Berbincang Hangat

Malam hari.

Setelah mandi, Shireen beranjak untuk ke kamar Samuel. Ia takut kedua bayi itu haus lagi. Mungkin sekarang ia harus sigap dalam menangani bayi itu saat menangis. Ya, alasan mereka menangis apalagi jika bukan karena haus.

Saat sudah menepaki satu anak tangga, tiba-tiba ia terhenti tatkala telinganya mendengar ucapan dari Lisa.

"Mulai gak sopan ya, gue aja adiknya sendiri gak berani masuk-masuk sembarangan ke kamar kak Sam!"

"Iya, mana attitudenya sebagai orang baru? Hargai tuan rumah dong!" cetus Lia.

Shireen menurunkan satu langkah kakinya, lalu ia menatap kedua gadis itu. "Maaf ya Nona-Nona cantik, kalian tau 'kan aku ini sebagai ibu ASI keponakan kalian. Jadi, apa salah jika aku mau menyusui mereka?"

Ucapan yang tandas itu, membuat keduanya terdiam. Shireen pun langsung melanjutkan kembali langkahnya menuju kamar Samuel.

"Lihat Kak itu, dia udah mulai kurang ajar sama kita!" ucap Lia.

"Kita harus ngadu ini sama mami!"

***

Shireen mulai melakukan pekerjaannya seperti biasa. Namun, ia hanya menyusui Azel, karena saudara kembar baby itu tengah tertidur pulas.

"Nona kita kembali ke dapur yah. Sebentar lagi makan malam, kita harus menyiapkan untuk orang rumah," ucap pelayan itu.

"Iya Bik."

"Hmm tidak apa-apa kita titip mereka? Jika kerepotan segera panggil kita ya, Nona."

"Iya Bik, tenang aja. Shireen bisa kok."

"Baiklah. Nanti, kalau sudah selesai dan Nona Azel sudah tidur. Nona langsung ke meja makan yah, untuk makan malam bersama."

Shireen berpikir sejenak. Rasanya sungguh malas melihat kedua gadis tadi. Lebih baik ia menahan lapar sampai malam nanti, dan berniat untuk mengisi perutnya sendiri setelah mereka selesai makan malam.

"Mmm, aku gak ikut makan malam ya Bik. Nanti kalau Kak Arkan nanyain aku, bilang aja aku udah makan."

"Lho, memangnya kenapa Nona?"

"Aku masih kenyang Bik."

"Baiklah. Yasudah, kita tinggal yah."

Kini Shireen menatap Azel yang sedang ia susui. Ternyata bayi itu sudah tertidur pulas. "Cepet banget tidurnya, kayak gue muehehehe ...."

Shireen meletakkan Azel di samping kakaknya, yaitu Azriel. Ia ikut merebahkan tubuhnya di samping mereka. Menatap mereka dengan tatapan layu, disertai senyuman yang tak terputus.

Namun senyuman itu perlahan pudar, tatapannya pun semakin layu. Entah kenapa matanya begitu berat. Sampai pada akhirnya ia pun tertidur bersama mereka.

ZZzzz .... ZzZzzzz ....

Sudah hampir tengah malam Samuel pulang. Belakangan ini ia sering pulang telat karena urusan kantor.

Merasa tidak ada yang perlu dicemaskan di rumah, jadi Samuel bebas untuk pulang kapanpun.  Sekarang sudah ada Shireen, ia berpikir anaknya pasti akan baik-baik saja setelah menyusu. Dulu ia selalu cemas dengan kedua bayinya yang tak cocok dengan berbagai macam susu.

Sekarang jika ingin bermalam di club pun ia tak ada kendala. Namun, belakangan ini ia tak berselera untuk menepi di bar ataupun menyewa perempuan di sana. Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan anaknya, sebab itu adalah suatu hal yang tidak membuang waktu.

"Hmm, jika kedua bayiku di dalam kamar gadis itu, sebaiknya aku ke kamar terlebih dahulu untuk mandi dan makan," gumamnya.

Setelah ia masuk. Ternyata, perkiraannya salah. Gadis itu dan anak-anaknya berada di kamarnya.

Ia melangkah dengan perlahan, guna untuk tak membangunkan mereka. Namun, pada akhirnya telinga Shireen yang seperti lintah mampu mendengar kedatangannya.

"Eh, Om sudah pulang?" Shireen pun refleks bangun dan berdiri. Ia berniat untuk keluar dari kamar ini. Ia takut keberadaannya mengganggu waktu istirahat Samuel.

"Mau kemana?"

