memperlakukannya tidak adil. Sehingga Alisa selalu tampak jelek dan terlihat cuek dengan penampilannya.
Alisa tidak bisa berdandan, dia hanya bisa menyisir rambutnya yang lurus dan sedikit polesan bedak tipis. Itu pun yang dia punya hanya bedak bayi.
Mana bisa cantik hanya memakai bedak bayi dengan wajah hitam dan jelek.
"Alisa, kamu mau ngga aku rubah jadi cantik?" tanya Raya ketika mereka sedang berdua di dalam kelas.
"Mau cantik mau jelek, tetap saja aku ngga ada yang suka, Ray." katq Alisa.
"Di coba dulu. Aku akan bantu kalau kamu mau, percaya deh kamu itu sebenarnya cantik kalau di make up yang bagus. Lagi pula rambutmu itu bagus banget, hitam lurus. Pasti jika kamu merubah diri banyak yang melirik sama kamu. Alena aja menurutku dia kalah cantik sama kamu." kata Raya meyakinkan Alisa.
Alisa diam, dia menimbang ucapan sahabatnya Raya.
"Aku tidak punya uang untuk pergi ke salon." kata Alisa.
"Kamu mau ke salon?" tanya Raya lagi.
"Kan sudah aku bilang, aku tidak punya uang untuk pergi ke salon. Uangku cukup untuk pulang pergi kuliah aja." jawab Alisa lagi.
"Emm, jangan khawatir. Kamu aku bayarin, yang penting kamu mau berubah. Aku yakin semua mata terpana melihat perubahanmu." kata Raya lagi meyakinkan Alisa.
"Kalau ke salon itu kan membutuhkan biaya banyak?"
"Kamu percaya ngga sama aku?" tanya Raya.
"Memangnya kamu mau membiayaiku pergi ke salon?" tanya Alisa ragu.
"Ya, aku ingin kamu pergi ke salon. Dan jangan khawatirkan soal biaya, asal kamu mau pergi ke salon denganku." jawab Raya penuh keyakinan.
"Ya, aku mau." jawab Alisa dengan mantap.
"Oke, nanti pulang dari kampus kita langsung ke salon. Perawatan tubuh dan wajah aja dulu, nanti setelah itu rutin setiap minggu kita pergi ke salon." kata Raya lagi.
"Tapi jika tiap minggu ke salon kecantikan, apa itu tidak membuat uangmu habis?"
"Jangan khawatir, uangku banyak. Aku bingung mau menghabiskan uangku, heheh." jawab Raya bercanda.
Alisa hanya tersenyum saja, dia sangat berterima kasih pada Raya. Dia juga tidak menyangka Raya mau membuang uangnya untuk perawatan kecantikan ke salon demi dirinya. Itu sesuatu yabg jarang terjadi pada anak orang kaya. Raya memang anak orang kaya, tapi dia tidak sombong.
_
Sesuai janjinya, Raya membawa Alisa ke salon kecantikan langganannya. Dia meminta capster itu membantu Alisa menjadi cantik.
"Mis, tolong teman saya ya. Buat dia secantik mungkin." kata Raya pada capster itu yang jenis kelaminnya laki-laki tapi gaya dan bicaranya gemulai.
"Aih, nona Raya tenang saja. Mis akan buat teman anda menjadi cantik. Tapi mis lihat dulu wajahnya si teman anda itu nona." kata capster itu dengan gaya menggodanya.
"Lihat saja wajahnya dulu, setidaknya perbaiki wajahnya agar mulus lagi." kata Raya.
"Oke, nona Raya. Emm, ngomong-ngomong dia siapa?" tanyanya.
"Dia temanku yang perlu pertolongan. Menurutku dia cantik, tapi mungkin karena wajahnya cacat jadi banyak sekali yang mengolok-oloknya."
"Ouh, nona Raya baik sekali pada seorang teman."
"Sudahlah, jangan memujiku. Lebih baik kamu bantu dia untuk lebih cantik lagi." kata Raya lagi.
"Oke nona, anda jangan khawatir. Miss Na akan membuat teman nona itu cwuuantik sedunia, eheheh" kata mis Na dengan tawa cemprengnya.
Membuat Raya dan Alisa menutup telinganya karena bising dengan suara tawanya itu.
