Kembali ke tanah air

"Mommy, apa benar kita akan bertemu Daddy?"

Pertanyaan itu terlontar dari mulut sang anak yang ia sebut sebagai peri kecil.

Nara hanya menjawab dengan anggukan kepala lengkap dengan seulas senyum.

"Yeeyyyyyy! teriaknya riang. "Ara mau ketemu daddy. Daddy Im coming, I miss you my sweet daddy"

"Mommy kan sudah janji, jadi harus di tepati" Ucap Nara sambil mengecup pucuk kepalanya.

Tak mau kalah, Amara balas menciumi wajah mommynya. "Thankyou mommy"

Sekitar tiga hari yang lalu, Nara menelfon para sahabatnya di Indonesia. Ia meminta bantuan pada Khansa dan Anita agar mengijinkan para suaminya, dr Aksara dan dr Emir untuk menjemput dia serta Amara di Korea selatan.

Nara yang selama ini di beri kepercayaan oleh Khansa untuk mengurus restaurannya di Korea, kini akan menyerahkan tugas itu pada orang kepercayaan Khansa yang lain. Ia sudah bertekad untuk menemui pria yang sampai saat ini masih berstatus sebagai suaminya.

Demi memenuhi keinginan sang anak, ia rela berurusan kembali dengan Tama. Pria yang tidak pernah bisa ia lupakan.

Nara juga akan mengatakan pada tama bahwa dia memiliki seorang putri yang bisa di bilang sangat mirip dengannya. Pria yang menikahinya sekitar tujuh tahun lalu tanpa persetujuan dan restu dari bu Rania. Ibunda Gautama Nalendra.

******

Suara bel menyadarkan Nara yang tengah larut dalam lamunan. Ia langsung berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Setelah pintu terbuka, menampilkan dua pria yang akan mengawal perjalanannya kembali ke tanah air.

Sebenarnya, Aksa dan Emir sudah datang sejak kemarin, hanya saja mereka menginap di apartemen milik Khansa.

Baru saat inilah mereka bisa mengunjunginya. Sekalian akan kembali ke Indonesia bersama Naraya dan Amara pagi ini.

"Hallo Amara"

"Papa Aksa, papa Emir" Amara langsung berlari menghampiri dua pria yang tengah berdiri dengan senyum yang merekah. Mengecup punggung tangan, lalu memeluk Aksa dan Emir secara bergantian.

"Amara apa kabar?"

"Baik papa"

Aksa bertanya setelah melepas pelukan dari gadis itu, kemudian menggendong dan membawanya duduk di sofa melihat langit yang sempat ia rekam di ponsel saat di dalam pesawat.

Sementara Emir berjalan menuju ruang makan mengikuti Nara yang ingin membicarakan tentang kondisi terakhir Amara. Ia duduk berseberangan dengan wanita yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Sahabat dari Anita Istrinya dan Khansa adiknya.

Sedikit banyak, Emir adalah salah satu orang yang tahu dan menjadi saksi dalam kisah perjalanan hidup Nara yang bisa di bilang sangat pilu.

"Kamu apa kabar?"

"Aku baik bang" Nara menjawab dengan suara parau.

"Jangan sedih, kami siap membantumu"

"Bagaimana aku bisa hidup tanpa Amara bang, dia adalah satu-satunya kekuatan untukku melewati keterpurukan. Selain bapak, hanya dia yang ku punya, tapi sebentar lagi dia justru akan pergi"

"Amara anak yang kuat Na, dia pasti bisa bertahan lebih lama. Aku dan Aksa akan berusaha untuk menyembuhkannya"

"Tapi dokter di sini sudah menyerah dan menyuruhku untuk mempersiapkan diri dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada Amara"

"Kamu ingat sakit yang di derita Khansa?" tanya Emir tanpa mengalihkan pandangan barang sejenak. "Dia bisa sembuh dari kanker yang menyerangnya"

"Tapi aku tidak memiliki optimisme sebesar itu bang. Bayangan kematian Amara selalu melintas di pikiranku, bahkan aku bermimpi, dalam mimpi itu ibu meminta Amara dariku, dan aku menyerahkannya"

Nara menumpukan kedua siku di atas meja. Kedua telapak tangannya menutupi wajah sembab karena sudah tak mampu lagi mempertahankan air mata, seakan tak kuasa mengingat mimpi yang baginya sangat menyeramkan.

