Lila 😏
Senin pagi, Zaky dalam perjalanan ke kantornya. Ia Singgah di pom BBM untuk mengisi bahan bakar mobilnya. Antrian cukup panjang, Zaky menyalakan radio.
Tiba tiba Ia teringat pada dompet yang tertinggal di mobilnya. Ia mengambil nya dalam dasbor kemudian membukanya. Terlihat 2 lembar uang disana berwarna biru dan satunya lagi hijau.
" Cih, ternyata dia memang punya masalah keuangan." Zaky tersenyum miring.
Kemudian Ia mengambil kartu pengenal. Terlihat foto wanita itu di sana. Tertera namanya Khalila Rinata.Usianya mungkin 27. 2 tahun lebih muda dari Tia istrinya. Di sana juga tertera alamat dan golongan darah. Tidak ada niat untuk mengantar dompet itu pada pemiliknya. Akan dititip ke dira saja pikir zaky.
Zaky tiba di kantornya. Ia memarkir kendaraan di basement. Tiba tiba ada suara wanita memanggilnya.
" Pak.. pak... " Zaky yang baru turun dari mobil menoleh ke belakang. Wanita itu menghampirinya.
" Pak.. maaf mengganggu lagi, sebenarnya saya juga malu harus bertemu bapak terus."
" Kenapa?"
"Emm.. Anu.. apa dompet saya tertinggal di mobil bapak?."
"Dompet?"
" Iya dompet. Apa tertinggal?"
"Bukannya kamu bilang kamu pailit dan di kejar debt kolektor? untuk apa mencari lagi? apa ada isinya?"
Lila tersenyum masam.
"Ya setidaknya ada KTP dan kartu penting lainnya di sana. Yasudah kalo tidak ada, permisi pak." Lila membalikan badannya.
" Ada." Kata zaky datar.
Lila berbalik kemudian tersenyum.
" Syukurlah, kalo ada bisa saya minta kembali dompet saya pak?"
"Ya bisa lah, 70 ribu mu pasti sangat berharga ya?" Zaky tersenyum miring.
Lila terpekik. Ia merasa malu juga sedikit kesal. Zaky mengambil dompet itu dan memberikannya pada lila. Lila meraihnya dan memeriksa dompetnya.
" Tenang saja. Aku tidak akan mengambil 70 ribu mu itu." Lila meruncingkan bibirnya.
"Apa bapak senang menghina orang?"
"Tidak, saya senang menghina kamu."
"Kenapa?"
" Karena kamu terus menerus membuat saya kesal. Menabrak saya, minta tumpangan dan sekarang kamu membuang waktu sya yg berharga."
"ka.. kalau begitu saya akan traktir bapak kopi."
" dengan 70 ribu mu itu? simpan saja untuk bayar taksi." Zaky mulai berjalan.
"ta.. tapi pak."
" Saya bisa beli sendiri."
" Saya akan belikan bapak kopi! Saya tunggu di kantin kantor ya pak! setelah makan siang!"
Lila berteriak karena zaky berlalu meninggalkannya. Zaky tersenyum.
---
Siang hari di cafe kantor Zaky sedang mengobrol dengan Erik. Bukan obrolan serius, Zaky lebih banyak jadi pendengar. Zaky menyeruput kopinya untuk kesekian kali. Tiba tiba Matanya tertuju pada sebuah meja di dekat pintu masuk. Seorang wanita yang dudu di sana melambai lambai ke arahnya.
"Cih, Niat sekali wanita itu." ucap Zaky dalam hati.
Zaky tidak menggubrisnya. Ia melanjutkan bincang bincang dengan Erik.
Sore hari Zaky hendak pulang. Ia memasukkan beberapa berkas ke tasnya. Terdengar suara ketukan pintu. "Masuk." sahut Zaky setengah berteriak. Pintu terbuka dan seorang wanita berdiri mematung di sana.
" Astaga! kamu lagi? sudah seperti hantu saja. Apa kamu penguntit? hah?"
" ti.. tidak pak, saya cuma mau berterima kasih. Ini saya bawakan kopi dan beberapa roti."
"Saya kan sudah bilang tidak perlu!"
Lila terdiam menunduk. Zaky jadi tidak enak hati. Ia jadi terkenang masa masa kuliahnya. Selalu aja ada gadis merepotkan seperti Lila ini. Juga saat Ia masih bekerja sebagai karyawan perusahaan papanya, Ia merasa semua wanita menguntitnya. Kado dari orang tidak di kenal, aneka makanan, selalu tergeletak di meja kerja Zaky setiap harinya. Sekarang semenjak Ia memiliki perusahaan sendiri baru tidak ada lagi hal hal seperti itu. Terlebih karena Ia sudah menikah. Dan melihat Lila benar benar membuat Zaky kesal.
"Letakkan saja di situ. Pergilah."
Lila maju beberapa langkah dan meletakkan kopi dan rotinya di meja.
"Apa bapak akan memakannya?"
Zaky menatap Lila tajam.
"Apa kamu menaruh racun di dalamnya? Hingga harus memastikan saya memakannya?" Zaky mulai kesal.
Ia melangkah maju. Lila sedikit gentar.
