Allena dan perusahaan Malvin!

Allena langsung meninggalkan kediaman Malvin yang membuat David kaget dan mengalami serangan jantung mendadak namun Allena tidak tahu jadi ia langsung meninggalkan kediaman itu tanpa menoleh kebelakang.

Setibanya Allena dirumah dan ingin memulai menggambar desain baru ia di ganggu oleh bisingnya dering ponsel miliknya.

"Ah apalagi sih ini!" Tanya Allena pada diri sendiri. Yao yang melihat Allena geram pun merasa bingung.

"Ada apa Allena? apa yang sudah terjadi di kediaman Malvin tadi?" Tanya Yao pada Allena yang sedang menelungkup kan kepalanya di atas meja tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Aku kesal Yao. Sekarang ayahku baru mau menerimaku! dulu dia kemana? masa sekarang aku harus melanjutkan pekerjaan ayah di perusahaan Malvin! bukannya aku tidak bisa tapi aku tidak ada minat di bidang pembangunan ahhhhh" Ucap Allena frustasi dan mengacak rambutnya.

"Sudahlah, Jika kamu terpaksa untuk melakukannya aku bisa memudahkan pekerjaan apapun yang kamu miliki!" Ucap Yao lalu melompat ke dekat ponsel Allena yang berisik.

"Aku tahu kamu punya kemampuan Yao, tapi aku benar benar ingin terjun langsung ke perusahaan milikku! aku tidak mau melanjutkan perusahaan ayah setelah apa yang ayah katakan dulu!" Ucap Allena cemberut dan kesal.

"Lihatlah Allena ini ibumu yang menelpon! sebaiknya kamu angkat dulu, sepertinya ada yang sangat penting soalnya dia menelpon lebih dari 20 kali!" Ucap Yao yang membuat Allena kaget dan langsung meraih ponselnya.

"Ada apa ya? apakah akan memaksaku untuk kembali ke kediaman Malvin?" Tanya Allena dengan tatapan yang bingung melihat ponselnya.

"Huh kau banyak berfikir Allena! sebaiknya kau telepon kembali dan tanyakan!" Ucap Yao karena tidak ingin Allena terjerumus terlalu dalam dengan dendam dan melupakan kedua orang tuanya.

"Hmm baiklah aku akan menelpon kembali!" Ucap Allena yang akan segera menelpon kembali ibunya namun ibunya terlebih dahulu yang menelpon.

"Halo Ma? ada apa?" Tanya Allena tanpa basa basi.

"Allena Papamu sekarang ada dirumah sakit hiks hiks, Dia terkena serangan jantung saat kau pergi!"Ucap Melva dengan Isakan nya. Allena pun kaget dan mendadak beranjak dari tempat duduknya dan mencari letak kunci mobil.

"Apa? Baik aku akan segera kesana ma! tolong tenang dan kirimkan aku lokasinya. mama tunggu aku disana!" Ucap Allena langsung mematikan ponselnya dan melaju ke rumah sakit meninggalkan Yao di apartemen.

"Huh anak ini!" Ucap Yao melihat kepergian Allena.

Setibanya di rumah sakit Allena melihat ibunya sedang menangis terisak sendirian di ruang tunggu tepat di depan sebuah ruangan ICU.

"Ma!" Ucap Allena lirih.

Melva yang mendengar pun langsung melihat ke sumber suara dan memeluk Allena dengan erat.

"Allena! Papamu!" Ucap Melva terisak dan Allena hanya bisa menenangkan ibunya. lalu setelah menunggu seorang dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangan dan bertanya.

"Apakah ini keluarga pasien Yang ada di dalam ruangan?" Tanya dokter itu.

"Betul dok, kami keluarga pasien! bagaimana keadaan ayah saya?" Tanya Allena pada dokter yang baru keluar itu.

"Pasien sudah sadarkan diri namun tolong jaga kesehatannya ya jangan membuat beliau kelelahan ataupun membuat dia kaget berlebihan agar ia tidak mengalami serangan mendadak lagi dan satu lagi tolong jangan membuat beliau terlalu marah ya. Baik saya tinggal dulu dan silahkan jika ingin menemui pasien di ruang rawat inap karena beliau akan segera di pindahkan!" Ucap dokter tersebut lalu beberapa perawat keluar mendorong tempat tidur milik David dan memindahkannya ke ruang rawat inap di ikuti oleh Melva dan Allena.

Melva dan Allena pun berterimakasih pada perawat tersebut.

