5. Napolitan

Morita berjalan sendiri menyusuri lorong itu. "Selamat pagi, Kuzuki. " Seorang gadis berambut ungu menyapanya. "Pagi. Anu? "

"Ah, perkenalkan aku Azami Nanami." Morita baru teringat. "Oya, kau ketua kelas kan? " Nana tersenyum kecil. "Hm."

"Apa kau juga seorang anggota OSIS? " Morita menoleh ke atas, melirik sebuah papan kecil yang menggantung disana bertuliskan ruangan OSIS. "Ya. "

"Begitu ya. "

"Mau aku antar berkeliling? "

"Benarkah? " Nana mengangguk. "Kalau begitu, tolong!" Nana mengantarnya berkeliling sekolah dari ruang OSIS, ruang kelas hingga ruangan-ruangan lainnya.

"Ini kantinnya. " Morita melihat-lihat menu yang dipajang. "Silahkan mau pesan apa? " Seoramg wanita tua keluar.

"Pesanlah, lagipula ini masih pagi. kau belum sarapan kan? " Kenapa dia tahu? "Bibi, aku ingin yang biasa."

"Baiklah, Nona muda. Kalau kau? " pemilik kantin bertanya pada Morita. "Kuzuki, kau mau pesan apa? "

Morita melihat menu sambil menempelkan telunjuknya di dagu. hingga matanya terpana dengan satu hidangan itu. "Napolitan! Aku pesan Napolitan. "

"Baiklah, silahkan duduk dan menunggu. "

"Terimakasih!"

Mereka pun duduk di bangku yang sudah ada. "Anu, tadi aku lihat sepertinya sekolah ini sedang dalam pembangunan. "

"Ya, begitulah. Karena ada seseorang yang melakukan sesuatu hal yang besar jadi kami sedikit kerepotan. " Jangan-jangan? Morita duduk tegang.

"Kuharap dia tidak melakukannya lagi." Nana terkekeh. Benar dia menyindirku. Morita menghela nafas. Nana menutup sebelah matanya melirik ke arah Morita.

"Ini makanannya, silahkan! " Bibi shen mengantarkan pesanan mereka. "Terimakasih! Selamat makan! "

Sebuah tulisan bertuliskan, Selamat datang di Kota Bennane. Sebuah bus berhenti di pemberhentian kota itu. Kota yang tampak damai dan asri. Tapi bukan itu yang dia cari.

"Yo! " Pria itu melambaikan tangannya pada bocah itu. "Bagaimana? "

"Sepertinya rumor itu benar, banyak orang yang terpedaya olehnya. Mereka mengatakan bahwa perempuan itu menjual banyak jimat dan mereka membuktikan bahwa karena itu hajat mereka terpenuhi."

"Psycokinesis. "

"Sepertinya begitu. Hah, jadi bagaimana? "

"Kita pergi. " bocah itu menyaku tangannya dan pergi. "Baiklah, ayo kita temui dia!"

"Terimakasih makanannya! " Bel masuk kelas berbunyi, Nana dan Morita segera kembali ke kelas mereka setelah menghabiskan sarapannya.

Mereka berjalan sunyi hingga Morita bertanya. "Nana-san, apa kau juga anak pindahan sepertiku? "

"Kenapa bertanya hal itu? "

"Ah tidak! Mm, hanya saja aku ingin tau. "

"Aku sudah disini sejak awal. " Eh? "Soalnya orang tuaku salah satu eksekutif disekolah ini." Nana tersenyum palsu. Morita merasa bersalah telah bertanya. "Maaf. "

"Hm, kenapa kau minta maaf ? "

"Ah, tidak apa-apa. " Mendengar itu Nana tertawa puas.

"K-kenapa kau tertawa?"

Nana mengusap air matanya. "Kau ini lucu juga. "

"Ehh? "

"Mari kita berteman. " Nana menyodorkan tangan kanannya. Morita membalasnya. "Mohon bantuannya." Mereka berjabat tangan.

