Isi rekaman suara.

Part 05

______

Setelah sampai di sebuah Vila yang cukup besar dan megah, Revival turun mendekati pintu mobil Elakshi membuka pintu mobil. “Nona muda. Silahkan turun. Dan tinggallah di sini.” Revival memberikan kunci Vila.

Elakshi menatap tajam wajah Aswin yang menatap lurus ke depan. Elakshi mendengus pelan, kaki menapak di atas tanah. Elakshi berdiri di samping pintu mobil yang masih terbuka. “Apa Presdir ingin membuang aku?”

“Revival. Tutup pintunya karena aku tidak ingin melihat wanita jelek itu lagi. Dan kamu segera antar saya pulang ke rumah.” Tandas Aswin yang tetap menatap lurus ke arah depan.

Revival masuk ke dalam mobil, menghidupkan mesin dan melajukan mobil meninggalkan Vila dimana Elakshi masih berdiri di halaman Vila yang cukup luas.

Elakshi berbalik badan, melepaskan sepatu hak tinggi yang ia pakai. “Aku juga pantas menerima ini semua.” Elakshi melangkahkan kedua kakinya berjalan di halaman menuju pintu Vila. Saat Elakshi berjalan di halaman Vila yang luas. Hujan turun dengan derasnya.

Elakshi mendongakkan wajahnya menatap rintik hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Ia berteriak. “Langit. Kenapa kamu ikut menangis. Cukup aku saja yang menangis, menahan perih semua kehidupan ini.” Kedua kaki Elakshi melemah, ia terduduk di atas lantai yang basah. Wajah tertunduk, kedua mata menangis. “Hiks! Hiks! Hiks. Ibu kamu juga jangan menangis saat melihat aku menangis dari atas sana, karena tangisan ini hanya tangisan kebahagian saja.”

Dari sebrang jalan yang gelap terlihat mobil Aswin masih diam terparkir di pinggir jalan. Aswin menatap wanita yang ia sukai sedang duduk menangis di atas lantai halaman yang sangat luas, hujan mengguyur tubuh mungilnya. Ingin sekali ia berlari memberikan jas anti hujan untuk menyelimuti tubuh Elakshi, tapi bibir sudah terlanjur menghina.

Rasa gengsi dan kesal yang terlalu tinggi menutup bibir yang hendak menerima semua luka yang membekas di bagian tubuh Elakshi. Gengsi yang terlalu tinggi, akhirnya melontarkan ucapan yang menyakitkan, ucapan yang menyebut Elakshi wanita jelek.

Aswin menatap wajah Revival yang sedang memandang Elakshi dari dalam mobil. “Apa kamu kasihan dengan wanita itu?” tandas Aswin.

Revival melihat kaca tengah yang berada di dalam mobil. “Ia. Maaf jika ucapan saya lancang dan maaf jika saya melihat wanita Presdir.”

“Tidak masalah. Aku merasa ada yang ganjil dengan wanita itu, umurnya masih 19 tahun tapi kenapa kedua orang tuanya tega berbuat seperti itu, terlebih lagi bekas luka bakar yang ia dapat. Aku ingin selama 1 minggu ini, kamu mencari tahu kebenaran dan apa yang sebenarnya terjadi pada wanitaku. Setelah mendapat informasi yang cukup kabarin aku.

Di dalam Vila itu, masih tersimpan makanan kan? aku tidak ingin membuat dia mati kelaparan saat aku tidak bersamanya. Dan besok pagi kamu antarkan pembantu kepercayaan kita untuk tinggal sementara bersama wanitaku. Apa kau paham?” ucap Aswin memberitahu Revival.

Revival mengangguk. “Paham.” Ia menolehkan wajahnya menatap Aswin yang sedang duduk di bangku belakang. “Semua makanan dan baju Presdir masih tersimpan di sana. Dan besok saya akan mencari tahu tentang wanita itu Presdir.”

“Baik. Mari kita pulang, karena aku masih ada urusan nantinya.” Sahut Aswin singkat, kedua mata masih memandang Elakshi yang sedang berjalan di bawah derasnya hujan.

Revival melajukan mobilnya dengan kencang, sesekali ia memandang wajah Aswin dari kaca spion tengah di dalam mobil.

Sepertinya presdir muda Aswin telah jatuh cinta kepada gadis malang itu.

Tapi kenapa Presdir muda tidak berterus terang saja, kenapa harus pakek gengsi segala membuat gadis malang itu bersedih atas perkataannya.