Karena nyawanya masih belum kumpul sepenuhnya, Shireen merasa bingung dengan pertanyaan itu. "Mau ke kamar, Om," jawab ia, sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kau sudah makan?"

"Ss-sudah. Ya, sudah!" Ia menjawab dengan ragu-ragu.

"Aku bisa mendengar suara perutmu."

Shireen pun tercengang. Bisa-bisanya telinga pria ini setajam itu, hingga mendengar cacing di perutnya yang demo. Niat hati, setelah dari sini ia mau singgah ke dapur untuk mengisi perut.

"Hehe, iya Om Shireen belum makan."

"Kenapa? Apa kau merasa terganggu dan tidak nyaman dengan kedua adikku?"

'Dia sekolah dukun di mana ya? Kayak cenayang sumpah.'

"Ngga kok Om! Shireen nyaman-nyaman aja sama mereka. Soalnya, sebelum menyusui tadi, Shireen belum merasa lapar."

"Ya sudah, mari makan bersamaku di balkon sana!" Samuel menunjuk ke arah tempat santai, yaitu di balkon yang terlihat sejuk di luar sana.

"Tapi, Om ...."

"Aku 'kan sudah bilang, aku tidak suka penolakan."

"Oke baiklah. Biar Shireen yang siapkan untuk makanannya. Sekarang sebaiknya Om mandi dulu." Samuel pun mengangguk iya.

"Perlu disiapkan air hangatnya?" tanja Shireen.

"Tidak perlu, kau bukan istriku yang menyiapkan semua kebutuhanku." Samuel menuju kamar mandi, tanpa melihat ekspresi wajah Shireen saat ini.

Dengan mata terbuka, dan mulut yang rapat. Shireen tercengang dengan ucapan Samuel itu.

"Cuma nyiapin air hangat jadi peran istri? Gue malah ngiranya itu pekerjaan pembantu," gumamnya.

Tak mau berbanyak membuang waktu untuk bergumam, Shireen pun segera ke dapur dan menyiapkan makanan untuk dihidangkan di balkon.

Setelah sudah siap, ia melihat-lihat Samuel yang tak kunjung keluar dari kamar mandinya.

"Hmm apakah sudah siap?"

"Eh Om!"

Lagi-lagi kemunculan Samuel ini membuat terkejut Shireen. Macam hantu, tapi berwujud dewa.

"Apakah aku semenakutkan itu? Sampai kau begitu terkejut dengan kehadiranku," ucap Samuel. Ia menduduki kursi dan mulai menyantap makanannya.

"Hmm, nggak kok Om. Aku cuma kaget, karena Om datang dengan tiba-tiba."

Sedikit tidak fokus dengan seri wajah Samuel saat ini. Rambut basah, wajah bersih dan tercium bau wangi sabun di badannya. Terlebih saat ini pria itu hanya mengenakan kimono tebal yang menutupi tubuh atletisnya. Seakan mencuci mata dan membersihkan indra penciumannya.

'Hmm, benar-benar hot daddy.'

"Apa yang ingin kau tanyakan tadi?" ucap Samuel di sela makannya.

"Oh, nggak jadi Om. Shireen udah tau," balas Shireen. Ia pun melanjutkan makannya.

"Memang apa yang ingin kau tanyakan?"

"Shireen cuma ingin tanya kemana istri Om. Bukannya lancang ingin tahu tentang pribadi Om, tapi apa salahnya jika aku ingin mengetahui ibu dari bayi yang sudah aku susui," balas Shireen.

"Lalu siapa yang memberitahumu?"

"Bibik Inah."

"Apa yang kau dapat darinya tentang mantan istriku?"

Shireen meletakkan alat makan, lalu ia minum. Sedikit menarik napas, kemudian cemberut. "Kecewa, kesel dan sedih!" celetuknya.

"Whay?"

"Because, sikap istri Om itu keterlaluan. Kecewaku kenapa dia meninggalkan Om dan si kembar hanya dengan demi sebuah karir, padahal jelas-jelas Om kaya. Apa lagi yang dia butuhkan? Dan kesalnya dia tega meninggalkan bayinya yang masih menyusu. Sedihnya, aku tak tega mendengar cerita bahwa anak Om harus sakit-sakitan selama mencari ASI yang cocok untuk mereka," cerocos Shireen.

Samuel pun menghentikan makannya hanya untuk menyimak kata-kata yang keluar dari mulut gadis ini.

"Jika kau saja yang menjadi istriku, bagaimana?"

"Hah?"

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

waduh om Samuel ngelunjak ya ..../Facepalm//Facepalm/

2025-03-15

2

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Angel💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

bilang aja okeeee... nanti pas sudah bahagia mantan datang kembali 🤣🤣🤣

2025-03-30

0

Mardelis

Mardelis

apakah Samuel bercanda atau bagaimana?

