Aku sudah muak

Part 19

_______

Aswin dan Elakshi baru selesai menikmati santap sarapan pagi. Baru saja Aswin dan Elakshi melangkah pergi dari ruang makan, pelayang datang menghampiri Elakshi dengan wajah yang gugup.

“Nona muda. Di depan ada ibu dan adik tiri Anda.”

“Tante Anna.” Gumamnya pelan. Elakshi bingung, hal apa lagi yang membuat mereka sepagi ini datang berkunjung kediaman Aswin. Elakshi menatap wajah Aswin. “Presdir.” Ucapnya.

Aswin meletakkan tangan kanan di bahu kiri Elakshi. “Pergi dan jumpai mereka. Jika kamu butuh sesuatu aku ada di ruang baca.” Aswin sengaja berkata seperti itu karena ia tidak ingin membuat Elakshi bertambah bingung dan cemas. Sebenarnya Aswin merasa geram dengan sikap mereka kepada Elakshi, tapi Aswin tidak ingin terlalu ikut campur dalam hal urusan keluarga Elakshi. Aswin hanya berharap kali ini Elakshi tidak boleh lemah.

...Di ruang tamu....

...😉😉...

Saat melihat kedatangan Elakshi yang berjalan mendekati sofa ruang tamu, dengan cepat tante Anna dan adik tirinya bersujud memohon belas kasih kepada Elakshi. Elakshi hanya diam tidak seperti biasanya, wajah datar menatap wajah tante Anna dan Adik tirinya.

Ibu sambungnya yaitu tante Anna menggenggam kedua kaki Elakshi.

“Elakshi. Tante mohon berikan tante uang, Qaila butuh uang buat kebutuhan sekolahnya. Tidak terlalu banyak tante mohon berikan tante uang 200 jt saja.” Keluh tante Anna menangis tersedu-sedu.

Elakshi menundukkan sedikit tubuhnya melepaskan tangan tante Anna yang memegang kedua kakinya. “Sudah cukup sandiwara kalian. Aku sudah muak, apa kalian tidak sadar aku sudah tidak ada hubungannya lagi dengan kalian. Kalian bilang aku kotor, jika kalian ingin uang dari tangan kotor ini. Kalian basuh dulu kedua kakiku dan minum airnya.” Sahut Elakshi datar.

Elakshi berkata seperti itu karena ia masih ingat atas ucapan kemarin dari Ayahnya yang menghina dirinya dengan keji dan menganggap dirinya rendah.

Tante Anna berdiri, wajah tidak senang terlihat jelas menatap wajah Elakshi yang kini sedang duduk santai di sofa ruang tamu. “Cih. Anak tidak tahu diri, sudah cacat banyak tingkah. Kamu pikir kamu siapa?” sambung tante Anna membentak Elakshi.

Elakshi berdiri, menarik baju tante Anna dan tangan adik tirinya keluar dari kediaman Aswin. “Aku adalah anak pembawa sial, sebagian tubuh punya luka bekas luka bakar. Ibuku meninggal karena melahirkan aku tapi semua itu takdir dari Sang Pencipta, bukan kemauan aku.” Elakshi menghempaskan kuat keluar pintu membuat ibu tirinya yaitu tante Anna dan adik tirinya Qaila terjatuh di lantai teras.

“Apa kalian sudah puas dengan perkataan yang baru saja aku ucapkan. Oh. Belum puas ya? Aku adalah anak yang pernah ikut dalam pelelangan, rela berkorban demi Ayah yang ia cintai meski Ayahnya tidak pernah menganggapnya ada.” Elakshi menundukkan sedikit tubuhnya jari telunjuk menatap wajah tante Anna dan Qaila. Kedua mata memerah, antara menahan tangis dan amarah yang sedang meluap. “Mulai detik ini jangan pernah kalian injak kaki kalian di rumahku. Pergi.” Elakshi berteriak sekuatnya hingga membuat seluruh tubuh gemetar.

Qaila berdiri, ia juga membantu Ibunya yaitu tante Anna untuk berdiri. Wajah yang terlihat bingung menatap wajah Elakshi yang merah pandam, kedua mata berapi-api. Tante Anna mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Elakshi. “Kamu pikir kamu sudah hebat. Jangan sombong dengan apa yang kamu punya sekarang, kamu itu hanya wanita yang di penuhi….”

