Kamu tetap Ayahku.

Part 17

________

Setelah tante Anna dan adik tirinya Qaila pulang. Elakshi berjalan menuju halaman golf, ia duduk melihat rumput hijau yang terpotong rapih. Menikmati harumnya rumput di pagi hari yang masih menyimpan embun pagi. Ia menundukkan kepalanya. “Ayah. Semoga kamu bisa cepat sembuh dengan uang yang baru saja tante Anna ambil....”

“Apa kamu tidak merasakan ada hal yang ganjil dengan ibu sambung kamu. Dan apa kamu benar-benar berfikir jika Ayah kamu belum sepenuhnya pulih dari sakitnya?” tanya Aswin yang tiba-tiba datang dari belakang, membuat Elakshi terkejut menoleh ke Aswin yang sedang berdiri dengan kaca mata yang masih melekat di wajah tampannya. Bukan itu saja, Aswin sebenarnya tahu jika Ararya sudah sembuh karena rumah sakit dan dokter yang menangani Ararya adalah dokter terbaik yang ada di Negeri ini.

Elakshi memalingkan wajah sendunya, menatap ke bawah. “Aku tidak tahu. Aku tidak tahu.” Elakshi menggelengkan kepalanya. “Meskipun aku tahu mereka berbohong soal uang, aku tidak merasa keberatan asal Ayah di rawat dengan benar oleh tante Anna. Di dunia ini aku hanya punya satu orang tua, yaitu Ayah. Meski aku tahu dia tidak menginginkan aku, dan selalu bersikap kasar tapi dia tetap Ayahku. Orang tuaku satu-satunya yang masih tersisa di dunia ini.”

Aswin berjalan mendekati Elakshi, tangan kanan di letakkan di atas bahu Elakshi. “Aku tahu dia itu orang tua kamu satu-satunya yang ada di dunia ini. Tapi apa kamu tidak sadar jika mereka semua hanya memanfaatkan kamu. Sejahat apa pun orang tua, sebenci apa pun orang tua, mereka tidak mungkin memanfaatkan anaknya dan tidak mungkin membiarkan anaknya ikut pelelangan. Jika kamu ingin membuktikan jika perkataan aku itu benar bahwa Ayah kamu itu sudah sehat, aku akan mengantarkan kamu 2 hari lagi setelah aku selesai mengerjakan pekerjaan mengunjungi kediaman Ayah kamu.”

“Baik.” sahut Elakshi penuh semangat.

“Jadi kamu jangan sedih lagi, aku tidak ingin melihat wajah kamu yang indah itu di penuhi kesedihan.” Aswin menarik tangan Elakshi. “Mari ikut aku bermain Golf.”

“Aku tidak bisa bermain Golf. Aku lihat Anda bermain dari sini saja.” Elakshi menolak Aswin secara halus.

“Sudah. Kamu cukup ikuti apa yang aku katakan.” Aswin tidak perduli penolakan Elakshi. Ia menarik tangan Elakshi dan membawanya bermain supaya beban pikirannya bisa sedikit reda dan hilang.

.

.

.

.

Aswin dan Elakshi berada di tengah lapangan, Aswin berdiri di belakang Elakshi. Aswin dan Elakshi berdiri dengan kaki dibuka selebar pinggul, dan lutut agak di tekuk. Aswin memegang tangan Elakshi mengajarkan ia mengangkat tongkat golf ke belakang sejajar dengan tanah.

Elakshi yang kaku dalam permainan golf tertawa pelan, ia melepaskan tangan Aswin. Bibir tersenyum menatap wajah Aswin yang ikut tersenyum tipis saat menatap wajahnya.

Tidak sulit untuk membuat kamu tertawa, kamu wanita yang baik dan periang. Aku tidak akan membiarkan orang lain merebut hal itu dari wajahmu.

Batin Aswin yang tersenyum tipis melihat tawa Elakshi.

.

.

.

2 hari kemudian sesuai janji Aswin kepada Elakshi. Aswin dan Elakshi diam-diam datang ke rumah Ararya. Aswin menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Ararya. Aswin menurunkan kaca pintu mobil, dahi Elakshi mengerut saat melihat seorang pria sedang duduk di depan teras. Pria yang ia lihat itu Ayahnya Ararya, wajah terlihat segar kedua tangan memegang koran hangat di pagi hari ditemani secangkir kopi hangat di atas meja kecil.

Aswin menoleh, menatap wajah Elakshi yang terlihat bingung, tangan kiri Aswin menggenggam tangan kanan Elakshi yang sedang mengepal erat di balik baju gaun yang ia kenakan.