"Siap tidak siap, entah sampai kapan Ara bisa bertahan, aku harus menyiapkan diri bukan?" katanya dengan suara teredam karena tangannya masih menutupi wajahnya. "Aku tidak tahu akan seperti apa hidupku setelah dia tiada. Tanpanya, mungkin duniaku akan berhenti berputar bang"

"Berdoalah selalu. Setidaknya percaya pada keajaiban Tuhan"

"Mommy" panggilan Amara membuat Nara terlonjak, ia buru-buru menghapus jejak basah di pipinya, berusaha menormalkan ekspresi di wajah agar sang anak tak mengetahui kesedihannya.

"Iya sayang?"

"Mommy nangis?"

"Tidak"

"Mommy bohong" sahutnya sambil menyeka sisa-sisa buliran bening dari matanya. "Ini apa?"

"Mommy hanya rindu pada mama Tata dan mama Sasa"

Gadis periang itu mengerjap usai mendengar ucapan Emir.

"Sebentar lagi kita akan ketemu kan? jadi mommy tidak boleh sedih-sedih lagi"

"Iya sayang" jawab Nara sembari mengusap kepala Amara.

Sasa dan Tata memang kerap sekali mengunjungi Nara dan Amara. Itu sebabnya Amara sangat mengenal siapa mereka. Selain orang tuanya yang berteman baik, anak-anak mereka pun saling menyayangi satu sama lain.

*****

"Welcome Indonesia, Im coming" teriak Amara dengan cengkok keinggrisannya. "I will meet you soon daddy"

Aksa, Emir, Nara serta Amara telah sampai di bandara International Soekarno Hatta. Betapa senangnya gadis itu ketika sampai di tanah air.

Tidak ada musim dingin, daun yang berguguran, dan indahnya bunga sakura yang akan dia nikmati. Bukan orang berkulit putih dan mata sipit yang akan ia lihat. Akan tetapi semua itu tak serta merta membuatnya menyesal. Karena keinginan tinggal bersama keluarga lengkap akan segera terwujud.

Sikap Amara yang begitu kegirangan mengekspresikan kegembiraannya, membuat mereka tergelak.

"Kamsahamnida mommy, saranghaeyo"

"Asal kamu bahagia, apapun akan mommy lakukan untukmu sayang"

Bagi Naraya keputusan untuk kembali ke masa lalu adalah hal yang tidak pernah ia inginkan. Mengingat betapa sakit saat sang ibu mertua menghancurkan hidupnya hingga tak ada ampun. Bahkan sang ibu harus meregang nyawa karena terus memikirkan anak gadisnya yang selalu di tindas dan di fitnah, serta bapaknya yang harus kehilangan pekerjaan dan menganggur.

Fitnah keji yang membuat sang suami akhirnya memilih kembali kepada keluarganya. Fitnah yang membuat dia harus berpisah dengan cintanya, hingga memutuskan pergi ke negara asing demi untuk melupakan masa lalu yang begitu menyakitkan, untuk membiayai hidup dirinya, anaknya dan bapaknya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Khansa yang sudah menunggu kedatangannya di bandara.

"Baik Sa"

"Sabar ya, yang kuat" Khansa masih memeluk dan tangannya tak berhenti menepuk punggung sahabat yang biasa ia panggil Nana. "Ada kami yang siap membantumu"

"Makasih Sa"

Sementara Amara, sudah berceloteh ria dengan Mita putri Aksa dan Khansa. Di temani oleh Emir dan juga Aksa.

"Anita tidak ikut?"

