Setiap hari mendapatkan perlakuan tidak baik dan tersisih, Alisa tetap berangkat kuliah. Dia sendiri kadang terlambat masuk kelas karena di rumah pekerjaannya selalu bertambah dari ibunya.
Peristiwa jatuhnya pot bunga kesayangan ibunya, harus membuat Alisa benar-benar todur di gudang selamanya. Ingin berontak dengan ketidak adilan itu namun Alisa belum bisa.
Hari ini di kampus ada mahasiswa baru, seorang laki-laki tampan juga kaya. Dia pemilik perusahaan besar bernama Armada Jaya Corp. Semua mahasiswa kampus itu tahu, tentang perusahaan besar itu.
Banyak yang bercita-cita masuk ke perusahaan besar itu untuk bekerja di sana.
Richard Anggara Kyle, mahasiswa baru yang masuk di semester tujuh. Hanya meneruskan kuliahnya yang dulu terhenti ketika ayahnya meninggal. Dia sekarang hanya mempunyai ibu saja.
Ketika Richard sampai di kampus dan mendaftar bersama dengan asistennya, hanya mengantar saja. Semua nampak kagum pada Richard, seorang eksekutif muda masih mau belajar di kampus meski hanya untuk mendapatkan gelar saja.
"Nah, pak Richard nanti kelasnya anda bersebalahan dengan kelas semester lima, nanti jika ada mata kuliah salah satu yang anda lulus, anda bisa masuk ke kelas semester lima." kata di bagian administrasi mahasiswa itu.
Richard hanya mengangguk saja, dia menerima masuk di kelas mana saja. Yang terpenting satu tahun ini dia lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana.
Setelah menyelesaikan administrasi kuliah, Richard di suruh masuk ke kelas. Dia pun menurut, dia masuk dan melewati lorong menuju kelas semester lima.
Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Alisa yang sama menuju kelas semester lima. Lama memandang Alisa yang wajahnya cacat, tapi tiba-tiba Richard merasa jijik melihat wajah Alisa.
"Dia Alisa tuan, gadis buruk rupa di kampus ini. Sehari-hari dia selalu di kerjai oleh teman-temannya, dia hanya punya satu teman saja. Semua teman satu kelasnya tidak ada yang mau dekat dengannya." bisik Jo, asisten Richard.
"Ehmm, menarik. Dia tahu selalu di kerjai dan di ejek teman-temannya tapi mau berangkat kuliah juga ya. Padahal teman-temannya tidak suka padanya." ucap Richard.
"Iya tuan, dia sangat percaya diri sekali kuliah di tempat ini." kata Asistennya lagi.
"Ya sudah, sekarang kamu ke mobil saja. Atau ke kantor menyelesaikan pekerjaanku hari ini." kata Richard pada Jo.
"Baik tuan, saya ke kantor saja karena saya baru ingat ada kunjungan paman anda ke kantor." jawab Jo.
"Kenapa kamu tidak bilang lebih dulu kalau pamanku berkunjung ke kantor?" tanya Richard dengan kesal.
"Maaf tuan, paman anda juga bilang jika anda tidak bisa menemuinya juga tidak masalah, hanya berkunjung saja ke kantor itu." kata Jo merasa bersalah.
"Ya sudah, kamu boleh pergi. Aku harus masul kelas." kata Richard.
Setelah Jo berpamitan, Richard masuk ke kelasnya. Dia melewati kelas di mana Alisa berada, sekilas dia melihat Alisa sedang duduk di belakang. Senyum smiriknya nampak jelas.
Entah kenapa dalam hatinya ingin mengerjai gadis berwajah jelek itu.
_
Sudah satu minggu Richard kuliah di kampus yang sama dengan Alisa. Banyak gadis yang mau berteman dengannya dan memujanya. Dia kaya dan juga tampan, apa lagi CEO sebuah perusahaan lumayan besar.
Alena, kakan kembar Alisa selalu berusaha mendekati Richard, ada saja modusnya untuk dekat dengan Richard.
Sedangkan Alisa sendiri sempat terpukau dengan Richard yang tampan dan dingin sikapnya itu, selalu mau berteman dengan gadis-gadis cantik di kampus.
Alisa yang merasa wajahnya tidak cantik, tiba-tiba saja merasa rendah diri jika bertemu dengan Richard.
Satu senyuman sinis Ruchard berikan pada Alisa, Alisa tahu Richard tidak menyukainya karena wajahnya.
Namun demikian, Alisa selalu rajin ke kampus meski dia telat.
Suatu hari, Alisa telat ke kampus, dia sedang menunggu angkot lewat namun angkot tidak juga kunjung datang.
Mobil Richard berhenti tepat di depan Alisa, dia membuka kaca jendelanya dan menatap Alisa Ada rasa ingin mengerjai Alisa, namun nanti di dalam kampus.
"Alisa kan?" tanya Richard.
"Iiya, saya Alisa." jawab Alisa gugup.
"Kamu mau ke kampus?" tanya Richard lagi.
"Iya."
"Nunggu angkot?"
"Iya."
"Di sini angkot jarang lewat, kamu boleh naik mobilku." kata Richard.
Tentu saja Alisa heran dan kaget, benar tidak itu tawaran naik mobil mewah Richard untuknya.
"Mau ngga?" tanya Richard lagi.
"Eh, iiiya saya mau." kata Alisa semakin gugup.
Jarang-jarang laki-laki ganteng mengajaknya ikut di mobilnya, apa lagi dia merasa gadis biasa yang penuh tidak keberuntungan. Tapi sekarang malah di ajak naik ke mobil laki-laki paling ganteng di kampusnya mengajaknya ikut bareng ke kampus.
