"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Al pada wanita yang ada di hadapannya, wanita yang semalam satu taksi dengannya.
"Terus, kamu juga kenapa ada di sini?" tanya balik wanita tersebut tanpa menjawab pertanyaan Al.
Namun Al balik tidak menjawab pertanyaan wanita tersebut, dan melangkahkan kakinya ingin meninggalkan wanita tersebut, namun langkahnya terhenti, saat wanita tersebut dengan sengaja menahan kaki Al, dan membuatnya hampir terjatuh.
"Sial!" kesal Al lalu menghampiri wanita tersebut dan mendekatinya.
Membuat wanita tersebut memundurkan langkahnya saat Al terus mendekatinya hingga jarak di antara ke duanya hanya berjarak beberapa senti.
"Berani sekali, siapa kamu!" Al terus mendekati wanita tersebut sambil menatap nya dengan tatapan tajam.
"Awww," wanita tersebut kehilangan keseimbangan saat memundurkan langkah hingga kakinya tidak di sengaja mengenai kaki meja hias yang terdapat di sisi kanan pintu.
Dan Al dengan sigap langsung menahan tubuh wanita tersebut yang akan terjatuh, hingga jarak wajah ke duanya tinggal beberapa senti.
Mata Al dan juga wanita tersebut saling tatap tanpa ke duanya sadari jika sedari tadi mama Beca, paman Zaki, istrinya dan ke dua orang tua wanita tersebut yang berada di ruang tamu, melihat interaksi ke duanya.
"Cie," ucap mama Beca ketika sudah mendekati ke duanya, membuat wanita tersebut langsung melepas tangan Al, dan berdiri tegak.
"Mama,"
"Mama?" sambung wanita tersebut sambil menatap mama Beca.
"Iya sayang, ini Al, anak mama satu satunya yang tadi mama ceritakan padamu," jelas mama Beca yang menghampiri wanita tersebut lalu memeluk pinggangnya menggunakan tangan kanan.
Lalu mama Beca mendekati sang putra, dan memeluk pinggangnya juga menggunakan tangan kiri.
"Al, ini calon istri kamu, namanya Nisa,"
Kemudian mama Beca melepas ke dua tangannya yang masih memeluk pinggang Al dan wanita yang bernama Nisa.
Lalu mama Beca beralih meraih tangan Al dan juga Nisa dan menyatukannya.
"Awal yang bagus, mama lihat kalian berdua seperti sudah mengenal," ucap mama Beca sambil tersenyum dan mengeratkan tangan Al dan Nisa yang baru saja di satukan. "Dan mama lihat, kalian sangat serasi,"
"Tentu saja serasi," sambung paman Zaki yang mendekati ke tiganya, di ikuti sang istri dan juga ke dua orang tua Nisa. "Kapan kalian akan meresmikan jadi besan?" tanya paman Zaki sambil menatap mama Beca dan juga ke dua orang tua Nisa bergantian, yang kebetulan juga sahabat dari paman Zaki.
"Kami pihak perempuan, hanya bisa mengikuti pihak pria," sambung papa Nisa yang bernama Toni.
"Bagaimana Beca?" tanya paman Zaki pada adik iparnya.
"Tentu saja, tiga hari lagi mereka akan menikah,"
"Apa!"
"Apa!" teriak Al dan juga Nisa bersamaan mendengar apa yang di katakan oleh mama Beca.
"Kenapa kalian terkejut? Mama sudah menyiapkan pernikahan kalian."
"Bagus, niat baik itu memang harus segera di segerakan," sambung paman Zaki dan mendekati Al, lalu memeluk bahunya. "Al jangan ragu, paman dan papa kamu tahu siapa keluarga calon mertua kamu, dan paman pastian kamu tidak akan menyesal menikah dengan Nisa, wanita cantik yang cerdas dan juga mandiri," jelas paman Zaki yang mengetahui bebet bobot dari kelurga Toni sahabatnya tersebut.
Apa lagi dengan Nisa putri Toni, yang sudah bisa mendirikan perusahaan tekstil sendiri tanpa bantuan orang tuanya, bukan hanya itu, Nisa juga berhasil mendirikan beberapa butik mewah di berbagai daerah dengan kerja kerasnya.
"Dan sekarang kita makan siang, untuk merayakan pernikahan mereka tiga hari lagi," ucap paman Zaki yang masih memeluk bahu keponakannya dan berjalan menuju ruang makan, di mana makan siang sudah tersedia di ikuti semuanya orang, yang sangat bahagia dan juga antusias, tapi tidak dengan Al dan juga Nisa.
Semua orang yang sudah menyelesaikan makan siang satu persatu meninggalkan ruang makan, menyisakan Al dan juga Nisa yang belum menyentuh makanan yang ada di hadapan ke duanya.
Al menatap Nisa yang duduk di kursi tepat di hadapannya, begitu pun Nisa hingga tatapan ke duanya bertemu.
Lalu Nisa memalingkan wajahnya tidak ingin melihat tatapan tajam dari mata Al.
"Kenapa kamu tidak menolak dengan perjodohan ini?" tanya Al pada Nisa.
"Dan kenapa kamu juga tidak menolak?" tanya balik Nisa.
Membuat Al kesal, lalu beranjak dari duduknya, dan melangkah kakinya memutari meja, untuk mendekati Nisa.
"Ikut denganku," pinta Al.
"Tidak mau," tolak Nisa, dan Al langsung menarik tangan Nisa untuk berdiri dari duduknya. "Al lepaskan, kamu mau membawa aku ke mana?" tanya Nisa dan coba untuk melepas tangan Al yang memegangi tangannya dengan kencang.
"Ke kamar!"
Bersambung.......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ita rahmawati
walaupun semisal nisa wanita baik² ak ttp pro ke nessa 🤭🤭🤭😄😄
2022-11-02
0
Dede
koq nm nya sm si. nisa ma nessa. 💪💪 ya nessa
2022-07-01
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
nama mereka hampir sama.. apa mereka kembar yang terpisah 🤔
2022-03-14
0