Si Buruk Rupa Pengubah Takdir
Allena merupakan anak dari David Malvin dan Melva Malvin yang merupakan orang kaya kedua di Kota A. Allena tidak memiliki keterampilan apapun dan selalu berpenampilan buruk di depan semua orang sehingga keluarga Allena mengabaikannya karena merasa malu memiliki seorang putri yang tidak memiliki keterampilan apapun dan tahu nya hanya bersenang senang menghabiskan uang keluarga dan tidak memperhatikan penampilan sendiri sehingga ia di benci oleh semua orang.
Miranda Evan merupakan anak dari adiknya David Malvin (keponakan David Malvin). Ia terlahir dari keluarga sederhana karena orang tuanya yang sudah meninggal akibat kecelakaan ia pun di rawat oleh David malvin dan istrinya. Miranda memiliki keterampilan di bidang bisnis sehingga ia selalu mendapatkan pujian dari kedua orang tua Allena dan membuat Miranda serakah memiliki keinginan untuk merebut posisi Allena sebagai anak tunggal dari keluarga Malvin. Miranda selalu menghina Allena begitupun dengan kedua orang tua Allena yang selalu membenarkan perkataan Miranda tanpa ada sedikitpun rasa kasihan atau empati pada putri mereka.
Allena yang setiap harinya hanya tahu cara menghabiskan uang dengan cara membeli semua jenis makanan dan membuat dirinya gemuk dan tidak pernah memperhatikan penampilannya sendiri, Suatu hari ia bertemu dengan pemuda bernama Ardian Zen dan jatuh cinta padanya karena Allena pikir Ardian merupakan pria yang baik untuk nya karena tidak pernah menghina Allena karena penampilannya yang buruk dan mereka pun menjalin hubungan.
Ardian Zen merupakan anak dari asisten David Malvin dan memiliki obsesi yang tinggi untuk menjadi orang kaya dan memiliki kehidupan yang mewah sehingga Ardian melakukan berbagai cara untuk mendekati Allena dan pada akhirnya Ardian bisa meluluhkan Allena dan membuat Allena seperti budaknya, karena keberhasilan itu Ardian pun semakin serakah dan berniat untuk menikahi Allena namun Ardian bertemu dengan Miranda saat berkunjung ke kediaman Allena sehingga mereka saling jatuh cinta dan memiliki hubungan di belakang Allena dan merencanakan untuk menyingkirkan Allena agar mereka bisa merebut semua kekayaan keluarga Malvin.
Allena pun bertemu dengan Rayhan Wijaya tanpa sengaja di sebuah restoran tempat para pengusaha menghabiskan waktu makan siang. Siang itu Rayhan memasuki sebuah restoran dekat perusahaan tempat ia bekerja seorang diri karena ia merasa lelah dengan pekerjaannya belakangan ini. Rayhan berniat untuk menenangkan dirinya dan mengisi perutnya yang sudah tidak ia isi dengan makanan selama dua hari itu namun saat memasuki restoran tersebut, Rayhan melihat seorang wanita yang sedang makan dengan lahap membuat nafsu makan Rayhan menghilang karena melihat Allena yang makan dengan tidak benar dan berserakan dimana- mana. Allena yang sadar karena ada yang menatap ia dengan tatapan jijik itupun melirik ke arah Rayhan dan hanya memutar matanya dan tidak peduli. Allena melanjutkan makan sedangkan Rayhan pun keluar dari restoran tersebut karena tidak jadi makan disana.
Allena yang sudah biasa mendengar cacian dan makian dari semua orang bahkan orang tuanya sendiri. Sehingga membuat Allena semakin tidak peduli dengan dunia luar dan sekitarnya ia hanya menghabiskan waktu untuk makan dan tidur di rumah tanpa melakukan kegiatan apapun yang bermakna. Allena memiliki peliharaan seekor kucing yang ia beri nama Yao. Yao merupakan teman Allena sejak kecil yang selalu ada disisi Allena sehingga Allena tidak merasa kesepian.
...----------------...
Kota A
"Yaampun aku merasa badanku sakit semua" Allena pun mengerang dan mulai mendudukkan dirinya. ia melihat ke sebuah jam di samping tempat tidur miliknya dan nampak jarum jam sudah menunjukan pukul 11 siang lalu Allena pun bangun dari tempat tidur dengan malas.
"Ah apa yang harus aku lakukan hari ini? aku bosen dirumah terus menerus!" celoteh Allena pada diri sendiri. Allena melirik ke sebelah kanan dan melihat kucing kesayangannya.
