Dua Luka Satu Cinta
Waktu ke waktu semua berjalan dalam hal yang berbeda. Kehidupan selalu berjalan dengan waktu yang terus berputar. Lalu lalang manusia berjalan dengan berbagai jalan. Ada yang melalui jalan kiri, Ada yang melalui jalan kanan dan Ada pula yang melalui jalan tengah. Semua jalan yang mereka lalui memiliki pilihan serta resiko tersendiri. Sebagaimana kau mengambil buah dari keranjang yang kau petik. Apa yang kau petik memiliki berbagai variasi. Ada yang begitu segar dan menggiurkan namun memiliki rasa yang tak seperti ekspektasimu. Ada yang warnanya tak begitu segar dan tak menggiurkan namun memiliki rasa yang jauh lebih baik dari ekspektasimu. Dan itulah hakikat dari kehidupan yang sesungguhnya. Memiliki rotasi yang berbeda dan lintang rotasi yang bermacam-macam.
Ini adalah sebuah bentuk cerita tentang diriku, seorang gadis sederhana yang rela menjadi istri kedua dari suami sahabatnya. Semua berawal dari permintaan sang sahabatku yaitu Ria Santika Ratnagara. Ria adalah sahabatku saat ku tengah belajar di pondok pesantren. Aku telah lama tak bertemu dengan hingga pada suatu ketika takdir mempertemukan kami berdua. Dan tentunya dengan takdir dan tanda tanya misteri. Jika saja Ayahandaku tak mendengarkan perkataan para tetanggaku mungkin saja semua tak akan terjadi seperti halnya sekarang.
Semua berawal dari suasana di pagi hari. Seperti biasa aku bersiap untuk pergi mengajar ke sekolah namun sebelum aku pergi, aku tak lupa untuk membantu ibuku untuk memasak, mempersiapkan bekal untuk kedua adikku dan membersihkan rumah. Ku peluk tubuh ibundaku dari belakang sembari memberi kecupan untuk ibundaku.
‘’Assalamu’alaikum ibundaku…, Selamat pagi ibundaku.’’ Sapaku
‘’Waalaikumsalam putri bunda.., Pagi juga nduk.’’ Jawab Ibunda tersenyum padaku
‘’Aduh aduh senyum bunda manis pisan atuh.’’ Godaku seperti biasa
‘’Hilih-hilih nduk bisa aja ya pagi-pagi gini menggumbulnya.’’ Balas Ibunda yang sudah terbiasa mendengar gombalanku
‘’Bunda, Bunda tau apa yang lebih manis dari madu?’’ Tanya Soraya
Bunda yang tengah asyik menggoreng ikan menoleh ke belakang ke arah putrinya ‘’Memang apa yang lebih manis dari madu?’’
‘’Cinta ayahanda pada bunda saat mengucap ijab qabul.’’ Gombal Soraya
‘’Haduh kamu itu ya bisa aja.’’ Ibundaku tersipu malu saat ku menggombalinya
‘’Pagi Bundaa!!!! Pagi Kakak garang aum!!” Ucap Kedua adikku yang bergelayut manja pada ibundanya
Kedua adiknya selalu berani meledeki kakaknya. Soraya yang asyik memasak menoleh ke belakang. Ia menyeringai pada kedua adiknya sambil membawa spatula yang dibuatnya untuk masak. Ia mengarahkan spatulanya pada kedua adiknya.
‘’Tadi bilang apa kedua adik kakak yang cantik dan ganteng ini?’’ Ujar soraya yang membuat kedua adiknya ketakutan da bersembunyi di belakang ibundanya
‘’Eh tadi bukan aku lho kak yang bilang, itu si arya kak bukan ayu.’’ Balas Ayu yang menyalahkan kakak laki-lakinya
‘’Eh buset lu yu!! Lu tadi juga ikut-ikutan ngeledekin kak soraya kenapa cuma gua yang salah etdahhhh.’’ Debat Arya yang tak terima jika disalahkan sendirian
‘’Wlekkk bodo amatt .. ‘’ Ayu menjulurkan lidahnya ke arah kakak laki-lakinya tanpa takut
‘’Sini luuu!!’’