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bisa Mengeluarkan Asi?
2 Merenung
3 Menyusui Bayi Kembar
4 Cocok
5 Tawaran
6 Meninggalkan Rumah
7 Ketenangan Hati Samuel Dengan Hadirnya Shireen
8 Menyesal Tak Memakai Baju
9 Jalang
10 Berbincang Hangat
11 Aku Yang Menyusuinya!
12 Berenang
13 Berdansa
14 Mabuk Sialan!
15 Apa Yang Mengganjal?
16 Jasson
17 Berbelanja Kebutuhan Bayi
18 Mual Muntah
19 Sebuah Fitnah Yang Kejam
20 Salah Paham Dan Meminta Maaf
21 Demam
22 Perasaan yang Diaduk-aduk
23 Mengulang Masa Dulu Bersama Jasson
24 Membuat Salah dan Meminta Maaf
25 Drama Memijat
26 Berhenti Keluar ASI
27 Kekangan Samuel
28 Pergi
29 Diusir Kakak
30 Mencari Keberadaan Shireen
31 Pekerjaan Baru
32 Apakah Aku Sudah Jatuh Cinta Dengannya?
33 Princess dan Pangeran Daddy
34 Pertemuan
35 Pelanggan Nyebelin
36 Perjuangan Samuel
37 Anakku Merindukan Sosok Ibu ASInya
38 Menghasut Tansoon
39 Kedatangan Pemilik Baru Caffe
40 Ikut Pulang
41 Empat Bebek Mandi Bersama
42 Menginap
43 Berenang
44 Kecelakaan
45 Koma
46 Pernyataan Cinta
47 Ngebet Nikah
48 Penyusup Tampan
49 Om Membahayakan!
50 Kepulangan OrangTua Samuel
51 Makan Malam dan Pertemuan
52 Ulang Tahun dan Kejutan
53 Ternyata Restu Mami Lampu Merah
54 Terluka Tapi Tidak Berdarah
55 Sebatang Kara
56 Kembali Bertemu
57 Keseriusan Samuel
58 Pengantin Dadakan
59 Pernikahan
60 Bercinta di Waktu Pagi Begitu Mengesankan
61 Tiga Kuman
62 10 Menit Untuk Pagi Ini
63 Rasa Sabar Shireen
64 Prihal Mandi Bersama
65 Menemani Mami Mertua
66 Dalam Bahaya
67 Menyelamatkan
68 Mulai Dekat
69 Karena Pisang
70 Hamil
71 Samuel Ngidam
72 Perselisihan Dalam Club
73 Persidangan Liyu
74 Kepulangan Liyu dan Daniel
75 Kehancuran Hati Leona
76 Leona Pergi
77 Dibalik Perhatian Mami yang Cerewet
78 Kebencian Leona Terhadap Shireen
79 Insiden dan Tetesan Darah
80 Pertarungan Nyawa Antara Ibu dan Anak
81 Tamat Season 1 Dari Samuel dan Shireen
82 S2. Kehidupan Azriel
83 S2. Kondisi Azriel Saat Ini
84 S2. Inaya
85 S2. Pria Angkuh
86 S2. Perjuangan Ina
87 S2. Kegigihan Ina
88 S2. Tukang Pijat Tuan Muda
89 S2. Gadis Desa Memang Cantiknya Natural
90 S2. Misi dan Target Ina
91 S2. Bocah Sialan
92 S2. Gara-Gara Suara Guntur
93 S2. Menyebalkan!
94 S2. Bimbingan Ina 24 Jam Untuk Azriel
95 S2. Rasa Cemburu yang Terpendam
96 S2. Perkembangan yang Sangat Bagus
97 S2. Pulih
98 S2. Comeback
99 S2. Ada Apa Dengan Tuan Muda?
100 S2. Perjodohan
101 S2. Pengakuan yang Salah
102 S2. Menikah dengan Kepiluan
103 S2. Tidak Ada Malam Pertama
104 S2. Meminta Hak Sebagai Suami
105 S2. Azriel Sakit
106 S2. Tidak Suka Dokter
107 S2. Merasa Rindu
108 S2. Cintai Adikku Juga Ya!
109 S2. Overthinking
110 S2. Ainsley
111 S2. Honeymoon
112 S2. Kencan Pertama
113 S2. Melepaskan Kesucian
114 S2. Dilema
115 S2. Ingin Anak Kembar Lima
116 S2. Berita Hamil dan Pulang Kampung
117 S2. Berlibur ke Desa
118 Tamat S2. Akhir dari Kisah Azriel dan Ina
119 S3. Mendadak Jadi Ayah
