grep
" Jangan pernah menamparku ataupun menyentuhku. Aku sudah tahu jawabannya kita bercerai dan mulai besok kamu urus perceraian kita." Ucap Maya sambil memegang tangan Kevin agar tidak menamparnya kembali.
bruk
Maya mendorong dengan kasar tubuh suaminya hingga terjatuh membuat Kevin marah dan berdiri dan bersiap menyerang Maya.
bugh
duag
bruk
Sebelum menyentuh tubuh Maya, Maya memukul dan menendang adik kecil milik suaminya dengan sangat keras membuat Kevin berteriak kesakitan terlebih tubuh Kevin masih polos tanpa sehelai benangpun kemudian ambruk sambil memegangi adik kecilnya.
" Dasar istri durhaka!!!" Bentak Kevin
" Ada apa ini?" Tanya mereka serempak sambil menuruni anak tangga.
" Kamu itu suami yang durhaka, ingat mulai besok kamu urus perceraian kita!!!" Bentak Maya
" Ayah jangan lihat." Ucap istrinya ketika melihat tubuh polos putra pertamanya begitu pula dengan Bela
Ayahnya melihat tubuh polos membuat adik kecilnya menegang dan terasa sesak di celananya.
" Rina dan Rena masuk kamar!" Perintah ibunya
" Baik bu." Jawab ke duanya serempak dengan patuh.
" Baik, mulai besok aku akan mengurus surat perceraian." Ucap Kevin sambil memegangi adik kecilnya yang masih terasa sakit.
" Baguslah lebih baik kamu ceraikan istrimu yang mandul. Masa sudah setahun menikah tidak hamil-hamil." Ucap ibunya dengan nada ketus.
plak
plak
bruk
Maya yang selama ini menahan kesal dengan segala makian ibu mertuanya tidak bisa menahannya lagi membuat dirinya menampar masing-masing pipi kanan dan pipi kiri ibu mertuanya hingga jatuh.
" Dasar kalian keluarga sampah!!!" Maki Maya sambil berjalan meninggalkan mereka berdua.
Ayah mertuanya sangat kesal dengan makian Maya membuat ayah mertuanya mendekati Maya untuk menamparnya.
grep
" Jangan sekali-kali menyentuh atau menyakiti aku karena aku akan membalasnya dua kali lipat eh bukan tiga kali lipatnya." Ucap Maya sambil menangkap tangan kanan mertuanya.
bruk
Maya mendorong dengan kasar ayah mertuanya hingga terjatuh membuat istrinya marah dan bersiap memukul Maya.
bugh
duag
bruk
Maya langsung memukul dan menendang ibu mertuanya hingga terjatuh kemudian menaiki anak tangga menuju ke arah kamarnya.
" Ingat urus surat perceraian kita!!!" Teriak Maya sebelum menutup pintu kamarnya.
" Hiks... hiks... hiks... Kalian sangat jahat padaku, selama ini aku selalu diam dan menerima perlakuan kalian padaku." Ucap Maya sambil terisak.
Maya mengunci kamarnya kemudian mengambil kopernya yang berada di atas lemari. Maya memasukkan semua pakaian miliknya ke dalam koper berikut barang-barang miliknya. Maya menyiapkan dua amplop coklat berukuran besar dan diletakkan di atas meja dekat ranjangnya. Setelah selesai Maya berbaring di ranjang dan berusaha melupakan semua yang telah terjadi.
" Oh ya aku baru ingat, sahabatku kan punya saudara pengacara aku bisa meminta bantuannya." Ucap Maya
" Tapi sekarang sudah malam besok pagi saja aku telp dan meminta bantuan untuk membuat surat perceraian." Ucap Maya.
Karena tubuhnya sangat lelah yaitu lelah hati lelah pikiran membuat Maya tertidur dengan pulas.
Besok paginya seperti biasa Maya sudah bangun dan juga sudah mandi. Maya memakai pakaian santai kemudian menghubungi sahabatnya. Setelah setengah mengobrol dan menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi hingga sahabatnya bersedia membantunya lewat saudaranya.