Ya, inilah suasana rumah soraya yang tenang, bahagia penuh dengan canda dan tawa dari kedua adik kecilnya. Kedua adik kecilnya yang selalu membuat gelak tawa di keluarga soraya. Dan hal inilah yang menjadi kebahagiaan tersendiri soraya.
‘’Sudah sudah kalian jangan bertengkar lagi. Cepat sarapan kemudian kakak antar. Ini bekal buat kamu dek Arya dan ini buat kamu dek Ayu.’’ Ujarku sembari memberikan bekal kepada mereka berdua masing-masing
‘’Terima kasih kak!!’’
Arya dan Ayu menerimanya dan memasukkan ke dalam tas mereka masing-masing. Setelah itu mereka melahap habis masakan kakaknya tak bersisa.
‘’Aku udah selesai makan kak, Ayo berangkat anterin ayu!!’’ Ayu adekku berdiri dan mengamit lenganku tuk berangkat
‘’Okey bentar ya kak soraya ambil tas kakak dulu.’’ Balasku sembari mengambil tasku di atas meja. Setelah mengambilnya ku selempangkan ke bahuku. Ayu adikku yang tak sabar untuk ku antar menarik tanganku
‘’Ayo kak kita berangkatttt!!!’’
‘’Iya dek bentar dan sabar yaa. Kakak masih pake sepatu kakak atuh.’’ Jawabku dengan lembut sembari menali tali sepatuku
Setelah selesai ku ikat tali sepatuku, ku berdiri dan merapikan pakaianku. Ibundaku menghampiriku, ia tersenyum manis padaku ‘’Riha hati-hati di jalan ya nduk..’’.
Ku anggukan kepalaku dan mencium telapak tangan ibundaku tuk bersaliman ‘’Iya ibundaku..’’.
‘’Ayu gak disayang juga bunda hum..’’. Ucap Ayu yang iri dengan perhatian bunda padaku
Setelah selesai ku kecup tangan ibundaku, ibundaku menarik tangan ayu dan dipeluknya ‘’Nduk iha putri bunda yang cantik sendiri sejagat raya. Belajar yang giat dan jangan bandel di sekolah ya?’’
‘’Ih bundaaa.., iha kan gak pernah bandel humm.’’
Ibundaku tertawa melihat adekku yang selalu merajuk padanya ‘’iya putri bunda memang tak pernah bandel tapi cuma nakal xixi.’’
‘’Bunda ihh!!’’
‘’Udah ayo kita berangkat dek nanti kamu terlambat.’’ Ucapku
‘’Iya kak ayo. Dah bunda assalamu’alaikum..’’
‘’Kami berangkat dulu bunda.’’
Bunda mengangguk pada kami dan melambaikan tangan pada kami berdua. Ku tutup pintu dan ketika ku balikkan badanku ku terkejut saat melihat kehadiran Dani berdiri di depan halaman rumahku. Ayu terbengong melihat seorang lelaki tampan ‘’Kak Soraya ada pangeran tampan.’’
‘’Dani..’’.
‘’Assalamu’alaikum soraya..’’ Sapa Dani tersenyum di hadapanku
‘’Waalaikumsalam Dani, Kamu ada apa kemari pagi-pagi begini?’’ Tanyaku dengan penasaran
‘’Kak soraya dia siapa? Kakak kenal pangeran tampan ini?’’ Tanya Ayu dengan suara berisiknya penasaran akan Dani
Ku lupa jika ada Ayu adekku disini. Hal seperti ini tak boleh diliat atau didengarkan Ayu. Gumamku dalam hati
Ceklek!
Seseorang menutup pintu rumahku dan seseorang itu adalah Arya adek laki-lakiku yang baru saja keluar dari rumah.
‘’Dek Arya.’’ Panggilku pada Arya
‘’Eh kak soraya dan Ayu belum berangkat?’’ Tanya Arya padaku sembari mendekat ke arahku
‘’Bang Arya liat ada pangeran ganteng huwaa.’’ Sahut Ayu yang tak bisa menahan rasa kagumnya pada Dani
‘’Hust dek gak baik kayak gitu di depan teman kak soraya!’’ Peringat Arya pada Ayu
‘’Ih Abang!!’’
