Bab 5.

Riyu dan Sano saling berhadapan. Keduanya duduk dengan santai di kursi masing-masing. Saling menatap tanpa ada yang memulai pembicaraan apapun.

Keyko yang menjadi Riyu saat ini sebenarnya sedang jantungan saja rasanya. Dia hanya berusaha bersikap tenang di depan semuanya. Tak ada yang tahu kalau di dalam hatinya sudah begitu banyak kegelisahan. Tapi tak ada yang menyadarinya. Karena dia hanya diam dan tenang.

Sano Tanaka, datang ke tempat Riyu dengan maksud dan tujuan hendak menyerang. Sudah lama mereka berselisih. Dia juga hendak mengambil tempat kekuasaan Riyu yaitu Kasino besarnya dimana bagi Sano kalau tempat tersebut malah masuk daerah kekuasaan mereka.

"Riyu ... apa kau tak mau menjamu tamu mu ini?" Sano memandang tajam ke Riyu.

"Bagaimana hendak disuguhkan sesuatu kalau kau membuat orang-orang ketakutan dengan kedatangan yang tiba-tiba." Riyu alias Keyko melihat semua tamunya yang bermain di kasino telah sudah pergi semua. Kini hanya ada kelompok Burung Phoenix dan kelompok naga terbang saja di kasino tersebut.

Sano hanya terkekeh mendengar perkataan Riyu.

"Setidaknya beri kami sambutan baik dengan menyuguhkan teh untuk ku dan para anak buahnya ku."

"Tak perlu. Teh kami sudah habis."

Rihito yang di samping Riyu hendak terkekeh mendengar bosnya mengatakan kalau teh telah habis. Akan tetapi dia menahan diri. Sedangkan Sano sudah terlihat masam wajahnya.

"Apa kau tahu, kalau kasino yang baru kau bangun ini telah masuk di daerah kekuasaan ku? Aku tahu kelompok kita tak akur selama ini tapi selama ini bukan kah selalu menghormati daerah masing-masing kenapa sekarang malah kalian membangun kasino di daerah kami?" Sano mulai memasuki inti pembicaraan.

"Oh ... benarkah? Aku kira jika ingin mencari nafkah itu bisa dimana saja. Yang penting aku tak mengganggu usaha dan bisnis kalian kan?" Riyu alias Keyko masih berusaha tetap tenang dan santai dalam berbicara dengan lawan yang ada dihadapannya saat ini.

Sano mulai merasa kesal. Dan tak menyukai perkataan Riyu.

"Apa perlu kami melakukan tindakan keras agar kalian bisa paham hah!"

"Jadi apakah sekarang kita akan main kekerasan?"

Keduanya mulai bersitegang. Hawa panas mulai terasa. Sano melirik para anak buahnya. Para anak buahnya pun lalu mulai bergerak. Mereka menyerang. Anak buah Riyu pun tak tinggal diam. Rihito segera memberikan kode untuk membalas serangan mereka.

Terjadilah baku hantam antara kedua belah pihak. Hanya Sano dan Riyu yang masih duduk santai di tengah-tengah kekacauan tersebut. Rihito tak kalah diam. Dia menyerang beruntun hingga para lawan kewalahan. Banyak benda dan barang-barang yang pecah serta rusak. Semuanya hancur semerawut dan tak karuan. Layaknya kapal pecah saja.

Sano Tanaka menyunggingkan senyumnya. Dia mulai bangkit dan hendak menyerang Riyu yang duduk santai di hadapannya. Sano Tanaka berjalan dan mulai melayangkan sebuah tinjunya tepat ke arah Riyu.

Namun suara tembakan terlepas di udara. Sehingga semua yang sedang baku hantam menghentikan kegiatannya bahkan Sano Tanaka sendiri tak jadi melayangkan tinjunya. Tinju tersebut berhenti di udara. Dan dia menurunkan serta mengurungkan niat yang hendak menyerang Riyu. Sano menatap tajam Riyu dan begitu pula Riyu juga menatap tajam ke arah Sano.

Ternyata beberapa orang polisi datang dan masuk ke dalam kasino. Polisi pun segera melerai kedua kelompok geng tersebut. Baik itu kelompok Burung Phoenix dan kelompok naga terbang. Polisi pun berhasil melerai dan menghentikan pertikaian tersebut. Walaupun sudah adu bogem tapi akhirnya dihentikan oleh para polisi yang sudah datang.

