3. Kecelakaan

Happy reading... 😊

Mereka menghabiskan semua makanan yang berada diatas meja dan tidak menyisakan makanan sedikitipun untuk Kia. Yang ada hanyalah nasi saja, itupun hanya sedikit sekali.

"Cepat kamu bereskan, kami sudah selesai makan," ujar Lia yang memerintah Kia.

Kia hanya menganggukan kepalanya dan tidak berkata apa-apa lagi.

Sebelum membereskan piring yang berserakan diatas meja, Kia memakan nasi yang masih tersisa di dalam tempat nasi. Meski tidak ada lauknya, Kia terpaksa memakan nasi itu sebab perutnya sudah sangat lapar.

Dengan mata yang berkaca-kaca Kia mulai menyendokan nasi kedalam mulutnya. Rasanya sangat pahit, sepahit kehidupannya saat ini. Rasanya sangat hambar karena memang tidak ada lauk yang menemani nasi itu.

Sambil membereksan meja makan, Kia terus saja menangis. Sepanjang hari hanya hinaan dan cacian yang Kia dapatkan. Bahkan Kia diperlakukan semena-mena oleh ibu mertua dan iparnya, hanya karena bentuk tubuh Kia yang begitu besar.

Namun besar tubuhnya tak sebesar kekuatannya. Kia tidak pernah ingin membalas perbuatan mereka sedikitpun. Kia hanya bisa pasrah menerima semua cacian dan makian yang ia dapatkan.

Beberapa tahun pun berlalu, Kia mendengar berita jika Dirga akan segera pulang dari luar negeri.

"Jadi besok mas Dirga jadi pulang mih?" tanya Lia antusias.

"Jadi dong, masa iya ga jadi. Kakakmu sudah pergi sangat lama," jawab Bu Isabel.

"Syukurlah, akhirnya mas Dirga pulang juga. Pasti mas Dirga bawa oleh-oleh kan mih?" tanya Lia lagi.

"Iya katanya mas mu sudah membelikan kita oleh-oleh dari sana," jelas Bu Isabel.

"Yeay, asyik.." sorak Lia yang mendengar berita bahagia itu.

Mendengar pembicaraan antara ibu mertua dan adik iparnya itu membuat Kia bahagia. Akhirnya setelah bertahun-tahun suaminya pulang juga. Kia sudah sangat merindukan suaminya yang sudah bertahun-tahun terpisah.

"Jadi besok kamu akan pulang mas?" gumam Kia yang penuh rasa bahagia.

"Kia.. kia.." pekik Lia yang memanggil nama Kia.

"I, iya bu," sahut Kia ditengah lamunannya.

"Cepat kamu bereskan semua ruangan rumah ini, dan tidak boleh ada yang terlewat ya sebab anak saya akan pulang besok!" ujar Bu Isabel.

"Iya bu," jawab Kia singkat.

Meski tubuhnya sudah lelah karena sudah seharian bekerja, tapi Kia tetap mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh ibu mertuanya. Kia tidak bisa membantah atau berkata apa-apa lagi karena ia tidak ingin beradu mulut dengan siapapun. Kia seolah menerima takdirnya dan berusaha ikhlas menjalani semuanya. Mungkin dengan bersabar semua akan baik-baik saja suatu hari nanti.

Keesokan harinya.

Ting... tong...

Kia segera bergegas membukakan pintu. Bahkan Kia hampir setengah berlari menuju pintu rumah.

"Semoga itu mas Dirga," ujarnya penuh harap.

Namun saat akan membukakan pintu, ternyata Lia sudah lebih dulu membukanya.

"Hai mas, apa kabar?" sapa Lia saat membuka pintu.

"Hai adikku yang cantik! mas baik, kamu sendiri gimana?" tanya Dirga balik.

"Baik mas," jawab Lia dan langsung membawakan tas Dirga yang berada dilantai.

"Mas Dirga?" tanya Kia dengan senyum yang sumringah.

Tapi Dirga tidak mendengar, dan berlalu melewati Kia yang berada di hadapannya. Dirga terlihat begitu dingin, seolah tidak mengenal Kia. Padahal Kia berharap jika pertemuannya dengan Dirga akan berlangsung romantis seperti dalam acara india di tv, jika sudah lama tidak bertemu mereka akan saling berpelukan. Tapi itu hanyalah sebuah ekspetasi yang tidak menjadi kenyataan.

"Cepat bawakan koperku," titah Dirga yang malah memperlakukannya seperti seorang pembantu.

