Al hanya menoleh sekilas ke arah Nisa tanpa menjawab pertanyaannya, lalu Al merebahkan tubuhnya.
"Aku sedang bertanya padamu, apa kamu tuli sehingga tidak mendengar pertanyaan ku?"
"Jangan berisik," hanya itu ucapan yang keluar dari bibir Al, yang sedang tidur telentang dengan ke dua tangan sebagai bantalan.
"Siapa suruh kamu tidur di sini? Turunlah aku tidak ingin berbagai tempat tidur dengan pria asing," ujar Nisa yang sekarang berdiri di samping tempat tidur sambil melipat ke dua tangannya.
"Aku bukan pria asing, aku suamimu!" sambung Al tanpa melihat ke arah Nisa.
"Suami? Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menganggap kamu suami ku, kamu itu bukanlah pria yang pantas bersanding denganku yang memiliki semua yang tidak kamu miliki!"
Mendengar apa yang dikatakan oleh Nisa, Al hanya tersenyum sinis dari sebelah sudut bibirnya, lalu beranjak dari tidurnya.
"Wanita sombong, kamu itu wanita, tempatmu di bawah pria,"
"Ha ha ha," Nisa tertawa dengan kencang mendengar apa yang di katakan oleh Al. "Ini zaman modern Al, kamu salah mengatakan hal itu padaku!"
Bukannya menanggapi perkataan Nisa, Al menarik tangan Nisa hingga jatuh ke atas tempat tidur, dan Al langsung mengungkungnya dengan ke dua tangannya menahan tangan Nisa.
"Lepaskan Al!" teriak Nisa dan coba keluar dari kungkungan Al, namun tenaganya tidak sebesar Al.
"Kamu tahu bukan, wanita itu derajatnya di bawah pria, jadi jangan pernah menyombongkan diri!"
Cih!
Nisa meludah dan tepat mengenai wajah Al, membuatnya langsung melepaskan tangannya yang masih menahan tangan Nisa.
Al yang tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu, mengeratkan rahangnya saat emosinya langsung membuncah.
Senyum sinis tersungging dari sebelah sudut bibir Al, sambil mengelap ludah yang ada di wajah.
"Wanita kurang ajar!" teriak Al yang masih mengungkung tubuh Nisa, lalu menarik pakaian yang Nisa gunakan dengan kencang.
"Al!"
Plak!
Nisa berteriak sambil menampar pipi Al dengan kencang, saat Al menarik baju yang di kenakan nya, hingga terlepas dan memperlihatkan gunung kembarnya yang masih terbungkus kain berendra warna hitam.
Al yang benar benar emosi sekarang beralih menarik celana tidur yang di kenakan Nisa hingga terlepas dan memperlihatkan kain segitiga dengan warna yang senada dengan kain berendra pembungkus gunung kembarnya.
"Al!" teriak Nisa dan ingin melayangkan tangannya untuk menampar Al kembali, namun tangannya langsung di cekal oleh Al.
"Aku juga tidak akan pernah menganggap kamu sebagai istriku! Kamu harus tahu itu!" tegas Al lalu turun dari tempat tidur, dan menarik tangan Nisa untuk turun dari tempat tidur. Dan sedikit pun Al tidak bernafsu melihat tubuh Nisa yang begitu indah tanpa balutan busana.
Setelah Nisa turun dari tempat tidur sambil menutup tubuhnya dengan selimut yang baru saja di raihnya dari atas tempat tidur, Al mendorong tubuh Nisa untuk menjauh dari hadapannya, kemudian Al naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya.
"Pergilah! Aku ingin tidur dan jangan ganggu istirahat ku!" perintah Al sambil memejamkan matanya.
Dan tanpa pikir panjang Nisa langsung berlari menuju ruang ganti yang berada di dalam kamar tersebut.
*
*
*
Nessa membuka matanya saat sang ibu membangunkannya, padahal jam dinding di kamarnya masih menunjukkan pukul lima pagi.
"Nak, jadi perempuan itu harus gesit, dan pagi pagi juga sudah harus bangun," nasehat ibu Sumi yang masih berada di dalam kamar sang putri untuk membangunkan nya. "Agar nanti jika kamu sudah berkeluarga tidak kaget dengan pekerjaan seorang istri di rumah, pagi pagi sudah harus memasak, agar suami kamu berangkat kerja perut sudah terisi,"
"Tinggal beli saja makanan mateng untuk sarapan bu, untuk apa repot repot," sambung Nessa tak lupa mengukir senyum, dan sang ibu yang baru saja mendengar apa yang di katakan sang putri, langsung melotot ke arah Nessa.
"Ya ampun anak ibu satu ini, beda rasanya dong, memasak sendiri dengan beli di luar. Sekarang bangun dan juga bantu ibu di dapur," ujar ibu Sumi sambil menarik tangan Nessa untuk beranjak dari tidurnya. "Ibu tunggu!"
"Siap Bu," sambung Nessa yang sudah beranjak dari tidurnya.
Dan setelah kepergian sang ibu dari dalam kamarnya, Nessa mencari ponsel di sekelilingnya, ketika semalam dirinya tidur sambil memeluk ponsel.
Senyum terukir dari ke dua sudut bibirnya, saat sudah menemukan ponselnya yang terdapat di bawah bantal.
"Semoga Al sudah membalas pesanku," ucap Nessa lalu mengusap layar ponselnya, berharap Al sudah membalas pesan yang kemarin dirinya kirim, setelah semalaman Nessa menunggu Al membalas pesannya, hingga Nessa ketiduran.
Senyum yang tadi menghiasi bibir Nessa, kini memudar saat melihat Al belum juga membalas pesannya, meskipun dirinya tahu Al sudah membaca pesannya.
"Al, apa kamu baik baik saja?"
Bersambung.......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ita rahmawati
sial baik² aj nis malahan udh pny istri skarang 🤣
2022-11-02
0
Endang Priya
tapj kok cara nisa kasar bgt ke AL. sampe meludahi wajah lho. aku g suka sm perempuan modelan gitu.
2022-07-29
0
Wawa Balqis
thor buat al cinta sama nisa Jgn Nessa thor
2022-04-30
0