Kelompok Burung Phoenix pun akhirnya pergi dari tempat tersebut. Sano dan anak buahnya pergi dengan perasaan yang masih kesal. Tapi mereka malas berurusan dengan polisi. Walaupun sebenarnya para polisi bisa saja mereka jatuhkan dengan mudah, tapi mereka memilih untuk tak membuat perkara dengan para polisi, jadi memilih untuk pergi saja.

Mereka meninggalkan tempat yang sudah berantakan tersebut.

Setelah dilihat keadaan sudah aman, para polisi pun pergi dan pamitan dengan sopan kepada Riyu. Rihito mengantarkan para polisi sampai ke depan. Kemudian Rihito dan para anak buahnya mulai membereskan serta membersihkan kekacauan tersebut. Mereka merapikan semua barang yang sudah pecah dan rusak.

"Gawat Bos. Banyak juga kerusakan yang ada." Rihito menggelengkan kepalanya.

Namun Riyu hanya diam saja. Kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berdiri.

"Ya sudah, kalian bereskan semua ini." Perintah Riyu alias Keyko pada Rihito dan anak buahnya. Semua segera melaksanakan perintah Riyu.

Riyu melihat sesosok yang dikenalinya. Ternyata Keyko yang telah berdiri cukup lama dari samping yang agak menjauh dari lainnya. Setelah Riyu sadar, dia segera mendekati Keyko.

"Kau datang, sejak kapan?" Riyu alias Keyko menatap ke arah gadis cantik tersebut.

"Hem. Iya. Ini aku. Para polisi tadi pun aku yang membawanya kemari."

"Maksudnya?"

"Aku menelepon polisi dan mengatakan ada keributan di sini."

"Oh."

Riyu alias Keyko hanya manggut-manggut saja. Tadi setelah pulang sekolah, Keyko alias Riyu hendak melihat kasino nya sebentar. Tak disangka saat dia baru tiba malah melihat sekelompok gang burung Phoenix malah masuk ke dalam kasino. Akhirnya Keyko memanggil para polisi datang. Dia sebenarnya hanya melihat dan memperhatikan saja dari samping, berjaga-jaga kalau nanti Riyu dan yang lainnya membutuhkan bantuan. Walaupun dia tahu Rihito dan lainnya bisa mengatasi Sano dan anak buahnya tapi dia cemas akan Riyu yang sebenarnya Keyko. Dia tak mau kalau nanti semua menyadari kalau Keyko yang ada di tubuh Riyu saat ini.

Walaupun hal tersebut sangat kecil kemungkinannya. Sebenarnya dia tak perlu terlalu risau karena bukan kah Keyko sudah di ajarin bela diri oleh dirinya sendiri. Tapi tetap saja dia cemas. Akhirnya dia memperhatikan dari samping untuk berjaga-jaga. Dan syukur saja, semua aman sudah.

Rihito memperhatikan bos nya berbincang dengan gadis SMA. Terlihat jelas dari seragam sekolah yang dikenakan gadis tersebut.

"Sejak kapan bos mengenal gadis kecil tersebut? Sepertinya pernah lihat gadis itu. Tapi dimana ya?" Rihito bergumam sendirian dan Rihito lupa dimana pernah melihat Keyko.

Keyko alias Riyu menyadari tatapan Rihito, dia segera berbisik ke Riyu alias Keyko.

"Sebaiknya kita berbicara di tempat yang aman saja."

Riyu alias Keyko menganggukkan kepalanya tanda kalau dia memahami perkataan tersebut. Dia juga melihat ke arah Rihito. Refleks Rihito berpaling ke arah lain. Dia tak mau bos nya marah padanya. Walaupun sebenarnya dia sangat ingin tahu.

"Kalau begitu bawa aku ke tempat mu saja."

Keyko asli berusaha mencerna perkataan Riyu asli.

"Ketempat ku? Maksudnya ke dalam ruangan kantor mu begitu ya? atau ke rumah ku atau kemana?"

"Hem ...."

Keyko asli segera ditarik lengannya oleh Riyu asli dan mereka berdua berjalan memasuki kantor nya Riyu. Mereka tak memedulikan begitu banyak pasang mata yang melihat, dan ekspresi heran dari wajah Rihito melihat kelakuan aneh dari bos nya tersebut.

Bersambung....

Klik 👍 klik ❤️ klik Vote, kasih Gift dan star 5 nya ya plus kasih komentar positif nya. Makasih semua nya 🤗

Terpopuler

Comments

Sapphire

Sapphire

cie cie... main tarik lengan nih 🤣

2022-03-14

1

Irma Kirana

Irma Kirana

ternyata udah up banyak☺️ aku ketinggalan 5 bab nih 😅😂

2022-03-11

2

Libra

Libra

makasih kak

2022-03-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!