Tanpa Melva sadari di pintu sudah ada Allena yang mendengarkan perkataan Melva dengan Miranda. Allena pun berlari menuju kamar nya lagi dan menangis kembali.
Allena merasa gagal menjadi seorang putri. Allena bingung harus melakukan apa lagi, Allena tidak tahu apa kemampuan nya, ia tidak pernah menonjol akan suatu hal berbeda dengan Miranda yang selalu menonjol di dalam bidang bisnis seperti ayahnya.
Allena pikir jika ia terlahir di keluarga yang lain mungkin Allena akan bahagia. Keluarga Malvin lebih cocok memiliki anak seperi Miranda yang tahu segala hal dan dapat melanjutkan bisnis milik ayahnya.
Allena memeluk Yao kucing kesayangannya.
"Yao apa yang harus aku lakukan? aku tidak tahu apa lagi yang bisa aku lakukan. aku benar benar bodoh! aku tidak bisa melakukan apapun" Ucap Allena pada kucing kesayangan nya. Allena tau Yao tidak akan menanggapinya namun ia tetap bercerita pada Yao.
Allena pun berpikir untuk pergi keluar dari rumah namun ia merasa kasihan pada ibunya jika ia pergi dari rumah untuk waktu yang panjang sehingga Allena memutuskan untuk menenangkan dirinya di taman depan rumahnya.
Allena masih menggunakan piyama tidurnya dan langsung menuju ke taman bersama Yao. Ia pun duduk di kursi yang biasa ia duduki. Allena mulai memikirkan Adrian.
"Biasanya aku akan ditemani Adrian disini, ngomong ngomong Adrian kemana ya? dia sudah tidak ada kabar beberapa hari ini" Ucap Allena lirih namun masih terdengar oleh seseorang yang berada di belakang Allena.
"Aku banyak sekali kerjaan, maafkan aku Allena, sekarang aku ada disini! dan aku akan menemanimu!" ucap Adrian.
Allena yang mendengar suara Adrian pun langsung berdiri dan melihat ke sumber suara lalu ia pun memeluk Adrian karena senang bis bertemu dengan Adrian.
"Yaampun Allena kamu kenapa? apakah kamu habis menangis?" Tanya Adrian sambil melepaskan pelukan Allena.
"Tidak, aku hanya merindukan Adrian saja!" ucap Allena.
"Baiklah, aku punya hadiah untuk Allena, lihat ini!" Ucap Adrian sambil memberikan cake stoberi kesukaan Allena.
"Yaampun Adrian! aku sangat senang kamu bahkan membawakan aku makanan" Ucap Allena sambil kegirangan.
Allena bingung bagaimana cara memakan cake stoberi yang diberikan Adrian karena cake yang di berikan begitu besar jadi tidak bisa langsung di makan. Allena pun mengajak Adrian untuk masuk kerumah agar ia bisa memotong cake nya dan memakannya bersama Adrian.
Saat memasuki rumah di ruang tamu terdapat Miranda yang sedang sibuk dengan Laptop miliknya. Adrian yang melihat Miranda langsung terpesona seakan akan ia jatuh cinta pada pandangan pertama, namun Adrian memilih untuk memperhatikan hal lain karena iya akan menikahi Allena bagaimana pun juga Allena merupakan anak satu satunya David Malvin
Allena pun kembali dengan sepiring cake stoberi di tangannya.
"Lihatlah Adrian aku sudah memotongnya sehingga kita bisa memakannya bersama!" Ucap Allena.
Miranda yang sedang sibuk dengan laptopnya pun merasa terganggu dengan suara Allena dan mengalihkan pandangannya ke Allena. saat ia melihat Allena, Miranda gagal fokus ke Adrian dan ia merasa bahwa Adrian sangat tampan.
Miranda menghampiri Adrian dan Allena.
"Allena apa yang kau lakukan? lalu siapa dia?" tanya Miranda.
"Ah Miranda, apa kau mau cake stroberi? ini Adrian yang bawa, dan ini sangat enak!" Allena menawarkan cake tersebut dan memperkenalkan mereka berdua.
