...4...
"Lepaskan... Tangan ku sakit.. Lepaskan...!!" Sentak Raehan dengan berusaha menarik pergelangan tangan nya yang terasa panas, karna cekalan erat Felix.
"Diam..." Tunjuk Felix di depan wajah Raehan , memberi perintah tanpa penolakan.
Raehan menatap pergelangan tangan nya yang sudah memerah, dan terjiplak sebuah tangan di kulit putih nya.
Hari pertama masuk sekolah yang di mulai nya dengan senyum mengembang dan mood bagus, kini hancur seketika oleh senior setingkat nya yang bernama Felix.
"Lix kamu kenapa???" Tanya suara pria dari arah depan.
Raehan mengedar kan pandangan nya. Ternyata diri nya berada di sebuah ruangan yang berasiktur gaya anak muda.
Sedang kan di depannnya tengah duduk dua pria yang salah satu nya adalah Dion, si ketua osis.
"Dion... Pokok nya bocah tengil ini harus keluar dari tim gugus ku...!!!" Ujar Felix hampir berteriak. Membuat Raehan memicing kan ke dua mata nya sinis ke arah Felix.
"Wohhhh... Apa apaan nih, maen bilang ketua osis buat keluarin aku dari gugus lagi... Childish banget ni cowok..." Batin Raehan dengan menatap tajam pada Felix.
Dion menatap bergantian dua muda mudi di depan nya. Yang satu wajah nya sudah sangat merah hampir meledak. Yang satu nya lagi memasang wajah muram asam, lebih asam dari cairan lambung.
Tatapan Dion terhenti pada Raehan. Ia sangat mengenal pemilik wajah dengan bandana kelinci yang terpasang di atas kepala nya. Satu kata untuk Raehan , si pemilik nama yang unik.
"Emang kenapa?? sampai kamu mau mengeluarkan cewek ini dari gugus mu..?" Tanya rekan Dion dengan rambut berwarna biru.
"Nil... Aku ngak mau punya adek gugus yang kurang ajar kek dia..."
"Kurang ajar??? Maksud kakak apa sih... Orang jelas- jelas kakak yang otak nya miring..." Sosor Raehan dengan menekuk dalam wajah nya.
"Otak miring?? Cih... Lihat bahkan dia tidak punya etika sopan santun dalam bicara..." Hina Felix geram. Diri nya sudah di ambang kesabaran menghadapi kekurang ajaran Raehan yang selalu menimpali setiap perkataan nya.
"Ngak perlu berbicara sopan santun sama orang yang juga ngak miliki etika dalam berperilaku. Sombong, pemarah dan bossy. Orang seperti itu ngak pantes buat di hormati. Malah seharus nya di injak- injak di bawah sol sepatu. Biar tahu arti saling menghargai. Mentang- mentang satu tingkat lagak nya udah kek president.. Hhhh" Dengus Raehan dengan menyedekap kan tangan di depan dada.
"Kamu.....---" Felix mengangkat tangan ke udara hendak menampar wajah yang begitu menjengkel kan di depan nya. Kata- kata yang terlontar dari bibir mungil berwarna pich itu sudah berhasil meruntuh kan ego dan menyayat harga diri Felix. Selama ia berada di sekolah ini tidak ada yang berani untuk berbicara seperti ini kepada nya.
"Apa- Apa??? Dasar pecundang berani nya cuma sama cewek... Dasar banci berani nya pukul cewek.. " Sosor Raehan dengan mengangkat wajah nya ke atas. Seolah sedang menantang pria s!ok bossy di depan nya.
"Sssshhhhhh...." Desis Felix dan membuang kasar tangan nya ke udara. Ardenalin diri nya seakan meluncur bebas dengan tantangan dari Raehan.
Mulut gadis di depan nya tidak ada habis nya untuk mengembalikan semua ejekan yang di berikan oleh nya.
Murid yang bernama Nil, menyembunyikan wajah nya yang hampir tertawa ke arah lain. Jika wajah nya sampai terlihat oleh Felix, bisa- bisa diri nya ikut tersembur oleh omelan pahit Felix.
Dion menaikkan kaki nya ke atas kaki yang lain. Wajah nya sama sekali biasa saja dengan pengaduan anak buah nya. Mengenai seorang gadis yang sekarang mengecap sebagai siswa baru.