****

Disebuah pinggiran kota Bennane, ada sebuah tenda yang sangat ramai dikunjungi orang-orang. "Nona Laila, terimakasih berkatmu keinginanku terkabul. "

"Tidak, itu semua adalah kerja keras anda tuan Samir. "

"Nona Laila, Aku juga menginginkanya. " "Nona Laila!" Laila tersenyum lebar, dia bahagia melihat semua orang begitu percaya padanya.

Saat dia menyiapkan barang-barangnya untuk diperlihatkan, tiba-tiba dia sudah tersadar ada ditempat yang berbeda. Inikan? "Siapa disana? keluarlah! " Pria itu pun keluar dari balik gedung kosong yang berada didepannya. "Ketahuan ya. " Pria itu terkekeh.

"Kau tidak sendirian kan? "

"Tidak, tidak, aku sendiri kok. " Laila mulai memanipulasi fikiran pria di depannya. Angin yang begitu kencang berhembus ke arah pria itu, namun malah membalik kepada Laila dan itu membuatnya sangat terkejut.

"Kekuatanku...kekuatanku dibatalkan?" Tidak mungkin! Laila kembali menyerang dengan kemampuan bela dirinya namun selalu berhasil di tangkis. Laila dipukul mundur olehnya.

Tiba-tiba muncul kabut yang semakin lama semakin menebal. "Jangan bersembunyi!" Teriak Laila.

Seorang bocah muncul dari balik kabut itu. Orang berbeda? Aku tak peduli! Laila menggunakan kekuatannya lagi, tapi hasilnya nihil bocah itu sama sekali tidak berkutik dan terus melangkah menghampirinya membuat Laila melangkah mundur sedikit demi sedikit.

"Bern chovez Lamia. " Dia? "Kenapa seorang putri bangsawan seperti dirimu menjadi seorang paranormal? Sungguh masa memberontak yang membosankan."

Laila mengigit bibirnya. "Siapa kau sebenarnya? Apa kau suruhannya? " Bocah itu menyeringai. Dia bergerak begitu cepat hingga Laila tidak menyadarinya. "Putri Lamia, waktunya kau pulang." Bocah itu memukul leher Laila hingga pingsan.

"Terimakasih atas bantuannya. " Chovez berdiri menempelkan tangan kanannya ke dada dan sedikit membungkuk. "Ya. Apa dia baik-baik saja? "

"Dia belum sadarkan diri, tapi dia baik-baik saja tidak perlu khawatir. "

"Ehh? " Dia melirik bocah itu yang sedang duduk di dekat jendela. Bocah bertudung itu terus memandang langit yang biru. "Tuan dan juga tuan muda, jika berkenan kalian bisa beristirahat beberapa hari disini. Kami telah menyiapkan kamar, pakaian dan juga makanan. "

Bocah itu berdiri dari tempatnya. "Aku harus pergi. " Ucap bocah itu.

"Tapi... "

"Kakakku akan datang, terimakasih tawarannya." Bocah itu pun menghilang.

"Yah, dia memang selalu sibuk ya. " Pria itu mengagaruk-garuk kepalanya. "Tuan? "

"Tenang saja, aku akan menerima tawaranmu." Lagipula aku perlu bayaran lebihkan.

"Ah, baiklah. Sherve, tolong antar Tuan Noah ke kamarnya. " chovez menyuruh pelayannya. "Baik, Tuan Chovez. "

****

"Baiklah, pelajaran hari ini sampai disini. Sampai bertemh minggu depan. "

"Beri salam! Terimakasih, Guru! " Semua murid menundukkan kepalanya satu detik. Kyile memeluk kedua bukunya. "Ah iya, Moritachan tolong temui sepulang sekolah. " Dia tersenyum kecil membuat bulu kuduk Morita berdiri. "Baiklah semuanya, see you. "

"Kuzuchan, apakah separah itu? " Morita memeluk tubuhnya sendiri, membayangkan yang terjadi kemarin.

