Istana Kekaisaran Tang.
"Lin'er, bagaimana kau bisa terkena racun itu?" tanya Qin Tian.
"Ah, itu sebenarnya ada seorang peramal tua yang mengatakan, aku akan bertemu dengan seseorang yang sangat aku cintai jika kondisi ku berada diantara hidup dan mati. Saat itu dia memberikan Pil yang didalamnya terdapat 5 tetes racun lendir salamander air."
"Lalu kau percaya begitu saja omong kosong peramal gila itu?"
"Sebenarnya aku tidak mempercayainya. Namun, aku hanya mencoba keberuntungan yang kumiliki. Dan hasilnya kau lihat sendiri, aku masih hidup dan bisa bertemu denganmu," ucapnya tersenyum.
Qin Tian hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kecerobohan yang dilakukan Tang Yue Lin. Tapi, dia juga merasa beruntung karena bisa bertemu lagi dengan sosok 'Mira' yang sekarang menjadi Tang Yue Lin.
Setelah itu, mereka pun keluar dari sana dan menuju ke arah kediaman putri untuk beristirahat.
•••
Keesokan harinya.
Didalam aula kini telah menjelma menjadi ruangan pesta dengan berbagai hidangan yang lezat. Banyak bangsawan kekaisaran datang untuk melihat Putri Tang Yue Lin. Juga mereka datang dengan niatan yang berbeda.
Ada yang ingin melamar untuk putra nya, ada juga yang hanya datang untuk mengucapkan kata 'Selamat' karena kesembuhan putri.
Tapi lebih banyak yang ingin melamarnya, karena kecantikan yang dimiliki putri telah terlihat sejak berusia 5 tahun.
Dari semua yang hadir, ada salah satu orang yang sangat mencolok. Dia adalah Putra Mahkota dari Kekaisaran Wei di Benua Barat yang kebetulan hadir dengan membawa tabib untuk menyembuhkan putri.
Tentunya dia tidak melakukan itu secara sukarela, karena kecantikan Tang Yue Lin, dia ingin menjadikannya sebagai salah satu selirnya.
Kaisar Tang Yin tentu tidak bisa menolak jika Wei Jun, karena jika dia menolak akan terjadi perang antar Kekaisaran. Dan yang pasti Kekaisaran Tang akan runtuh. Kaisar Tang Yin hanya bisa berharap akan ada keajaiban.
Saat Tang Yue Lin dan Qin Tian memasuki ruangan, semua mata menatap kearah mereka berdua, lebih tepatnya mengarah pada Qin Tian. Ada yang menatap dengan pandangan iri, benci, marah dan bahkan dengan niat membunuh.
Qin Tian tidak memperdulikan hal tersebut karena baginya itu hanya masalah yang kecil dan tidak masuk kategori ancaman.
Ucapan selamat terus terdengar dari seluruh orang yang hadir, namun saat Pangeran Mahkota Wei Jun mendekat, dia langsung mengumandangkan bahwa sang putri telah menjadi miliknya.
"Tang Yue Lin, kau sebentar lagi akan menjadi selirku. Persiapkan dirimu untuk mengikutiku menuju ke Kekaisaran Wei. Anda setuju kan Yang Mulia Tang," ucapnya dengan penekanan di akhir kalimat.
"Aku menolak!" ucap Tang Yue Lin dengan tegas.
Kaisar Tang Yin yang belum sempat menjawab Pangeran Mahkota Wei Jun terperangah dengan jawaban yang diberikan putrinya.
"Aku menyerahkan sepenuhnya pada keputusan putriku."
"Hahaha... Kau tidak bisa menolak perkataan ku, karena jika kau menolak maka konsekuensi nya adalah Kekaisaran Tang akan lenyap dari Peta Benua Timur."
"Kalau begitu aku ingin melihat caramu yang ingin menghancurkan Kekaisaran ini," ucap Qin Tian menimpali karena merasa jengah dengan orang yang menyalahgunakan jabatan.
"Kau... Baiklah jika itu keinginanmu," ucapnya sambil melangkah pergi dengan diikuti 15 pengawal yang telah berada di ranah Raja Surgawi bintang 9, setara dengan Kaisar Tang Yin dan Jendral tertinggi Tang Luo.
Tapi sebelum mereka pergi dari sana ada aura kuat yang memaksa mereka berhenti dan berlutut.
"Siapa yang mengizinkan kalian pergi dari sini?" tanya Qin Tian.
"Ka-kau... Lepaskan aku, apakah kau tidak tahu jika aku adalah Putra Mahkota Kekaisaran Wei. Jilat kaki ku dan hancurkan kultivasimu agar aku memaafkanmu," ucapnya arogan.