"Katakan....!! Apa yang di lakukan gadis ini sampai kamu ingin mengeluarkan nya dari gugus mu lix?" Tanya Dion memasang wajah pemimpin.
"Gadis ini sangat kurang ajar. Aku tidak suka membimbing gadis seperti dia. Dia tidak bisa menjaga lidah nya. Tidak memiliki etika dan tidak menjaga tatapan nya. Dengan mata nya yang jelek itu dia berani memelototi ku... Bahkan dia tidak menghargai kakak tingkat nya sama sekali..." Adu Felix dengan mantap. Ia yakin Dion akan segera mendepak si gadis resek ini dari gugus nya.
"Apa yang di katakan Felix itu benar?" Tanya Dion kini pada Raehan yang sudah memasang wajah sangar tidak bersahabat. Pria yang berdiri di samping nya begitu merendah kan diri nya. padahal apa salah nya. Hanya melihat dengan melotot sudah maen adu ke ketua osis. Dasar bocah pikir Raehan.
"Jika orang mengatakan hal itu benar, maka semua orang adalah orang yang bodoh..." Lugas Raehan jelas. Membuat Felix menaikkan alis nya dengan mulut sedikit terbuka. Benar- benar tidak punya etika dalam berbicara, pikirnya.
"Maksud mu??" Tanya Dion dengan menatap tajam Raehan. Tapi tidak sama sekali membuat nyali Raehan menciut.
"Melihat dengan melotot apa ada yang salah di sini..?? Semua orang punya dua mata untuk melihat. Tidak ada yang bisa mengatur bagaiamana cara mereka melihat atau pun memandang. Bahkan tuhan tidak ikut campur dalam urusan melihat bukan. Hak itu hak utuh untuk pemilik mata tersebut. Dan si Felix ini, marah karna tidak bisa mengatur cara melihat ku... Yang membuat ego nya hancur berkeping- keping. Dan dengan ke dudukan nya sebagai pembimbing dia ingin mengeluarkan ku dari gugus nya. Bukan kah ini masalah yang hanya di perbesar oleh orang bodoh saja....??? Jika dia pintar untuk apa dia mengurus hal kecil dan tidak masuk akal seperti ini?.." Jawab Raehan dengan jelas. Membuat ketiga pria tersebut mati kutu.
Jawaban yang berhasil mengobrak abrik pikiran mereka. Dan berhasil menenggelamkan harga diri Felix. Bibir mereka tidak tahu bantahan apa yang harus di lontarkan untuk membungkam bibir mungil itu.
"Hhhhh.. Orang bodoh..??" Lirih Nil dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Untuk pertama kali akal pikiran nya yang sudah lama mati kini bekerja karna jawaban tegas dari Raehan. Apa yang di katakan gadis pendek ini memang benar, untuk apa memperjelas masalah yang tidak berlandasan seperti itu. Hanya orang bodoh yang melakukan nya. Secara tidak langsung gadis itu mengatakan mereka adalah orang bodoh karna ikut campur dalam masalah ini.
"Baik.. Keputusan ku adalah Raehan akan keluar dari gugus mu Lix... Kamu boleh keluar...!!" Ujar Dion dengan keputusan Final membuat Felix langsung menyeringai dengan seringgai kemenangan. Menatap Raehan dengan bersorak senang di dalam hati. Lalu berlalu keluar.
"Omong kosong... Domba akan selalu membela kawanan nya... " Batin Raehan yang merasa semua nya tidak adil. Karna masalah yang tidak berbobot seperti itu dirinya di keluarkan dari gugus. Tapi ada baik nya juga ia tidak perlu satu gugus dengan pria childish seperti Felix.
Raehan melangkah kan kaki nya untuk keluar dari ruangan, sebelum sebuah suara menghentikan nya.
"Rae...." Panggil Dion, menggunakan panggilan akrab pada Raehan. Yang langsung memutar badan menghadap ke arah Dion dan Nil yang berdiri.
...----------------...
...****************...
Terus pantangin cerita nya ya...
Like
koment.
Vote
gift.
Rak favorit.
Yuk dukung terus karya ini....!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 379 Episodes
Comments
Yuni Verro
dion paok
2022-05-14
1
yaniDanang
Oh Deon
2022-05-10
0
Maminya Nathania Bortum
semangat y thor
2022-04-26
0