"Nes, kenapa kamu senyum senyum sendiri?" tanya Al yang kembali masuk ke dalam kamar.
"Tidak, siapa juga yang senyum senyum sendiri. Kamu salah lihat mungkin," ujar Nessa yang langsung membalik tubuhnya, dan mendekati meja nakas, untuk mengambilkan ponsel Al yang tertinggal, dan memberikan pada empunya.
"Terima kasih," ucap Al setelah Nessa memberikan ponselnya. "Oh ya Nes, apa ibu kamu sudah sembuh?"
"Syukurlah, ibu sudah sembuh. Namun masih harus kontrol ke rumah sakit beberapa kali lagi,"
"Apa kamu ingin pulang kampung lagi?" tanya Al karena beberapa waktu lalu Nessa pulang kampung untuk menjenguk ibunya yang di rawat di rumah sakit.
"Tidak, ada kakak yang menjaga ibu,"
"Oke, aku akan mengiringi uang ke rekening kamu lagi, untuk biaya kontrol ibu kamu,"
"Al, tidak perlu, uang yang kamu kirim semalam sudah lebih dari cukup, dan setengahnya aku bisa kirim ke ibu," tolak Nessa. Mengingat lagi Al bukan hanya baik padanya tapi juga pada ibunya, meskipun Al tidak pernah bertemu dengan ibu Nessa.
"Nes, jangan menolak." sambung Al lalu membalik tubuhnya ingin keluar dari dalam kamar.
Namun saat di depan pintu, Al membalik tubuhnya untuk menatap Nessa.
"Nes,"
"Iya Al," jawab Nessa dan mendekati Al.
"Jangan lupa, ke dokter,"
"Untuk apa?" tanya Nessa penasaran.
"Apa kamu lupa, harus melakukan suntik kontrasepsi? Aku tidak ingin menggunakan balon ya, aku sudah memberi tahu kamu rasanya tidak enak," jelas Al. "Ingat jangan lupa, dan aku berangkat dulu," Dan dengan segera Al keluar dari kamar lalu menutup pintu.
Selepas kepergian Al dari kamar, Nessa meraup wajahnya, lalu berjalan mendekati meja nakas yang berada di samping tempat tidur kemudian membuka laci.
Nessa menutup mulutnya yang menganga ketika baru saja melihat lembaran kertas, yang baru saja di ambilnya dari dalam laci meja nakas.
"Ya Tuhan, aku lupa," ucap Nessa yang sekarang menjambak rambutnya, saat dirinya ternyata telat mengunjungi dokter untuk melakukan suntik kontrasepsi, yang harusnya di lakukan dua minggu lalu.
Kemudian Nessa bergegas mengambil tas miliknya, dan segera keluar dari kamar untuk mengunjungi dokter yang selama ini dirinya datangi untuk melakukan suntik kontrasepsi.
Bukan hanya melakukan suntik kontrasepsi, namun Nessa juga memeriksakan dirinya, agar terhindar dari penyakit menular, mengingat lagi dirinya dulu adalah kupu-kupu malam, meskipun saat melakukan hubungan dengan pria hidung belang, samua pria yang di layani nya harus menggunakan balon.
Dan sudah beberapa kali memeriksa kesehatannya, Nessa tidak sama sekali terpapar dari penyakit menular.
Dan itu yang membuat Al tidak ingin menggunakan balon saat berhubungan dengan Nessa dan hanya menyuruhnya untuk melakukan suntik kontrasepsi.
*
*
*
Setelah selesai menghadiri rapat perusahaan di mana dirinya bekerja, Al bergegas menuju ruangnya saat sang sekretaris memberi tahu, jika ada seseorang yang ingin menemuinya, dan sudah menunggu di dalam ruang kerjanya.
"Al tunggu," Suara seseorang menghentikan langkah Al, saat dirinya baru saja sampai depan ruang kerjanya.
Kemudian Al membalik tubuhnya, untuk menatap seseorang yang baru saja memanggilnya. "Paman. Ada yang bisa aku bantu?" tanya Al pada pria paruh baya yang sekarang menepuk bahu Al.
"Paman bangga padamu Al, semenjak perusahaan ini kamu yang pegang, perusahaan ini cepat sekali berkembang. Paman dan juga papa kamu tidak sia sia sudah mempercayakan perusahaan ini padamu,"
"Ini sudah tugasku paman," sambung Al sambil mengukir senyum pada paman Zaki, pemilik separuh saham perusahaan di mana sekarang dirinya bekerja.
"Paman yakin setelah ini, papa kamu akan memberikan sahamnya di perusahan ini untukmu,"
"Aku tidak berharap, aku hanya ingin menjadikan perusahaan ini berkembang lebih pesat lagi, dan mampu bersaing dengan perusahaan besar di kota ini,"
"Dan paman percaya, kamu pasti bisa," sambung paman Zaki. "Oh iya kapan kamu akan menikah?" tanya paman Zaki mengalihkan percakapannya.
"Jangan tanyakan itu padaku paman, aku masih muda, jalanku masih panjang," jawab Al sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Muda kamu bilang, jika di sini ada mama kamu, pasti dia langsung melempar alas kakinya ke arahmu. Kamu sudah kepala tiga, muda dari mana,"
"Anggap saja aku masih berusia belasan,"
"Ada ada saja, kasihan mama kamu sudah ingin punya menantu,"
"Sebentar lagi, sedang otw menantunya,"
"Ada ada saja kamu, sudahlah paman pulang dulu," ujar paman Zaki sambil menepuk bahu Al lalu meninggalkan nya.
Setelah paman Zaki meninggalkan nya, Al segera membuka pintu ruang kerjanya, penasaran dengan seseorang yang sudah menunggu di dalam ruangannya.
Bersambung.............................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ita rahmawati
waduh klo hamil gmna..km kok ceroboh sih nes..dn kykny lakiny tuh gk bgt deh bkn org bner gtu 🤣🤣
2022-11-02
0
Dede
thor jdoh nya al sm nessa aja ya thor
2022-07-01
0
Kristina
gak suka baca novel ini gak usah baca donk say. nulis novel itu gak mudah perlu tenaga ekstra untuk memikirkan alur cerita, jadi hargai karya orang lain.
2022-05-18
2