Gumam Revival di dalam hati, ia tidak sadar menggelengkan kepalanya sendiri saat memikirkan Elakshi yang menangis di bawah rintik hujan yang cukup deras.

...Pukul 07:00 pagi....

...😊😊...

Revival telah berdiri di depan pintu Vila, dengan seorang wanita berusia 40 tahun. Di tangan kiri dan kanan membawa beberapa bungkusan seperti bungkusan baju.

Ding!

Dong!

Revival menekan bel pintu.

Klik!

Pintu Vila terbuka, terlihat rambut acak-acakan, wajah masih mengantuk, baju kemeja pria melekat di tubuh Elakshi. “Siapa?” tanya Elakshi yang masih mengantuk di depan pintu rumah.

Saat Elakshi sadar yang datang itu adalah Revival, ia segera bersembunyi di balik pintu yang terlihat hanya kepala dengan rambut yang kusut. “Tuan kenapa ke sini? Dan siapa Ibu yang berada di samping tuan?”

Revival menolehkan wajahnya, tersenyum melihat ekspresi polos yang terlihat dari wajah Elakshi. Begitu juga dengan wanita yang sedang berdiri di samping Revival.

Wanita tersebut menundukkan sedikit tubuhnya. “Selamat pagi nona muda. Saya bibi Resti, saya di tugaskan bekerja di sini oleh Presdir muda Aswin.”

Elakshi berkedip tak bergeming, dahi mengerut, kedua bola mata memandang Revival dan bibi Resti dari atas sampai bawah.

Bukannya pria tampan itu tidak ingin melihatku. Jika memang dia tidak ingin melihatku, kenapa perlu repot-repot membawa bibi ini ke sini.

Aku suruh pulang saja mereka.

Gumam Elakshi di dalam hati.

Elakshi melambaikan tangan kanannya. “Aku tidak perlu pembantu di rumah ini, bibi boleh kembali pulang saja.” Ucap Elakshi sambil tersenyum manis menatap wanita paruh baya yang ada di hadapannya.

Revival berjalan mendekat, kedua tangan mengulur yang di setiap genggaman terselip jinjingan belanjaan. “Jangan membuat Presdir muda marah seperti tadi malam. Ini pakaian yang sudah di beli oleh Presdir muda, kamu bisa memakainya. Itu pesan Presdir muda yang harus saya sampaikan kepada nona muda.” Tegas Revival yang seperti tidak bisa terbantahkan lagi.

Setelah memberikan bungkusan kepada Elakshi, Revival berbalik badan melangkah pergi dari teras Vila meninggalkan wanita paruh baya dan Elakshi yang masih berdiri di depan pintu.

Melihat Revival sudah jauh dari pandangan, Elakshi mulai mendekati bibi Resti. “Bibi. Kalau aku boleh tahu, kemana pria tampan itu dan kenapa bibi di suruh datang ke sini?” tanya Elakshi berdiri di hadapan bibi Resti.

Bibi Resti meraih barang belanjaan yang di pegang oleh Elakshi. “Maksud nona muda, Presdir muda Aswin? Saya kurang tahu nona. Saya di sini hanya menjalankan tugas saja.” Sahut bibi Resti sambil tersenyum.

...1 minggu kemudian....

...🌀🌀...

Elakshi berjalan ke sana dan kemari di depan teras Villa, menunggu Revival yang biasanya hadir di pagi hari. “Sudah 1 minggu lamanya, pria tampan itu tidak menjumpai aku. Kenapa aku seperti di gantung olehnya? Aku harus bertanya kepada tuan Revival, kemana sebenarnya pria tampan itu.” gumam Elakshi pelan.

“Nona muda, kenapa Anda di luar sepagi ini?” tanya Revival yang mengagetkan lamunan Elakshi.

Elakshi menatap wajah Revival. “Tuan. Kenapa pria tampan itu tidak datang, kemana dia?” tanya Elakshi dengan wajah polos.

Revival mengulurkan tangan memberikan bungkusan yang berisikan sayuran segar dan bahan pangan lainnya. “Ini buat nona muda.” Revival berbalik badan. “Lagi banyak urusan penting.” Sebelum melangkah pergi Revival menolehkan wajahnya sedikit. “Jangan panggil saya tuan. Panggil saja Revival.” Revival melangkah pergi meninggalkan Elakshi yang masih berdiri di depan teras rumah.

Elakshi hanya diam menatap punggung Revival sampai membuka pintu mobil. Kedua mata indah Elakshi ingin menyaksikan apakah benar jika Presdir muda Aswin sedang sibuk. Jika ketahuan di dalam mobil Elakshi berniat untuk lari menghampiri presdir muda Aswin dan bertanya seribu pertanyaan yang selalu bermain di pikirannya.

