Setelah makan malam bersama dengan keluarga Nisa di rumah mewah keluarga sang istri. Al berpamitan pada ke dua mertua nya, dan segera menuju kamar pengantin yang sudah di siapkan.
"Nis, susul lah suami kamu," perintah papa Toni pada sang putri yang masih duduk di kursi, padahal piring yang berada di hadapannya sudah kosong.
Namun tidak di hiraukan oleh Nisa yang sekarang mengambil buah jeruk tidak jauh dari jangkauannya.
"Nis, apa kamu tidak mendengar apa yang papa katakan!"
"Aku mendengar nya,"
"Kalau kamu mendengar apa yang papa katakan, kenapa kamu masih diam?" tanya papa Toni dengan nada sedikit kencang.
Nisa melempar buah jeruk yang tadi di ambilnya, tepat di atas piring yang ada di hadapannya, dan menggelinding jatuh lantai.
Kemudian Nisa menoleh ke arah sang papa yang duduk di kursi makan di sisi kanannya.
"Aku sudah mengikuti apa yang papa inginkan untuk menikah dengan dia, jadi sekarang jangan paksa aku untuk satu kamar dengannya,"
"Nis, sekarang dia suamimu Nis,"
"Tapi aku tidak akan pernah menganggap dia suamiku sampai kapan pun Pa!" tegas Nisa lalu memundurkan kursi yang di duduki nya dan beranjak dari duduknya.
"Apa kamu masih mau mengejar pria gelandangan itu?" tanya papa Toni menghentikan langkah Nisa yang akan meninggalkan ke dua orang tuanya yang masih berada di ruang makan. "Dia tidak pantas berada di tengah tengah keluarga kita, pria itu jauh derajatnya di bawah kita Nis, kamu harus tahu, tempat kamu dan dia berbeda, dan cintamu untuk dia tidak ada artinya,"
Mendengar apa yang di katakan oleh sang papa, Nisa membalik tubuhnya untuk menghadap ke arah papa Toni.
"Selalu saja drajat yang papa katakan, kita semua sama di mata Tuhan pa!" ucap Nisa penuh penekanan. "Dan sampai kapan pun aku akan mencintainya,"
"Cinta? Cinta macam apa? Apa dengan dia menamparmu itu namanya cinta? Sungguh bodoh, kamu itu dari wanita berkelas Nis,"
Mendengar apa yang di katakan oleh sang papa, Nisa langsung menautkan ke dua alisnya.
"Papa tahu semua Nis, tanpa kamu memberi tahu papa, untung papa tidak memotong tangan pria gelandangan itu," ujar papa Toni yang tahu kejadian di malam di mana sang putri mendapat tamparan dari seorang pria.
"Tapi itu tidak seperti yang papa bayangkan," jelas Nisa karena kejadian di mana dirinya di tampar oleh seorang pria bukanlah salah pria itu, melainkan salahnya.
"Papa tidak akan percaya. Sekarang hampiri Al, atau papa akan membuat pria gelandangan itu masuk ke liang lahat!" ancam papa Toni, membuat Nisa tidak bisa apa apa lagi kecuali mengikuti perintah sang papa yang berdarah dingin.
"Oke aku akan masuk ke dalam kamar, tapi aku mohon papa jangan usik dia," ujar Nisa lalu menuju kamar di mana tadi Al sudah masuk terlebih dahulu.
Selepas kepergian Nisa mama Nia yang tadi tidak sempat ikut berbicara kini menggenggam tangan sang suami.
"Diam dan jangan katakan apa pun, ini semua juga salahmu, coba saja kamu terus mengawasi putri kita dan melarangnya untuk tidak bergaul dengan sembarang orang, tentu ini tidak akan terjadi,"
"Maaf Pa,' ucap mama Nia.
Al yang sudah berada di dalam kamar yang penuh hiasan khas kamar pengantin, menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di atas tempat tidur ukuran king size.
Kemudian Al memijat keningnya, mengingat lagi apa yang papa Zack tadi katakan pada dirinya.
Al tidak peduli jika sang papa sudah mengetahui siapa dirinya.
Namun yang dirinya cemaskan adalah jika sang papa benar benar akan mengusir Nessa dari apartemennya, bila Al tidak menyuruhnya pergi.
Dan entah mengapa Al merasa tidak tega jika harus menyuruh Nessa pergi dari apartemennya. Saat Al merasa nyaman bila bersama Nessa, dan kebiasaan menghabiskan malam dengan berbagai wanita hilang sudah setelah mengenal Nessa, dan hanya dengan Nessa dirinya melakukan hubungan.
Meskipun Al tahu, Nessa sama dengan wanita penghibur di luar sana yang menjajakan tubuhnya pada pria hidung belang.
Kemudian Al beranjak dari tidurnya lalu mengambil ponsel yang berada di kantong celananya.
Senyum terukir dari bibir Al, saat sudah membuka ponselnya, dan ada pesan masuk dari Nessa. Namun senyum itu hilang ketika mengingat lagi apa yang di katakan oleh papa Zack padanya tadi siang, dan Al yang tadi ingin membalas pesan Nessa mengurungkan niatnya dan menaruh ponselnya di atas meja nakas di samping tempat tidur.
"Apa kekasih kamu?" tanya Nisa yang sudah masuk ke dalam kamar, dan sedari tadi melihat Al, dari Al tersenyum sendiri lalu senyum itu hilang di ganti dengan kecemasan.
Bersambung....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
kenapa selalu yang di pandang status sosial terlebih dahulu 😢
2022-03-14
1
Chici Nur Khasanah
semuanya tersakiti,
2022-03-13
0
Intan Lpg
ttep kasian sma Nessa emak thorr
2022-03-13
0