“Kita sudah sampai, apa kamu tidak ingin turun menjumpai Ayah kamu.” ajak Aswin dengan nada lembut. Aswin tahu jika saat itu Elakshi sangat kecewa, terlihat dari raut wajah yang bingung. Cairan bening hampir memenuhi kedua mata coklat yang indah.

Elakshi memalingkan wajah yang sedari tadi menatap keluar jendela, menatap Ayah yang sedang santai. Elakshi tertunduk, tangan menyeka kasar wajah yang sedikit basah. “Tidak. Aku ingin kita pulang saja.” Ajak Elakshi menatap wajah Aswin.

“Baik.” Aswin menaikkan kaca mobilnya, menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobil meninggalkan kediaman rumah Ararya. Sepanjang perjalanan Aswin hanya diam sesekali menoleh menatap wajah Elakshi bersedih. Aswin juga berharap kali ini Elakshi harus sadar jika mereka semua tidak baik.

Air mata terus mengalir, berulang kali Elakshi menyeka pipi yang basah. Hati hancur untuk kesekian kalinya, ia pernah berharap jika Ayah, Ibu sambung dan adik tirinya bisa menerima dirinya dengan ikhlas terlebih lagi pengorbanan yang ia buat untuk Ayahnya. Elakshi juga ingin memastikan jika Ayahnya tidak lagi pernah mengungkit tentang dirinya sebagai anak pembawa sial buruk rupa. Ia juga ingin membuktikan jika semua itu takdir dan takdir bisa di rubah. Tapi semua itu hanya keinginan Elakshi yang kini sudah hancur berkeping-keping.

Ternyata Ayah sudah sembuh. Aku sangat senang saat wajah Ayah terlihat segar.

Tapi. Tidak bisakah Ayah sedikit saja menghargai usahaku, aku ini anak kamu Ayah bukan musuh kamu.

Apa Ayah benar-benar tidak ingin menganggap aku sebagai putri kamu. Apa Ayah ingin membuat hubungan darah ini putus untuk selamanya.

Batin Elakshi.

Aswin tahu jika saat ini Elakshi sedang memikirkan Ayahnya. Aswin menggenggam tangan Elakshi. “Apa kamu suka pantai?” tanya Aswin ingin menyejukkan hati Elakshi.

Elakshi menolehkan wajah sembab menatap wajah Aswin yang tersenyum manis menatap dirinya. Kedua mata turun menatap genggaman tangan Aswin yang terasa hangat dan nyaman menyentuh kulitnya.

Hanya dia yang selalu ada di sampingku saat semua orang menjauhiku. Hanya dia yang selalu menyemangati hati ini meski kadang caranya salah.

Sekarang aku sadar, jika tangan ini selalu peduli dengan setiap apa pun yang aku lakukan.

Mulai saat ini aku akan melupakan dendamku kepadamu karena kau pernah menyebutku wanita jelek. Dan aku mohon terus lah di sampingku seperti ini.

Gumam Elakshi di dalam hati sambil memeluk tubuh Aswin.

Elakshi tersenyum manis, ia mengganggu kan kepalanya.

...Di tepian pantai....

...🌟🌟...

Elakshi berjalan di tepian pantai, kedua kaki sesekali di basahi air laut cukup bersih. Elakshi berdiri menatap laut yang cukup bersih. Kedua tangan di bentang lebar, wajah mendongak ke atas dengan kedua mata terpejam.

“Berteriak lah sekuat mungkin. Curahkan isi hati kamu di sini agar hati kamu sedikit lega.” Ucap Aswin yang berdiri di samping Elakshi.

Elakshi menurunkan kedua tangannya. “Tidak. Aku malu.” Sahut Elakshi pelan.

“Di sini hanya ada aku dan kamu, kamu bisa berteriak sekuat mungkin. Jangan malu, kamu bisa mencobanya seperti aku.” Aswin merentangkan kedua tangannya, wajah menatap lurus ke laut. “AAAAAAA.” teriak Aswin.

Elakshi tertawa. “Sepertinya menyenangkan.”

“Ia. Kamu bisa mencobanya.” Sahut Aswin.

“Baiklah.” Elakshi merentangkan kedua tangannya, wajah menatap lurus seperti apa yang Aswin buat. “Aku ini anak kamu Ayah. Aku bukan anak pembawa sial. Semua itu hanya takdir yang kebetulan dan takdir itu bisa di ubah seperti bekas luka bakar yang katanya sulit untuk di sembuhkan.” Elakshi berteriak sekuat mungkin membuat nafasnya tidak teratur. Elakshi memalingkan wajah yang terasa puas setelah berteriak menatap wajah Aswin.