Sahabatnya sangat marah dengan perbuatan suami sahabatnya dan juga dengan keluarganya yang tidak punya rasa malu. Maya yang enggan keluar kamar hanya duduk di balkon sambil pikirannya melayang jauh hingga terdengar suara gedoran pintu.
Maya terpaksa berdiri dan berjalan ke arah pintu kemudian membukanya. Maya melihat suaminya dan keluarga suaminya menatapnya dengan tajam.
" Aku sudah mengundang pengacaraku untuk mengurus perceraian kita." Ucap Kevin
" Hei wanita sia**n cepat turun dan tanda tangani surat perceraian kalian." Omel ibu mertuanya.
" Kalian turunlah nanti aku menyusul." Ucap Maya
Ke empat orang itupun membalikkan badannya dan berjalan menuruni anak tangga menuju ke ruang keluarga. Maya menarik kopernya dan mengambil dua amplop besar kemudian menatap kamarnya bersama suaminya untuk yang terakhir kalinya. Setelah beberapa saat Maya keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju ke arah ruang tamu.
" Hei, kamu jangan bawa barang berharga milik anakku ya!!" Omel ibu mertuanya.
" Tenang saja aku hanya membawa barang milikku. Mana surat perceraiannya biar aku tandatangani surat perceraian nya." Ucap Maya yang ingin pergi dari rumah secepatnya.
" Ini surat perceraian cepat tanda tangani." Ucap Kevin sambil menyodorkan dokumen tersebut.
Maya menerima dokumen tersebut bersamaan dengan suara bel rumah. Ibunya Kevin menyuruh putri bungsunya untuk membuka pintu.
" Baiklah aku tandatangani surat perceraian kita." Ucap Maya.
Tanpa rasa ragu sedikitpun Maya menandatangani dokumen perceraian tersebut begitu pula dengan Kevin.
" Apa kabar bro." Panggil seorang pemuda
" Baik, tumben ke sini." Ucap pengacara tersebut.
" Adik sepupuku meminta bantuanku untuk mengurus surat perceraian." Ucap pemuda tersebut.
" Sudah kok ini suratnya sudah ditandatangani." Ucap pengacara sambil memperlihatkan dokumen tersebut.
Pemuda itupun mulai membaca isi dokumen tersebut setelah beberapa saat pemuda itu memberikan ke temannya.
" Ehem maaf, mumpung ada dua pengacara maka aku meminta untuk menjadi saksiku." Ucap Maya.
Semua serempak menatap Maya termasuk Kevin dengan wajah pucat.
( " Jangan-jangan wanita murahan ini mau meminta uang dari pembelian rumah ini karena dulunya uang pesangonnya digunakan untuk tambahan membeli rumah." Ucap Kevin dalam hati ).
" Aku ingin memberikan dua amplop dan aku akan memberikan dua amplop coklat itu ke wanita yang akan menjadi istri mantan suamiku." Ucap Maya.
Maya memegang dua amplop coklat yang sudah ditulis. Amplop pertama di tulis dokumen berharga dan amplop ke dua di tulis pengeluaran sebulan. Maya mengambil amplop pertama di tulis dokumen berharga.
" Sebentar lagi kalian menikah jadi aku memberikan dokumen sertifikat rumah atas nama Kevin Graham, dokumen ke dua tabungan berikut ATM calon suamimu sejumlah sepuluh juta, dokumen ke tiga BPKB mobil atas nama Kevin Graham, dokumen ke empat ada empat BPKB motor, yang pertama atas nama calon ibu mertuamu, yang ke dua atas nama calon ayah mertuamu dan yang dua lagi atas nama Kevin Graham yang digunakan oleh ke dua adik iparmu." Ucap Maya sambil memberikan satu persatu dokumen tersebut.
Bela tersenyum bahagia menerima dokumen berharga tersebut begitu pula dengan keluarga mantan suaminya terlebih Reno merasa tenang karena Maya tidak meminta uang yang dipakai membeli rumah. Maya membuka dokumen yang ke dua kemudian menerangkan satu persatu.
