Kediaman Ararya

Part 12

______

Dari siang hingga sore menjelang malam, Aswin tidak juga keluar dari ruang baca. Elakshi merasa cemas, terlebih lagi sedikit dari perkataan Aswin membuat dirinya luluh. Elakshi berjalan ke sana ke mari di depan pintu ruang baca, sesekali ia berhenti ingin mengetuk pintu ruangan tapi tidak bisa dilakukannya. Ia takut jika Aswin marah kepadanya, Elakshi terus menuggu dan menunggu di depan pintu ruang baca. Elakshi yang lelah berdiri, kini duduk menyandarkan tubuhnya di dinding ruang baca menunggu Aswin keluar.

1 jam terus sudah berlalu, Aswin tak kunjung keluar ruangan. Elakshi membulatkan tekadnya, ia mengulur tangan yang sudah di kepal. Saat hendak mengetuk pintu ruang baca yang masih tertutup. Pintu ruang baca terbuka, wajah suntuk, rambut acak-acakan berdiri di depan pintu yang sudah terbuka.

Elakshi hanya diam menatap wajah Aswin yang tidak biasa, lagi dan lagi. Rasa dendam akibat perkataan Aswin yang menyebut ia wanita jelek membuat hatinya luluh, menatap wajah Aswin yang terlihat tidak semangat.

Maklumi saja, sekeras apa pun hati seorang wanita pasti ada sisi lembut yang mampu memaafkan seorang Iblis sekali pun. Itulah yang dirasakannya sekarang.

“Kamu kenapa diam saja. Dan kamu kenapa di sini?” tanya Aswin datar.

“A-Anda…” tanya Elakshi tergantung dan sedikit gugup.

Aswin meletakkan tangan kanannya di bahu Elakshi. “Ini sudah jam 06:30 waktunya kita makan. Aku ingin mandi, kamu tunggu aku di ruang makan.” Ucap Aswin datar. Aswin berbalik badan, kedua kaki melangkah pergi meninggalkan Elakshi yang masih diam berdiri di depan pintu ruang baca miliknya.

Elakshi hanya diam menatap punggung kekar yang tertunduk sambil berjalan melangkah pergi menuju kamar utama. Elakshi berbalik badan, melangkah menuju ruang makan.

...Di ruang makan....

...🤤🤤...

Elakshi diam, wajah tertunduk lesu, kedua bibir terus di simpan. Apa yang Elakshi pikirkan, sudah pasti wajah Aswin yang sedikit meluluhkan keras hatinya.

Bibi Resti yang mondar-mandir menaruh makanan di atas meja ruang makan, merasa risih dengan sikap yang tidak biasa Elakshi tunjukkan. Bibi Resti mendekat. “Jika saya boleh tahu, apa yang membuat nona muda bersikap seperti ini? Apa ada orang yang menyinggung perasaan nona muda.”

Elakshi menggeleng kepala, bibir tersenyum manis menatap wajah bibi Resti yang terlihat cemas. “Tidak ada. Aku hanya bingung saja dengan sikap Presdir. Apa bibi tahu sesuatu tentang sikap Presdir yang kadang baik dan kadang menghina orang?”

Bibi Resti menggeleng. “Tidak. Selama saya bekerja 20 tahun di rumah Presdir muda, ia tidak pernah bersikap seolah-olah dia itu seperti orang plin plan. Dia itu orang yang tegas dan baik. Kekurangannya hanya satu yaitu gengsi yang terlalu besar jika dia menyukai sesuatu, dia sulit untuk mengungkapkan perasaan itu.” jawab bibi Resti sedikit membuka kartu Aswin, jika tuan rumahnya itu sebenarnya sangat menyukai dirinya.

“Maksud bibi, Presdir sebenarnya menyukai aku.” sahut Elakshi meletakkan tangan kanan di dadanya, dahi mengerut seolah ia sedikit mengerti sekarang tentang perasaan Aswin kepadanya.

“Apa bibi sudah selesai masak?” tanya Aswin yang tiba-tiba datang .

