Part 13
______
Elakshi duduk di ruang tunggu tak jauh dari ruang operasi. Kaki kanan terus bergerak seperti orang menjahit. Hentakan demi hentakan terdengar dari suara sandal hak tinggi miliknya, membuat Aswin yang sedang duduk di sampingnya merasa terganggu. Aswin meletakkan tangan kanan di paha kanan Elakshi, dan mengeratkan tangannya membuat Elakshi terhenti dengan kedua bola mata coklat menatap tajam wajah Aswin yang terlihat tenang dan cuek.
Dahi Elakshi mengerut, pikiran kotor jalan-jalan di kepalanya. Elakshi mencubit tangan Aswin yang memegang pahanya. “Ehem.” Elakshi berdehem.
“Auw!” Aswin menarik tangannya, mengelus lembut bekas cubitan dari tangan mungil yang begitu mengerikan.
Tak lama kemudian lampu operasi yang tadinya berwarna merah kini berubah menjadi hijau. Tanda operasi berjalan dengan lancar. Elakshi segera berdiri di depan pintu ruang operasi. Tante Anna juga terlihat ikut berdiri meletakkan tangan kiri di bahu Elakshi. Elakshi segera menepis tangan tante Anna. “Bahu ini bukan tempat untuk tangan tante bersandar.” Tandas Elakshi pelan namun menyakitkan.
“Elakshi. Kamu.” tangan tante Anna meraih jenjang leher yang terlihat mulus. “Bekas luka bakar kamu..”
Elakshi menepis tangan tante Anna. “Tidak banyak waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting.”
Pintu ruangan operasi terbuka, terlihat 3 orang perawat yang masih memakai baju seragam operasi dan masker keluar dari ruangan. Elakshi mendekati perawat-perawat tersebut. “Ayah. Bagaimana dengan Ayah.” Tanya nya gugup.
Perawat membuka maskernya. “Sebaiknya nona tunggu Dokter Jhonie yang memberitahu tentang hasilnya.” Sahut salah satu perawat yang sedang berdiri di tengah-tengah antara 3 perawat yang sedang berdiri di depan Elakshi.
“Meski sedikit terlambat, tapi masih ada kesempatan untuk menolongnya. Dan sama siapa saya harus memberikan sedikit informasi tentang penyakit yang tuan Ararya alami.” tanya Dr.Jhonie.
“Saya.”
“Aku.”
Dr. Jhonie melihat perdebatan antara tante Anna dan Elakshi. Membuat dirinya menjadi bingung. “Jadi, saya harus berbicara hal penting dengan siapa?”
Aswin berjalan mendekati tante Anna dan Elakshi yang masih berdebat di depan pintu ruang operasi. Kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya. “Jangan hiraukan mereka yang saling berdebat. Sebaiknya Anda katakan saja yang harus Anda katakan kepada aku.”
Dr. Jhonie berjalan memutus perdebatan Elakshi dan tante Anna. “Mari silahkan kita menuju ke ruangan saya.” ajak Dr. Jhonie menuntun jalan menuju ruangannya.
Melihat Aswin dan Dr.Jhonie berjalan ke dalam ruangan. Elakshi ikut berlari mengejar Aswin yang sedang berjalan di depannya. “Presdir tunggu.” Panggilnya.
“Berdebat saja terus.” Sahut Aswin yang terus berjalan..
Sesampainya di depan ruang Dr.Jhonie. Aswin meminta Dr. Jhonie mengunci ruangannya, agar tidak terganggu saat berbicara dan bukan itu saja maksud dari Aswin. Alasan dia yang paling utama adalah tidak ingin memberatkan pikiran Elakshi, ia tidak ingin wanitanya mendengar kabar yang membuat hatinya terluka.
Dr. Jhonie dan Aswin sedang duduk saling berhadapan, wajah Dr. Jhonie terlihat begitu sangat serius menatap wajah Aswin. Dr. Jhonie menarik nafas panjang, dan perlahan berbicara.
“Sebenarnya tuan Ararya…”
...Pukul 10:00 malam....
...🥴🥴...
Di dalam kamar, Elakshi berjalan ke sana ke mari, wajah terlihat cemas menatap Aswin yang sedang duduk santai di atas ranjang dengan laptop di atas pangkuannya. Apa yang sedang Elakshi pikirkan? Tentu saja kebaikan Aswin yang selalu memberi uang tanpa imbalan kepada keluarganya dengan cuma-cuma. Walau Aswin dulu pernah menghina dirinya berkata ia adalah wanita jelek, tapi Aswin selalu bersikap baik dan sedikit menghormati dirinya. Hal itu yang terkadang membuat Elakshi bimbang akan membalas dendam kepada Aswin dengan cara meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Aswin merasa terganggu dengan suara sandal tidur Elakshi yang terus bergesek ke sana ke mari di atas lantai kamar. Aswin meletakkan laptop yang dipangku di atas meja yang berada di samping ranjang. Aswin mendekati Elakshi, menggendong tubuh mungil dan membaringkannya di atas ranjang. Aswin menindih Elakshi dan terus menatap dalam wajah polos yang masih suci. Seketika Aswin teringat dengan ucapan yang Dr. Jhonie katakan sewaktu di ruangan.