"Aku tidak suka makanan manis karena aku tidak mau gemuk seperti kamu! nanti aku bisa jadi jelek seperti babi!" Ucap Miranda mencibir.
Miranda pun berkenalan dengan Adrian. Adrian semakin menyukai Miranda karena ia sangat blak blakan.
Allena yang sudah dikatai oleh Miranda hanya diam sejenak lalu menghela nafas dan berusaha untuk tersenyum kembali sambil melahap kembali cake stoberi yang ada di tangannya.
Tanpa Allena sadari Adrian Dan Miranda pun mengobrol dengan akrab dan juga bertukar nomor ponsel.
Adrian yang memiliki niat buruk pada Allena yaitu ingin menikahi Allena dikarenakan Allena seorang putri dari David Malvin orang kedua terkaya di kota A setelah keluarga Wijaya. Karena misi awal Adrian yaitu mendekati Allena pun berhasil. Allena dan Adrian pun resmi berpacaran semenjak Adrian datang kerumah Malvin.
Allena selalu menuruti apapun yang Adrian katakan. Allena tidak pernah menyimpan rasa curiga apapun pada Adrian karen ia merasa Adrian merupakan satu satunya orang yang mau berteman dan berpacaran dengannya, sehingga dia akan melakukan apapun yang Adrian katakan.
Adrian yang merasa bangga karena misi mendekati Allena berhasil pun ia semakin serakah dan menginginkan lebih.
Adrian yang sudah akrab dengan Allena dan juga Miranda, Ia sering berkunjung ke kediaman Malvin.
"Allena Apakah Adrian akan datang hari ini?" Tanya Miranda pada Allena yang sedang menonton televisi.
"Ya, Dia akan datang hari ini!" jawab Allena.
"Allena bisakah kamu keluar membeli beberapa makanan penutup dan camilan untuk Adrian nanti? apa kamu tidak akan menjamu tamu?" Tanya Miranda.
Allena berpikir yang dikatakan Miranda sangat lah benar ia pun keluar rumah untuk membeli beberapa camilan dan makanan penutup.
Baru beberapa saat Allena pergi, Adrian sudah datang ke kediaman Malvin dan d sambut hangat oleh Miranda. Hari itu di kediaman Malvin hanya ada Miranda dan Allena sebab Melva dan David sedang pergi ke kota B untuk melakukan perjalanan bisnis.
"Adrian kau sudah datang? masuklah!" Ajak Miranda dengan senangnya.
"Halo Miranda, Ya aku memang akan datang pagi ini" Adrian menjawab sambil tersenyum lalu mengikuti Miranda memasuki ruang tamu.
"Kenapa kamu masih berteman dengan Allena? apa kamu tidak malu selalu bertemu dengannya?" Tanya Miranda pada Adrian.
Adrian yang bingung harus menjawab apa, dia hanya terdiam karena dia takut rencananya akan diketahui oleh Miranda.
"Dengar Adrian! kau tampan! kau bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dari Allena, contohnya aku!" Ucap Miranda pada Adrian.
Adrian yang mendengar itupun kaget lalu mendekat pada Miranda.
"Apa kamu yakin mau menerima aku apa adanya? aku hanya memiliki tampang yang diatas rata rata tapi aku bukanlah orang kaya yang bisa memanjakan mu!" Jawab Adrian sambil menggoda Miranda.
Miranda yang merasa memiliki kesempatan untuk mendapatkan Adrian pun mulai melancarkan rencananya.
"Aku tidak butuh pria kaya! jika kamu bersedia denganku kita bisa menyingkirkan Allena bersama!" Ujar Miranda yang membuat Adrian kaget lagi dan lagi.
"Apa kau yakin ingin menyingkirkan Allena? bukankah Allena anak tunggal dari keluarga Malvin? bukankah kalian dekat?" Tanya Adrian memastikan dan mulai duduk dengan benar kembali.
"Dengar Adrian! Aku ini Miranda Evan! aku bisa mendapatkan semua yang aku inginkan termasuk dengan rumah dan juga kasih sayang dari keluarga Malvin!" Ucap Miranda.