"Kyile yang akan jadi pelatihmu. " Jelas Kaoh. Malam harinya Morita dilatih Kyile, dia benar-benar tidak bisa mengontrol kemampuannya. Pada awalnya kemampuannya tidak keluar.

"Tidak muncul? Jadi harus bagaimana? " Tanya Asumuri.

"Push up 100x sit up 100x. "

"Apa kau ingin me..."

Kyile mengeluarkan pecutnya. "Ayo mulai!"

Dia menatap tajam ke arah Morita. "B-baik! "

"Kuzuchan? " Morita masih membayangkannya.

"Setelah melakukannya kekuatanku muncul. "

"Bagus dong. "

"Tapi aku malah terbawa suasana aku mengacaukannya aku mengacaukannya mengacaukannya. "

"Kuzuchan? Kuzuki? Kuzu? " Mereka yang berusaha untuk menyadarkan Morita.

"Aku menghancurkan ruangannya! " Seisi kelas terkejut saat Morita berteriak, mereka melihat Morita yang begitu ketakutan. yang kemarin terjadi adalah Morita yang sangat senang kemampuannya bisa di pakai tetapi karena itu dia terlalu senang dan memakainya terlalu kuat hingga ruangan itu roboh kembali dan membuat Kaoh menangis. Kyile pun menghukumnya.

"Sepertinya benar-benar bahaya. " Sela Ichi.

Lamia membuka matanya dan bangun dari ranjangnya. Inikan kamarku? Saat dia melirik ke sekitar dia terpaku dengan salah satu sosok yang tidak asing. "Yo! Tuan putri. " Tidak basa basi Lamia langsung mencoba menyerang pria itu tapi seseorang menahannya. "Ayah? "

"Berhentilah, Lamia!"

"Tidak, lepaskan aku! Aku akan... "

"Ada ribut-ribut apa? " Suara berat seorang pria terdengar. Lamia mengenalnya. Tubuhnya langsung membeku.

"Lamiachan, kau sudah besar ya. hahaha. " Kaoh tertawa keras. "Tuan Kaoh? " Lamia jadi tergugup. "Ya. " Gumam pria itu.

"Tuan Hitsuziaki, selamat datang. "

"Terimakasih. Ah, Lamiachan aku kesini akan menjemputmu. "

"Menjemputku?" Kaoh mengangguk.

"Lamia, mulai hari ini kau akan pindah ke jepang dan tinggal bersama Tuan Hitsuziaki lalu bersekolah di tempatnya. "

"Mohon bantuannya, Lamiachan. "

"Tapi... "

"Aku tau kau melakukannya demi itu. "

"Lalu kenapa? "

"Ini berbahaya untukmu! " Lamia menundukkan kepalanya, mengepal kedua tangannya.

"Lamiachan, tidak usah khawatir kami akan membantu. " Kaoh menepuk pundaknya. "Tuan."

"Itu benar, selama masih ada kami pasti aman!" Pria itu tersenyum lebar. "Apa maksudmu?"

"Kami telah mengetahuinya." Eh? Mata Lamia terbelalak. "Jadi serahkan pada kami para orang tua ini. "

"Baiklah. "

"Yosh, kalau begitu mari kita terbang ke jepang! "

"Ehh, sekarang? "

"Ya! " Ehh?

Langit yang tidak begitu cerah dan berwarna hijau. Lamia memandangnya sedikit lebih lama, begitu juga kotanya. "Tuan Hitsuziaki, tolong jaga putri kami. "

"Aku akan berusaha! Lamia, ayo kita pergi! "

"Jaga dirimu! " Chovez menatap mata putrinya lalu memeluknya. "Ayah juga. "

Pesawat itu pun pergi meninggalkan Bennane ke Jepang. "Sheria, Ali, mari siapkan semuanya. "

"Baik, Tuan chovez. "

"Dan, satu lagi untuk tuan muda bukankah harus ada yang kau lakukan terlebih dahulu? "

Pria itu menyeringai. "Aku akan segera kembali." Chovez pergi meninggalkan tempat itu.