Bibi Resti menunduk. “Sudah. Silahkan di nikmati Presdir, saya permisi kembali ke dapur.”

Aswin menarik bangku utama dan duduk, ia mengambil makanannya sendiri. Wajah tetap terlihat datar, sesekali hanya melempar senyum melihat wajah Elakshi yang terlihat bingung menatap dirinya.

Tak sampai 30 menit, Aswin meletakkan sendok nya. Makanan masih terlihat banyak di atas piring miliknya. Aswin meraih tisu dan menghapus sisa makanan di sekitar bibirnya. Aswin berdiri. “Aku permisi duluan. Soalnya masih ada tugas yang harus aku kerjakan.”

Saat Aswin berjalan melewati bangku Elakshi, langkah kaki Aswin terhenti saat tangan Aswin di genggam Elakshi. “Aku setuju dengan isi surat yang tadi Anda ajukan, tapi dengan satu syarat. Anda izinkan aku pergi ke rumah menjenguk Ayah.”

“Baiklah. Asal kamu senang aku turuti.” Sahut Aswin tersenyum manis.

...Di dalam kamar....

...😉😉...

Aswin dan Elakshi tidur di dalam satu kamar dan satu ranjang. Elakshi yang sudah menjadi wanita cantik kini utuh menjadi milik Aswin karena persetujuan kontrak di atas kertas kecil. Aswin merasa senang karena semua persetujuan itu tidak ada rasa paksaan. Apa lagi setelah semua biaya operasi dan biaya lainnya yang diam-diam Aswin keluarkan sangat besar tanpa sepengetahuan Elakshi, ia berharap semua pengorbanan yang ia berikan tidak sia-sia.

Meskipun Aswin tahu jika sekarang Elakshi sudah menjadi hak miliknya walaupun mereka belum menikah. Tapi malam itu Aswin tidak melakukan apa pun kepada Elakshi. Aswin tidak ingin melakukan kesalahan yang akan menyakiti Elakshi lagi, jika pun ada hal yang ingin dia lakukan itu semua atas dasar mau sama mau bukan paksaan.

Aswin tidur membelakangi Elakshi, ia tidak ingin melihat tubuh indah yang hanya terbalut kain tipis. Baju tidur sangat tipis yang cukup banyak di belikan oleh Aswin, tujuannya hanya satu saat membelikan baju seperti itu. Melihat bentuk tubuh yang tetap utuh mulai dari pergi kerja sampai pulang.

“Kamu tidur saja dengan nyenyak tanpa perlu kuatir aku melakukan apa pun. Karena aku tidak ingin melakukan apa pun jika kamu tidak mengizinkannya.” Ucap Aswin pelan, kedua mata terpejam.

Elakshi yang membelakangi tubuh Aswin, menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya. Ia hanya memastikan jika Aswin benar-benar tidak akan melakukan apa pun dengan dirinya di saat ia tertidur lelap.

.

.

.

.

.

Pagi menyapa dengan indahnya, lagi-lagi Elakshi tidar sadar jika dirinya memeluk tubuh Aswin saat tertidur. Aswin yang sudah bangun hanya diam, tersenyum membiarkan Elakshi memeluk tubuh kekarnya. Karena bagi Aswin itu adalah kesempatan langkah. Kedua kelopak mata Elakshi terus bergerak, ia sadar jika Elakshi akan bangun jadi cepat-cepat Aswin memejamkan kedua matanya berpura-pura tidur.

Kedua mata Elakshi terbuka lebar, ia spontan duduk meraup wajahnya. “Aish. Kenapa aku memeluknya, apa yang aku pikirkan.” Elakshi menyingkap selimut, wajah memerah, ia segera turun ranjang melangkah cepat menuju kamar mandi.

...Pukul 09:00 pagi....

...🌟🌟...

Elakshi yang sudah bersiap-siap untuk pergi ke kediaman Ayahnya, merasa gelisah di depan teras Villa. Langkah kaki maju-mundur, rasa rindu, dan rasa cemas berkecamuk di dalam hatinya.