Adrian yang mendengar itu merasa memiliki kesempatan untuk mendapatkan kekayaan keluarga Malvin tanpa harus mendekati Allena. Adrian bisa mendapatkan semua yang ia inginkan dengan mendekati Miranda.
"Apa kau menyukaiku Miranda?" Tanya Adrian penasaran.
"Ya! Aku menyukaimu dari saat pertama kita bertemu namun aku tidak tahu harus bagaimana mengungkapkannya karena kau selalu bersama dengan Allena. sebenarnya apa tujuan mu mendekati Allena? jika tujuannya hanya untuk kekayaan maka kita memiliki tujuan yang sama!" ucap Miranda meyakinkan Adrian.
Adrian yang mendengar pengakuan Miranda pun merasa hatinya ingin pindah haluan pada Miranda. karena menurut Adrian Miranda lebih cantik dari Allena yang menurut ia tidak ada apa apa nya.
Saat Adrian akan menjawab pernyataan dari Miranda suara pintu terbuka lalu Allena memasuki rumah, Adrian dan Miranda menatap Allena.
"Halo Adrian kau sudah datang!" Sambut Allena yang senang melihat Adrian yg sudah datang kerumahnya.
"Haloo Allena? aku baru saja datang lalu mengobrol dengan Miranda, Allena dari mana?" tanya Adrian basa basi pada Allena.
Allena membawa semua makanan dan camilan yang baru saja ia beli ke meja ruang tamu milik keluarga Malvin. Allena pun pergi ke dapur untuk membawa piring dan air minum untuk menyajikan makanan dan untuk menjamu Adrian.
Allena pun malu malu melihat Adrian yang Allena pikir semakin hari semakin tampan. Adrian yang merasa di perhatikan oleh Allena pun hanya memperlihatkan sisi keren dan baik hati miliknya itu, Allena semakin tersipu saat melihat Adrian yang tersenyum padanya. Sedangkan Miranda yang melihat itu hanya berdecih tak suka.
"Apa yang kau lakukan di luar Allena? lama sekali!" tanya Miranda pada Allena memecahkan suasana riang Allena.
"Tadi saat aku membeli makanan di toko seberang sana sangat penuh dan mengantri jadi sangat lama!" ucap Allena menjawab pertanyaan Miranda dengan nada yang lembut berbeda dengan Miranda yang bertanya pada Allena dengan nada sedikit kesal.
Allena yang merasa suasana hati Miranda sedang tidak baik, Ia langsung memecahkan keheningan.
"Oh ya Miranda, bukankah kamu sudah mulai bekerja di perusahaan ayah?" tanya Allena.
"Ya tentu saja aku sudah mulai bekerja, karena kemampuanku bagus berbeda denganmu yang tidak berguna!" ucap Miranda merendahkan Allena.
"Apa maksudmu Allena tidak berguna?" tanya Adrian seolah membela Allena.
"Kau tahu? Allena tidak bisa melakukan apapun selain memasak, makan dan tidur! lihat lah penampilannya sudah seperti seorang pembantu dan wajah yang sangat buruk itu!" ucap Miranda tanpa memikirkan perasaan dari Allena.
Allena yang merasa di permalukan dihadapan Adrian pun hanya menunduk malu. lalu dengan memantapkan hati ia pun mulai mengeluarkan suara saat Adrian menatap Allena.
"Aku bukan tidak bisa merias wajah atau apapun itu Miranda! aku hanya tidak menginginkannya!" ucap Allena dengan sungguh sungguh yang membuat Miranda tertawa terbahak bahak.
"HAHAHA... Kau lucu sekali Allena padahal dari dulu kau memang tidak bisa melakukan apapun selain membuat malu keluargamu!" ucap Miranda sambil berdiri.
"Dasar tidak tahu malu! bahkan sekarang mendekati Adrian dengan wajah seperti itu!" Kata Miranda sebelum ia meninggalkan Allena dan Adrian di ruang tamu.
Allena yang takut Adrian akan meninggalkannya pun hanya menunduk malu bercampur bingung karena tidak tahu apalagi yang harus ia lakukan.