Aswin datang dari arah belakang Elakshi. Aswin terus berjalan mendekati tante Anna mencengkram kuat jari telunjuk yang mengarah ke wajah Elakshi. “Wanita yang di penuhi apa? Apa yang akan Anda katakan, coba Anda katakan dengan jelas di hadapanku. Kamu bilang Elakshi tidak boleh sombong? Kenapa rupanya jika ia sombong?”

Tante Anna dan Qaila panik. “Ti-tidak begitu, bukan itu maksud saya.”

Aswin melepaskan tangan yang mencengkram kuat jari telunjuk tante Anna. “Pelayan. Bawakan saya pembersih tangan dan tisu, cepat karena saya tidak ingin tangan yang lainnya tertular kotoran.”

Pelayan datang dengan terburu-buru membawa yang di minta Aswin, setelah selesai membersihkan tangannya. Aswin berbalik badan, tangan kanan melambai ke arah penjaga rumah yang sedang berdiri di depan rumah seperti hendak menunggu perintah. “Usir kumbang hijau ini dari hadapanku dan jangan pernah biarkan mereka menginjakkan kaki di rumahku. Buat kalian para pelayan, bersihkan semua lantai yang telah mereka injak dengan bersih dan bekas sofa mereka duduki buang. Ganti dengan yang baru. Apa kalian paham.” Tegas Aswin.

“Baru memiliki harta segini saja kamu sudah sombong. Awas kamu.” Tante Anna hendak meraih baju Aswin namun tak sampai karena dengan cepat beberapa penjaga meraih tangan tante Anna dan membawa tante Anna dan Qaila pergi dari rumah Aswin.

“Berani sekali kalian tarik aku seperti ini. Hei.” teriak tante Anna memberontak ke para penjaga Aswin yang membawa paksa dirinya keluar dari kediaman Aswin.

Kedua kaki Elakshi melemah, ia terduduk di atas lantai. “Hiks. Hiks. Sakit. Sangat sakit, serasa sesak di dada.” Elakshi menundukkan wajah yang di balurin cairan bening. Kedua tangan memukul kuat dadanya.

Aswin berjongkok tangan kanan memegang dagu yang di penuhi cairan bening. Wajah yang terlihat kesal menatap wajah Elakshi yang dipenuhi air mata. Tangan kiri membelai lembut rambut Elakshi. “Menangislah jika tangisan itu membuat kamu lega. Berteriaklah, jika teriakan itu membuat kamu bisa meluapkan semua amarah yang tersimpan di dalam hati kamu. Kamu juga boleh memukul dada ini dengan tangan lembut yang tak berdosa milikmu sepuas mungkin hingga kau lupa, hingga kau lupa dengan rasa sakit yang pernah kamu alami begitu lama.”

Elakshi menjatuhkan tubuhnya di tubuh Aswin yang sedang berjongkok di hadapannya. Kedua mata terus menangis hingga suara tangisan tak mampu lagi terdengar.

Kedua tangan Aswin segera memeluk tubuh mungil yang terlihat rapuh. Tangan kanan di letakkan di punggung, tangan kiri membelai lembut rambut ikal bawah yang terurai bawah. “Aku adalah lelakimu, sampai kapanpun aku akan tetap menjadi lelakimu. Dan kamu adalah wanitaku, sampai kapanpun kamu tetap menjadi wanitaku. Aku harap kamu bisa menerima dada yang lebar, pundak yang kekar, tangan yang lebih besar semua bagian tubuhku dari tubuh mungil kamu untuk menjadi tiang dan tumpuan di mana kamu bisa mengeluh dari segala hal yang membuat kamu bisa tenang dan bahagia.”

Isak-tangis semakin pecah di dalam dekapan Aswin. Elakshi membenamkan wajahnya di dada kekar Aswin. “Kamu terlalu baik.” ucapnya lirih, suara serak.

“Kamu yang terlalu baik untukku dan untuk siapa pun.” Sahut Aswin yang masih memeluk Elakshi. “Aku salut dengan perbuatan kamu kali ini. Tapi lain kali aku ingin melihat kamu benar-benar kuat untuk semua hal seperti ini. Untuk sekarang menangis lah sepuasnya.”