"Tidak pak. Hanya saja saya membelinya dengan sisa uang saya."
Zaky melihat jam. Pukul 5 sore lewat sedikit.
"Duduklah!"
"Ba.. baik."
Mereka duduk di sofa di depan meja kerja Zaky. Zaky mengambil roti, menggigitnya dan bersandar. Lila menunduk sesekali melirik ke Zaky.
" Apa kamu tidak punya pekerjaan? Sepanjang hari kamu mengikutiku, di basement, di cafe, sekarang di ruanganku."
"Saya baru di pecat pak."
"Ternyata kamu memang tidak ada pekerjaan." Zaky tersenyum sinis, mengunyah lagi rotinya.
" Mengapa kamu di pecat? karena menguntit bos mu?"
" Tentu saja tidak!"
"Jadi?"
"Istri Atasan saya menuduh saya simpanan suaminya, dia datang ke kantor sambil marah marah dan memaki saya. Akhirnya Atasan saya terpaksa memecat saya."
"Saya tidak heran." Zaky memiringkan bibirnya.
Lila merasa terhina sekali dengan tatapan Zaky itu.
"Saya Pegawai terbaik yang dia punya, dia juga mengakuinya. Dia hanya tidak Ingin suasana kantor jadi tidak kondusif. Dan saya sama sekali bukan simpanannya."
Zaky mengambil kopinya dan menghirupnya.
"Dimana kamu bekerja?"
"S&C Company."
Huk!
Zaky hampir tersedak. Perusahaan yang di sebut lila adalah perusahaan properti juga dan salah satu pesaing perusahaannya.
"Jadi kamu simpanannya benny?" Zaky tersenyum tiba tiba sambil menyeruput kopinya. Wajah lila cemberut.
"Saya kan sudah bilang... "
" Di bagian apa kamu bekerja. " potong Zaky.
" Saya manager pemasaran pak." senyum lila bangga, seakan menanti pertanyaan itu.
"Saya pikir sekretarisnya.."
Dalam hati Zaky tertegun. Berarti lila bukan wanita sembarangan, perusahaan itu maju cukup pesat juga pasti karena andil lila sebagai manager pemasaran. Dia menatap Lila tajam.
" S&C Company itu salah satu perusahaan pesaing saya." kata Zaky.
"Saya tahu, bahkan saya dan dira selalu bersaing tentang perusahaan siapa yang paling hebat. Tapi saat Ini ZAK Company memang sedang di atas, Penjualan meningkat hampir 80 persen itu sungguh luar biasa, Bapak pasti bekerja keras."
Deg!
Zaky tertegun. Entah kenapa tiba tiba bagian yang hampa itu terisi.
"Sudah pasti, memangnya saya pesulap?" Zaky menyeruput lagi kopinya.
" Bisa di bilang begitu. Di tengah rendahnya permintaan pasar, ZAK memulai pengembangan properti yang kompleks dengan membangun Pertokoan dan Apatemen yang terakses ke fasilitas publik. pasti pengadaan lahannya rumit, saya sampai bertanya tanya tentang hal itu."
Entah kenapa Zaky menikmati percakapan itu. Untuk pertama kalinya dia merasa berbicara dengan orang yang tepat tentang bisnisnya. Ia merasa di hargai atas kerja kerasnya. Lila terus berbicara tentang betapa penasarannya dengan angka 80 persen itu dan membuat Zaky semakin bangga.
Di satu titik, Zaky memotong lila.
"Jadi kamu sudah melamar pekerjaan?"
" Belum, saya harus membereskan tunggakan saya dulu, baru mulai berpikir langkah berikutnya."
Dan Zaky tiba tiba tertarik menawarinya pekerjaan.
"Tinggakan Nomer teleponmu, agar bisa di hubungi jika ada lowongan."
Lila mematung .
" Bapak mau mempekerjakan Saya? Bapak baik sekali." Mata lila berkaca kaca kaca.
"Sudahlah jangan berlebihan. Saya hanya tidak ingin menyia nyiakan orang yang punya bakat. Kamu salah satu andalannya beny, kamu pasti punya sesuatu untuk saya kan?"
"Iya pak, saya akan berusaha!" Ucap lila bersemangat.
Zaky memberi pena dan kertas. Lila pun menulis nomer handphonenya.
"Yasudah pulanglah, saya juga mau pulang."
" Baik pak. Sekali lagi terima kasih."
Lila membungkukkan badannya kemudian meninggalkan ruang kerja Zaky. Zaky tersenyum melihat kertas itu dan menyimpan di sakunya.
Zaky keluar dari kantor. Pulang menuju rumah, ketempat orang orang yang menantinya dengan penuh cinta.
---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Tri Soen
Waaaah ini tanda2 Zaky termasuk CEO yg bodoh kayak nya pintar berbinis tapi mudah terpedaya oleh wanita....
2021-12-25
0
Eti Alifa
ko q sebel sama zacky yah...seakan membuka celah pdhl anak dah 4 yg bontot msh bayi lg😡
2021-07-13
0
Pertiwi Tiwi
modus .pertamaya ingin di temin ngobrol lm lm ingin di temani tidur
2021-06-27
0