"Maafkan aku Adrian! jika aku membuatmu malu dan juga sudah dengan tidak tahu malunya ingin berteman dengan Adrian! maafkan aku!" Ucap Allena sambil menangis dan menundukan kepala dihadapan Adrian.
Adrian pun mendekati Allena dan memeluknya sambil mengatakan.
"Tenanglah Allena! kau tidak pernah membuat aku malu! aku menyukaimu karena kamu orang yang percaya diri dan baik hati! aku berteman dengan mu dengan tulus Allena" ucap Adrian menenangkan Allena.
Allena yang mendengar itupun ia langsung memeluk Adrian dengan erat.
"Allena maukah kamu jadi pendamping hidupku selamanya? aku akan melindungi mu! aku tidak akan membuat kamu malu! dengarlah! aku berpacaran denganmu itu tulus Allena!" ucap Adrian kembali.
"Terimakasih Adrian!" Ucap Allena terisak dalam pelukan Adrian.
Miranda yang mendengarkan percakapan merekapun hanya tersenyum dengan rasa kesal karena Miranda tidak tahu jika Allena dan adrian sudah berpacaran.
Saat Adrian pergi dari kediaman Malvin, Miranda pun mulai mendekati Adrian lagi dengan mengikuti Adrian dari belakang.
Adrian yang merasa mobil dibelakang nya mengikuti mobil miliknya pun ia memilih untuk diam sejenak ke pinggir jalan. dan Miranda pemilik mobil yang mengikuti Adrian pun keluar dari mobilnya.
Miranda mengetuk jendela mobil milik Adrian, Adrian membuka kaca mobilnya dan bertanya.
"Ada apa Miranda ? apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?" tanya Adrian pada Miranda.
"Bolehkah aku masuk Adrian? aku ingin meluruskan beberapa hal!" ucap Miranda.
Adrian yang tidak merasa keberatan pun mempersilahkan Miranda memasuki mobilnya. lalu, Miranda memasuki mobil Adrian tepat di samping Adrian.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Adrian.
"Adrian apa kau sudah memikirkan apa yang kukatakan tadi saat di rumah? aku benar benar tulus dengan perasaanku padamu! apa kau tidak ingin mempertimbangkan nya Adrian?" tanya Miranda dengan sungguh sungguh.
"Miranda aku tahu kau membenci Allena tapi kau tidak seharusnya melakukan hal seperti ini" Adrian mengatakan hal yang tidak sesuai kata hati nya karena Adrian pikir belum saatnya ia percaya pada Miranda.
"Adrian! Bukankah tujuanmu mendekati Allena untuk mendapatkan kekayaan Allena? jika kau menginginkan itu semua! aku bisa memberikannya!" ucap Miranda dengan yakin.
Adrian hanya memandang kedepan dengan memikirkan semua perkataan Miranda. dan setelah lama berpikir Adrian pun mulai mengeluarkan suara kembali.
"Baiklah Miranda! aku bisa saja berhubungan denganmu! tapi aku tidak bisa putus dengan Allena karena aku masih membutuhkannya untuk memanfaatkan kepolosannya!" ucap Adrian pada Miranda.
"Ya tentu saja! kita bisa memiliki hubungan dibelakang Allena dan tetap memanfaatkan Allena!" ucap Miranda pada Adrian dengan sumringah.
Merekapun mulai memiliki hubungan dibelakang Allena. Setelah itu, mereka langsung menikmati kencan pertama mereka di sebuah restoran ternama di kota A.
----------------
Kediaman Malvin
"Yao dengarlah! aku sangat senang hari ini! karena sekarang aku sudah memiliki Adrian yang menyukaiku dan menghargaiku! aku benar benar menyukai Adrian!" Ucap Allena sambil memeluk kucing kesayangannya.
Yao yang mengerti perkataan Allena hanya menatap Allena dengan serius. Yao merupakan kucing ajaib yang bisa mengerti bahasa manusia dan juga bisa berbicara bahasa manusia namun Yao memilih diam karena ia tidak ingin menakuti siapapun termasuk Allena yang begitu menyayangi Yao.