Aswin berjalan mendekati Elakshi, ia berinisiatif mengantarkan Elakshi ke kediaman Ayahnya. Aswin tidak ingin wanitanya kembali terluka dengan hal baru. Apa lagi setelah banyak hal yang Aswin ketahui tentang sikap keluarga Elakshi kepadanya.

Aswin meraih tangan Elakshi. “Kamu jangan cemas, aku sendiri yang akan mengantarkan kamu ke rumah untuk bertemu dengan Ayah kamu. Mari masuk ke dalam mobil.” Ajak Aswin datar.

“Ti-tidak perlu. Aku bisa sendiri.”

“Jangan membantah. Aku tidak ingin kamu terluka kembali, jadi izinkan aku menemani kamu pergi.” Ucap Aswin berusaha tenang.

“Baiklah.”

Aswin dan Elakshi berjalan menuju mobil yang sudah siap di pakai terparkir di depan lurusan pintu. Setelah masuk dan memakai sabuk pengaman, Aswin melajukan mobilnya keluar dari halaman Vila.

...Di kediaman Ararya....

...🥴🥴...

Elakshi dan Aswin sudah sampai di halaman kediaman rumah Ayahnya. Kedua kaki terhenti di depan pintu rumah yang terlihat begitu tenang. Langkah penuh ragu seperti ingin menghentikan niatnya untuk bertemu dengan Ayahnya, namun hati memaksa untuk masuk ke dalam rumah.

Elakshi memantapkan hatinya untuk masuk ke dalam rumah. Darah memang lebih kental, seorang anak tidak mampu membenci orang tuanya. Sekali ingin sekali membalaskan dendam. Kedua kaki Elakshi terhenti di depan pintu kamar Ayahnya, ia diam mematung di depan pintu kamar Ayahnya. Menatap seorang pria paruh baya yang terbaring di atas ranjang. Keringat dingin terlihat mengalir dari wajah yang pucat.

Elakshi berlari masuk mendekati ranjang Ayahnya. “Kenapa dengan Ayah. Apa…apa yang sebenarnya terjadi pada Ayah.” Tanya Elakshi yang terlihat panik menatap wajah ibu sambungnya yaitu tante Anna.

“Ayah kamu terkena asam lambung dan harus di operasi, tapi kami tidak punya biaya.” Sahut tante Anna sambil menatap sendu wajah Elakshi yang terlihat suram menatap dirinya.

“Apa…. Tidak ada uang. Kemana uang yang banyak itu, uang yang di beri Presdir Aswin.” bentak Elakshi di hadapan tante Anna.

“Ta-tapi untuk membayar semua hutang Ayah kamu, hingga tak tersisa lagi.” Sahut tante Anna yang terlihat tidak jujur.

“Tante pikir aku tidak tahu berapa hutang yang harus di lunasi Ayah. Apa tante pikir aku ini….” Bentak Elakshi dengan kedua mata yang berlinang air mata mengingat perihnya sakit yang dia tidak tahu sudah berapa hari Ayahnya rasakan karena tidak ada seorang pun yang memberikan kabar.

Aswin menarik tangan Elakshi, menggelengkan kepalanya seperti ingin menghentikan ucapan yang mungkin belum saatnya di keluarkan dari bibir indah Elakshi. “Aku tidak masalah jika harus mengeluarkan uang. Sudah kamu jangan berdebat lagi, mari kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit terdekat.”

Elakshi diam menatap wajah Aswin yang terlihat tenang, kemudian menatap wajah Ayah yang terlihat sangat pucat bercucuran keringat dingin.

...Bersambung........

Terpopuler

Comments

MommyAtha

MommyAtha

makanya pak... jgn jahat2

2022-11-02

0

Love You

Love You

Aku sedang menunggumu..