...Mengingat ucapan Dr. Jhonie....
...🤔🤔...
“Sebenarnya tuan Ararya sudah hampir 3 hari menahan usus buntu yang hampir pecah, dan mereka juga sudah tahu itu tapi kenapa mereka tidak langsung mengobatinya?” ucap Dr. Jhonie memberi tahu Aswin.
Dahi Aswin mengerut. “Maksud Dr. sudah tahu apa ya?”
“3 hari yang lalu saya pernah memeriksa tuan Ararya karena usus buntu yang ia alami masih belum terlalu parah. Saya melihat usus buntu yang di alami tuan Ararya sepertinya baru pagi ini pecah.
Akibat yang dialami jika usus buntu pecah, aliran makanan yang akan melewati usus akan tersumbat. Penyumbatan pada usus ini disebut dengan obstruksi usus. Bila kondisi ini terjadi, biasanya pasien akan mengalami gejala muntah berwarna hijau. Seharusnya jika kalian semua sudah tahu, kenapa Anda dan yang lainnya tidak langsung segera membawa tuan Ararya ke rumah sakit. Apa kalian ingin membuat tuan Ararya mati secara perlahan.” Sahut Dr.Jhonie dengan nada tinggi.
Aswin hanya mengepal erat kedua tangannya, wajah tertunduk kesal. Ia merasa geram akan perbuatan ibu sambung Elakshi, ia merasa ada niat yang tidak baik dari wanita itu yaitu tante Anna. Karena Aswin tahu jika sekarang bisnis yang Ararya kelola sudah kembali normal tanpa sepengetahuan Elakshi. “Maaf.” Hanya ucapan itu yang bisa Aswin katakan di hadapan Dr.Jhonie yang memarahi dirinya.
Dr. Jhonie menundukkan sedikit tubuhnya. “Saya juga harus minta maaf, telah membentak Anda. Dan saya harap keteledoran ini tidak akan terjadi lagi.”
.
.
.
Hanya itu saja yang mampu Aswin ingat, selebihnya kita kembali ke Aswin dan Elakshi yang saling menatap.
Elakshi hanya diam menatap wajah tampan yang sedari tadi menindih dirinya dan menatap wajahnya tanpa berkedip. Kedua pipi memerah, dengan penuh keraguan dan keberanian yang sudah ia kumpulkan. Elakshi berbicara kepada Aswin.
“Presdir. Boleh tidak aku bekerja.”
“Tidak.” sahut singkat Aswin yang bertukar posisi duduk di samping Elakshi yang masih terbaring.
“Aku bekerja hanya ingin membantu biaya pengobatan Ayah. Terlebih lagi, aku tidak ingin memberatkan Presdir dengan uang yang jumlahnya sangat besar untuk menolong keluargaku.” Elakshi duduk memohon agar Aswin mau memberikan izin kepada dirinya untuk bekerja.
Meskipun Elakshi memohon dan berlutut di hadapan Aswin. Aswin tetap tidak memberi jawaban. Aswin menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Aswin memiringkan posisi tubuhnya yang terbalut selimut membelakangi Elakshi yang masih duduk menatap dirinya.
Aku tidak akan membiarkan kamu mati-matian berjuang mencari uang hanya untuk orang tua yang tidak bertanggung jawab seperti mereka.
Aku tidak akan merasa rugi dengan semua uang yang aku keluarkan untuk membantu kamu. Aku akan terus berkorban, asal kau tidak bekerja dan bahagia.
Dan Elakshi kapan kamu harus menjadi orang yang lebih tegas dan keras. Aku tahu, tuan Ararya itu Ayah kamu. Tapi kamu juga harus tahu tentang betapa tidak baiknya mereka kepada kamu termasuk wanita penyihir yang saat ini menjadi ibu sambung kamu.
Kamu juga tidak tahu, jika Ayah kamu sekarang bisnisnya mulai stabil. Dan mulai membuka waralaba baru. Kamu tidak tahu itu semua Elakshi, karena mereka tidak menganggap kamu dan mereka juga tidak ingin berbagi kesenangan dengan kamu, darah daging tuan Ararya.
Mereka hanya berbagi ketika mereka sedang sulit masalah keuangan, dan kamu hanya sebagai alatnya.
Aku berharap suatu hari nanti Tuhan akan membuka lebar kedua mata kamu dan melihat siapa mereka.
Itu sangat membuat hatiku semakin sakit.
Gumam Aswin di dalam hati yang merasa kesal atas perlakuan dan tindakan keluarga Elakshi.
“Presdir.” Rengek Elakshi manja yang tidak biasa ia dengar dari bibir wanita yang ia sukai.
Aswin hanya diam memaksa kedua matanya untuk terpejam. Meski suara lirih terus bersenandung berharap di izinkan dan terus mendesak hatinya untuk berkata "Jangan".
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2022-04-15
0
Realpcy_Cyl
mampir lagi tor
2022-03-16
0
Yen Lamour
Aku jd klepek”sama aswin 😍🥰🌹
2022-03-02
1