Yao pun mendengarkan Allena sambil merebahkannya badannya dipangkuan Allena. tanpa menunggu waktu lama mereka berdua pun terlelap.
Allena terbangun dari tidurnya dan berniat untuk mengambil air minum dari dapur namun saat melewati kamar Miranda Allena melihat ada sebuah mantel yang menggantung dan sangat mirip dengan milik Adrian.
Allena yang penasaran dan memastikan apa yang dilihatnya itu benar atau tidak, ia pun memasuki kamar Allena dan melihat itu benar benar mantel Adrian. lalu Allena melihat ponsel milik Miranda tergeletak di atas lemari kecil samping tempat tidur Miranda yang nyala dan menampilkan wallpaper foto Adrian dan Miranda sedang berpelukan. Allena meneteskan air matanya lalu membuka riwayat pesan milik Miranda karena penasaran.
Saat membukanya ia pun semakin menangis tersedu karena isi pesan tersebut adalah rencana menghancurkan Allena dan menghancurkan keluarga Malvin. Allena pun bergegas ke kamarnya karena dia tidak menyangka Miranda akan melakukan hal kejam seperti itu.
Setiba di kamarnya ia pun memeluk Yao dan mengatakan apa yang baru saja ia lihat pada Yao.
Tok..Tok..Tok
Suara ketukan pintu kamar Allena membuat Allena terburu buru menghapus air matanya dan bergegas membuka pintu kamar miliknya. saat melihat orang yang mengetuk pintu membuat Allena kaget dan kesal dengan perbuatan Miranda.
"Miranda ? ada apa ?" Tanya Allena dengan tangan yang gemetar.
"Ah aku membawakan minuman untukmu, Aku ada sedikit masalah yang ingin aku ceritakan padamu! apakah boleh aku masuk?" Tanya Miranda.
Allena bingung dengan perubahan sikap Miranda. namun Allena tetap membiarkan Miranda masuk kedalam kamarnya. saat di dalam kamar mereka berbincang tentang Adrian. Allena yang sudah tidak tahan karena Miranda membahas Adrian yang merupakan pacar Allena yang berselingkuh dengan Miranda. Allena meminum minuman yang dibawakan Miranda.
Setelah meminum minuman tersebut Allena mulai terbatuk-batuk dan merasa pusing. Miranda yang melihat perubahan itupun tersenyum licik dan berpura pura menenangkan Allena.
"Allena ada apa? kau kenapa? apa kau sakit?" Tanya Miranda pada Allena yang sudah melarikan diri menuju kamar mandi dan muntah muntah.
Semakin lama kondisi Allena sudah tak berdaya dan mulai kehilangan keseimbangannya ia pun terjatuh pingsan.
Sebelum Allena benar benar menutup matanya ia melihat Miranda sekilas.
"Huh rasakan itu Allena! kau harus mati agar aku tidak perlu menjadi selingkuhan Adrian dan juga menjadi menjadi bayang bayang mu di keluarga Malvin! aku sudah menambahkan racun di minuman itu! Semoga kau beruntung Allena!" Miranda menendang tubuh Allena yang sudah terkulai dilantai dan pergi meninggalkan Allena. Allena yang mendengar itupun meneteskan air mata dan kehilangan kesadarannya.
"Aku ingin membalas perbuatan kamu Miranda! jika aku punya kesempatan aku ingin membuktikan pada semua orang bahwa aku berguna!" Ucap Allena di alam bawah sadarnya.
"Kasihan sekali hidupmu nak!" Ucap seseorang yang terdengar oleh Allena.
"Siapa kau? Aku kan sudah mati! tidak mungkin aku bisa mendengarkan ucapan orang lain! apakah aku berhalusinasi?" Tanya Allena bingung.
"Kau beruntung Allena! karena kau dulu pernah menyelamatkan hidupku! jadi sekarang aku akan menyelamatkan hidupmu!" Ucap sumber suara itu.
Allena yang bingung hanya mencari cari ke arah sumber suara dan tak lama kemudian terlihatlah bayangan seekor kucing yang mendekat.