"I, iya mas," jawab Kia yang merasa heran dengan sikap Dirga yang begitu dingin.

"Kenapa mas Dirga jadi seperti itu? Apa dia sudah lupa padaku? Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam batin Kia yang seolah tidak mengerti dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.

"Heh kenapa malah bengong?" pekik Dirga.

"Eh iya maaf," jawab Kia.

"Kia cepat bawakan air untuk anak saya!" teriak Bu Isabel.

"Mamih apa kabar?" tanya Dirga kepada ibunya.

"Baik sayang," jawab Bu Isabel.

"Oiya, ini oleh-oleh untuk mamih," ujar Dirga yang langsung mengeluarkan baju dari dalam kopernya.

"Wah bagusnya, makasih ya," ucap Bu Isabel.

"Ini untuk kamu," ucap Dirga yang mengeluarkan parfum dari dalam kopernya.

"Asyik, ini wangi banget. Makasih mas," ujar Lia senang.

"Aku tidak dibelikan apa-apa mas?" tanya Kia yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Apa? Jelas aku tidak membelikanmu apa-apa!" jelas Dirga yang tertawa sinis.

Hal itu sangat membuat Kia sakit hati. Tega-teganga Dirga bersikap seperti itu. Kia tidak habis pikir jika ternyata Dirga akan seperti itu. Kia yang selama ini berusaha baik dan berusaha menuruti semua perintah ibu mertuanya, ternyata akan berakhir seperti ini. Kia kira dengan kedatangan suaminya, akan ada seseorang yang membela dirinya dari perbuatan sang ibu mertua. Tapi nyatanya tidak sama sekali. Sekarang sifat asli Dirga ternyata terbongkar sudah. Dirga begitu arogan dan sombong.

Ting... tong...

"Cepat buka pintu Kia!" titah Bu Isabel.

Kia pun segera bergegas membukakan pintu. Namun Kia terkejut saat membuka pintu ada seorang wanita cantik yang berdiri dihadapannya. Tanpa permisi wanita itu segera masuk kedalam rumah tanpa dipersilahkan terlebih dahulu.

"Siapa wanita itu?" tanya Kia dalam hati.

"Hai sayang, aku sangat merindukanmu," sapa wanita itu dan langsung memeluk Dirga.

"Hai sayang, aku juga sangat rindu," jawab Dirga yang langsung membalas pelukan wanita itu.

"Siapa wanita itu mas?" tanya Kia yang sejak tadi memperhatikan mereka berpelukan.

"Perkenalkan ini pacarku," jelas Dirga.

"Apa? Kamu gila mas? Bukannya aku adalah istrimu," lirih Kia yang berkaca-kaca.

"Iya aku memang gila, aku menikah denganmu hanya demi untuk sebuah warisan. Kamu memang wanita bodoh yang dengan mudah bisa dibohongi!" pekik Dirga.

Mendengar kata-kata Dirga membuat Kia begitu sakit hati. Rasanya seperti disambar petir. Pantas saja Kia merasa ada yang aneh dengan perkenalannya yang begitu singkat, dan dengan tiba-tiba Dirga mengajak menikah. Kia memang sangat bodoh karena mau-maunya menikah dengan lelaki yang baru saja ia kenal. Ia kira jika Dirga memang benar-benar menyukai dan mencintai Kia, tapi ternyata tidak.

Merasa tidak tahan dan sakit hati karena perilaku keluarga itu, akhirnya Kia pergi dari rumah itu. Dengan sekuat tenaga Kia berlari sejauh yang ia bisa. Namun naas, belum cukup jauh Kia berlari, ada sebuah mobil yang tiba-tiba datang menuju ke arahnya dan menabrak Kia.

Brugh...

Suara tabrakan itu terdengar. Kia tertabrak oleh sebuah mini bus. Badanya terpental hingga 1 meter dan wajahnya sangat hancur karena terbentur aspal.

"Kia.. kia.." ujar Dirga yang menyaksikan kejadian itu.

Terpopuler

Comments

Aquilaliza

Aquilaliza

Semangat terus, kak.

Salam dari Transmigrasi Ilona

2022-02-25

1

🐈"€£! S@",,, P,,,

🐈"€£! S@",,, P,,,

iya,,,, di perbaiki ya kak Author 🤗🤗

2022-02-22

1

Auliya

Auliya

Aku mampir...

semangat updatenya...☺️☺️☺️

2022-02-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!