Alisa tersenyum kaku, dia maju ke depan hendak membuka pintu mobil. Namun Alisa tidak bisa membukanya karena memang pintunya terkunci.
Richard tersenyum sinis, lalu tertawa kecil.
"Maaf ya, pintunya menolak kamu masuk ke dalam mobilku. Hahah.." kata Richard tanpa merasa bersalah.
Dia kemudian melajukan mobilnya dengan kemcang, membuat Alisa kembali melongo dan sedikit kesal.
Kenapa dia besar kepala, sedangkan sejak pertama melihatnya Richard tidak suka pada Alisa.
Dan kini Alisa naik ojek menuju kampusnya, membayar ojek sesuai tarif yang di minta. Untung ojeknya baik, tidak rewel ketika Alisa memberikan uang kurang lima ribu lagi.
"Lain kali kalau mau naik ojek, usahakan uangnya pas mbak. Ini sih hanya untul bensin aja, untuk makan ngga sampe." kata tukang ojeknya sambil berlalu.
Alisa merasa tidak enak, dia hanya punya uang sepuluh ribu dan harus cepat masuk ke kelasnya.
Alisa pun berlari-lari kecil menuju kelasnya, tapi lagi-lagi Richard menghadangnya di depan kelasnya. Alisa kaget, dia menatap Richard.
"Nih buat kamu." kata Richard melemparkan sebuah kotak berisi make up lengkap.
"Apa ini?"
"Ck, itu alat make up lengkap. Khusus buat kamu untuk menghilangkan noda wajah dan merubah wajahmu jadi cantik, besok di pakai. Aku muak dengan wajah jelekmu." kata Richard.
"Kalau muak jangan lihat aku, pergi aja sana." ucap Alisa dengan ketus.
"Alisa, masuk yuk." kata Raya, sahabat Alisa satu-satunya.
"Ya makanya aku kasih make up biar aku nggauak lihat wajah kamu. Kamu selalu lewat di depan kelasku, jadi gue muak. Awas lho besok ngga lo pakai." ancam Richard.
Dia masuk ke dalam kelasnya, sedangkan Alisa memungut kotak make up yang tadi jatuh. Kemudian dia mengikuti Raya masuk ke dalam kelas.
_
Richard menunggu Alisa berangkat ke kampus, dia ingin tahu penampilan Alisa setelah di beri make up olehnya.
Make up itu memang sengaja make up yang murah dan banyak mengandung zat berbahaya bagi kulit,sehingga siapa saja yang menggunakannya akan merasakan gatal dan kulit berubah warna merah dan ruam-ruam.
Awalnya Alisa tidak ingin berangkat ke kampus, tapi Alena membujuk Alisa agar tetap berangkat kuliah hingga Alena menvancamnya.
"Kamu cepat berangkat sana! " teriak Alena.
"Tapi wajahku bengkak, mana bisa berangkat kuliah dengan wajah seperti ini." kata Alisa lagi.
"Eh, dari dulu wajah lo itu seperti itu. Jelek dan cacat, ngga ada yang mau sama kamu, cepat berangkat." kata Alena lagi.
"Tapi aku tidak punya ongkos untuk ke kampusnya."
"Ck, alasan aja kamu tuh. Nih aku kasih ongkos, awas kalau sampai aku ngga lihat kamu di kampus!" kata Alena lagi mengancam Alisa.
Alena pergi meninggalkan Alisa yang masih bengkak mukanya akibat percobaan make up tadi malam. Semalam Alena memaksa Alisa memakaikan make up, dia ingin tahu kenapa Richard peduli pada Alisa. Dan ternyata punya maksud lain, Alena senang sekali.
Pukul tujuh, Alisa berangkatbke kampus, dia menutup wajahnya dengan rambut sebagian menutup bagian wajah yang bengkak dan ruam-ruam merah.
Dan tidak di sangka, di jalan menuju kampus sampai ke kelas semua menunggu Alisa. Menunggu ingin melihat wajah Alisa yang merah dan bengkak akibat make up murahan yang di berikan oleh Richard.
Alisa malu, namun dia di dorong untuk cepat memasuki kelasnya. Dan di depan kelas, ada Richard, Alena juga teman-temannya yang selalu membuli Alisa berdiri berjejer. Ingin melihat wajah Alisa yang jelek tambah jelek.
Satu teman menarik tangan Alisa dan menyibak rambut yang menutupi wajahnya. Dan semua mata memandang ke arah wajah Alisa, tiba-tiba suara tawa pecah menggema depan kelas.
Semua menertawakan Alisa, ada yang meludah ke samping karena jijik ada juga yang melempar kertas ke arah wajah Alisa.
Richard sendiri maju ke depan menatap Alisa, dan memberikan cermin kecil.
"Nih, kaca buat kamu. Biar tahu bagaimana wajahmu, jangan salahkan orang-orang yang menertawakanmu, tapi kamu sendiri yang tidak tahu malu." kata Richard.
Setelah berkata seperti itu, Richard masuk ke kelasnya. Seiring dosen bersiap untuk menyampaikan materi ke kelasnya.
_
_
_
😉😉😉😉😉😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
мєσωzα
tega banget iiih 🥺
2022-11-07
0
Mien Mey
ya ampuun ini mahasiswa tp ko klkuanya ky bocah sd ngbully teman sgutunya 😥
2022-05-27
0
Sari Acho
kacian alisha😪😪
2022-05-12
0