Part 11
_______
Darah lebih kental dari air. Meski Elakshi tidak pernah di akui Ayahnya Ararya dan hanya sebagai bahan pelampiasan amarah jika sedang di landa masalah. Elakshi tetap merindukan suara, serta raut wajah masam yang yang selalu menatap dirinya tajam yaitu Ayahnya Ararya.
Setelah menjalani operasi kulit, akibat luka bakar yang ia alami dari kecil. Elakshi meminta izin kepada Aswin untuk pergi ke rumahnya, ia ingin menunjukkan bahwa takdir bisa di ubah meski ia tahu Ayahnya Ararya tidak mengakui dirinya sebagai putri dari hasil buah cinta dari wanita yang pernah mengisi hatinya. Tapi tetap saja, ia sangat merindukan sosok pria yang selalu berkata dirinya anak pembawa sial buruk rupa.
Tok!
Tok!
Elakshi mengetuk pintu ruang baca Aswin, ia berjalan masuk ke dalam ruang baca. Di mana terlihat Aswin sedang sibuk dengan laptop dan kaca mata yang selalu melekat di wajah tampan miliknya.
“Presdir. Aku ingin meminta izin kepada Anda?” ucap Elakshi gugup, kedua tangan di genggam di depan perutnya. Dengan kedua kaki terus mendekat ke meja Aswin.
“Apa itu?” tanya Aswin menghentikan pekerjaannya menatap datar wajah Elakshi yang berdiri di samping mejanya.
“Aku ingin berkunjung ke rumah, aku ingin melihat dan mendengar kabar Ayah.”
“Tidak.” tandas Aswin kembali bekerja. Aswin tidak mengizinkan Elakshi bertemu kembali dengan Ayahnya. Melihat Elakshi yang sudah berubah menjadi wanita cantik, Aswin tidak ingin terjadi hal buruk dengan wanita yang diam-diam saat ini ia sukai.
Elakshi meraih tangan Aswin yang sibuk mengetik di laptopnya. Ia bersujud di samping kursi yang Aswin duduki memohon. “Presdir. Aku mohon, izinkan aku sekali ini saja untuk bertemu dengan Ayah. Aku janji tidak akan lama, setelah aku melihat wajah Ayah, aku akan kembali lagi ke Villa.” Elakshi meletakkan telapak tangan Aswin di kepalanya. “Aku bersumpah. Aku juga akan melakukan apa pun yang Anda inginkan asal Anda mengizinkan aku pergi sekali ini saja.”
Melihat ada kesempatan emas yang mungkin sulit di gapai, Aswin mengambil inisiatif membuat kontrak kecil di atas sebuah kertas yang sudah tercetak. Isi kontrak tersebut adalah.
“Mulai malam ini Lola Elakshi menjadi wanita milik Presdir muda Aswin Aryasatya. Bukan itu saja, semua perintah dan permintaan Presdir muda Aswin Aryasatya harus di turuti termasuk di atas ranjang.”
Elakshi mendekatkan wajahnya menatap wajah Aswin yang menatap dirinya penuh maksud. “Aku tahu maksud dari isi dari surat yang Presdir buat. Tapi apa Anda mau melihat tubuh dari seorang wanita yang pernah Anda hina, dan menghabiskan rasa itu kepadaku. Jika aku jadi Anda, mungkin aku tidak akan menjilat kopi pahit yang pernah aku tumpahkan meski rasanya sangat nikmat.”
Wajah Aswin berubah menjadi suram, menatap wajah Elakshi. Aswin menggebrak meja.
Brak!
Brak!
Aswin memalingkan wajahnya, dada serasa sesak saat mendengarkan ucapan Elakshi. Penyesalan memang selalu datang belakangan, rasa gengsi menutupi hati yang sebenarnya sangat menyukai wanita dimana sehelai rambut, harum tubuhnya, dan kedua bola mata coklat yang selalu terbayang di kedua matanya.
Aswin berdiri menarik Elakshi duduk di atas pangkuannya. Kedua mata bertemu, nafas saling bersautan satu sama lain. “Aku tidak perduli dengan rasa kopi pahit yang pernah aku tumpahkan. Meski itu mahal, aku akan mengambilnya kembali karena itu adalah hak yang aku punya dan aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuh dan menikmati rasa kopi pahit itu. Karena setitik kopi yang tidak sengaja aku tumpahkan, sangat berarti dan berharga dari apa pun.” Bisik Aswin pelan di telinga Elakshi.