"Halo Yao selamat pagii" ungkap Allena sambil menggendong Yao kucing kesayangannya itu.
Allena berjalan santai menuju cermin dan melihat gambaran dirinya sendiri,
"Yaampun badanku semakin gemuk saja, ah sudahlah biarkan saja" ungkap Allena.
Allena menurunkan Yao lalu pergi keluar kamar dan bertemu dengan Miranda.
"Sungguh tidak tahu malu, sudah sebesar ini masih saja bangun kesiangan! lihatlah dirimu sudah gemuk, bau dan juga pemalas!" celoteh Miranda pada Allena yang baru saja keluar dari kamarnya itu.
Allena hanya terdiam mendengar Miranda sambil menundukkan kepala. lalu, Melva ibu Allena berteriak dan memanggil Miranda.
"Mirandaaaa makan dulu sayang, Tante sudah masak banyak pasti kamu suka! " teriak Melva yang di jawab oleh Miranda.
"Ya Tante baik Miranda akan segera kebawah!" Sahut Miranda sambil melangkahkan kaki meninggalkan Allena. sebelum pergi Miranda menengok ke arah Allena lalu ber- decih. "cih, memalukan"
Allena yang mendengar itupun hanya terdiam dan meneteskan air matanya, ia pun masuk ke dalam kamarnya lagi. Ia melemparkan tubuhnya ke ranjang dan menangis karena ia merasa ibunya tidak menyayanginya.
...----------------...
Melva berjalan menuju kamar Allena dan membuka kamar Allena dengan kasar.
"APA YANG KAU LAKUKAN! GADIS DI LUAR SANA SUDAH MENDAPATKAN PEKERJAAN YANG LAYAK DAN JUGA RAJIN MELAKUKAN KEGIATAN! LIHATLAH DIRIMU! SANGAT MENYEDIHKAN, MENGURUS DIRI SENDIRI PUN TAK BISA BAHKAN KAU SANGAT MALAS! JIKA KAU TIDAK BISA MEMBANTU BISNIS AYAH MU SETIDAKNYA KAU MENCARI PEKERJAAN DILUAR BUKAN HANYA MENGHABISKAN UANG AYAH MU SAJA!" Protes Melva tiba tiba saat ia memasuki kamar Allena.
Allena pun duduk dan meneteskn air matanya kembali sambil mendengarkan ibunya, Ia tidak berniat membantah atau melawan ia hanya bisa menangis.
"TIDAK PERLU PURA PURA MENANGIS KAU SANGAT MENJIJIKAN ! AKU TIDAK TAHU KENAPA AKU HARUS MELAHIRKAN ANAK SEPERTI DIRIMU!" Protes Melva lagi sambil melangkah keluar kamar dan membanting pintu kamar Allena.
Allena kaget mendengar suara dentuman pintu yang keras. Ia pun kembali menangis dan berbicara sendiri dengan suara yang lirih.
"Sebenarnya apa kesalahanku? Apa aku salah jika aku berdiam diri? Bukankah mama tidak pernah menganggap aku ada?Aku harus bagaimana?" lirih Allena sambil terisak.
...----------------...
"Tante sudah lah mungkin Allena belum tahu harus melakukan apa! biarkan saja dia, mungkin dia akan belajar suatu hari nanti" kata Miranda sambil mengelus pundak Melva yang sedang menggebu gebu.
"Tante tidak habis pikir dengan Allena! padahal Tante tidak pernah memanjakannya! tapi di bahkan tidak ada niat untuk berubah! kamu bahkan lebih baik dari Allena!" ungkap Melva pada Miranda.
Miranda hanya tersenyum licik mendengar perkataan Melva. Miranda pun terus berkata lembut tentang Allena namun dalam setiap perkataan tersebut terdapat makna untuk menjelekkan Allena.
Tanpa Melva sadari di pintu sudah ada Allena yang mendengarkan perkataan Melva dengan Miranda. Allena pun berlali menuju kamar nya lagi dan menangis kembali.
...----------------...
...Selesai...
...****************...
Si Allena kerjaan nangis Mulu dahh... hahaha
sampai jumpa di episode selanjutnya _*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Hasanahhasanah Nur
lanjut thor
2022-05-17
0
Hasanahhasanah Nur
lanjut 5horrr
2022-05-17
0
Danie Doank
lanjuuuut....
2022-05-11
0