Feeling Free

Kara akhirnya mendapatkan beberapa lowongan pekerjaan dan mengirimkan CV dan berkas lainnya melalui email. Setelah selesai, dia keluar rumah untuk berbelanja di mini market dekat rumahnya. Beberapa perlengkapan rumah tangga sudah mulai menipis karena Kara memakainya cukup boros demi kebersihan rumahnya usai dipakai orang.

Di mini market itu Kara berbelanja sabun, pembersih lantai, dan beberapa bahan makanan seperti minyak goreng, telur dan mie kering. Setelah membayar semuanya, Kara kembali ke rumahnya.

Siang ini Kara ingin membuat mie goreng dan telur dadar. Besok harus belanja sayur lagi. Kara menatap isi kulkasnya yang sudah mulai menipis.

Suara notifikasi ponselnya membuat acara memasak Kara pun terhenti lalu membacanya. Ada dua perusahaan yang menerima lamaran kerjanya, pertama di sebuah hotel berbintang di Jakarta Selatan tidak jauh dari rumahnya dan satu lagi di sebuah perusahaan besar area Sudirman.

Kara menyanggupi datang keesokan harinya untuk hotel di jam delapan pagi sedangkan perusahaan area Sudirman, jam sebelas siang.

Dengan hati senang, Kara pun melanjutkan acara memasak makan siangnya.

***

Adi merasa senang hari ini Irene bersedia menemani dirinya untuk makan siang. Gadis dengan kulit seperti porselin itu tampak cantik dengan bibir merahnya yang seksih.

"Jadi, kamu sudah resmi berpisah dengan gadis udik itu?" tanya Irene sambil menggenggam tangan Adi.

"Sudahlah. Dia meninggalkan semua baju dan sepatu yang diberikan oleh almarhum kakek dan kedua orangtuaku."

Irene mencebik. "Sombong sekali! Seolah-olah tidak menghargai pemberian orang!"

"Memang! Makanya aku bilang sumbangkan saja semua ke panti jompo atau panti asuhan!"

"Kapan kita akan menikah, sayang?" kerling Irene menggoda Adi.

"Secepatnya sayang, ketok palu juga baru kemarin. Setelah akta cerai keluar, aku akan segera menikah dengan mu" Adi mengambil tangan Irene dan mencium punggung tangannya.

"Kamu ada urusan lagi tidak di kantor?" goda Irene. Adi merasakan gadis itu sudah melepaskan sepatunya dan kakinya mulai mengusap juniornya pelan yang tentu saja membuatnya mulai mengeras.

"Kita check in?" balas Adi dengan suara parau. Keduanya kini memang sedang makan siang di sebuah hotel berbintang.

"I thought you never ask" bisik Irene dengan nada mende*sah.

Adi membayar makan siang mereka lalu ke resepsionis memesan kamar. Makan siang nya benar-benar membutuhkan hidangan penutup yang lezat dan itu hanya ada di diri Irene.

Keduanya sudah masuk ke kamar suite dan Adi menutup pintu kamar hotel sedikit keras karena juniornya sudah mendesak ingin dibebaskan. Irene dengan gaya menggoda melepaskan pakaiannya satu demi satu sembari berjalan pelan hingga polos di hadapan Adi.

Pria itu dengan tergesa segera menerkam kekasihnya yang dengan lihainya melepaskan ikat pinggang dan menurunkan celananya bersama dengan boxernya sedangkan Adi melepaskan jas dan kemejanya kasar lalu dengan nafas memburu mulai men*cumbu Irene.

Siang itu, di kamar hotel suite, terjadilah pergumulan dua anak manusia untuk mendapatkan kenikmatan surga dunia meskipun mereka melakukannya tanpa ikatan pernikahan.

***

Kara menonton tv sambil ngemil Snack ringan yang dibelinya tadi siang. Meskipun dirinya di depan tv, namun pikirannya melayang ke peristiwa satu tahun dua bulan lalu...

