Part 18
_______
Keesokan paginya, Elakshi berjalan menuju ruang baca untuk bertemu dengan Aswin. Elakshi tahu setiap pagi Aswin berada di ruang baca miliknya. Elakshi berdiri di depan meja Aswin, senyum manis menatap wajah datar Aswin yang menatap kedatangan dirinya.
“Presdir. Sepertinya cuaca pagi ini sangat bagus, boleh tidak aku pergi berjalan-jalan ke taman kota. Aku ingin menghirup segarnya udara di pagi hari.”
“Baik. Kamu hati-hati di jalan.” Sahut Aswin memberi izin kepada Elakshi. Hari ini Aswin tidak ingin mengekang Elakshi, ia ingin memberi peluang untuk Elakshi menenangkan dirinya. Tapi Aswin tidak begitu saja membiarkan Elakshi berpergian sendirian, Aswin merasa ada hal yang ganjil yang akan di lakukan Elakshi karena Aswin tahu setiap ia meninta izin keluar pasti ada alasan yang di sembunyikannya. Aswin merasa Elakshi akan pergi ke kediaman Ayahnya.
“Terimakasih.” Elakshi menundukkan sedikit tubuhnya. Elakshi berbalik badan berjalan keluar ruangan baca milik Aswin.
Melihat Elakshi sudah hilang dari pandangan. Aswin segera mengirimkan pesan kepada Revival, menyuruh Revival untuk mengikuti Elakshi secara diam-diam kemana pun ia pergi.
Dan benar saja, alibi untuk berjalan-jalan di pagi hari di taman kota itu hanya sebuah alasan agar bisa keluar dari rumah. 30 menit berlalu Elakshi yang sudah sampai di taman kota berdiri di tepian jalan raya, Elakshi menyetop taksi yang sudah di pesannya melalui aplikasi. Revival yang sedari tadi mengikuti dari jarak jauh hanya diam dan terus mengikuti ke mana Elakshi bergerak sesuai yang di perintahkan Aswin.
Tak sampai 1 jam taksi yang di naikin Elakshi berhenti di depan gerbang kediaman Ayahnya. Revival membulatkan kedua matanya, ia tidak menyangka jika kecurigaan Aswin ternyata benar.
Revival masih diam di dalam mobil yang terparkir di sebrang jalan. Kaca mobil yang hitam memudahkan Revival memantau Elakshi dari sebrang jalan. Revival terus memantau Elakshi mulai keluar dari taksi dan kini sedang berjalan memasuki halaman rumah.
Sesampainya di depan pintu rumah Ayahnya keluar dari dalam. Elakshi berdiri mematung di depan pintu rumah menatap wajah datar Ayahnya yang sedang memandang dirinya. Elakshi berharap dapat sambutan hangat dan ucapan terimakasih dari bibir Ayah yang ia sayangi.
“Mau ngapain kamu kemari anak pembawa sial buruk rupa. Dan kotor.” Ararya malah membentak dan menghina Elakshi. Ayahnya Ararya berjalan cepat mendekati Elakshi, menggenggam tangan mungil menyeret dirinya ke luar rumah membuat Elakshi terjatuh posisi terduduk. “ Pergi. Jangan pernah kamu injakan kaki kamu yang kotor itu di lantai rumahku. Dasar anak pembawa sial.”
.
.
Entah kapan Aswin datang dan berdiri di belakang Elakshi. Aswin memegang bahu Elakshi dan membantunya berdiri. Aswin menatap tajam wajah Ararya. “Bagi kamu mungkin dia anak pembawa sial. Tapi bagi aku dialah sumber rezeki yang tak terduga.”
Elakshi berputar arah menatap wajah Aswin. Elakshi menggeleng seperti hendak melerai pertengkaran yang akan terjadi. Elakshi meraih tangan Aswin, hendak membawanya pergi dari kediaman rumahnya. “Sudah kita pergi saja.”
“Tidak. Kali ini aku tidak bisa diam saja, aku tidak ingin kamu di perlakukan seperti ini lagi.” Aswin meletakkan tangannya di rambut Elakshi. “Kamu tenang saja. Aku tidak akan menyakiti Ayah kamu.”
Aswin berjalan mendekati Ararya, menatap tajam wajah Ararya yang terlihat santai. “Baru kali ini aku melihat orang tua seperti Anda. Aku merasa bersalah, kenapa baru ini aku menemukan putri Anda yang melebihi benda mahal apa pun.” Aswin mendekatkan bibirnya di telinga Ararya. “Jika Anda tidak suka dengan kehadiran putri Anda. Setidaknya Anda tidak usah menikmati uang yang ia berikan. Aku merasa sedih, kenapa dia harus terlahir dari orang tua seperti Anda.” Merasa puas mengeluarkan sedikit unek-uneknya, Aswin berbalik badan menggandeng tangan Elakshi dan membawanya pergi dari kediaman rumah Ayahnya.
Sepanjang perjalanan pulang Aswin diam, wajah terlihat suram. Aswin melajukan mobilnya kencang, Elakshi yang duduk di kursi lurusan kursi kemudi hanya diam wajah tertunduk.
Revival yang berada di dalam mobil yang berbeda juga melajukan mobil dengan kencang mengikuti mobil Aswin dari belakang. Revival sangat paham jika tuannya itu sedang marah dan tak bisa di redakan.