Elakshi membulatkan kedua bola matanya menatap wajah Aswin yang terlihat sangat serius dengan ucapannya. Elakshi sedikit-sedikit mengerti apa maksud dari ucapan Aswin, tapi kenapa Aswin selalu menghina dirinya. Membuat dirinya menaruh dendam atas perkataan yang terlontar dari Aswin yang sering menyebut dirinya wanita jelek.
Aswin terus menatap dua bola mata coklat yang sedari tadi melototi dirinya. Kali ini ia harus berusaha untuk mendapatkan hati Elakshi yang sudah membenci dirinya, dan melemahkan keras hatinya Elakshi.
“Aku tidak biasa meminta maaf kepada orang lain, tapi kali ini aku sangat bersungguh-sungguh meminta maaf atas ucapanku. Aku tahu kamu merasa tersakiti, tapi bukan itu maksud aku sebenarnya. Jika kamu tidak mau menerima isi dari perjanjian yang sudah aku siapkan sejak lama setelah kau hadir di dalam kehidupanku. Maka aku akan merobek dan memulainya dari awal. Aku bukan pria yang baik, tapi setidaknya aku bukan pria yang selalu menyakiti hati wanita yang aku sukai.” Aswin menurunkan Elakshi dari pangkuannya. “Kamu boleh pergi. Biarkan aku sendiri di sini, nanti aku akan pertimbangkan atas permintaan kamu yang ingin mengunjungi Ayah kamu.”
Elakshi diam menatap wajah Aswin yang sepertinya terlihat kecewa. Ia berbalik badan, wajah tertunduk. Kedua mata menatap kedua tangan yang di genggam di depan perutnya.
Perkataan apa itu.
Aku semakin tidak bisa mengetahui apa yang sebenarnya ia pikirkan tentang diriku.
Dia jahat atau baik ya?
Gumam Elakshi di dalam hati. Kedua kaki terhenti di depan pintu, tangan meraih ganggang pintu, kedua mata menoleh menatap wajah Aswin yang sibuk kembali menatap layar laptop yang menyala. Elakshi kembali berjalan keluar ruangan, menutup pelan pintu ruang baca milik Aswin.
Melihat Elakshi yang sudah keluar dari ruang baca, Aswin berdiri. Tangan kanan menggenggam erat pena, membelahnya menjadi dua bagian dengan mudah nya. “Aaakkkhh.” Aswin berteriak sangat kuat di dalam ruang baca yang kedap suara. Ia mendongakkan wajahnya menatap langit-langit ruang baca. “Aku itu sebenarnya suka sama kamu, Lola Elakshi. Aku mohon jangan terus bersikap seperti ini, aku tahu, aku salah pernah bilang kamu wanita jelek. Tapi itu bukan maksudku, sikap kamu sangat menyakiti hatiku jika kamu terus bersikap seperti ini.
Dan kenapa kamu masih ingin mengunjungi Ayah kamu, apa kamu tidak tahu betapa tidak perduli nya dirinya kepada kamu. Kepada bekas luka bakar yang selama ini kamu pendam sendiri yang hampir tidak bisa di pulihkan, dan hati kamu yang selalu di patahkan pria itu dari kamu kecil.” Nafas Aswin memburu sangat kencang, ia duduk kembali di kursi besar miliknya menyandarkan kepala dan tubuhnya.
Kedua mata terpejam, berusaha meredam amarah yang dia rasakan. Aswin mengatur nafas yang tidak karuan. “Baiklah. Aku akan menuruti apa yang kamu mau, aku akan menemani kamu mengunjungi pria yang kamu sebut Ayah dan aku ingin kamu melihat siapa sebenarnya pria yang selalu kamu anggap Ayah atau seluruh keluarga kecil kamu. Aku akan menuruti apa yang kamu mau, sekali pun dunia ini mau kamu buat menjadi kecil. Aku akan menurutinya, asal kamu bisa menerima aku dan memaafkan perkataanku.” Gumam Aswin sendirian di dalam ruang baca miliknya.
...Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
MommyAtha
stress sendiri kan lu
2022-11-02
0
Wirda Lubis
alekshi nurut pada Aswin itu demi kamu juga
2022-04-15
1
Love You
Darah beku ya kak😁😁😁
2022-04-06
0