Bel berbunyi menandakan jam pelajaran yang sudah usai, Aira mengemas rapi bukunya ke dalam tas dan pergi meninggalkan kelas bersama Kayla menuju ke parkiran
"Udah semua? Gaada yang ketinggalan?" Tanya Arya sambil menyiapkan motornya
"Gaada kok" jawab Aira cepat
"Aira, Arya gue pulang duluan ya!" Sahut Kayla lalu memasuki mobil jemputan nya
"Hmm .. enak banget punya Daddy kaya" gumam Aira pelan tapi tetap terdengar oleh Arya
"Om Bram kan juga kaya, ngapain sirik ke orang lain" ucap Arya lalu menaiki motornya dan menyuruh Aira agar segera naik juga
"Kayak lu gatau aja ayah gue gimana." Ucap Aira
"Apa sih yang kurang, uang jajan juga tiap Minggu di transfer kan, lu juga ga pernah tuh ga pegang duit" Arya
"Klo gue bisa minta sesuatu, gue lebih milih jadi orang normal, keluarga sederhana tapi penuh cinta" gumam Aira pelan yang hanya dia sendiri yang dengar
Tiba tiba motor Arya berhenti dan Arya turun dari motornya, menangkup pipi Aira dan menatap matanya dalam
"Mau paman Bram atau seluruh dunia benci ke elu, gue gaakan pernah ninggalin lu, so stop bahas sesuatu yang bisa nyakitin perasaan lu sendiri" ucap Arya membelai lembut pipi Aira
"Mau pulang ato main dulu" sambung Arya
"Main aja, dirumah lagi ada ayah, sama dia" ucap Aira
Arya kembali melajukan motornya ke rumahnya, saat sampai di depan gerbang rumahnya seorang wanita paruh baya datang dan membuka gerbangnya agar Arya bisa masuk, setelah itu menutup kembali gerbangnya
"Oh non Aira juga datang ya" ucap wanita itu ramah, namanya bik ija, asisten rumah tangga di keluarga Arya
"Uhmm iya bik, ijin ngerepotin bentar ya bik" ucap Aira dengan senyum khas nya
"Eehh ga ngerepotin kok non" ucap bik ija lalu membukakan pintu
"Mau dikamar ato disini aja?" Tawar Arya
"Kamar aja, Ira mau main game" ucap Aira
"Yaudah ayo" sahut Arya
"Ira pegel .... gendongg" ucap Aira manja
"Kumat deh sikap manja nya" ucap Arya ngedumel tapi tetep aja di gendong, Aira dengan senang hati memeluk leher Arya agar ia tidak jatuh
"Den Arya sama non Aira bibi perhatiin makin kesini makin kayak suami istri ya" ucap bik ija sambil tersenyum mengikuti dari belakang dengan membawa susu coklat dingin dan kopi latte
"Dihh ogah ah sama dia, ribet kek ngurus kucing" ucap Arya
"Gue juga gamau kali sama vvibu nolep kek lu yang tiap malem senam jari sambil liat kucing poi" sewot Aira dengan bibir manyun
Mereka sampai di kamar Arya, Aira turun dari gendongan Arya dan langsung rebahan di tempat tidur, sedangkan Arya mengambil baju santai nya dan ke kamar mandi untuk ganti baju
"Non ini minum nya bibi taruh di sini nggeh" ucap bik ija
"Eeh uhmm iya bik" jawab Aira, lalu bik ija keluar bersamaan dengan keluarnya Arya dari kamar mandi
"Arya mana stik PS nya" Ucap Aira sambil mengobrak abrik laci Arya
"Itu di kotak sebelah ppsp nya, jan obrak abrik laci gue ajg-" sahut Arya
"Iihh Arya bawel ah~" balas Aira mengambil stik PS dan mulai memainkan game
Arya hanya pasrah untuk kelakuan sahabat kecilnya itu, "ga ganti baju lu? Besok masih di pake loh tuh baju" ucap nya
"Uhmmm" sahut Aira masih fokus ke tv
Arya mencari Hoodie dan celana lamanya lalu menyerahkan nya ke Aira "ganti pake ini sana, ato gue matiin tuh ppsp" ancam Arya yang seketika membuat Aira berhenti bermain game dan pergi ke kamar mandi untuk ganti baju
"Lah baju nya blom lu ambil woy!" Ucap Arya
"Bawa sini ihh, gue lupa!" Ucap Aira santai
Arya menaruh Hoodie nya di meja dekat kamar mandi agar Aira dapat mengambil nya lalu pergi keluar untuk mengambil camilan, setelah mengambil beberapa camilan Arya kembali ke kamarnya dan dikejutkan oleh pemandangan Aira yang mengenakan Hoodie milik nya yang terlihat kebesaran untuk Aira.