Di pesawat Lamia merasa sedikit khawatir dia terus melihat ke arah jendela. "Lamiachan, ayahmu pasti baik-baik saja. Aku yakin. " Lamia mengangguk dan tersenyum.

"Mereka sudah pergi. "

"Begitu ya. "

" Chovez juga sudah bersiap , tapi menurutku itu tidak akan secepat itukan? " Dia melirik ke arah bocah itu. "Jadi, kau akan kemana lagi? Mau aku temani? "

"Ingat tugasmu. "

"Baiklah, aku tahu! "

"Kalau begitu aku pergi. "

"Dia itu memang tidak pernah ramah. Aku penasaran bagaimana kehidupannya di sekolah. "

Lamia dan Kaoh telah sampai di Jepang, mereka disambut oleh Lichita dan keluarganya.

"Selamat datang, Tuan putri. "

Tiga hari kemudian.

"Masuklah! " Suruh Kurosoba. Gadis itu masuk dengan anggun. "Perkenalkan, aku Beirn Lamia dari Tunisia. Salam kenal! "

****

Waktu istirahat tiba, Lamia bergegas keluar kelasnya dengan sumringah. "Sepertinya kelas kita semakin ramai. " celetus Lucas.

"Benarkah? " Tanya Asumuri. Lucas menganggguk. "Kau melihatnya di masa depan? "

"Bukan itu maksudku. Ah, sudahlah! " Lucas pergi meninggalkan Asumuri. "Ehh, tunggu, tunggu aku! "

"Nona muda, apa yang kau inginkan? " Tanya Chiori . "Maksud anda saya akan memesan apa? " Chiori mengangguk. "Napolitan! " Ehh? Morita dan Lamia saling bertatapan.

"Tidak kusangka ada dua orang yang menyukai Napolitan. " Ichi mengangkat kedua bahunya.

"Bukankah ini enak? " Morita yang lahap memakannya. "Ichi memang tidak suka napolitan. " Sela Nishimiya. "Ehh? "

"Lalu Tuan putri, kenapa kau menyukainya?" Goda Nishimiya. "Sudah ku bilang panggil saja Lamia! " Lamia menghela nafas. Nishimiya tersenyum kecil. "Aku menyukai namanya setelah mendengarnya, jadi aku ingin mencobanya jika ke jepang. Dan ya... "

"Jadi begitu. " Nishimiya, Ichi, mereka bersamaan.

"Omong-omong, kemana Kuchisawa dan Nana? "Tanya Morita.

"Maksudmu, Ketua kelas dan siapa? " Sambung Lamia.

"Kuchisawa, dia yang duduk di belakangku." Lamia mengangguk-anggukan kepalanya.

"Mereka sedang ada urusan. " Jawab Ichi.

"Permisi boleh aku bertanya, apa kalian tau bocah bertudung dan pria berambut coklat sepertinya? " Lamia menunjuk ke arah Nishimiya.

"Sepertiku? "

"Aku juga pernah melihatnya bocah bertudung, tapi tidak dengan pria satunya. Nishi, apa itu kau? " Nishimiya membentuk tangannya menjadi X. "Tidak, bukan! "

"Hmm, mencurigakan. " Morita menyipitkan matanya. "Ada apa? " Ehh? Lamia memiringkan kepalanya , lalu menegakkannya lagi. "Kalian tau ini sangat enak! " Dia tersenyum kecil.

"Bocah bertudung, itu temanku. " Celetus Ichi. Lamia dan Morita pun menghentikan makannya. "Suatu hari kalian pasti akan bertemu. " singkatnya. "Tapi soal pria itu, aku tidak yakin. "

"Ya, aku juga. Kira-kira dia siapa ya? " Sambung Nishimiya.

Di Kota Bennane.

"Saya kembali, Tuan chovez. "

"Hm. "

Langit pun berpindah ke negara tirai bambu.