...Bersambung.........

Terpopuler

Comments

Yuliantin Ant

Yuliantin Ant

healthy jg buat othornya 💪👍

2022-04-20

1

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2022-04-15

0

Duyung kesayangan

Duyung kesayangan

Cinta berbeda keyakinan hadir

2022-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Ayah menikah.
2 Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3 Percakapan Tante Anna dan Ayah
4 Pelelangan
5 Isi rekaman suara.
6 Mencari Dokter terbaik.
7 Brosur operasi.
8 Mengumpulkan tekad.
9 Operasi dan kembali ke tanah air.
10 Tertusuk duri bunga mawar.
11 Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12 Kediaman Ararya
13 Usus buntu pecah.
14 Hotel mewah.
15 Pesta.
16 Meski aku tahu.
17 Kamu tetap Ayahku.
18 Aswin turun tangan.
19 Aku sudah muak
20 Kehebohan wartawan.
21 Qaila botak.
22 Mulai detik ini....
23 Kantor Sipil
24 Membuka segel
25 Restoran Mewah buat Elakshi.
26 Kalau soal itu aku tidak lelah
27 Insiden Pembukaan Restoran baru.
28 Sulit mengendalikan ketegangan.
29 Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30 Ceraikan wanita ini!
31 Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32 London.
33 Rooftop Aviary.
34 Apa pria itu menaruh dendam?
35 Coppa Club, Thames.
36 Aku akan bertanggung jawab besok.
37 Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38 Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39 Aku bukan seorang pecundang.
40 Tuan muda Andra terang-terangan.
41 Aku sangat mencintai kamu
42 London Eye
43 Pulang ke tanah air.
44 Tingkah konyol Elakshi
45 Elakshi berkelahi.
46 Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47 Kenapa aku yang dicueki
48 Apa yang di lakukan Tante Utllika
49 Elakshi di culik saat Revival pergi
50 Aswin sangat marah
51 Kemurkaan Aswin.
52 7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53 Apa kamu sudah siap?
54 Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55 Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56 Mau kemana kamu gadis ..
57 Apa aku harus memecat semua mereka!
58 Presdir. Kenapa Anda menangis?
59 Perkelahian mertua dan menantu.
60 Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61 Kenapa jenjang leher kamu.
62 Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63 Balas dendam yang tersalurkan.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ayah menikah.
2
Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3
Percakapan Tante Anna dan Ayah
4
Pelelangan
5
Isi rekaman suara.
6
Mencari Dokter terbaik.
7
Brosur operasi.
8
Mengumpulkan tekad.
9
Operasi dan kembali ke tanah air.
10
Tertusuk duri bunga mawar.
11
Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12
Kediaman Ararya
13
Usus buntu pecah.
14
Hotel mewah.
15
Pesta.
16
Meski aku tahu.
17
Kamu tetap Ayahku.
18
Aswin turun tangan.
19
Aku sudah muak
20
Kehebohan wartawan.
21
Qaila botak.
22
Mulai detik ini....
23
Kantor Sipil
24
Membuka segel
25
Restoran Mewah buat Elakshi.
26
Kalau soal itu aku tidak lelah
27
Insiden Pembukaan Restoran baru.
28
Sulit mengendalikan ketegangan.
29
Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30
Ceraikan wanita ini!
31
Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32
London.
33
Rooftop Aviary.
34
Apa pria itu menaruh dendam?
35
Coppa Club, Thames.
36
Aku akan bertanggung jawab besok.
37
Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38
Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39
Aku bukan seorang pecundang.
40
Tuan muda Andra terang-terangan.
41
Aku sangat mencintai kamu
42
London Eye
43
Pulang ke tanah air.
44
Tingkah konyol Elakshi
45
Elakshi berkelahi.
46
Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47
Kenapa aku yang dicueki
48
Apa yang di lakukan Tante Utllika
49
Elakshi di culik saat Revival pergi
50
Aswin sangat marah
51
Kemurkaan Aswin.
52
7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53
Apa kamu sudah siap?
54
Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55
Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56
Mau kemana kamu gadis ..
57
Apa aku harus memecat semua mereka!
58
Presdir. Kenapa Anda menangis?
59
Perkelahian mertua dan menantu.
60
Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61
Kenapa jenjang leher kamu.
62
Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63
Balas dendam yang tersalurkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!