'Sabar sabar, blom halal, nanti kena grebek warga' batin Arya
"Itu kenapa celananya ga lu pake, kan gue ngasih celana juga tadi"
"Kebesaran celana nya" jawab Aira lalu melanjutkan bermain game
"Lu ga pake celana dong"
"Pake lah, celana dalem" jawab Aira
'argghhh pen gue karunginn' batin Arya
"Arya~ laper.... Suapin cemilan" sahut Aira
"Iya iya... Manis ato gurih?" Tanya Arya
"Manis lah kayak gue, kayak gakenal gue aja" jawab Aira bangga
"Iya deh lu manis" ucap Arya lalu menyuapi Aira biskuit
"Main game apa, seru banget keknya" lanjut nya
"Yang pokemon tarung tarung itu loh" jawab Aira cepat lalu menjilati jari Arya karena ada coklat yang menempel di jari nya
Kedekatan mereka terus berlanjut, tapi tidak ada perasaan apapun yang Aira rasakan, berbeda dengan Arya, dia mati matian menahan perasaan nya karena tidak ingin hubungan yang sudah ia jalin selama 10 tahun harus pupus sia sia. Waktu berlalu dan tidak terasa hari sudah gelap menunjukkan jam 10.30, Arya melihat Aira yang ketiduran di tempat tidur nya dengan seksama "Padahal dia kayak bayi waktu tidur, siapa yang akan percaya kalo gue ngomong bayi ini sifatnya kek setan" ucap nya lalu tertawa pelan
Arya melihat Aira sekali lagi, ia membelai lembut pipi nya yang tembam dan mengusap lembut Surai hitam milik gadis yang ia sukai itu lalu menyelipkan di belakang telinga nya, tapi sayang nya suasana damai itu berubah karena tiba tiba ada seseorang yang masuk secara paksa ke rumah Arya
"Maaf den, tapi ada pak Bram dengan seorang wanita yang kira kira berusia 60an di luar, mereka menanyakan apa ada non Aira di sini, saya harus jawab apa den" ucap bi ija panik di depan pintu kamar Arya
"Lagi lagi pria brengsek itu!" Gumam Arya kesal, tangan Arya mengepal keras, urat di dahinya bahkan terlihat jelas, "tolong tutup pagarnya, pastikan gaada orang di luar sana" ucap Arya lalu berdiri hendak pergi ke luar sampai tangan kecil Aira menghentikan nya, dengan mata yang sangat teduh
"Arya.... Jangan terluka lagi cuma buat gue" ucap Aira sendu lalu bangkit dari tempat tidur dan pergi ke luar diikuti Arya yang mengikutinya dengan khawatir
"Dimana dia, dasar perempuan tidak tau malu, bagaimana dia bisa tidak pulang sampai larut malam seperti ini, dan lagi di rumah laki laki yang bahkan bukan saudaranya!!" Ucap Braham
"Papa jangan kasar ke bi Ija" sahut Aira dari arah tangga dengan senyum yang teduh di wajahnya
Braham berjalan ke arah Aira dan menampar pipi Aira keras, semua yang ada di dalam ruangan itu terkejut, Arya berusaha menaham emosinya karena bagaimanapun Braham adalah orang yang lebih tua darinya
"Dasar tidak tau malu, sikapmu benar benar seperti ibumu yang seorang ****** itu!! Dan jangan memanggilku seperti itu dengan mulut mu yang kotor" ucap Braham
Seorang wanita paruh baya di belakang nya hanya tersenyum puas melihat seorang anak perempuan dan ayahnya berselisih.
"CK! Tangan ku jadi kotor karena kau, jangan menampakkan wajahmu yang kotor itu padaku, awas jika kau pulang malam ini!!" Ucap Braham kasar lalu pergi meninggalkan rumah Arya
"Sudah kubilang pada mu jangan mengusik milik ku" ucap wanita paruh baya itu lalu menyusul Braham.
Seketika itu juga Aira jatuh terduduk, kakinya lemas, matanya memerah karena menahan tangis, Arya memeluknya erat berusaha untuk membuat nya tenang, seketika tangis Aira pecah, sosok yang selalu Aira sembunyikan saat di luar kini Aira tunjukkan hanya kepada Arya, sosok gadis kecil yang rapuh dan bisa hancur kapanpun
"Sebenernya apa salah Ira, kenapa papa dan nenek selalu membenci Ira, kenapa Ira selalu kotor di mata papa!" Isak Aira dalam tangisnya
"Hushh.... Gapapa mereka udah pergi, aku tau kamu kuat, jangan sedih" ucap Arya lembut sambil memeluk erat Aira
Untuk kesekian kalinya Arya harus melihat Aira yang menangis dalam diam, meskipun tanpa suara Arya bisa merasakan perasaan hancur yang Aira rasakan, luka yang belum kering itu kembali basah karena air mata, Arya hanya bisa memendam semuanya karena itu adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan saat ini, beberapa menit berlalu Aira terlelap dalam pelukan Arya, dengan hati hati ia menggendong dan menaruh nya di tempat tidur nya, tidak lupa ia menyelimuti seluruh tubuh Aira sampai diatas dadanya, ia belai lembut surai hitam Aira dengan sendu "Maafkan aku yang mulai egois" gumam Arya pelan lalu mengecup lembut kening Aira.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments