Suara derap langkah terdengar begitu nyaring ketika seorang pria memasuki lobby kantor.
Riko nampak berwibawa dan begitu tegas ketika memasuki area kantornya. Meskipun seorang Casanova diluaran sana, Riko tidak pernah membawa wanita bayaran kedalam kantornya. Baginya terakhir ketika teman wanitanya yang pernah sepatrner dengan datang hanya untuk meminta pendapat, dan malah membuatnya dalam masalah. Rere yang cemburu.
Masih teringat jelas ketika wajah Rere mengisaratkan kekecewaan ketika teman nya bernama Syara membantu memijit kepalanya yang terasa sakit akibat kekesalannya pada Rere.
Di kantor Riko terkenal ramah dengan para karyawannya. Meskipun begitu juga tidak mengurangi auranya yang sebagai anak pemilik perusahaan.
Felik adalah asisten nya yang sudah menunggu sejak tiga puluh menit lalu, jika bukan Felik yang menelpon Riko. Maka bosnya itu pasti masih enak-enakan bergelung di bawah selimut.
"Bos ada pertemuan dengan klien di restoran xx.." Ucap Felik, memberikan jadwal bosnya pagi ini.
"Kau itu Lik, gue belum juga duduk udah lu absen kerjaan gue." Riko menggerutu, tidak habis fikir dengan Asistenya itu yang selalu ontime dan deadline masalah pekerjaan.
"Sebelum lu pergi buat celupin binatang buas lo itu, lebih baik gue kasih lu kerjaan banyak." Ucap Felik yang tak lain juga sahabat Riko sendiri.
"Gak usah nyinyir, gue kalo nyelup malam hari, gak kaya lu tengah hari bolong lu Embat juga kalo liat bolongan sawah." Sinis Riko menatap sahabatnya sekaligus Asistenya itu.
"Terserah lu deh Rik, yang jelas jadwal lu hari ini padat." Felik sambil memberikan beberapa berkas di depan Riko.
"Lik, sebenernya lu itu kerja di gaji buat apa sih?" Tanya Riko menatap wajah Felik serius.
"Ck. lu be*go apa dodol sih, ya jelas buat bantu lu kerja lah...Ogah gue kalo cuma bantuin lu ngeluarin bisa yang bisa bikin melendung sekali sembur." Ucap Felik memutar kedua bola matanya malas.
Entah apa maksud pertanyaan Riko barusan, malah membuat dirinya berfikir, kenapa punya kepribadian Casanova sejati bisa diangkat menjadi CEO utama.
"Sialan lu..!!" Riko melempar map didepanya kearah Felik, namun ketangkasan Felik dengan sigap bisa menangkapnya.
"Calm down bos." Felik tertawa ngakak.
"Lu gue bayar buat bantu kerjaan gue..terus kenapa lu malah kasih ke gue..bukanya lu yang kerjain." Ucap Riko menatap Felik malas.
"Kalo gue yang kerjain semua, sudah pasti buka lu yang jadi bos nya tapi gue Rik...Gue..!!" Ucap Felik mendengus kesal, menghadapi bosnya yang super aneh itu.
Riko mencebik. "Gue gak yakin lu bisa jadi bos Lik, otak lu aja cuma ada selakan*gan wanita." Ucap Riko tertawa.
"Sumpah lu ye Rik, pagi-pagi udah mesum otak lu, emang muka lu tu muka Sem*pak sama kut*ang." Ucap Felik dengan entengnya.
Sedangkan wajah Riko sudah kesal, namun juga tertawa. "Jangan mesum teriak mesum Lik."
Keduanya tertawa, mereka memang teman sekaligus partner kerja yang solid. Meskipun terkadang somplak.
.
.
.
Dibelahan kota lain nampak gadis cantik dengan rambut berwarna coklat sedang melakukan pekerjaannya membantu karyawanya membuatkan pesanan buket bunga.
Renita Renjana Memulai karir nya di kota B sebagai pemilik toko bunga yang lumayan cukup ramai di pinggir jalan arah perkantoran dan perhotelan. Rere memulai membuka usaha semenjak dua Minggu tinggal di kota B.
Sudah menjadi seorang istri pengusaha tak membuatnya hanya berdiam dirumah dan menghabiskan uang untuk berbelanja di Mall. Rere lebih memilih melakukan kesibukan dengan membuka usaha kecil seperti toko bunga.
Tidak mudah bagi Rere untuk mengawali di bidang baru yang dirinya geluti, keluar dari butik yang membuatnya sangat nyaman dan senang, harus berhenti karena terpaksa mengikuti suaminya di kota B.
Rere membantu mengemas buket yang di pesan oleh langganannya, Rere juga memiliki satu karyawan wanita yaitu Bella. Bela masih belia dan baru satu tahun lulus sekolah, karena susah mencari pekerjaan akhirnya Rere lah yang mau memberinya pekerjaan, meskipun harus sama-sama belajar namun dunia elektronik yang sekarang sudah canggih mereka sama-sama belajar dari YouTube.
Seorang wanita dengan penampilan modis dan nampak angkuh memasuki toko bunga Rere dengan menggunakan kaca mata.
"Ck. Kamu betah-betah saja kerja di tempat sempit begini." Sindir wanita itu di belakang Rere yang sedang membantu Bella.
Rere bukanya tidak tahu siapa wanita itu namun melihat istri pertama suaminya sudah membuatnya muak.
"Kalau aku sih ogah." Ucapnya dengan melepas kaca matanya menatap jijik Rere. "Ups..tapi kan kamu dinikahi cuma di jadiin babu, jadi sah-sah saja kalau kamu harus banting tulang cari uang."
Rere hanya diam tanpa mau membalas, percuma yang ada malah semakin membuatnya emosi. Jika saja dirinya tahu niat Zidan menikahinya maka dirinya akan menolak mentah-mentah. Dan ternyata ayahnya tidak tahu tentang Zidan yang ternyata sudah memiliki istri.
"Heh madu, gue cuma mau bilang siapin makanan yang banyak dan yang enak, karena malam ini orang tua gue mau Dateng...jadi loe jangan macem-macem." Ucap wanita istri pertama Zidan yaitu Silla.
"Isss...kamu itu emang dasar babu bud*ek." Silla yang kesal tidak mendapat respon sama sekali, pergi dengan kesal.
"Mbak..mbak kok betah sih, tinggal satu rumah sama nenek sihir kaya gitu, kalau aku sih ogah, malah udah aku kasih Baygon kali." Ucap Bella yang geram melihat kelakuan Silla.
"Biarin aja, yang penting dia gak main kasar sama aku." Ucap Rere yang hanya menjawab santai.
"Duh..mbak Rere tu hatinya baik benget lah, dinikahi hanya di jadiin yang kedua..mending si sayang di manja, lah ini malah di jadiin pembantu." Ucap Bella yang tak habis fikir. "Mbak, emang mbak gak punya gitu teman cowok?" Tanya Bella serius.
Rere melirik Bella. "Untuk apa?"
"Kalau punya mbak mending pacarin mereka deh, kalau gak suruh mereka jadi pebinor..Perebut Bini Orang, nah kan keren tu mbak." Bella tertawa cekikikan dengan ucapanya sendiri.
"Kamu kebanyak nonton sinetron Bel, jadi halu gitu." Rere tertawa.
"Bukan nonton sinetron mbak, tapi baca novel yang judulnya Pebinor Mesum, duh mbak aku juga mau kalau modelan pembinornya seganteng di dunia halu."
"Ternyata halu mu lebih parah Bel...Wes parah..garai rakuat Bel."
"Gak kuat aku mbak sumpah, apalagi pebinornya seganteng Manurios mbak...alamak mbak aku mau jadi Dasya Taran aja mbak." Bella semakin ngawur dan ngaco bicara.
Bella adalah gadis humoris membuat Rere menjadi terhibur dengan celotehan dan kata-kata receh Bella. Tak di pungkiri jika Rere menyimpan kesedihan yang begitu dalam. Kesedihan yang selalu membuat dirinya menutupi dengan wajah ceria dan senyum nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Jumadi 0707
rasain aja lo re knp ikutin emosi mau aja dilamar orang
2025-01-27
0
Shinta Dewiana
sedih banget nasibmu rere udah mantan pacar casanova eeehhh giliran jadi istri ke 2 di jadikan babu pula...gmn ceritanya ini...thorrr...
2024-05-20
0
Ita rahmawati
ya ampun kirain cuma diperalat aja utk apa gitu,tp ternyta jd bini ke 2 juga toh 😭😭😭
2023-10-29
0