...Bersambung........

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

sedih sampai nangis aku

2022-04-15

0

Tiara Amelia

Tiara Amelia

Jadi love love sama Aswin😍😆

Semangat kak💪🤗

2022-03-24

0

Realpcy_Cyl

Realpcy_Cyl

mampir tor

2022-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Ayah menikah.
2 Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3 Percakapan Tante Anna dan Ayah
4 Pelelangan
5 Isi rekaman suara.
6 Mencari Dokter terbaik.
7 Brosur operasi.
8 Mengumpulkan tekad.
9 Operasi dan kembali ke tanah air.
10 Tertusuk duri bunga mawar.
11 Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12 Kediaman Ararya
13 Usus buntu pecah.
14 Hotel mewah.
15 Pesta.
16 Meski aku tahu.
17 Kamu tetap Ayahku.
18 Aswin turun tangan.
19 Aku sudah muak
20 Kehebohan wartawan.
21 Qaila botak.
22 Mulai detik ini....
23 Kantor Sipil
24 Membuka segel
25 Restoran Mewah buat Elakshi.
26 Kalau soal itu aku tidak lelah
27 Insiden Pembukaan Restoran baru.
28 Sulit mengendalikan ketegangan.
29 Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30 Ceraikan wanita ini!
31 Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32 London.
33 Rooftop Aviary.
34 Apa pria itu menaruh dendam?
35 Coppa Club, Thames.
36 Aku akan bertanggung jawab besok.
37 Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38 Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39 Aku bukan seorang pecundang.
40 Tuan muda Andra terang-terangan.
41 Aku sangat mencintai kamu
42 London Eye
43 Pulang ke tanah air.
44 Tingkah konyol Elakshi
45 Elakshi berkelahi.
46 Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47 Kenapa aku yang dicueki
48 Apa yang di lakukan Tante Utllika
49 Elakshi di culik saat Revival pergi
50 Aswin sangat marah
51 Kemurkaan Aswin.
52 7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53 Apa kamu sudah siap?
54 Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55 Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56 Mau kemana kamu gadis ..
57 Apa aku harus memecat semua mereka!
58 Presdir. Kenapa Anda menangis?
59 Perkelahian mertua dan menantu.
60 Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61 Kenapa jenjang leher kamu.
62 Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63 Balas dendam yang tersalurkan.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ayah menikah.
2
Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3
Percakapan Tante Anna dan Ayah
4
Pelelangan
5
Isi rekaman suara.
6
Mencari Dokter terbaik.
7
Brosur operasi.
8
Mengumpulkan tekad.
9
Operasi dan kembali ke tanah air.
10
Tertusuk duri bunga mawar.
11
Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12
Kediaman Ararya
13
Usus buntu pecah.
14
Hotel mewah.
15
Pesta.
16
Meski aku tahu.
17
Kamu tetap Ayahku.
18
Aswin turun tangan.
19
Aku sudah muak
20
Kehebohan wartawan.
21
Qaila botak.
22
Mulai detik ini....
23
Kantor Sipil
24
Membuka segel
25
Restoran Mewah buat Elakshi.
26
Kalau soal itu aku tidak lelah
27
Insiden Pembukaan Restoran baru.
28
Sulit mengendalikan ketegangan.
29
Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30
Ceraikan wanita ini!
31
Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32
London.
33
Rooftop Aviary.
34
Apa pria itu menaruh dendam?
35
Coppa Club, Thames.
36
Aku akan bertanggung jawab besok.
37
Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38
Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39
Aku bukan seorang pecundang.
40
Tuan muda Andra terang-terangan.
41
Aku sangat mencintai kamu
42
London Eye
43
Pulang ke tanah air.
44
Tingkah konyol Elakshi
45
Elakshi berkelahi.
46
Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47
Kenapa aku yang dicueki
48
Apa yang di lakukan Tante Utllika
49
Elakshi di culik saat Revival pergi
50
Aswin sangat marah
51
Kemurkaan Aswin.
52
7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53
Apa kamu sudah siap?
54
Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55
Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56
Mau kemana kamu gadis ..
57
Apa aku harus memecat semua mereka!
58
Presdir. Kenapa Anda menangis?
59
Perkelahian mertua dan menantu.
60
Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61
Kenapa jenjang leher kamu.
62
Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63
Balas dendam yang tersalurkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!