Part05

Pria yang sedang merasakan tanggung itupun seketika lemas melihat binatang buasnya layu sebelum menyembur.

Riko mengguyar rambutnya kebelakang, dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Meskipun tidak jadi menebar bisa, namun sudah sempat celup-celup membuatnya merasa risih.

Entah mengapa hatinya merasakan jika sesuatu sedang menunggunya, namun dirinya tak tahu apa.

Riko selesai membersihkan diri setelah tiga puluh menit, kini dirinya nampak lebih segar.

Berjalan keluar dari hotel dengan hanya menggunakan kaus yang dilapisi jaket jeans, sarta celana jeans panjang dan sepatu sneaker.

Melihat pesan di ponselnya yang ternyata kedua temanya sudah menunggu di tempat biasa, Riko segera masuk ke dalam lift ketika pintu lift terbuka.

Sampai diloby dirinya yang fokus pada ponsel tak sengaja menyenggol lengan seseorang sehingga membuat ponsel di tangan nya terjatuh.

"Ah..maaf saya tidak sengaja." Orang itu mengambil ponsel Riko.

"Sekali lagi saya minta maaf tuan." Riko nampak melihat pria itu dengan kening mengkerut.

Riko menerima ponselnya kembali, dan pria itu sudah berjalan menuju lift yang terbuka.

Riko nampak berpikir seperti pernah melihat pria itu, tapi siapa?

Tidak ingin memikirkan hal yang tidak penting, dirinya kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran dimana mobilnya berada.

Malam jalanan nampak masih ramai karena memang masih jam sembilan malam. Riko adalah pria yang santai dalam melakukan apapun dirinya bukan tipe pria penggila kerja.

Baginya uang bukanlah segalanya, namun kesenangan tak bisa terulang kembali.

Dua puluh menit dirinya sampai di Bar tempatnya biasa, dimana kedua temanya menunggu.

Masuk ke Bar sudah membuat para wanita meliriknya, Riko termasuk pria yang begitu panas dengan tubuhnya yang tinggi dan gagah.

"Wuiisss muka lu seger bener Rik, kaya abis kena servis skincare." Ucap Bastian yang melihat Riko datang.

"Ck. gue malas cerita, yang ada lu pada tar ngetawain gue." Riko menjatuhkan tubuhnya di tengah-tengah Bastian dan Felik, membuat keduanya sedikit bergeser.

"Gak usah cerita kalo cuma masalah celup-celup teh sosoro." Ucap Felik santainya.

"Lu kira gue ngiklan." Riko menegak minuman didepannya.

"Udah berapa ronde lu Lik." Tanya Riko setelah menghidupkan rok*knya. Asap mengepul ketika Riko menghembuskan nya keudara.

"Gak usah tanya kalo cuma buat lu mengiri."

"Ck. muka lu predator banget sih Lik." Riko menatap Felik.

"Dia memang selalu jadi predator lapar, jika masuk kandang." Bastian tertawa.

"Gue curiga sama lu Bas, jangan-jangan binatang lu gak buas." Ucap Felik menatap bawah perut Bastian.

Reflek Bastian pun merapatkan kedua kakinya, membaut Riko dan Felik tertawa.

"Lu kalo ngomong gak bener Lik, binatang gue masih buas, kagak perlu di coba." Ucapnya dengan wajah kesal.

Kesal karena temanya mengira binatang miliknya tak berfungsi, enak saja... gini-gini Bastian juga pernah merawani anak orang. ehh

"Kita percaya kalo lu, bisa buktiin Bas." Ucap Riko.

Bastian menatap sengit kedua temanya itu. "Lu kira gue bahan percobaan."

"Ya, kan siapa tahu lu bohong." Ucap Felik dengan entengnya.

"Hisss... kalian itu menyebalkan." Bastian pindah di kursi sebelahnya, merasa gerah harus berdekatan dengan dua manusia yang sama-sama otaknya tercemar.

"Gue ngamar dulu deh." Felik beranjak pergi setelah melihat wanita yang dia incar datang.

"Jangan sampai tu anak ketularan virus..hiss.. amit-amit deh." Ucap Bastian bergeridik ketika melihat kelakuan Felik yang suka tak tahu waktu.

