You Are My Life (Kaulah Hidupku)
Kaki mungil itu berlari, terus berlari... Menembus derasnya hujan yang membasahi tubuhnya. Dia tidak peduli dengan petir yang saling bersahutan. Saat ini dia hanya ingin segera sampai di apartemen ayahnya.
Tuhan, ini tidak mungkin'kan? Ayah, Ibu kalian tidak mungkin melakukan hal bodoh ini.
Dalam hatinya terus berharap jika apa yang dia dengar, tidaklah benar. Dia menangis sekencang-kencangnya. Gemericik air hujan yang berjatuhan telah menyamarkan suara tangisannya.
Dia berdiri mematung di depan gedung berlantai tinggi itu. Tatapannya terpaku pada orang-orang yang berkerumun di sana dengan menggunakan jas hujan.
Dia menggeleng kuat dengan tubuh bergetar. Dua kantung jenazah yang di bawa oleh beberapa orang melewati dirinya.
"Tidak.... Ayah, Ibu..."
Berteriak sekencang mungkin sambil menghentikan langkah orang-orang yang membawa kantung jenazah itu. Dia berlutut di atas aspal jalanan, membuka dengan perlahan reseleting salah satu kantung jenazah itu.
Meski penuh dengan darah dan luka, tapi dia bisa mengenali siapa yang berada di dalam kantung jenazah itu. Tangannya semakin bergetar, dia mendekap erat kantung jenazah itu.
"Kenapa? Kenapa kalian tega meninggalkan aku dan Hisyam. Kenapa..??" berteriak sambil menangis histeris
Salah seorang menepuk bahunya yang bergetar hebat "Sabarlah Nak, ini sudah pilihan orang tuamu"
"Ayah... Ibu.. Jangan tinggalin Na, sama Hisyam.." teriaknya sebelum kehilangan kesadarannya.
...🐧🐧🐧🐧🐧🐧🐧🐧🐧...
Hasna bergerak gelisah dalam tidurnya, keringat bercucuran membasahi dahinya. Air mata menetes di sudut matanya yang terpejam. Gumaman lirih masih terus terdengar dari bibirnya.
"Ibu..Ayah, jangan tinggalkan Na dan Hisyam.. Ibu, Ayah..."
Hah....
Hasna terbangun dengan nafas tersengal, sudah tujuh tahun berlalu sejak kepergiaan kedua orang tuanya yang begitu tragis. Namun, bayang-bayang masa lalu itu masih belum bisa hilang dari benaknya. Menimbulkan trauma tersendiri untuk dirinya.
Masih saja aku seperti ini setiap hujan deras di malam hari.
Hasna bangun terduduk di tempat tidurnya, kasur single yang tergeletak di atas lantai tanpa ada ranjang. Hasna membuka selimut dan bangun. Dia berjalan keluar dari kamarnya.
Adzan subuh baru saja berkumandang, memanggil setiap umat-Nya untuk melaksanakan kewajibannya. Hasna bersiap untuk mandi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan adiknya.
Ceklek
Hasna membuka pintu kamar adiknya, yang berada tepat di samping kamarnya. Dia melihat adiknya yang masuh bergelung di bawah selimut.
"Syam bangun, udah pagi" kata Hasna sambil mengelus kepala adiknya itu.
"Emmm. Iya Kak"
"Bangun, mandi terus shalat dulu. Kak Na, mau nyiapin dulu sarapan" kata Hasna
"Hmm"
Hasna tersenyum kecil melihat adiknya yang terlihat masih mengantuk itu. Gadis itu berjalan keluar kamar Hisyam, lalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Sarapan hanya dengan nasi goreng seadanya saja. Tapi, kedua kakak beradik ini terlihat begitu menikmati sarapan mereka.
"Langsung di cuci piringnya, Syam" kata Hasna setelah dia selesai sarapan dan mencuci piring bekas makannya
"Iya Kak"
Begitulah Hasna mengajarkan adiknya untuk bisa hidup mandiri dengan hal-hal kecil seperti ini. Selesai mencuci piring dan gelas bekas makannya, Hisyam segera mengambil tasnya di dalam kamar. Lalu dia memakai sepatu sekolahnya.