"Ayo kita mulai. " Bocah itu menjatuhkan dirinya dari ujung gedung dan mendarat di sebuah kebun binatang yang sudah tutup karena malam hari. "Panda! imutnya! "

Terpopuler

Comments

violi vie

violi vie

thank you sayang

2022-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ini Bukan Gempa Bumi
2 2. Pengejaran
3 3. Kenapa Harus Aku?
4 4. Dia Yang Misterius
5 5. Napolitan
6 6. Langit gelap tirai bambu
7 7.Pertarungan Melindungi Panda
8 8. Kabar Tak Terduga
9 9.Perdebatan
10 10. Kedatangan Yang Tak Diduga
11 11. Masa Lalu Kelam Radio Dan Musik
12 12.Pengendali Darah
13 13. Memandang Bulan Purnama
14 14.Nama Yang Hilang
15 15. Mencari Jejak Yang Hilang
16 16. Dua Putri Yang Menyebalkan
17 17. Dua Burung Yang Terselubung Di Dalam Sangkar. (Part 1)
18 18. Dua Burung Yang Terselubung Di Dalam Sangkar (Part 2)
19 19.Kematian Yang Di Palsukan
20 20. Keputusan Sana
21 21. Distorsi
22 22. Gadis Bunga Dan Bocah Misterius
23 23. Hantu Yang Tampak
24 24. Tidak Tepat Sasaran
25 25. Kebohongan
26 26. Pembalasan Budi
27 27. Pengakuan
28 28. Kelahiran Sang Ibu
29 29. Pertemuan
30 30. Kelahiran Bayi Kembar Yang Tak Lengkap
31 31. Awal Mula Cerita
32 32. Tsubomi
33 33. Akan Diakhiri
34 34. Ibu Kandung
35 35. Satu Per Satu
36 36. Untitled
37 37. Raja Api Biru
38 38. Rest
39 39. Kekhawatiran Lamia
40 40.Runyam
41 41. Orang Picik
42 42. Air Mata
43 43. Kesadaran Dan Kekalahan
44 44.Perencanaan yang gagal
45 45.Kebencian
46 46. Pengulangan
47 47. Sapaan Sasaki.
48 48. Kemunculan Si Penyembunyi
49 49. Pentagon Love
50 50.Pentagon Love (part 2)
51 51. Dimulai
52 52. Kenapa Aku Juga Ditahan?
53 53.Selamat tinggal Totsuka
54 54. Wanita misterius
55 55.Blue
56 56. Epilog
57 57.Festival Musim Panas
58 58.Mimpi Yang Terulang
59 59.Mimpi Yang Terulang
60 59. Bangau Putih dan Dewi Cahaya
61 60. Pengakuan Teman
62 61. Bayi Bernama Takeo (Masa Lalu Kuchisawa)
63 62. Kematian Tora
64 63.Selamat tinggal, ayah.
65 64.Kematian Sang Putri dan Raja
66 65. Penangkapan Aoi
67 66. Kejutan
68 67.Kematian Raja Palsu
69 68. Penerus Klan
70 69.Berita yang tersebar.
71 70. Hadiah Perpisahan
72 71.MC to Villain
73 72 DeadGame : Pertandingan pertama
74 73. Rehat
75 74. DeadGame II : Kryfto
76 75.DeadGame II : Kryfto bagian 2
77 76. DeadGame Ketiga : Prankation
78 77. Rui
79 78.Nishimiya Kai
80 79.Bleeding game
81 80. Last DeadGame : Perebutan Tahta
82 81. Raja Sesungguhnya
83 82. Pengkhianatan
84 83. Bleeding Game bagian kedua
85 84. Kisah Kelam Anak Malang
86 85. Pecundang yang terekrut
87 86. Cobalah Untuk Menangkapku
88 87. Identitas Sebenarnya Dorman Daigo
89 88. Dugaan Yang Benar
90 89. Saudara yang terpisah
91 90. Pemeran Utama Yang Terungkap
92 91. Saat Terakhir
93 92. Akhir Dari Segalanya
94 93.Selamat Tinggal
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Ini Bukan Gempa Bumi
2
2. Pengejaran
3
3. Kenapa Harus Aku?
4
4. Dia Yang Misterius
5
5. Napolitan
6
6. Langit gelap tirai bambu
7
7.Pertarungan Melindungi Panda
8
8. Kabar Tak Terduga
9
9.Perdebatan
10
10. Kedatangan Yang Tak Diduga
11
11. Masa Lalu Kelam Radio Dan Musik
12
12.Pengendali Darah
13
13. Memandang Bulan Purnama
14
14.Nama Yang Hilang
15
15. Mencari Jejak Yang Hilang
16
16. Dua Putri Yang Menyebalkan
17
17. Dua Burung Yang Terselubung Di Dalam Sangkar. (Part 1)
18
18. Dua Burung Yang Terselubung Di Dalam Sangkar (Part 2)
19
19.Kematian Yang Di Palsukan
20
20. Keputusan Sana
21
21. Distorsi
22
22. Gadis Bunga Dan Bocah Misterius
23
23. Hantu Yang Tampak
24
24. Tidak Tepat Sasaran
25
25. Kebohongan
26
26. Pembalasan Budi
27
27. Pengakuan
28
28. Kelahiran Sang Ibu
29
29. Pertemuan
30
30. Kelahiran Bayi Kembar Yang Tak Lengkap
31
31. Awal Mula Cerita
32
32. Tsubomi
33
33. Akan Diakhiri
34
34. Ibu Kandung
35
35. Satu Per Satu
36
36. Untitled
37
37. Raja Api Biru
38
38. Rest
39
39. Kekhawatiran Lamia
40
40.Runyam
41
41. Orang Picik
42
42. Air Mata
43
43. Kesadaran Dan Kekalahan
44
44.Perencanaan yang gagal
45
45.Kebencian
46
46. Pengulangan
47
47. Sapaan Sasaki.
48
48. Kemunculan Si Penyembunyi
49
49. Pentagon Love
50
50.Pentagon Love (part 2)
51
51. Dimulai
52
52. Kenapa Aku Juga Ditahan?
53
53.Selamat tinggal Totsuka
54
54. Wanita misterius
55
55.Blue
56
56. Epilog
57
57.Festival Musim Panas
58
58.Mimpi Yang Terulang
59
59.Mimpi Yang Terulang
60
59. Bangau Putih dan Dewi Cahaya
61
60. Pengakuan Teman
62
61. Bayi Bernama Takeo (Masa Lalu Kuchisawa)
63
62. Kematian Tora
64
63.Selamat tinggal, ayah.
65
64.Kematian Sang Putri dan Raja
66
65. Penangkapan Aoi
67
66. Kejutan
68
67.Kematian Raja Palsu
69
68. Penerus Klan
70
69.Berita yang tersebar.
71
70. Hadiah Perpisahan
72
71.MC to Villain
73
72 DeadGame : Pertandingan pertama
74
73. Rehat
75
74. DeadGame II : Kryfto
76
75.DeadGame II : Kryfto bagian 2
77
76. DeadGame Ketiga : Prankation
78
77. Rui
79
78.Nishimiya Kai
80
79.Bleeding game
81
80. Last DeadGame : Perebutan Tahta
82
81. Raja Sesungguhnya
83
82. Pengkhianatan
84
83. Bleeding Game bagian kedua
85
84. Kisah Kelam Anak Malang
86
85. Pecundang yang terekrut
87
86. Cobalah Untuk Menangkapku
88
87. Identitas Sebenarnya Dorman Daigo
89
88. Dugaan Yang Benar
90
89. Saudara yang terpisah
91
90. Pemeran Utama Yang Terungkap
92
91. Saat Terakhir
93
92. Akhir Dari Segalanya
94
93.Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!