Kara baru saja pulang bekerja dari perusahaan percetakan ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti di depan rumahnya. Penasaran siapa yang datang, Kara pun masuk dan tampak ayah ibunya bersama dengan tiga orang asing yang langsung melihat dan menilai dirinya.

"Assalamualaikum" sapa Kara

"Wa'alaikum salam."

"Kara, ayo sini kenalan dengan sahabat ayah" pinta ayahnya. Kara pun mengangguk.

"Jadi ini yang namanya Kara?" tanya wanita yang seumuran dengan ibunya tapi tampak lebih terawat dan anggun.

Kara pun mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan wanita itu, lalu kedua pria berbeda usia disana.

"Anakmu sopan, lho Tono" kekeh pria yang seumuran dengan ayahnya.

"Terimakasih Ham" ucap Ayah Kara yang bernama Tono.

"Kara perkenalkan, ini kakek Haryo Saputro, sedangkan bapak adalah anak kakek Haryo, nama bapak Ilham Saputro dan ini istri bapak, Ayu" ucap Ilham.

"Salam kenal semuanya, nama saya Kara Gantari."

"Aku cocok pah" jawab Ayu.

"Apa maksudnya cocok, mbak Ayu?" tanya Ranti, mama Kara.

"Kami bermaksud menjodohkan Kara dengan putra kami, Adi" jawab Ilham.

Tono dan Ranti pun terkejut. "Maaf, Ham. Kenapa harus Kara?"

"Karena aku sudah suka sejak melihat Kara masuk tadi" senyum Ilham.

***

Acara perjodohan itu pun menjadi acara lamaran pernikahan karena kakek Haryo mengancam Adi tidak akan mendapatkan perusahaannya jika menolak menikah dengan Kara.

Kara sendiri tidak bisa menolak permintaan kakek Haryo yang tampak sangat menyayangi dirinya termasuk pak Ilham dan Bu Ayu.

Dua bulan setelah pertemuan pertama di rumah Kara, keduanya pun menikah dengan pesta yang cukup mewah mengingat kakek Haryo dan pak Ilham adalah pengusaha ekspor impor yang terkenal.

Malam pertama, Adi langsung membuat perjanjian dengan Kara.

"Asal kamu tahu ya, aku tidak suka sama kamu! Tidak Sudi menyentuh kamu! Aku sudah punya Irene dan aku sangat mencintai kekasihku itu. Jadi aku minta sama kamu, bersikaplah seperti istri yang baik di depan orang tuaku dan kakekku sampai aku bisa mendapatkan semuanya!"

Kara menatap Adi dengan tatapan terluka. Astaghfirullah, pernikahan apa ini.

"Aku minta kamu menikah denganku setahun ini dan jika kakekku belum meninggal, perpanjang sampai orang tua itu meninggal! Paham kamu!"

Kara mengangguk.

Sejak saat itu dia berusaha bertahan dengan pernikahan nerakanya dan yang menguatkan hanyalah perlakuan baik dari kedua mertua dan kakek Haryo. Ingin rasanya dia menceritakan apa yang terjadi tapi hatinya tidak tega menyakiti mereka semua.

Dua Minggu setelah menikah, ayah Sekar meninggal karena serangan jantung dan dua Minggu setelahnya, sang ibu menyusul setelah terjatuh di kamar mandi. Kara pun menjadi yatim piatu dan memutuskan untuk mengontrakkan rumah orangtuanya.

Selama tinggal di rumah Saputro, Kara dan Adi memang tampak tidur sekamar namun Adi sudah mensetting kamar tidurnya terkoneksi dengan ruang kerjanya yang terdapat tempat tidur besar disana. Keduanya memang tidur terpisah. Kara bukannya tidak berusaha mengambil hati suaminya namun Adi adalah tipe keras kepala bahkan dengan terang-terangan di depan Kara, dia sudah menemukan wanita untuk melepaskan hasrat biologisnya yaitu dengan Irene, kekasihnya.

Mendengar itu, hati Kara pun membatu. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang suaminya lakukan di luaran karena dirinya merasa jijik dengan perilaku suaminya.

Hanya karena kedua mertuanya dan kakek Haryo sajalah yang mampu membuatnya berpikir waras. Namun takdir pun berkata lain. Ketiga orang yang tulus menyayanginya pun meninggalkan dirinya. Belum usai duka itu, Adi pun mengatakan bahwa sebulan sebelum 100 hari mereka, dia akan menggugat cerai Kara.

Bagi Kara, ini adalah kesempatan untuk menikmati hidupnya, terbebas dari suami yang tidak pantas dibilang imamnya. Kara lalu meminta tolong teman kuliahnya yang menjadi pengacara untuk membantu nya menghadapi Adi. Tari Faizal pun menyanggupi dan bersedia membelanya tanpa bayaran sepeser pun ketika mendengar cerita Kara.

Dan kini, Kara berada di rumah peninggalan kedua orangtuanya, menikmati kebebasannya setelah merasa terkekang di rumah mewah itu. Kara mendapatkan ketenangan di rumah sederhana ini.

Ayah, ibu, besok Kara wawancara kerja. Semoga besok ada yang diterima.

Kara mematikan tv-nya, memeriksa semua pintu dan jendela sudah terkunci atau belum lalu dia masuk ke kamarnya untuk berisitirahat karena besok dia harus berangkat pagi-pagi.

***

Yuhuuu Up Malam Yaaaa

Insyaallah besok acara nikahannya Danisha dan Kristal yaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote n gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

untung kakeknya segera meninggal.. kalo enggak, penderitaan kara juga diperpanjang 🤦

2024-12-27

0

kalea rizuky

kalea rizuky

najis moga kara dpet lebih jangan balikan

2025-03-20

1

dewi

dewi

ck ck ck 🤦

2024-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Feeling Free
3 Wawancara Kerja
4 Diterima Kerja
5 Semakin Moncer
6 Wayahe Lembiru
7 Rayden Takahashi
8 Siapa Dia?
9 Gunakan Ponselmu Dengan Benar
10 Motifmu Apa?
11 Menang Banyak Aku
12 Sepiring Berdua
13 Kara Santan Kesayanganku
14 Lamaran Absurd
15 Abe Takahashi
16 Miss You In The Heartbeat
17 Terbongkar
18 Bertemu Dengan Rayna
19 Beda Gaya
20 Gagal Ijab, Gagal Kawin
21 Whoah!
22 Nasi Uduk Dingin
23 Kembali Ke Rumah
24 Ke Beyond an Yang Haqiqi
25 Boss Bucin
26 Ada Apa Ini?
27 Bandung
28 Mood Booster
29 Kemodusan Yang Haqiqi
30 Bandar Djakarta
31 Gara-gara Kamu !
32 Kemana Kara Santanku
33 I Found You
34 Empat Bulan Rasa Sewindu
35 Pulang Ke Rumah
36 Casing Yang Tidak Sesuai
37 Kurangi Melokalnya, Ray
38 I Want You, Daddy
39 Sugar Daddy dan Mommy
40 Berpisah
41 Setelah Perpisahan
42 Bermalam di Salatiga
43 Selesaikan Urusanmu Dulu
44 Jangan Pernah Lepaskan
45 No Dangdut At All!
46 Setelah Pemeriksaan
47 Bumil Ngidam
48 The Reveal
49 Duo R
50 Rahasia Rayden
51 Bonchap - Riku dan Ren
52 Bonchap - Menemani Mommy
53 Bonchap - Ambyar Tenan!
54 Bonchap - Bucket List
55 Bonchap - Kartonyono Medhot Janji
56 Bonchap - Bertemu Hidetoshi
57 Bonchap - Oom Jake dan Ren
58 Bonchap - Kelokalan Berkumpul
59 Bonchap - Tiga Pria Ren
60 Bonchap - Age Gap
61 Bonchap - Rayden Pusing
62 Bonchap - Cita-cita Ren
63 Bonchap - Washington DC
64 Bonchap - Meet You Again
65 Bonchap - Bertiga
66 Bonchap - Makan Di Apartemen
67 Bonchap - Gara-gara The Nun
68 Bonchap - Hyung-woon as Trunk
69 Bonchap - Stay Away
70 Bonchap - Serius
71 Bonchap - Ride With You
72 Bonchap - Riku dan Hyung-woon
73 Bonchap - Hyung-woon dan Yun-oh
74 Bonchap - After Math
75 Bonchap - Difitnah Yun-oh
76 Bonchap - Persiapan
77 Bonchap - Keempat Takahashi
78 Bonchap - Alhamdulillah
79 Bonchap - Puasa Lagi?
80 Bonchap - Resepsi ( END )
81 Promo Upcoming Novel
82 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Perpisahan
2
Feeling Free
3
Wawancara Kerja
4
Diterima Kerja
5
Semakin Moncer
6
Wayahe Lembiru
7
Rayden Takahashi
8
Siapa Dia?
9
Gunakan Ponselmu Dengan Benar
10
Motifmu Apa?
11
Menang Banyak Aku
12
Sepiring Berdua
13
Kara Santan Kesayanganku
14
Lamaran Absurd
15
Abe Takahashi
16
Miss You In The Heartbeat
17
Terbongkar
18
Bertemu Dengan Rayna
19
Beda Gaya
20
Gagal Ijab, Gagal Kawin
21
Whoah!
22
Nasi Uduk Dingin
23
Kembali Ke Rumah
24
Ke Beyond an Yang Haqiqi
25
Boss Bucin
26
Ada Apa Ini?
27
Bandung
28
Mood Booster
29
Kemodusan Yang Haqiqi
30
Bandar Djakarta
31
Gara-gara Kamu !
32
Kemana Kara Santanku
33
I Found You
34
Empat Bulan Rasa Sewindu
35
Pulang Ke Rumah
36
Casing Yang Tidak Sesuai
37
Kurangi Melokalnya, Ray
38
I Want You, Daddy
39
Sugar Daddy dan Mommy
40
Berpisah
41
Setelah Perpisahan
42
Bermalam di Salatiga
43
Selesaikan Urusanmu Dulu
44
Jangan Pernah Lepaskan
45
No Dangdut At All!
46
Setelah Pemeriksaan
47
Bumil Ngidam
48
The Reveal
49
Duo R
50
Rahasia Rayden
51
Bonchap - Riku dan Ren
52
Bonchap - Menemani Mommy
53
Bonchap - Ambyar Tenan!
54
Bonchap - Bucket List
55
Bonchap - Kartonyono Medhot Janji
56
Bonchap - Bertemu Hidetoshi
57
Bonchap - Oom Jake dan Ren
58
Bonchap - Kelokalan Berkumpul
59
Bonchap - Tiga Pria Ren
60
Bonchap - Age Gap
61
Bonchap - Rayden Pusing
62
Bonchap - Cita-cita Ren
63
Bonchap - Washington DC
64
Bonchap - Meet You Again
65
Bonchap - Bertiga
66
Bonchap - Makan Di Apartemen
67
Bonchap - Gara-gara The Nun
68
Bonchap - Hyung-woon as Trunk
69
Bonchap - Stay Away
70
Bonchap - Serius
71
Bonchap - Ride With You
72
Bonchap - Riku dan Hyung-woon
73
Bonchap - Hyung-woon dan Yun-oh
74
Bonchap - After Math
75
Bonchap - Difitnah Yun-oh
76
Bonchap - Persiapan
77
Bonchap - Keempat Takahashi
78
Bonchap - Alhamdulillah
79
Bonchap - Puasa Lagi?
80
Bonchap - Resepsi ( END )
81
Promo Upcoming Novel
82
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!