2022-04-18

1

meli meilia

meli meilia

jarang banget pria macam Aswin ini ya kak.. 😚

2022-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ayah menikah.
2 Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3 Percakapan Tante Anna dan Ayah
4 Pelelangan
5 Isi rekaman suara.
6 Mencari Dokter terbaik.
7 Brosur operasi.
8 Mengumpulkan tekad.
9 Operasi dan kembali ke tanah air.
10 Tertusuk duri bunga mawar.
11 Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12 Kediaman Ararya
13 Usus buntu pecah.
14 Hotel mewah.
15 Pesta.
16 Meski aku tahu.
17 Kamu tetap Ayahku.
18 Aswin turun tangan.
19 Aku sudah muak
20 Kehebohan wartawan.
21 Qaila botak.
22 Mulai detik ini....
23 Kantor Sipil
24 Membuka segel
25 Restoran Mewah buat Elakshi.
26 Kalau soal itu aku tidak lelah
27 Insiden Pembukaan Restoran baru.
28 Sulit mengendalikan ketegangan.
29 Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30 Ceraikan wanita ini!
31 Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32 London.
33 Rooftop Aviary.
34 Apa pria itu menaruh dendam?
35 Coppa Club, Thames.
36 Aku akan bertanggung jawab besok.
37 Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38 Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39 Aku bukan seorang pecundang.
40 Tuan muda Andra terang-terangan.
41 Aku sangat mencintai kamu
42 London Eye
43 Pulang ke tanah air.
44 Tingkah konyol Elakshi
45 Elakshi berkelahi.
46 Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47 Kenapa aku yang dicueki
48 Apa yang di lakukan Tante Utllika
49 Elakshi di culik saat Revival pergi
50 Aswin sangat marah
51 Kemurkaan Aswin.
52 7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53 Apa kamu sudah siap?
54 Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55 Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56 Mau kemana kamu gadis ..
57 Apa aku harus memecat semua mereka!
58 Presdir. Kenapa Anda menangis?
59 Perkelahian mertua dan menantu.
60 Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61 Kenapa jenjang leher kamu.
62 Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63 Balas dendam yang tersalurkan.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ayah menikah.
2
Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3
Percakapan Tante Anna dan Ayah
4
Pelelangan
5
Isi rekaman suara.
6
Mencari Dokter terbaik.
7
Brosur operasi.
8
Mengumpulkan tekad.
9
Operasi dan kembali ke tanah air.
10
Tertusuk duri bunga mawar.
11
Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12
Kediaman Ararya
13
Usus buntu pecah.
14
Hotel mewah.
15
Pesta.
16
Meski aku tahu.
17
Kamu tetap Ayahku.
18
Aswin turun tangan.
19
Aku sudah muak
20
Kehebohan wartawan.
21
Qaila botak.
22
Mulai detik ini....
23
Kantor Sipil
24
Membuka segel
25
Restoran Mewah buat Elakshi.
26
Kalau soal itu aku tidak lelah
27
Insiden Pembukaan Restoran baru.
28
Sulit mengendalikan ketegangan.
29
Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30
Ceraikan wanita ini!
31
Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32
London.
33
Rooftop Aviary.
34
Apa pria itu menaruh dendam?
35
Coppa Club, Thames.
36
Aku akan bertanggung jawab besok.
37
Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38
Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39
Aku bukan seorang pecundang.
40
Tuan muda Andra terang-terangan.
41
Aku sangat mencintai kamu
42
London Eye
43
Pulang ke tanah air.
44
Tingkah konyol Elakshi
45
Elakshi berkelahi.
46
Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47
Kenapa aku yang dicueki
48
Apa yang di lakukan Tante Utllika
49
Elakshi di culik saat Revival pergi
50
Aswin sangat marah
51
Kemurkaan Aswin.
52
7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53
Apa kamu sudah siap?
54
Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55
Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56
Mau kemana kamu gadis ..
57
Apa aku harus memecat semua mereka!
58
Presdir. Kenapa Anda menangis?
59
Perkelahian mertua dan menantu.
60
Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61
Kenapa jenjang leher kamu.
62
Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63
Balas dendam yang tersalurkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!