"Yao ? apa kah itu kau? kenapa kau ada disini? apa kau pun ikut mati?" Tanya Allena mulai meneteskan air mata.
"Aku tidak ikut mati! aku datang ke alam bawah sadarmu untuk membawamu kembali! kau bisa kembali dan membalaskan dendam mu Allena!" Ucap Yao yang membuat Allena kaget.
"Yao? kau bisa berbicara?" Tanya Allena pada Yao.
"Ya aku bisa berbicara dan aku akan membantu misi balas dendam mu Allena!" ucap Yao yang membuat Allena senang.
Allena pun setuju dengan Yao dan ia pun berkata.
"Benar Yao! Aku akan balas dendam pada Miranda dan Adrian! lihatlah aku akan mengubah hidupku!" Ucap Allena.
Setelah Allena mengucapkan hal tersebut, ruangan bawah sadarnya berubah menjadi terang dan terdengar suara Isakan tangis di sekitarnya.
"Yao ada apa ini?" Tanya Allena pada Yao dalam hati.
"Kau sudah mati selama 2 hari Allena! semua orang sedang berduka cita dan hari ini kau akan dikuburkan" ucap Yao.
"APA ? JANGAN AKU BELUM MATI" Teriak Allena yang tiba tiba bangun membuat semua orang kaget dan menghindar. Yao yang melihat pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Allena? kau bangun? jadi kau benar benar masih hidup?" Tanya Melva yang terisak mendekati Allena.
"Iya Ma aku masih hidup!" ucap Allena tersenyum dan membuat semua orang bersyukur tidak dengan Adrian dan Miranda.
"Allena syukurlah kau sudah bangun! aku sangat sedih saat tau kau meninggal!" Ucap Miranda yang menangis dan di rangkul oleh Adrian.
Allena yang melihat itu hanya tersenyum merendahkan.
"Tentu saja aku akan bangun lagi karena jika aku tidak bangun ada banyak orang yang akan merasa senang!" Ucap Allena dengan aura yang membuat semua orang bertanya tanya.
"Maksudmu apa Allena?" Tanya Melva pada Allena yang khawatir anak nya kenapa kenapa akibat ia telah mengalami kematian selama dua hari.
"Tidak ada apa apa Ma! aku ingin meminta izin kalian untuk meninggalkan aku sendiri disini! aku merasa lelah!" Ucap Allena lalu kembali merebahkan dirinya dan membelakangi Adrian juga Miranda.
Mereka pun setuju dan akhirnya meninggalkan Allena sendirian di kamarnya.
Adrian pun pergi ke taman bersama Miranda.
"Sebenarnya kenapa Allena bersikap seperti itu?" Tanya Adrian pada Miranda bingung.
"Aku pun tidak tahu! tapi dia itu bodoh jadi aku yakin dia tidak akan berubah! dia mungkin hanya ingin sendiri" ucap Miranda.
"Apa Allena tidak tahu dengan kejadian sebenarnya antara kita? dan juga saat kau meracuninya apakah dia benar benar tidak menyadarinya?" Tanya Adrian.
"Ya aku sudah memastikan dia tidak mengetahui apapun tentang kita dan tentang racunnya!" Ucap Miranda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Dyah Shinta
ceritanya bagus.
tapi akan lebih bagus kalau di part ini author lebih detil menceritakan suasana ketika Allena baru bangun dari kematiannya.
Allena anak orang kaya. meski tidak disayang, tetap ada penghormatan terakhir. Kalau 2 hari belum dimakamkan berarti Allena ada di peti mati di ruangan yang bukan kamarnya. Karena harusnya sebagai pengusaha terkemuka, akan banyak tamu yang datang untuk layat.
Maksud aku tuh, akan sangat bagus bila dijelaskan lebih detil.
itu menurut aku ya... maafkan kalau ada yang tidak setuju.
Cuma masukan untuk author kok..
Sukses author..👍
2022-07-25
3
IG: Saya_Muchu
semangat thor
2022-03-18
2
Benzz ?
nexttt <3
2022-03-10
2