_
Satu minggu Alisa menjalankan perawatan kulit terlebih dahulu, dia mandi susu dan juga melakukan spa di salon kecantikan langganan Raya, dia merasa tidak enak pada Raya yang telah membantunya sampai sejauh itu.
"Raya, apa nanti biayanya semakin banyak jika setiap minggu aku datang ke salon itu? Lagi pula perawatannya tidak main-main." kata Alisa merasa tidak enak dengan Raya.
"Ngga apa-apa, aku selalu menggunakan voucher salon. Jika tiga kali perawatan, maka aku akan mendapatkan bonus dari salon langgananku." jawab Raya.
"Terima kasih ya, aku belum bisa membalas kebaikanmu." kata Alisa.
"Nanti, belum saatnya kamu membalas apa yang aku lakukan. Sekarang saatnya kamu berubah jadi cantik dan semua teman akan terpana melihatmu." kata Raya lagi.
Alisa pun cuma bisa diam dan menurut saja apa yang di katakan Raya padanya.
Sejujurnya dia kadang lelah dengan bullyan teman-teman dan kakak kembarnya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, di samping perlaluan ibunya tidak sama dengan kakaknya.
Untuk mendapatkan uang dari ibunya pun harus mengerjakan pekerjaan berat dulu di rumah, baru dia mendapatkan uang jajan atau sekedar membeli perlengkapan kuliah seperti buku-buku pegangan atau alat tulis.
Dalam dua minggu, ada perubahan pada kulit wajah Alisa. Terlihat mulus dan putih, namun luka cacat akibat kebakaran sepuluh tahun lalu belum hilang.
"Nona Raya, luka cacat di wajah Alisa susah hilang meski sudah di beri perawatan." kata miss Na.
"Apakah harus di operasi untuk menipiskan kulit yang cacat itu?" tanya Raya.
"Emm, iya nona. Jadi harus melakukan operasi pembuangan kulit yang cacat itu." kata miss Na lagi.
"Tapi kamu bisa menyamarkannya dengan make up tebal?" tanya Raya lagi.
"Iyq, paling seperti itu. Untuk membuang di salon ini tidak bisa, nona Raya." kata miss Na lagi.
"Ya sudah, samarkan saja dengan make up. Lakukan agar tidak terlalu kentara sekali cacatnya itu." kata Raya lagi.
"Oke nona Raya. Kamu sangat baik sekali sih." kata miss Na menepuk pundak Raya.
"Sudah, pokoknya harus di buat cantik Alisa ya? Aku mengandalkanmu Miss Na."
"Jangan khawatir nona Raya."
Raya mendekat pada Alisa, dia sedang di keramas rambutnya dan nanti sebentar lagi akan di lakukan perawata wajah.
"Alisa, bagaimana menurutmu? Apa kamu merasa sudah lebih baik wajahmu?" tanya Raya.
"Iya, sudah lebih mulus dari sebelumnya. Terima kasih ya?" kata Alisa.
"Tidak masalah, setelah ini kamu harus percaya diri ya. Buktikan kamu juga bisa cantik." kata Raya.
"Iya, sekali lagi terima kasih ya."
Raya hanya tersenyum simpul saja menanggapi ucapan terima kasih Alisa.
Dia sangat puas dengan hasil capster miss Na langganannya.
"Oh ya, lusa ada acara malam pengenalan ketua BEM baru di kampus. Kamu datang ya Alisa?" kata Raya.
"Apa aku harus datang?" tanya Alisa ragu.
Karena dia tahu, malam perkenalan ketua BEM baru itu pasti banyak yang datang, terutama para gadis-gadis mahasiswi untuk lebih mengenal senior dan ajang mendapatkan pacar baru di sana.
"Kamu tenang saja, Alisa. Besok kita pergi ke mall untuk mencari baju yang pantas dan sesuai denganmu. Dan jangan bilang kamu terima kasih lagi." kata Raya mencegah apa yang memang akan di ucapkan Alisa.
Alisa sendiri pun kaget, namun dia menurut saja dengan apa yang akan di lakukan Raya padanya.
_
_
_
😊😊😊😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sari Acho
jadi pngen punya teman baik sperti raya satu aja😂😂
2022-05-12
0
Rozh
raya baik ya
2022-04-20
1
Dulmin
lanjut thor
2022-03-07
1