"Yaampun Pa! Kamu ini kenapa? membuat mama kaget saja! Lain kali kamu harus menahan emosi!" Ucap Melva memarahi suaminya yang membuat Allena terkekeh karena tadi saja Melva terlihat sangat menyedihkan sedangkan saat suaminya kembali sadar ia malah memarahinya.

"Huh, Aku tidak akan kenapa kenapa jika anakmu mendengarkan perkataan ku!" Ucap David memberikan kode mata pada Melva.

"Pa bukan aku tidak ingin mendengarkan mu! Cuma aku juga ingin waktu sendiri! tolong hargai keinginanku juga pa!" Ucap Allena.

"Allena papa hanya ingin kamu meneruskan perusahaan kita nak! Papa sudah tua, papa tidak bisa terus menerus melanjutkan perusahaan kita!" Ucap David membuat Allena termenung.

"Huh Baiklah aku akan melanjutkan perusahaan papa tapi selama papa sakit saja karena aku juga ingin menikmati hidupku terlebih dahulu! jadi cepatlah sembuh pa!" Ucap Allena pasrah karena tidak ingin membuat ayahnya berpikir terlalu banyak lagi sehingga ia pun menyetujui apa yang di inginkan ayahnya.

Setelah Obrolan itu, Allena pun pamit pulang terlebih dahulu untuk mempersiapkan dirinya agar bisa bekerja menggantikan ayahnya ke perusahaan Malvin.

Keesokan harinya Allena pun terbangun tepat waktu dengan wajahnya yang kusut.

"Huh aku sungguh malas!" Ucap Allena membuat Yao bangun dari tidurnya.

"Kenapa lagi?" Tanya Yao.

"Aku akan pergi ke perusahaan Malvin! Ayo Yao kau ikut denganku! agar aku memiliki teman mengobrol!" Ucap ku lalu beranjak menuju kamar mandi. Setelah siap Allena pun pergi ke perusahaan Malvin bersama Yao.

Setiba di perusahaan semua orang menatap Allena karena baru pertama kali melihat Allena. Allena mengabaikan tatapan itu dan langsung menuju ke lantai 5 dimana kantor ayahnya berada. Setiba di depan ruangan ia bertemu dengan asisten ayahnya yang dulu membuat kesal.

"Selamat pagi nona! Ada keperluan apa? Mohon maaf Pak David Malvin belum datang!" Ucap wanita yang bernama Erika itu.

"Aku tahu! Berikan jadwal Papaku hari ini padaku saat jam kerja di mulai! Aku tunggu dalam ruangan!" Ucap Allena dan memberikan kartu namanya.

Erika yang melihat kartu nama itupun kaget karena merasa tidak mungkin itu Allena si gemuk yang jelek itu. namun Erika tetap menuruti apa yang sudah di perintahkan.

Erika masuk ke ruangan Allena dan memberi tahukan apa yang akan Allena lakukan hari ini.

"Bu ini jadwal kegiatan pak David siang ini! pukul 10.00 ada pertemuan dengan para investor dan saat jam makan siang ada pertemuan dengan klien baru!" Ucap Erika.

"Lalu?" Tanya Allena melihat Erika.

"Untuk kegiatan hanya ada dua Bu di list, Sisanya ibu harus menandatangani beberapa dokumen yang ada di atas meja!" Ucap Erika menunjuk dokumen yang menumpuk di atas meja.

Allena mengerti dan menyuruh Erika pergi. lalu beberapa saat Miranda datang keruangan Allena tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Sungguh? Kau melanjutkan perusahaan Malvin? Huh! Apa kau merasa dirimu pintar sehingga bisa melanjutkan posisi ayahmu?" Tanya Miranda dengan tidak sopan nya dan dengan suara yang tinggi.

"Apa yang kau lakukan! tidak sopan! Kau sudah di pindahkan ke divisi pembangunan! Apa kau tidak lihat jam berapa sekarang? seharusnya kau sudah mulai bekerja!" Ucap Allena karena sudah kesal dan menghempaskan dokumen yang sedang ia baca ke atas meja.

Miranda terkejut dengan apa yang Allena bicarakan karena baru kali ini ia melihat Allena marah dan membalas perilakunya.

Terpopuler

Comments

Murni Murniati

Murni Murniati

bknnya vidio itu udah dkrm kepapanya,apa tak dliat

2025-01-21

0

Safa Fariz

Safa Fariz

Mantap

2022-05-11

0

Asta Azhar

Asta Azhar

mantap allena

2022-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!