Elakshi menatap wajah Aswin yang masih terlihat suram. “Presdir.” Ucapnya pelan.
Aswin menoleh, menatap tajam wajah Elakshi yang menatap sendu wajahnya. Dengan cepat Aswin memutar kemudi, meminggirkan mobilnya di tepian jalan. Begitu juga dengan Revival yang sedari tadi mengikuti mobil Aswin.
Aswin terus menatap tajam wajah polos yang sedang sedih. Aswin menarik nafasnya berusaha tenang ia tidak ingin memarahi Elakshi di saat suasana hati Elakshi sedang buruk. Aswin meraih tangan kanan Elakshi. “Selanjutnya apa yang akan kamu lakukan?”
Elakshi menundukkan wajahnya, ia menggeleng pelan.
Aswin memeluk erat tubuh Elakshi, membelai lembut rambut ikal yang terurai panjang dengan ikal bawahnya. “Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, apa pun yang akan kamu lakukan aku akan mendukung kamu. Kamu wanitaku dan kamu segalanya bagiku. Aku akan selalu di sampingmu.”
Elakshi memeluk erat tubuh kekar Aswin. Isak-tangis pecah di dalam pelukan tubuh kekar Aswin.
Revival yang berada di belakang hanya diam memandang bayangan Aswin dan Elakshi yang sedang berpelukan. “Semenjak ada wanita itu di samping Presdir. Presdir bisa meredamkan amarahnya, itu membuat aku cukup sedikit lebih lega.”
Aswin memalingkan wajahnya kebelakang, menatap mobil yang di kendarai Revival. Aswin yang masih memeluk tubuh Elakshi melambaikan tangan keluar jendela, memberi isyarat agar Revival meninggalkan mereka berdua.
Revival pun mengerti, ia melajukan mobilnya meninggalkan Aswin dan Elakshi.
Elakshi melepaskan pelukannya. “Terimakasih.” Ucapnya pelan dengan suara yang sedikit serak akibat terlalu banyak menangis.
Aswin menghapus lembut jejak air mata yang membasahi pipi mulus Elakshi. Aswin memegang dagu Elakshi, kedua matanya turun memandang bibir yang terlihat manis. Aswin melayangkan kecupan manis. Setelah itu memeluk tubuh Elakshi kembali. “Apa kamu sudah tenang.”
“Hem.” Angguk Elakshi.
“Apa kamu ingin es krim?” tanya Aswin memandang hidung merah dan mata sembab milik Elakshi.
“Mau.”
“Kalau begitu mari kita pergi ke pusat perbelanjaan.” Ajak Aswin dengan semangat.
Aswin pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju pusat perbelanjaan.
...Pusat perbelanjaan....
...🤭🤭...
Aswin dan Elakshi sedang duduk di dalam toko kecil yang menjual segala jenis macam rasa es krim. Di meja mereka sudah tersaji 2 gelas es krim dengan berbeda rasa.
Elakshi menyendok es krim dan memasukkannya ke dalam mulut. Bibir menaik saat melihat Aswin sibuk dengan ponselnya, es krim milik Aswin masih terlihat utuh seperti belum tersentuh. Sebenarnya Aswin tidak suka es krim, tapi di toko itu tidak ada minuman lain selain berbagai macam rasa es krim mau tidak mau Aswin juga memesan es krim untuk menghibur Elakshi.
Elakshi mencolek es krim miliknya, senyum jahil terpancar dari raut wajah yang menatap Aswin yang tertunduk dengan tangan sibuk bermain ponsel. Elakshi mengulurkan jari telunjuk yang sudah menempel es krim miliknya, menempelkan es krim tersebut di wajah mulus Aswin.
Setelah puas dengan apa yang Elakshi inginkan, ia tertawa, kedua tangan menutup mulut yang sedang tertawa.
Aswin langsung menyimpan ponselnya di saku kemeja miliknya, hanya diam menatap datar wajah Elakshi yang terlihat puas menjahili dirinya.
Elakshi yang terus tertawa harus terhenti saat melihat wajah Aswin yang terlihat datar memandang dirinya. Elakshi berpikir jika Aswin marah kepadanya dengan cepat tangan kanan mengambil beberapa tisu dan membersihkan wajah Aswin. “Maaf.” Ucap Elakshi pelan sambil membersihkan wajah Aswin.
Aswin menggenggam tangan Elakshi. “Kenapa kamu harus minta maaf. Aku tidak marah, aku hanya senang melihat kamu kembali tertawa.”
Elakshi menggeleng. “Tidak. Aku tahu Presdir hanya berpura-pura.” Sahutnya pelan.
Aswin mencubit gemas kedua pipi Elakshi. “Nakal. Nakal. Nakal. Apa kamu puas.” Tanya Aswin terlihat gemas.
“Sakit.” ucap Elakshi sambil mengelus bekas cubitan Aswin yang membuat kedua pipinya memerah.
...Bersambung........
...Terimakasih atas dukungannya..😘😘...
...Sehat selalu buat kalian.🤗😉😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝑐𝑖𝑛𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑒𝑙𝑖𝑎
Rasanya aku ingin menangis mendengarnya hati ku sesak sekali 😥
2022-12-19
0
Ana Yulia
Arley dan Ana hadir di sini ya thor
2022-03-16
0