Riko hanya terkekeh dengan pikiran entah kemana.

Ingin bercerita namun tidak mungkin dengan kedua temannya itu, secara mereka masih jomblo tak tidak mungkin jika mengerti soal masalah perasaan.

"Lu kenapa Rik, kaya banyak beban gitu." Bastian yang memeprhatikan Riko pun bertanya.

Riko kembali menghembuskan asap rok*knya. "Lu pernah jatuh cinta Bas?" Tanya nya sambil mematikan Putung yang sudah tinggal setengah.

Bastian hanya melirik dan kembali menegak minumannya. "Gue gak tau apa itu cinta, tapi gue pernah ngerasain gimana rasanya ditinggal oleh orang yang sayang sama kita."

Riko hanya menganggukkan kepalanya. "Gue terlalu mencintainya Bas, sampai sekarang gue masih mengharapkan dirinya, meskipun sudah menjadi pemilik orang lain."

Riko menyandarkan tubuhnya di sofa, dan memejamkan matanya mengingat wajah Rere yang selalu dirinya rindukan.

"Lu jangan berbuat aneh-aneh jika dia sudah menjadi milik orang lain..Gue takut lu dapet julukan Pebinor." Ucap Bastian meledek, namun juga mengingatkan.

Riko hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Bastian. "Gue gak akan jadi Pebinor kalau dia bahagia Bas, tapi jika sebaliknya. You know lah."

Bastian hanya menggeleng kepala. "Lu masih bisa dapetin cewek yang ku mau, tanpa harus jadi Pebinor."

Riko kembali menegakkan duduknya ketika bayangan Rere menjadi-jadi di otaknya.

"Jika gue bisa, mungkin gue udah nikah."

"Nyatanya lu bisa celup-celup sana sini." Sinis Bastian.

"Ck. lu gak ngerti bas." Riko menghela napas dalam. "Gue aja selalu bayangin wajah dia kalo lagi di atas ranjang, dan itu semua semakin membuat gue menjadi."

"Wahh parah lu Rik." Bastian melempar kacang pada Riko. " Bini orang lu jadiin fantasi lu, parah lu." Bastian berdecak tak habis fikir.

Bisa-bisa nya temanya itu menggunakan istri orang untuk berfantasi di atas ranjang.

"Gue sebenernya gak mau, tapi mau bagaimana wajah dia selalu datang di otak gue ketika ***-***." Riko tersenyum menggoda didepan Bastian.

"Ngeri gue Rik, liyat senyum lu." Bastian bergeridik sendiri melihat senyum aneh Riko.

.

.

.

Rere bangun ketika penghuni rumah belum menampakkan kehidupan di pagi hari, dirinya selalu bangun pagi dan melalukan serangkai persiapan untuk diri nya sendiri. Di pagi hari Rere tidak pernah menyiapkan makanan, karena kebiasaan mereka tidak pernah sarapan pagi.

Rere sudah rapi dengan penampilannya, rumah sudah rapi ketika dirinya tinggal. Pagi ini ada barang yang akan di kirim ke tokonya, pesanan bunga yang dirinya perlukan untuk pesanan sebuah acara pernikahan.

Dengan semangat dirinya keluar dari kamar jam masih menunjukan pukul 06:15 menit namun Rere sudah ingin berangkat.

Ketika sampai di dapur tak sengaja dirinya akan menabrak seseorang yang juga baru saja ingin masuk dapur.

"M_mas." Rere menunduk.

Zidan hanya diam mengamati pakaian Rere, Memakai hodie kebesaran dan bawahnya rok. Zidan hanya tersenyum tipis melihat pakaian yang istri sirinya itu pakai.

Tanpa menjawab sapaan Rere, Zidan pun melangkah pergi menuju lemari pendingin.

Bisa Rere lihat jika suaminya itu tadi malam pasti sedang melakukan hubungan suami istri, mata Rere melirik leher Zidan yang terdapat bercak merah ketika pria itu menegak minumannya.

Rere buru-buru keluar dari dapur dan menuju pintu samping untuk menunggu ojek.