"Ayo Kakak antar dulu kamu ke sekolah" kata Hasna
"Tidak perlu Kak, Syam udah besar! Lagian sekolah Syam juga deket" kata anak berusia 12 tahun itu
Hasna tersenyum dan mengelus kepala adiknya itu "Syam emang udah gede, Kak Na saja merasa tetap segini. Tapi Syam udah tinggi gini, pasti bentar lagi nyusul tingginya Kakak"
Hisyam hanya tersenyum simpul, di usianya Hisyam termasuk anak yang cuek dan irit bicara. Mungkin, tidak akan seperti ini jika kejadian 7 tahun lalu tidak terjadi dalam hidupnya.
"Yaudah, nanti kalo Syam udah SMP. Kakak gak akan anter kamu lagi deh. Sekarang'kan masih bocil. Hehe" kata Hasna sedikit terkekeh
"Terserah Kakak saja" jawabnya singkat
Hasna merangkul bahu adiknya dan mereka pun berjalan meninggalkan rumah kontrakan mereka. Berjalan menyusuri gang kecil menuju jalan besar.
Sebenarnya Kakak gak mau lihat Syam kayak gini. Tapi, mau bagaimana lagi. Semuanya telah terjadi.
Kejadian tujuh tahun silam, benar-benar menimbulkan rasa trauma tersendiri untuk kaka beradik ini.
Akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah Hisyam. Jaraknya yang memang tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 30 menit dengan berjalan kaki.
"Syam masuk dulu Kak, hati-hati di jalan" kata Hisyam sambil meraih tangan Hasna dan menciumnya
"Iya Syam, kamu juga yang semangat belajarnya. Sebentar lagi mau Ujian Nasional'kan. Harus semangat belajarnya biar bisa dapetin nilai yang bagus" kata Hasna yang di jawab anggukan oleh Hisyam
...🐧🐧🐧🐧🐧🐧🐧🐧🐧...
Hasna sedang bersiap-siap untuk pulang kerja. Namun, Hasna harus di kejutkan dengan temannya yang memberi tahu jika ada yang mencarinya.
"Siapa yang mencariku?"
"Ada yang mencarimu di luar, cepatlah. Dia terlihat begitu menyeramkan. Apa kau punya hutang? Mungkin dia ingin menagih hutangmu"
Hasna yang kebingungan dengan perkataan teman nya barusan langsung keluar karna jam kerjanya sudah selesai.
Hasna tidak merasa punya hutang apapun, kecuali sewa kosan nya yang masih nunggak dua bulan. Tidak mungkin'kan sampai di kejar kejar depcolektor. Fikirnya
Dan inilah awal pertemuannya dengan pria dingin yang berhasil membuatnya kagum dan pada akhirnya terjebak dengan perasaannya sendiri.
Satria Bima Prakasa, seorang pria tampan dengan tubuh yang sempurna. Tangan kanan dari Yudha Abimana Walton, pengusaha muda yang cukup terkenal di tanah air dan beberapa negara luar.
Awal bertemu dengannya, Hasna sudah begitu terpesona dengan ketampanannya. Namun, sikap dingin dan tegasnya membuat Hasna menjadi takut.
Bima menemuinya hanya untuk mencari tahu tentang informasi, kejadian di kamar hotel 302. Empat tahun silam, hal yang cukup menganggu fikiran Hasna karena dia melihat jelas kejadian itu.
"Katakan saja apa yang kau lihat tentang kejadia 4 tahun lalu di kamar 302?" Tanya Bima penuh dengan nada intimidasi
Baiklah mungkin sudah saatnya aku bercerita tentang hal yang selama ini selalu menghantuiku dengan rasa bersalah.
Bersambung
Masih banyak mengulang cerita sebelumnya... yang pernah ada di novel Light Of My Life
Cerita si gadis yang di tolong Hasna ada di judul Light Of My Life. Yang belum mampir boleh langsung mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
范妮·廉姆
yuk gabung d gc Cbm. Kita di sn belajar teknis menulis dasar plus main bareng bersama penulis dan pembaca jg
dgn cara follow akun ak dl yu
nnti akn aku undang msk gc..
thx
2024-08-31
0
A'is Royhan Rasyid
sorry thor baru masuk ke cerita ni thor, klo yg ceritanya bosnya Bima uda tuntas baca uda lama
2022-05-22
0
uyhull01
mampir😊
2022-02-28
0