"Dia sedang tidak enak badan" jawab Khansa setelah mengurai pelukannya. "Dia sedang mengalami morning sickness"

"Sudah berapa bulan?"

"Jalan tiga bulan"

"Kenapa baru memberitahuku?"

"Ah mana sempat Na, kita sama-sama sibuk kan?"

Kedua wanita itu saling berbalas senyum lalu melangkah sesuai interupsi dari Aksa. Mereka harus segera pulang karena Amara harus beristirahat.

Menghela napas panjang, Naraya berusaha menguatkan diri agar memiliki keberanian untuk menemui Gautama dan bu Rania.

Demi Amara, kamu harus kuat Na...!

Kembalinya Nara ke Indonesia, seketika ingatannya memutar kembali kejadian beberapa tahun silam.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nianandra Amelia Putri

Nianandra Amelia Putri

secangkir kopi untuk thor

2023-08-13

0

Jumadin Adin

Jumadin Adin

knp sich orang tua sering kali mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Apa karena terlalu sayang atos tidak rela abakbta jadi perhatian kurang

2023-04-11

0

Ai Hodijah

Ai Hodijah

nyeuseuk nih aku thor
ara semangat ya semoga ada keajaiban

2023-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prologe
2 Vonis enam bulan
3 Kembali ke tanah air
4 Ungkapan Hati
5 Memperkenalkan Pada Keluarga
6 Pemberhentian kerja & Ancaman
7 Keluar dari Angkasa group
8 Masuk Dandelion Group
9 Aku merindukanmu
10 Mengeraskan hati
11 Restu ayah
12 Menjadi suami istri
13 Makan malam keluarga
14 Rencana punya anak
15 Kabar kehamilan
16 Rencana Rania
17 Duplikat kunci apartemen
18 Fitnah keji
19 Rasa frustasi Nara & Tama
20 Tidak bisa masuk apartemen
21 Di tinggal ibu selamanya.
22 pengusiran
23 Kunci rumah baru
24 Flasback off
25 Masih sah sebagai suami istri setelah tujuh tahun
26 Pertemuan pertama setelah berpisah
27 Penolakan
28 Naraya, Amara, Rania
29 Waktu dua puluh hari
30 Sekali lagi
31 Masih sedikit ragu
32 Pengakuan mantan ART
33 Album foto
34 Setahap demi setahap terbongkar
35 Kunci duplikat
36 Amara kembali masuk rumah sakit
37 Kritis
38 Terusir
39 Pertemuan Nara dengan Idris
40 Tak menyangka
41 Terungkap
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 ekstra part.
96 Spoiler
97 draft
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Prologe
2
Vonis enam bulan
3
Kembali ke tanah air
4
Ungkapan Hati
5
Memperkenalkan Pada Keluarga
6
Pemberhentian kerja & Ancaman
7
Keluar dari Angkasa group
8
Masuk Dandelion Group
9
Aku merindukanmu
10
Mengeraskan hati
11
Restu ayah
12
Menjadi suami istri
13
Makan malam keluarga
14
Rencana punya anak
15
Kabar kehamilan
16
Rencana Rania
17
Duplikat kunci apartemen
18
Fitnah keji
19
Rasa frustasi Nara & Tama
20
Tidak bisa masuk apartemen
21
Di tinggal ibu selamanya.
22
pengusiran
23
Kunci rumah baru
24
Flasback off
25
Masih sah sebagai suami istri setelah tujuh tahun
26
Pertemuan pertama setelah berpisah
27
Penolakan
28
Naraya, Amara, Rania
29
Waktu dua puluh hari
30
Sekali lagi
31
Masih sedikit ragu
32
Pengakuan mantan ART
33
Album foto
34
Setahap demi setahap terbongkar
35
Kunci duplikat
36
Amara kembali masuk rumah sakit
37
Kritis
38
Terusir
39
Pertemuan Nara dengan Idris
40
Tak menyangka
41
Terungkap
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
ekstra part.
96
Spoiler
97
draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!