" Sebenarnya gaji calon suamimu dua puluh juta tapi sudah terpotong sepuluh juta untuk cicilan angsuran rumah ini jadi sisa sepuluh juta selain itu ada juga cicilan lainnya seperti cicilan motor ke dua calon mertuamu dan ke dua adik iparmu masing-masing cicilan satu juta lima ratus delapan puluh ribu masih kurang dua tahun lagi." Ucap Maya sambil tersenyum melihat wajah pucat mereka.
" Oh ya ada lagi setiap bulan ke dua calon adik iparmu bayar uang sekolah masing-masing satu juta dua ratus lima puluh ribu, uang jajan sehari seratus ribu, untuk calon ayah mertuamu sebulan satu juta untuk jalan-jalan dan yang terakhir calon ibu mertuamu dua juta rupiah untuk arisan dan jalan-jalan." Ucap Maya sambil tersenyum sangat puas melihat wajah pucat mereka karena bisa dipastikan uang tabungan Kevin habis tanpa sisa bahkan sangat kurang.
" Apa??? Kamu pasti bohong kan!!" Teriak Bella dengan nada frustasi.
" Aku tidak bohong, oh ya lupa ada lagi itu belum termasuk biaya lain-lain seperti biaya rokok calon ayah mertuamu, makan, minum, listrik dan air untuk sekeluarga." Jawab Maya sambil menyerahkan amplop yang terakhir.
" Oh ya ini cincin pernikahan kita aku berikan padamu karena mulai sekarang dan seterusnya kita tidak mempunyai hubungan. Aku akan menganggapmu sebagai orang asing begitu pula sebaliknya." Ucap Maya sambil menarik cincin pernikahan dan meletakkan di meja di depan mantan suaminya.
Maya langsung berdiri sambil menarik kopernya menuju ke arah pintu keluar.
" Aku akan mengantarmu." Ucap pemuda itu meninggalkan tempat tersebut.
Maya hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah teras dan melihat sahabat baiknya sedang menatap dirinya. Sahabatnya memeluk Maya dan Maya pun membalas pelukan sahabatnya sambil terisak. Setelah rasa sesaknya berkurang mereka masuk ke dalam mobil.
" Kita mau kemana?" Tanya Aurora sahabat baiknya.
" Tolong antar aku ke rumah orang tuaku." Ucap Maya
" Ok, oh ya apa rencanamu setelah ini?" Tanya Aurora
" Aku akan melamar pekerjaan." Ucap Maya
Aurora hanya menganggukkan kepalanya sedangkan kakak sepupunya hanya mendengarkan mereka mengobrol dan tidak terasa mereka sudah sampai di mansion. Mereka mengobrol dengan orang tua Maya setelah hampir satu jam mereka berdua pulang.
Ke dua orang tuanya sangat sedih melihat putri kesayangannya bercerai tapi jika mengingat perbuatan menantunya membuat mereka sangat membencinya. Ke dua orang tuanya sudah tahu hanya saja berharap agar mereka menyadari akan kesalahannya tapi sayang mereka tidak pernah sadar.
Maya berusaha tegar dan mencoba melamar pekerjaan di perusahaan dan uang tabungan Maya digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan juga merawat wajah dan tubuhnya agar Maya kembali cantik seperti dulu.
Ayahnya sering memberinya uang dan Maya hanya menyimpannya di bank tanpa pernah menyentuhnya sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 375 Episodes
Comments
Ita rahmawati
keren nih si maya 👍👍💪💪🥰🥰
2023-06-18
0
Hershi Joenk
jadi perempuan harus punya sikap yang tegas Thor supaya tidak muda di tindas....💪💪💪
2023-03-13
0
Asih Ningsih
waao keren aku suka dhn sikap maya yg tegas n tanpa punya rasa takut sekli2 memberi pelajaran pada org2 yg menindasnya gak apa2 biar merasakan akibatnya.
2023-02-28
0