‘’Dek Arya bisa antarkan ayu ke sekolah dulu gak hari ini saja?’’ Tanyaku
‘’Bisa Kak.’’ Jawab Arya dengan cepat
‘’Ayo ayu kita berangkat.’’ Lanjut Arya menarik tangan ayu tuk menjauh dari hadapanku dan dani
‘’Eh bang aku kan mau berangkat dengan kak sorayaaa!!’’ Teriak ayu yang terus berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan arya
‘’Diam dan nurut sama aku! Atau kamu tau apa akibatnya dek!’’ Tegas Arya pada Ayu
‘’Iya iya!!’’ Ayu tak bisa berkutik ketika Kak Arya telah bersikap tegas padanya. Hal yang bisa ia lakukan adalah menurutinya sebelum kena akibatnya
‘’cepat naik ke motor!’’ Perintah Arya pada Ayu
‘’Iya biasa aja kalo merintah!’’ Sewot Ayu
‘’Buruan nanti gua telat lu gua gibeng!!’’ Kata Arya
‘’Arya tak baik berkata seperti itu ke adek ayu.’’ Soraya memberikan nasehat pada adek laki-lakinya agar tak berkata kasar pada Ayu
‘’iya iya kak. Maafin arya, ayo ayu lebih cepat dikit.’’ Arya meminta Ayu Adeknya untuk lebih cepat sedikit saat naik ke goncengan motornya
Ayu yang sedang berusaha naik di goncengan motor arya hanya bisa berdumel ‘’Berisik banget lu bang!!’’
‘’Lelet ah lu mah dek.’’
‘’Ini sampun abangku!’’ Teriak Ayu tepat di depan telinga Arya
‘’Argh Dek! Kenapa teriak di telinga gua sih hah?’’ Maki Arya
‘’Bodo amat! Ayo berangkat! Gak usah berisik.’’
‘’Lu kalo bukan adek gua abis lu di tangan gua!’’
‘’Arya! Ayu! Le dan nduk kalian jangan bertengkar dan cepat berangkat!’’ Leraiku pada kedua adikku yang bertengkar di hadapanku dan Dani
‘’Tapi kak ayu kan yang salah bukan arya!!’’ Arya membela dirinya sendiri
‘’Eh lu yah bang!! Ngapain lu nyalahin gua hah!?’’
‘’Sudah-sudah kalian jangan berdebat lagi atau kakak panggilin bunda mau?’’ Ancamku
‘’Enggak mauu!!!’’ jawab mereka berdua serempak
‘’ Baiklah, Ya udah berangkat sekarang ya.’’
‘’Iya kak, Lu pegangan dek atau gak miber nanti lu.’’ Kata Arya mengejek pada ayu
Brum.. Brum..
Ayu Belum sempat menjawab ejekan Arya, arya sudah terlebih dahulu melajukan motornya dengan kencang. Hal itulah membuat soraya geleng-geleng melihat tingkah kedua adiknya. Senyuman soraya membuat Dani ikut terbawa tersenyum. Senyuman soraya yang cantik nan manis membuat hati Dani bergetar dan tak sengaja melontarkan pujian pada soraya ‘’MasyaAllah gusti, Bidadari surga memang ada ya. Sudah cantik, lembut juga seperti namanya’’
Soraya yang mendengar pujian langsung menoleh ke arah Dani ‘’Eh Dani maafkan aku yang terlalu fokus sama kedua adikku tadi.’’
‘’Tak apa soraya.., Aku bahagia melihatmu tersenyum seperti tadi. Sungguh seperti melihat seorang bidadari.’’ Puji dani yang tak sadar memberikan gombalan pada Soraya
‘’Eh kamu berlebihan dani hehe..’’.
‘’Aku sungguh jujur soraya.’’
‘’Jujur tentang apa atuh Dan?’’ Tanyaku yang masih tak memahami perkataan Dani
‘’Jujur jika hatiku sudah terlanjur mencintaimu soraya aisyah rihadatus sholihah..’’.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments