Wawancara Kerja

Pagi ini Kara sudah sampai di sebuah hotel berbintang tempat dia akan melakukan wawancara dan setelah bertanya kepada resepsionis yang memberitahukan tempat wawancara, Kara pun naik lift.

Hari ini Kara menggelung rambut hitam panjangnya, memakai kemeja putih bersih dan celana panjang hitam beserta sepatu pantofel hitam plus tas selempang bewarna coklat. Wajahnya hanya diberikan make up tipis karena Kara tidak suka makeup tebal.

Suara lift terbuka membuat Kara mendongakkan kepalanya dan betapa terkejutnya ketika melihat Adi dan Irene masuk ke dalam lift. Beruntung Kata tidak sendirian karena ada tiga perempuan lain yang sama tujuannya dengan dirinya.

Kara menundukkan kepalanya tanpa mau melihat mantan suaminya dan kekasihnya itu. Ketika lift sampai di lantai tempat wawancara, Kara pun berjalan keluar melewati Adi dan Irene yang tampaknya mengacuhkan kehadirannya. Seperti biasa, aku tidak terlihat.

Setelah keempat wanita itu keluar dari lift, Adi seperti mengenali salah satu dari mereka. Kara? Tadi Adi tidak terlalu memperhatikan karena melihat seragam mereka yang sama seperti pegawai magang, bukan orang penting baginya.

Namun tadi ada sesosok yang dia kenali dan mirip dengan mantan istrinya. Adi hanya mengedikkan bahunya. Mungkin salah lihat.

"Sayang? Ada apa?" tanya Irene dengan nada manja.

"Tidak ada apa-apa. Aku antar kamu pulang ke apartemen ya, soalnya aku harus ke kantor ada meeting jam satu siang." Adi mencium pipi Irene.

Keduanya sejak kemarin siang memutuskan tidak pulang dan menghabiskan waktu di kamar hotel untuk memadu kasih semalaman.

Kini mereka berada di parkiran mobil di lantai 20 dan keduanya pun masuk ke dalam mobil Mercedes milik Adi lalu meninggalkan hotel itu.

***

Kara hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat mantan suaminya benar-benar tidak menunggu lama untuk segera ber*cinta dengan kekasihnya meskipun akta cerai belum turun.

Terimakasih Ya Allah sudah melepaskan aku dari pria macam dia! Awalnya Kara merasa down dan menganggap ini semua salahnya namun setelah dia mampu berpikir jernih setiap selesai menjalani ibadah malam, dia tahu ini bukan murni kesalahannya.

Adi sendiri yang tidak mau berjuang, Adi sendiri yang menolak dirinya dan Adi sendiri yang merusak kehidupan rumah tangga terpaksa mereka hanya demi warisan.

Kara merasa kasihan dengan almarhum kedua mertua dan kakek Haryo yang memiliki anak cucu seperti Adi. Satu yang Kara syukuri, mereka tidak pernah berhubungan suami istri dan tidak ada anak diantara mereka.

Kini Kara duduk bersama dengan para calon karyawan lainnya di sebuah ruang yang sudah ditata beberapa kursi. Setelah tiga orang selesai diwawancarai, giliran Kara yang masuk.

Gadis itu duduk di hadapan tiga orang yang duduk di balik meja panjang setelah mengucapkan salam. Kara memperhatikan tiga orang disana, seorang pria berusia sekitar lima puluh tahun, seorang wanita dan seorang pria yang tampaknya sebaya, sekitar empat puluhan.

Mereka bertiga memperkenalkan diri sebagai manager kepegawaian, bagian HRD dan asisten GM hotel. Ketiganya menanyai Kara termasuk status perkawinan yang dijawab Kara apa adanya. Setelah sesi tanya jawab sekitar setengah jam, akhirnya Kara pun dipersilahkan keluar sampai menunggu panggilan dari mereka.

Keluar dari hotel mewah itu, Kara memesan ojol dan segera menuju ke sebuah perusahaan besar di daerah segitiga emas Jakarta yaitu di Sudirman. Kara nyaris terlambat karena dia tiba pukul 10.54 dari jadwal pukul sebelas.

Setelah mengetuk pintu, suara bariton mempersilahkan dia masuk. Kara pun membuka pintu dan mengangguk sopan.

"Selamat pagi, pak" sapa Kara sopan dan berharap makeupnya tidak luntur.

"Selamat pagi" jawab pria itu dingin.

Kara melihat wajah yang berada di hadapannya. Wajah tampan yang keras dan dingin. Kara merasa AC di ruangan ini sudah dingin tapi menatap wajah tampan itu, gadis itu bertambah hawa dingin menerpa.

"Kara Gantari? Nama model apa itu?" ucap pria itu dingin.

Kara terkejut mendengarnya. "Itu bahasa Sansekerta, pak."

Mata abu-abu pria itu menatap Kara. "Meaning?"

"Kara artinya pembela kebenaran, Gantari artinya yang menyinari. Bisa dibilang artinya pembela kebenaran yang bersinar."

Pria itu hanya tersenyum meremehkan. "Memangnya kamu siapa? Wonder Woman atau Supergirl atau Captain Marvel?" ucapnya sinis. "Orangtuamu keterlaluan halunya waktu memberikan nama untukmu! Setahu saya, Kara itu merk santan!"

Wajah manis Kara mengeras. "Pak, anda boleh menghina saya, menghina nama saya tapi saya tidak terima ketika bapak menghina almarhum kedua orang tua saya!" Mata coklat gadis itu berkilat-kilat marah. "Ternyata wajah tampan, mengenakan baju bermerk tidak mencerminkan akhlak yang baik! Apa kedua orang tua bapak tidak pernah mengajarkan Budi pekerti?" ucap Kara dengan nada terkendali meskipun marah.

"Jangan bawa-bawa orangtuaku!" bentak pria itu.

"Itulah rasanya pak jika ada seseorang menghina orangtuamu! Kedudukan kita sama, satu-satu!" balas Kara tidak kalah judes.

Kedua netra berbeda warna itu saling menatap judes. Kara yang akhirnya memutuskan pandangannya.

"Kita lanjutkan acara wawancara atau tidak pak?" tanya Kara berani. Seumur hidupnya dia tidak pernah merasa seberani ini bahkan dengan Adi pun dia tidak berani membantah.

Mungkin karena pria ini menghina kedua orangtuanya, jadi emosi dan adrenalin lebih bekerja.

"Tidak, karena mood saya sudah berantakan akibat tausiah siangmu!"

Kara hanya tersenyum. "Baiklah kalau begitu pak. Saya juga tidak tertarik bekerja dengan orang yang bisa seenaknya menghina orang tua tanpa tahu apa yang terjadi. Asal bapak tahu, kedua orangtua saya sudah meninggal dan saya tidak ikhlas anda menghina mereka. Selamat siang!" Kara pun bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan itu. Nyaris dia membanting pintu jika tidak ingat sopan santun.

Pria bermata abu-abu itu menangkupkan kedua tangannya di atas meja sembari tersenyum smirk.

Wanita yang menarik. Berani melawannya.

Pria itu lalu membaca CV dan berkas lamaran milik Kara dan melihat status perkawinan. Cerai? Di usia 25 tahun?

Diam-diam pria itu mencatat semua data milik Kara Gantari. Nama yang antik.

***

Kara kini sudah kembali ke rumahnya dan segera membersihkan diri. Dilihatnya sudah pukul setengah satu siang dan gadis itu memulai beribadah sholat dhuhur.

Beruntung masih ada sisa telur dadar sarapan tadi pagi dan sekarang dia tinggal menumis sayuran yang dibelinya tadi pagi lewat tukang sayur yang lewat. Usai selesai, Kara pun memulai acara makan siangnya.

Hari ini pun akan dilalui Kara dengan mencuci baju dan membersihkan rumah.

***

Pria bermanik abu-abu itu membuka data tentang Kara Gantari dan menemukan artikel tentang pesta pernikahan antara putra pengusaha Ilham Saputro. Pria itu melihat foto pernikahan antara Adi Saputro dan Kara Gantari.

Rupanya kamu mantan istrinya pria itu? Betapa dunia ini sempit sekali.

Pria itu tertawa terbahak-bahak. Karma atau blessing ini? Akan aku hancurkan kamu, Adi Saputro lewat mantan istrimu!

***

Yuhuuu Up Pagi Yaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote n gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

3sna

3sna

keras,tegas kali thor untuk menggambrkn aura

2025-03-24

0

dewi

dewi

tadi dihina sekarang dipuji...🤦

2024-12-27

0

dewi

dewi

aish...

2024-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Feeling Free
3 Wawancara Kerja
4 Diterima Kerja
5 Semakin Moncer
6 Wayahe Lembiru
7 Rayden Takahashi
8 Siapa Dia?
9 Gunakan Ponselmu Dengan Benar
10 Motifmu Apa?
11 Menang Banyak Aku
12 Sepiring Berdua
13 Kara Santan Kesayanganku
14 Lamaran Absurd
15 Abe Takahashi
16 Miss You In The Heartbeat
17 Terbongkar
18 Bertemu Dengan Rayna
19 Beda Gaya
20 Gagal Ijab, Gagal Kawin
21 Whoah!
22 Nasi Uduk Dingin
23 Kembali Ke Rumah
24 Ke Beyond an Yang Haqiqi
25 Boss Bucin
26 Ada Apa Ini?
27 Bandung
28 Mood Booster
29 Kemodusan Yang Haqiqi
30 Bandar Djakarta
31 Gara-gara Kamu !
32 Kemana Kara Santanku
33 I Found You
34 Empat Bulan Rasa Sewindu
35 Pulang Ke Rumah
36 Casing Yang Tidak Sesuai
37 Kurangi Melokalnya, Ray
38 I Want You, Daddy
39 Sugar Daddy dan Mommy
40 Berpisah
41 Setelah Perpisahan
42 Bermalam di Salatiga
43 Selesaikan Urusanmu Dulu
44 Jangan Pernah Lepaskan
45 No Dangdut At All!
46 Setelah Pemeriksaan
47 Bumil Ngidam
48 The Reveal
49 Duo R
50 Rahasia Rayden
51 Bonchap - Riku dan Ren
52 Bonchap - Menemani Mommy
53 Bonchap - Ambyar Tenan!
54 Bonchap - Bucket List
55 Bonchap - Kartonyono Medhot Janji
56 Bonchap - Bertemu Hidetoshi
57 Bonchap - Oom Jake dan Ren
58 Bonchap - Kelokalan Berkumpul
59 Bonchap - Tiga Pria Ren
60 Bonchap - Age Gap
61 Bonchap - Rayden Pusing
62 Bonchap - Cita-cita Ren
63 Bonchap - Washington DC
64 Bonchap - Meet You Again
65 Bonchap - Bertiga
66 Bonchap - Makan Di Apartemen
67 Bonchap - Gara-gara The Nun
68 Bonchap - Hyung-woon as Trunk
69 Bonchap - Stay Away
70 Bonchap - Serius
71 Bonchap - Ride With You
72 Bonchap - Riku dan Hyung-woon
73 Bonchap - Hyung-woon dan Yun-oh
74 Bonchap - After Math
75 Bonchap - Difitnah Yun-oh
76 Bonchap - Persiapan
77 Bonchap - Keempat Takahashi
78 Bonchap - Alhamdulillah
79 Bonchap - Puasa Lagi?
80 Bonchap - Resepsi ( END )
81 Promo Upcoming Novel
82 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Perpisahan
2
Feeling Free
3
Wawancara Kerja
4
Diterima Kerja
5
Semakin Moncer
6
Wayahe Lembiru
7
Rayden Takahashi
8
Siapa Dia?
9
Gunakan Ponselmu Dengan Benar
10
Motifmu Apa?
11
Menang Banyak Aku
12
Sepiring Berdua
13
Kara Santan Kesayanganku
14
Lamaran Absurd
15
Abe Takahashi
16
Miss You In The Heartbeat
17
Terbongkar
18
Bertemu Dengan Rayna
19
Beda Gaya
20
Gagal Ijab, Gagal Kawin
21
Whoah!
22
Nasi Uduk Dingin
23
Kembali Ke Rumah
24
Ke Beyond an Yang Haqiqi
25
Boss Bucin
26
Ada Apa Ini?
27
Bandung
28
Mood Booster
29
Kemodusan Yang Haqiqi
30
Bandar Djakarta
31
Gara-gara Kamu !
32
Kemana Kara Santanku
33
I Found You
34
Empat Bulan Rasa Sewindu
35
Pulang Ke Rumah
36
Casing Yang Tidak Sesuai
37
Kurangi Melokalnya, Ray
38
I Want You, Daddy
39
Sugar Daddy dan Mommy
40
Berpisah
41
Setelah Perpisahan
42
Bermalam di Salatiga
43
Selesaikan Urusanmu Dulu
44
Jangan Pernah Lepaskan
45
No Dangdut At All!
46
Setelah Pemeriksaan
47
Bumil Ngidam
48
The Reveal
49
Duo R
50
Rahasia Rayden
51
Bonchap - Riku dan Ren
52
Bonchap - Menemani Mommy
53
Bonchap - Ambyar Tenan!
54
Bonchap - Bucket List
55
Bonchap - Kartonyono Medhot Janji
56
Bonchap - Bertemu Hidetoshi
57
Bonchap - Oom Jake dan Ren
58
Bonchap - Kelokalan Berkumpul
59
Bonchap - Tiga Pria Ren
60
Bonchap - Age Gap
61
Bonchap - Rayden Pusing
62
Bonchap - Cita-cita Ren
63
Bonchap - Washington DC
64
Bonchap - Meet You Again
65
Bonchap - Bertiga
66
Bonchap - Makan Di Apartemen
67
Bonchap - Gara-gara The Nun
68
Bonchap - Hyung-woon as Trunk
69
Bonchap - Stay Away
70
Bonchap - Serius
71
Bonchap - Ride With You
72
Bonchap - Riku dan Hyung-woon
73
Bonchap - Hyung-woon dan Yun-oh
74
Bonchap - After Math
75
Bonchap - Difitnah Yun-oh
76
Bonchap - Persiapan
77
Bonchap - Keempat Takahashi
78
Bonchap - Alhamdulillah
79
Bonchap - Puasa Lagi?
80
Bonchap - Resepsi ( END )
81
Promo Upcoming Novel
82
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!