Part 20
______
Tante Anna merasa tidak senang atas perbuatan Aswin dan Elakshi. Pukul 05:00 pagi, tante Anna dan Qaila berdiri di ujung luar pagar rumah kediaman Aswin. Mereka berdua memakai topi dan masker berwarna hitam.
“Ibu kita buat apa sepagi ini datang ke sini. Aku masih ngantuk dan banyak nyamuk.” Keluh Qaila menarik tangan tante Anna.
“Diam. Kamu lihat saja nanti, Ibu ingin memberi kamu tontonan gratis sebelum sarapan pagi.” Tandas tante Anna.
10 menit kemudian datang 5 mobil putih yang 2 mobil bertuliskan stasiun tempat mereka bekerja berhenti di depan gerbang kediaman Aswin. Pintu mobil terbuka, keluar orang-orang dari dalam mobil ada membawa kamera, perekam suara dan lainnya. Ternyata meraka semua adalah wartawan yang ingin meliput berita.
Qaila bingung, ia menarik tangan ibunya. “Apa semua ini Ibu yang lakukan.”
Tante Anna mengangguk, senyum merasa menang terpancar dari bibirnya. Tangan kanan menggoyangkan ponsel yang memperlihatkan beberapa panggilan keluar atas nama beberapa wartawan.
“Ibu dari tadi malam sudah menelepon mereka, Ibu katakan kepada mereka jika di kediaman rumah Presdir muda Go Internasional menyimpan wanita cacat.” Bisik tante Anna dengan wajah yang terlihat senang.
“Wah. Tidak menyangka jika Ibu punya ide seperti itu, tapi apa Ibu tidak perhatikan jika wanita buruk itu sudah tidak memiliki bekas luka bakar.” Ucap Qaila yang ternyata diam-diam memperhatikan tubuh Elakshi.
“Sudah tahu. Tapi Ibu tidak perduli, yang Ibu pedulikan sekarang itu hanya uang.” Sahut tante Anna bermain dengan jari jempol dan jari telunjuknya.
“Ibu memang hebat.” Puji Qaila memeluk tante Anna.
“Presdir muda. Kami mendapat kabar jika di rumah ini tersimpan wanita cacat. Siapa wanita itu?”
“Tolong keluar dan berikan kami penjelasan.”
“Presdir apa Anda tidak malu menyimpan wanita cacat.”
“Keluar dan beri kami penjelasan.”
“Jangan-jangan Anda predator se**.”
Terdengar suara teriakan para wartawan yang berdiri di depan pintu pagar kediaman Aswin.
"Sudah dimulai." ucap Tante Anna senang. Ia menonton dari ujung luar gerbang.
Semua penjaga merapat mendekati pintu gerbang, mereka berdiri tegak sepanjang pagar kediaman Aswin.
Salah satu pelayan rumah berlari menuju kamar Aswin. “Presdir. Nona muda. Gawat.”
Tok!
Tok!
Elakshi yang tidur di lengan kekar Aswin membuka kedua matanya, kedua tangan mengucek kelopak mata menatap jam yang berada di dinding kamar. Terlihat jelas waktu menunjukan pukul 05:30 pagi. Elakshi menggoyang pelan tubuh Aswin. “Presdir.”
Aswin perlahan membuka kedua matanya. “Ia. Ada apa?”
“Pelayan kita kenapa sepagi ini mengetuk pintu dengan suara kuatir.” Ucap Elakshi yang menyingkap selimutnya. Elakshi berjalan mendekati pintu kamar, membuka pintu kamar.
“Nona…di depan..nona..” ucap pelayan gugup memberitahu Elakshi yang berdiri di depan pintu kamar.
“Ada apa di depan.” Sahut Elakshi yang ikutan gugup.
“Ada apa? Apa kamu tidak lihat ini masih jam berapa?” ketus Aswin yang masih mengantuk.
“Wartawan…itu….ramai..” sahut pelayan yang masih gugup.
Elakshi memegang tangan pelayan, kedua mata coklat membulat menatap pelayan. “Apa? Wartawan, ada di depan rumah?”
Aswin memegang tangan Elakshi. “Hanya wartawan tidak perlu sepanik ini.” Aswin memalingkan wajah menatap pelayan. “Kamu juga tenang dan bilang ke yang lainnya juga tenang. Karena Aku dan Elakshi sudah bangun, kalian siapkan kami sarapan pagi.” Perintah Aswin dengan tenang ke pelayannya.
“Baik.” sahut pelayan menundukkan pandangannya.
Aswin menarik tangan Elakshi. “Sini. Aku ingin katakan sesuatu.” Aswin mengunci kamar, membawa Elakshi duduk di tepian ranjang.
“Ta-tapi itu..wartawan..” ucapnya gugup dan terbata-bata menatap serius wajah Aswin yang memandang wajah nya tanpa berkedip.
Aswin mendekatkan wajahnya melayangkan kecupan hangat di pagi hari di bibir Elakshi. Elakshi diam, membulatkan kedua matanya. Rasa gugup seakan hilang terbawa suasana lembut dan hangat Aswin. Aswin membaringkan tubuh Elakshi, melayangkan kecupan kembali.