Setelah lama ia melihat ke arah mobil, ia tidak melihat sosok pria yang dimaksud. Elakshi berbalik badan melangkah pergi masuk ke dalam rumah.

.

.

.

.

.

Aswin sedang duduk di dalam ruang kantor miliknya. Kedua tangan fokus mengetik, dengan kaca mata yang melekat di wajahnya.

Tok!

Tok!

“Masuk.” Sahut Aswin.

Revival membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam ruang kantor yang cukup besar milik Aswin. Revival berdiri di samping meja Aswin. Tangan mengulur memberikan beberapa foto gadis kecil yang berada di rumah sakit. “Presdir muda. Ini adalah foto saat gadis itu masih kecil, foto dimana ia mendapat bekas luka bakar yang saat ini membekas di bagian tubuhnya.”

Wajah pilu menatap foto anak kecil yang berusia 7 tahun, hampir sebagian tubuh di balut perban. Meski tubuh terbalut perban, senyum manis tetap terpancar dari foto yang di pegang Revival.

Aswin meletakkan kaca matanya. “Apakah ini benar foto-foto masa kecil Lola Elakshi?”

Revival mengangguk. “Benar dan ini juga bukti rekaman suara dari salah satu pembantu yang sudah lama bekerja di keluarga nona muda.” Revival mengulurkan tangan memberikan satu pena yang ternyata itu adalah alat perekam suara.

Aswin menekan tombol yang berwarna merah. Terdengarlah suara paruh baya yang sedang berbicara.

...Isi dari rekaman suara tersebut....

...🎙️🎙️...

...“Nona muda Lola Elakshi adalah gadis yang baik, lemah lembut dan selalu sopan kepada orang yang lebih tua. Semenjak kelahiran nona muda yang menyebabkan nona besar meninggal dunia, tuan Ararya tidak pernah menyentuh dan memberikan kasih sayang layaknya seorang Ayah kepada anaknya....

...Jika tuan Ararya ingin berbicara kepada nona muda, itu hanya pelampiasan amarah yang membuat nona muda selalu mengurung dirinya selama berhari-hari di dalam kamarnya. Tapi nona muda selalu berkata dia ingin merebut hati Ayahnya agar bisa menerima takdir yang telah terjadi dan menerima kehadirannya....

...Tentang luka bakar yang terdapat di sebagian tubuh nona muda, itu terjadi saat umur 7 tahun. Nona Elakshi waktu itu masih kecil, ia sedang bermain di dapur bersama dengan saya, waktu itu saya sedang masak. Saya tidak bisa menghindari kejadian tersebut, saya juga tidak melihat jelas kejadiannya....

...Yang sangat ingat dandang yang airnya masih mendidih untuk merebus ayam, tergeletak di atas lantai. Airnya menumpahi dada depan sampai pusar, dan sedikit bagian tubuh lain nona muda....

...Saya tidak sanggup menceritakannya, yang jelas. Nona muda sangat kuat, menjalani hidupnya. Yang saya tidak pernah habis pikir, meskipun nona muda terluka. Tuan Ararya sama sekali tidak perduli dengan putri semata wayangnya. Hanya kami para pembantu yang selalu memberi nona muda semangat.”...

Tit.

Aswin mengepal erat pulpen perekam suara. Dahi mengerut hingga uratnya hendak keluar. Dada serasa sesak mendengar rekaman yang menceritakan tentang wanita yang ia sukai.

“Revival. Cari Dokter ahli kulit, bedah plastik, dan kecantikan atau dokter apa saja yang berhubungan dengan bekas luka bakar. Cari yang paling professional. Berapa pun harganya, berapa pun biayanya dan di manapun tempatnya aku tidak perduli. Jika kamu sudah mendapatkannya segera beri tahu dan atur jadwal operasi buat Elakshi.” Perintah Aswin yang tidak bisa terbantahkan lagi.

Revival menundukkan sedikit kepalanya. “Baik.”

...Bersambung........