120 S3. Masih Mencintai
121 S3. Nona Kecilku
122 S3. Calon Ayah Abel
123 S3. Bukan Pertemuan Impian
124 S3. Abel Galau, Agha Stress
125 S3. Kemarahan Abel
126 S3. Rasa Sakit yang Terpendam
127 S3. Baikan
128 S3. Flashback Kejadian Malam yg Kelam Itu
129 S3. Pertama Menstruasi
130 S3. Scandal Apa?
131 S3. Menikahlah dengan Mami, Ayah!
132 S3. Seperti Keluarga yang Lengkap
133 S3. Tidur Bersama
134 S3. Sisi Baik Elena
135 S3. Azel Sakit
136 S3. Anak dan Mami ini Jarang Sekali Akur
137 S3. Hasil Tes DNA
138 S3. Datang Malam-malam dan Meresahkan
139 S3. Tamu Tidak Tahu Diri
140 S3. Memanfaatkan Keadaan
141 S3. Abel Hilang
142 S3. 24 Jam Berjaga Untuk Azel
143 S3. Perasaan Aneh
144 S3. Abel Berhasil Ditemukan
145 S3. Golongan Darah yang Sama
146 S3. Ingatan yang Hilang
147 S3. Abel Tak Kunjung Sadar
148 S3. Ingatan yang Mulai Kembali
149 S3. Abel Sadar
150 S3. Terbongkar
151 S3. Asing Lagi
152 S3. Tangis Haru Agha dan Abel
153 S3. Meratukan Abel
154 S3. Perdebatan di Dalam Mobil
155 S3. Kembali Pada Elena
156 S3. Rencana Pertunangan Azel dan Xander
157 S3. Akhirnya Bertemu Walaupun Tak Sengaja
158 S3. Keraguan Xander
159 S3. Pertunangan
160 S3. Bertukar Pasangan Saat Berdansa
161 S3. Ditampar dengan Ucapan
162 S3. Gafin dan Abel
163 S3. Bertemu Sahabat Lama
164 S3. Mabuk
165 S3. Kritis
166 S3. Munafik
167 S3. Hari Pernikahan
168 S3. Akhirnya Semua Telah Disatukan
169 S3. Kehidupan Baru
170 Rekomendasi Cerita .....
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Bisa Mengeluarkan Asi?
2
Merenung
3
Menyusui Bayi Kembar
4
Cocok
5
Tawaran
6
Meninggalkan Rumah
7
Ketenangan Hati Samuel Dengan Hadirnya Shireen
8
Menyesal Tak Memakai Baju
9
Jalang
10
Berbincang Hangat
11
Aku Yang Menyusuinya!
12
Berenang
13
Berdansa
14
Mabuk Sialan!
15
Apa Yang Mengganjal?
16
Jasson
17
Berbelanja Kebutuhan Bayi
18
Mual Muntah
19
Sebuah Fitnah Yang Kejam
20
Salah Paham Dan Meminta Maaf
21
Demam
22
Perasaan yang Diaduk-aduk
23
Mengulang Masa Dulu Bersama Jasson
24
Membuat Salah dan Meminta Maaf
25
Drama Memijat
26
Berhenti Keluar ASI
27
Kekangan Samuel
28
Pergi
29
Diusir Kakak
30
Mencari Keberadaan Shireen
31
Pekerjaan Baru
32
Apakah Aku Sudah Jatuh Cinta Dengannya?
33
Princess dan Pangeran Daddy
34
Pertemuan
35
Pelanggan Nyebelin
36
Perjuangan Samuel
37
Anakku Merindukan Sosok Ibu ASInya
38
Menghasut Tansoon
39
Kedatangan Pemilik Baru Caffe
40
Ikut Pulang
41
Empat Bebek Mandi Bersama
42
Menginap
43
Berenang
44
Kecelakaan
45
Koma
46
Pernyataan Cinta
47
Ngebet Nikah
48
Penyusup Tampan
49
Om Membahayakan!
50
Kepulangan OrangTua Samuel
51
Makan Malam dan Pertemuan
52
Ulang Tahun dan Kejutan
53
Ternyata Restu Mami Lampu Merah
54
Terluka Tapi Tidak Berdarah
55
Sebatang Kara
56
Kembali Bertemu
57
Keseriusan Samuel
58
Pengantin Dadakan
59
Pernikahan
60
Bercinta di Waktu Pagi Begitu Mengesankan
61
Tiga Kuman
62
10 Menit Untuk Pagi Ini
63
Rasa Sabar Shireen
64
Prihal Mandi Bersama
65