"Hisss ngeri kali melihat tanda di leher mas Zidan." Rere membayangkan Silla yang begitu buas dengan suaminya.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kyk gitu masih betah aja re re 🤦‍♀️🤦‍♀️😏😏

2023-10-29

0

Abie Mas

Abie Mas

silla buas buaya darat

2023-08-04

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

Re re ..apalgi yg hrus diprthnkan ..?🤔🤦
keluarlah Re dari sangkar burung 🤔🤦menyesakkan !!

2022-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Part01
2 Part02
3 Part03
4 Part04
5 Part05
6 Part06
7 Part07
8 Part08
9 Part09
10 Part10
11 Part11
12 Part12
13 Part13
14 Part14
15 Part15
16 Part16
17 Part17
18 Part18
19 Part19
20 Part20
21 Part21
22 Part22
23 Part23
24 Part24
25 Part25
26 Part26
27 Part27
28 Part28
29 Part29
30 Part30
31 Part31
32 Part32
33 Part33
34 Part34
35 Part35
36 Part36
37 Part37
38 Part38
39 Part39
40 Part40
41 Part41
42 Part42
43 Part43
44 Part44
45 Part45
46 Part46
47 Part47
48 Part48
49 Part49
50 Part50
51 Part51
52 Part52
53 Part53
54 Part54
55 Part55
56 Part56
57 Part57
58 Part58
59 Part59
60 Part60
61 Part61
62 Part62
63 Part63
64 Part64
65 Part65
66 Part66
67 Part67
68 Part68
69 Part69
70 Part70
71 Part71
72 Part72
73 Part73
74 Part74
75 Part75
76 Part76
77 Part77
78 Part78
79 Part79
80 Part80
81 Part81
82 Part82
83 Part83
84 Part84
85 Part85
86 Part86
87 Part87
88 Part88
89 Part89
90 Part90
91 Part91
92 Part92
93 Part93
94 Part94
95 Part95
96 Part96
97 Part97
98 Part98
99 Part99
100 Part100
101 Part101
102 Rasa yang begitu sakit
103 Kedatangan kedua orang tua
104 Saling memaafkan
105 Martabak manis
106 Martabak manis 2
107 Baca dongeng
108 bertemu Bastian
109 Melahirkan
110 Selesai
111 Karya Baru..!!
112 Novel karya baru..!!
113 PENGUMUMAN..!!!
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Part01
2
Part02
3
Part03
4
Part04
5
Part05
6
Part06
7
Part07
8
Part08
9
Part09
10
Part10
11
Part11
12
Part12
13
Part13
14
Part14
15
Part15
16
Part16
17
Part17
18
Part18
19
Part19
20
Part20
21
Part21
22
Part22
23
Part23
24
Part24
25
Part25
26
Part26
27
Part27
28
Part28
29
Part29
30
Part30
31
Part31
32
Part32
33
Part33
34
Part34
35
Part35
36
Part36
37
Part37
38
Part38
39
Part39
40
Part40
41
Part41
42
Part42
43
Part43
44
Part44
45
Part45
46
Part46
47
Part47
48
Part48
49
Part49
50
Part50
51
Part51
52
Part52
53
Part53
54
Part54
55
Part55
56
Part56
57
Part57
58
Part58
59
Part59
60
Part60
61
Part61
62
Part62
63
Part63
64
Part64
65
Part65
66
Part66
67
Part67
68
Part68
69
Part69
70
Part70
71
Part71
72
Part72
73
Part73
74
Part74
75
Part75
76
Part76
77
Part77
78
Part78
79
Part79
80
Part80
81
Part81
82
Part82
83
Part83
84
Part84
85
Part85
86
Part86
87
Part87
88
Part88
89
Part89
90
Part90
91
Part91
92
Part92
93
Part93
94
Part94
95
Part95
96
Part96
97
Part97
98
Part98
99
Part99
100
Part100
101
Part101
102
Rasa yang begitu sakit
103
Kedatangan kedua orang tua
104
Saling memaafkan
105
Martabak manis
106
Martabak manis 2
107
Baca dongeng
108
bertemu Bastian
109
Melahirkan
110
Selesai
111
Karya Baru..!!
112
Novel karya baru..!!
113
PENGUMUMAN..!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!