✨✨ Terimakasih sudah mampir..maaf jika ceritanya agak sedikit sedih. 🤧🤗

Terpopuler

Comments

MommyAtha

MommyAtha

dan saya meleleh thor

2022-11-02

0

Aumy Re

Aumy Re

mampir baca, thor..
salam di batas cakrawala

2022-04-30

0

Yuliantin Ant

Yuliantin Ant

cemungut thor 💪

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Ayah menikah.
2 Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3 Percakapan Tante Anna dan Ayah
4 Pelelangan
5 Isi rekaman suara.
6 Mencari Dokter terbaik.
7 Brosur operasi.
8 Mengumpulkan tekad.
9 Operasi dan kembali ke tanah air.
10 Tertusuk duri bunga mawar.
11 Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12 Kediaman Ararya
13 Usus buntu pecah.
14 Hotel mewah.
15 Pesta.
16 Meski aku tahu.
17 Kamu tetap Ayahku.
18 Aswin turun tangan.
19 Aku sudah muak
20 Kehebohan wartawan.
21 Qaila botak.
22 Mulai detik ini....
23 Kantor Sipil
24 Membuka segel
25 Restoran Mewah buat Elakshi.
26 Kalau soal itu aku tidak lelah
27 Insiden Pembukaan Restoran baru.
28 Sulit mengendalikan ketegangan.
29 Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30 Ceraikan wanita ini!
31 Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32 London.
33 Rooftop Aviary.
34 Apa pria itu menaruh dendam?
35 Coppa Club, Thames.
36 Aku akan bertanggung jawab besok.
37 Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38 Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39 Aku bukan seorang pecundang.
40 Tuan muda Andra terang-terangan.
41 Aku sangat mencintai kamu
42 London Eye
43 Pulang ke tanah air.
44 Tingkah konyol Elakshi
45 Elakshi berkelahi.
46 Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47 Kenapa aku yang dicueki
48 Apa yang di lakukan Tante Utllika
49 Elakshi di culik saat Revival pergi
50 Aswin sangat marah
51 Kemurkaan Aswin.
52 7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53 Apa kamu sudah siap?
54 Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55 Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56 Mau kemana kamu gadis ..
57 Apa aku harus memecat semua mereka!
58 Presdir. Kenapa Anda menangis?
59 Perkelahian mertua dan menantu.
60 Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61 Kenapa jenjang leher kamu.
62 Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63 Balas dendam yang tersalurkan.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ayah menikah.
2
Waktu cepat berlalu. (4 tahun kemudian)
3
Percakapan Tante Anna dan Ayah
4
Pelelangan
5
Isi rekaman suara.
6
Mencari Dokter terbaik.
7
Brosur operasi.
8
Mengumpulkan tekad.
9
Operasi dan kembali ke tanah air.
10
Tertusuk duri bunga mawar.
11
Apapun aku lakukan demi berjumpa Ayah.
12
Kediaman Ararya
13
Usus buntu pecah.
14
Hotel mewah.
15
Pesta.
16
Meski aku tahu.
17
Kamu tetap Ayahku.
18
Aswin turun tangan.
19
Aku sudah muak
20
Kehebohan wartawan.
21
Qaila botak.
22
Mulai detik ini....
23
Kantor Sipil
24
Membuka segel
25
Restoran Mewah buat Elakshi.
26
Kalau soal itu aku tidak lelah
27
Insiden Pembukaan Restoran baru.
28
Sulit mengendalikan ketegangan.
29
Sudah 6 bulan (Flashback/Flash of)
30
Ceraikan wanita ini!
31
Pertemuan Tante Anna dan Mama Aswin.
32
London.
33
Rooftop Aviary.
34
Apa pria itu menaruh dendam?
35
Coppa Club, Thames.
36
Aku akan bertanggung jawab besok.
37
Niat Revival ingin membantu, tapi.....
38
Aku tidak ingin berselingkuh tapi aku ingin merebutnya.
39
Aku bukan seorang pecundang.
40
Tuan muda Andra terang-terangan.
41
Aku sangat mencintai kamu
42
London Eye
43
Pulang ke tanah air.
44
Tingkah konyol Elakshi
45
Elakshi berkelahi.
46
Apa yang dipikirkan Tante Anna.
47
Kenapa aku yang dicueki
48
Apa yang di lakukan Tante Utllika
49
Elakshi di culik saat Revival pergi
50
Aswin sangat marah
51
Kemurkaan Aswin.
52
7 hari telah berlalu tanpa dirimu, istriku
53
Apa kamu sudah siap?
54
Sering-seringlah lalai, maka aku akan merebutnya dari Anda
55
Meskiku tahu kau tidak bisa ku miliki.
56
Mau kemana kamu gadis ..
57
Apa aku harus memecat semua mereka!
58
Presdir. Kenapa Anda menangis?
59
Perkelahian mertua dan menantu.
60
Saya sebenarnya tahu jika Anda sedang susah.
61
Kenapa jenjang leher kamu.
62
Menjebloskan Tante Utllika (Mama mertua)
63
Balas dendam yang tersalurkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!