Elakshi memejamkan kedua matanya, ia terlena. Dada berdetak kencang, kedua pipi memerah. Aswin melayangkan kecupan dengan lembut ke bagian lainnya, membuat tubuh Elakshi panas. Aswin melepaskan kecupannya. “Apa kamu suka.”
Elakshi yang sudah terbuai hanya diam, kedua pipi memerah, ia mengangguk.
Tangan Aswin mulai bereaksi menjalar dari paha, hingga kedua gunung kembar. Tangan yang bereaksi bermain lembut di Cherry kembar milik membuat Elakshi yang terbuai melepaskan suara khas yang sangat indah bagi siapa saja yang mendengarnya.
Milik Aswin mulai menegang, ketika membuka segitiga yang terlihat basah. Aswin sadar dan menghentikan perbuatannya, walau ia tahu tubuh Elakshi ingin menerima hal itu tapi ia tidak bisa melakukannya. Aswin membaringkan tubuhnya di samping Elakshi. Nafas memburu memandang wajah Elakshi yang perlahan terlihat normal.
“Apa kamu sudah tenang.”
“Ia.” Angguk Elakshi.
Aswin memiringkan tubuhnya, melayangkan kecupan di dahi Elakshi. “Mungkin ini adalah hal pertama kamu, tapi aku ingin kamu tahu jika kamu berada di sisiku untuk selamanya hal ini akan terus terjadi.” Aswin membelai lembut bibir bawah Elakshi dengan jari jempol miliknya. “Mandilah. Karena sarapan pasti sudah siap dan setelah sarapan kita harus ke balkon atas untuk melihat itu ulah siapa?”
...Di balkon atas....
...🧐🧐...
Revival, Elakshi dan Aswin berdiri menatap para wartawan yang selalu berteriak kencang. Elakshi mengerutkan dahinya, ia tahu jika ini adalah ulah dari Ibu sambungnya yaitu tante Anna. Elakshi berbalik badan hendak turun menghampiri semua wartawan yang berteriak-teriak di luar pagar.
Dengan cepat Aswin meraih pergelangan tangan Elakshi. “Jangan turun. Aku sudah menambah beberapa penjaga di luar sana, dan aku sudah memerintah kepada mereka supaya mengusir para wartawan.”
Elakshi kembali berdiri di samping Aswin. Elakshi merasa kesal dengan perbuatan tante Anna dan keluarganya. Elakshi mengepal erat keda tangannya. Menahan emosi yang sedari tadi di tahannya.
Jika memang Ayah, tante Anna dan kamu adik tiriku ingin seperti ini. Maka mulai saat ini dan detik ini juga kalian akan merasakan apa yang sebenarnya aku rasakan sejak lama.
Dan kali ini aku tidak akan memberikan kesempatan yang ketiga kalinya buat kalian. Sudah habis batas kesabaranku.
Gumam Elakshi di dalam hati.
Aswin menolehkan wajahnya, berbisik di telinga Revival. “Karena semua wartawan itu keras kepala. Lakukan apa yang aku katakan.”
“Baik.” sahut Revival menundukkan kepalanya. Revival melangkah pergi meninggalkan balkon.
Elakshi memalingkan wajah menatap kepergian Revival. “Dia mau kemana?”
“Sudah kamu lihat saja nanti.” sahut Aswin menggenggam tangan Elakshi.
Elakshi terkejut saat melihat Revival berada di tengah-tengah penjaga yang berjaga di depan gerbang. Revival berdiri tegak menatap satu persatu para wartawan yang berada di luar gerbang.
“Aku tahu kalian semua butuh uang dan bekerja seperti ini hanya untuk makan. Tapi aku berharap kalian bisa sopan sedikit saat berkunjung ke rumah orang.”
“Jangan banyak omong kosong kamu.”
“Ia. Cepat katakan siapa wanita itu.”
Teriak beberapa orang yang sepertinya bukan seorang wartawan.
“Kalian yang berteriak seperti itu, aku ingin bertanya apa kalian wartawan atau orang biasa yang hanya dibodohi orang yang tidak bermutu datang ke sini. Jika kalian wartawan yang sedang meliput, tunjukan kartu tanda pekerja kalian.” Revival memainkan kedua tangannya seperti memberi kode kepada beberapa penjaga untuk mendekat ke pagar.
Orang-orang yang berteriak seperti tidak bermoral langsung kabur meninggalkan kerumunan wartawan.
Revival tersenyum, wajah psikopat terlihat senang saat melihat orang-orang yang tunggang langgang berlari. Revival membenarkan dasinya, kedua mata menatap satu persatu beberapa wartawan yang masih berdiri di luar pagar.
“Presdir akan kasih jawaban secepatnya dan Presdir akan membuat jumpa Pers buat wartawan yang penasaran. Hanya itu pesan dari Presdir muda. Kalian boleh pulang dan tunggu telepon dari kami.”
“Apa ucapan kamu bisa kami pegang.” Tanya beberapa wartawan serentak.
Revival berbalik badan, ia menoleh sedikit dengan tatapan tajam. “Apa pernah Presdir muda tidak menepati janjinya.” Ketus Revival.
...Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Anna jahat sudah banyak uang di kasih kurang puas juga dasar nenek lampir
2022-04-15
0
Lee
Hadir ya kaak....
2022-04-15
0
Tiara Amelia
Hadir kak😍🤗
2022-03-25
0