"Lalu jika kau putra mahkota, kau mau apa? Bahkan jika ayahmu yang bodoh itu datang kesini dan meminta maaf padaku, kau tetap tidak akan bisa pergi dari sini dengan mayat yang utuh. Hahaha..."
Semua orang bergidik ngeri saat aura membunuh Qin Tian merembes ketika mengucapkan kalimat itu. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara, bahkan Kaisar Tang Yin pun seketika pucat.
Hanya satu orang yang tetap tersenyum, ya Tang Yue Lin. Dia tidak merasakan aura membunuh yang dilepaskan Qin Tian.
"Hanya ada satu kata untuk orang yang ingin mengambil milikku, dan bahkan berniat mengancamku. MATI!" ucapnya sambil mengibaskan tangan kearah Putra Mahkota Wei Jun serta ke empat belas pengawalnya dan kelima belas orang itu telah menjadi kabut darah. Kini hanya tersisa dua orang dari Kekaisara Wei.
"Pergilah, dan sampaikan pada tuanmu yang bodoh itu untuk mendidik anak dengan benar. Ini peringatan pertama dan terakhir untuk kalian," ucapnya lagi dengan aura intimidasi yang perlahan menghilang.
•••
Suasana diruangan itu masih hening sejak kematian Putra Mahkota Wei Jun. Tidak ada yang berani untuk bersuara, bahkan bernafas pun mereka sangat berhati-hati.
"Paman, aku akan menikahi putrimu. Apakah paman dan bibi setuju?" ucapan itu memecah keheningan diantara mereka. Secara serempak mereka menoleh kearah asal suara.
"A-apapun yang kau inginkan, asal Lin'er tidak keberatan," ucapnya tergagap.
"Aku tidak akan keberatan ayah," sela Tang Yue Lin sambil memeluk lengan Qin Tian dan tersenyum.
"Hahh... Baiklah, lagipula itu adalah hidupmu, walaupun aku dan ibumu adalah orangtua mu, tapi kami juga tidak bisa memaksakan kehendak kami berdua padamu. Kau bebas menentukan pilihanmu sendiri," ucapan itu seperti angin segar yang menerpa wajah Tang Yue Lin. Dia semakin tersenyum lebar.
"Kalau begitu, kapan kau akan menikahi Lin'er nak?" tanya Permaisuri Ann Meiling.
"Hemm... Mungkin, setelah aku kembali dari Benua Tengah bibi, ada suatu hal yang akan kulakukan disana. Dan juga, Lin'er sepertinya akan mengikutiku kesana," jawabnya.
"Kau harus menjaganya, jangan biarkan dia bertindak ceroboh," ucap Permaisuri Ann Meiling.
"Aku tidak ceroboh ibu!" ucap Tang Yue Lin sambil menggembungkan pipinya.
"Lebih baik kita lanjutkan pesta ini," ucap Kaisar Tang Yin menyela obrolan keduanya.
•••
Malam pun tiba, mereka telah menyelesaikan pesta itu sejak sore tadi.
Qin Tian tinggal tidak jauh dari kamar Putri Tang Yue Lin. Dia sudah berpesan pada Tang Yue Lin untuk tidak mengganggunya beberapa hari kedepan.
Setelah menyegel kamarnya, Qin Tian langsung memasuki dunia jiwa untuk menemui kedua orangtua nya.
"Ayah, Ibu," ucapnya saat memasuki Istana didalam dunia jiwa.
"Ada apa Tian'er?" tanya Yun Ling.
"Tidak apa-apa ibu, aku hanya membawa kabar gembira untuk kalian berdua," Qin Tian tersenyum.
"Apakah kau telah menemukan menantu untuk ibu?"
"Yah, kurang lebih begitulah bu, hehehe..." jawabnya terkekeh.
"Kalau begitu, kau tunggu apa lagi, segeralah menikah dan buatkan kami berdua cucu," ucap Qin Zhong menyela membuat Qin Tin tersedak nafasnya sendiri.
"Ya, benar apa yang dikatakan ayahmu Tian'er," Yun Ling menimpali.
"Tapi ayah, ibu, aku telah berjanji untuk menyelesaikan pencarian ku terlebih dahulu, baru setelah itu aku akan menikah. Kalian berdua tenang saja, aku akan mengajak menantu kalian itu tinggal disini," ucapnya tersenyum.
Lalu setelah itu mereka berbincang-bincang santai, dan Qin Zhong menceritakan pengalamannya dulu saat masih aktif menjadi murid di Sekte Bunga Api.
•••
Selamat Membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Jeki Mardian
like 184
2022-05-10
0
Labib Asyrofi
koment koment koment
2022-04-13
3
Labib Asyrofi
like like like
2022-04-13
3