Menemani Mami Mertua
66
Dalam Bahaya
67
Menyelamatkan
68
Mulai Dekat
69
Karena Pisang
70
Hamil
71
Samuel Ngidam
72
Perselisihan Dalam Club
73
Persidangan Liyu
74
Kepulangan Liyu dan Daniel
75
Kehancuran Hati Leona
76
Leona Pergi
77
Dibalik Perhatian Mami yang Cerewet
78
Kebencian Leona Terhadap Shireen
79
Insiden dan Tetesan Darah
80
Pertarungan Nyawa Antara Ibu dan Anak
81
Tamat Season 1 Dari Samuel dan Shireen
82
S2. Kehidupan Azriel
83
S2. Kondisi Azriel Saat Ini
84
S2. Inaya
85
S2. Pria Angkuh
86
S2. Perjuangan Ina
87
S2. Kegigihan Ina
88
S2. Tukang Pijat Tuan Muda
89
S2. Gadis Desa Memang Cantiknya Natural
90
S2. Misi dan Target Ina
91
S2. Bocah Sialan
92
S2. Gara-Gara Suara Guntur
93
S2. Menyebalkan!
94
S2. Bimbingan Ina 24 Jam Untuk Azriel
95
S2. Rasa Cemburu yang Terpendam
96
S2. Perkembangan yang Sangat Bagus
97
S2. Pulih
98
S2. Comeback
99
S2. Ada Apa Dengan Tuan Muda?
100
S2. Perjodohan
101
S2. Pengakuan yang Salah
102
S2. Menikah dengan Kepiluan
103
S2. Tidak Ada Malam Pertama
104
S2. Meminta Hak Sebagai Suami
105
S2. Azriel Sakit
106
S2. Tidak Suka Dokter
107
S2. Merasa Rindu
108
S2. Cintai Adikku Juga Ya!
109
S2. Overthinking
110
S2. Ainsley
111
S2. Honeymoon
112
S2. Kencan Pertama
113
S2. Melepaskan Kesucian
114
S2. Dilema
115
S2. Ingin Anak Kembar Lima
116
S2. Berita Hamil dan Pulang Kampung
117
S2. Berlibur ke Desa
118
Tamat S2. Akhir dari Kisah Azriel dan Ina
119
S3. Mendadak Jadi Ayah
120
S3. Masih Mencintai
121
S3. Nona Kecilku
122
S3. Calon Ayah Abel
123
S3. Bukan Pertemuan Impian
124
S3. Abel Galau, Agha Stress
125
S3. Kemarahan Abel
126
S3. Rasa Sakit yang Terpendam
127
S3. Baikan
128
S3. Flashback Kejadian Malam yg Kelam Itu
129
S3. Pertama Menstruasi
130
S3. Scandal Apa?
131
S3. Menikahlah dengan Mami, Ayah!
132
S3. Seperti Keluarga yang Lengkap
133
S3. Tidur Bersama
134
S3. Sisi Baik Elena
135
S3. Azel Sakit
136
S3. Anak dan Mami ini Jarang Sekali Akur
137
S3. Hasil Tes DNA
138
S3. Datang Malam-malam dan Meresahkan
139
S3. Tamu Tidak Tahu Diri
140
S3. Memanfaatkan Keadaan
141
S3. Abel Hilang
142
S3. 24 Jam Berjaga Untuk Azel
143
S3. Perasaan Aneh
144
S3. Abel Berhasil Ditemukan
145
S3. Golongan Darah yang Sama
146
S3. Ingatan yang Hilang
147
S3. Abel Tak Kunjung Sadar
148
S3. Ingatan yang Mulai Kembali
149
S3. Abel Sadar
150
S3. Terbongkar
151
S3. Asing Lagi
152
S3. Tangis Haru Agha dan Abel
153
S3. Meratukan Abel
154
S3. Perdebatan di Dalam Mobil
155
S3. Kembali Pada Elena
156
S3. Rencana Pertunangan Azel dan Xander
157
S3. Akhirnya Bertemu Walaupun Tak Sengaja
158
S3. Keraguan Xander
159
S3. Pertunangan
160
S3. Bertukar Pasangan Saat Berdansa
161
S3. Ditampar dengan Ucapan
162
S3. Gafin dan Abel
163
S3. Bertemu Sahabat Lama
164
S3. Mabuk
165
S3. Kritis
166
S3. Munafik
167
S3. Hari Pernikahan
168
S3. Akhirnya Semua Telah Disatukan
169
S3. Kehidupan Baru
170
Rekomendasi Cerita .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!