Hari ini adalah hari terakhir masa orientasi di sekolah Alena, badannya sebenarnya demam namun ia tetap memaksakan untuk masuk.. Kali ini ia berangkat sangat pagi sekali karena tak ingin terlambat.. Ia bahkan menolak sarapannya karna ia memang tak selera makan..
Pagi sekali, sekolah masih sepi belum banyak yang datang hingga Alena duduk menunggu di tepi taman...Namun tiba-tiba terdengar suara minta tolong dari arah tangga... Alena berlari mencari arah sumber suara yang ternyata dari tangga sekolah.. Alena terkejut ketika mendapati lucy terjatuh dengan kursi rodanya... Alena berlari ke atas berniat untuk menghentikan kursi rodanya tapi ia malah ikut terdorong ke bawah... Alena jatuh tertimpa kursi roda sedangkan Lucy selamat karna Alena menahan kursinya agar tak jatuh...
"A-le-na" suara Lucy bergetar saat melihat Alena tak sadarkan diri.. Ia berdiri dan mencoba untuk membantu Alena hingga semua siswa datang menyaksikan Lucy dan Alena termasuk Axton..
"Lucy..." Axton terkejut melihat lucy yang bisa berdiri dengan sempurna...
"Ax.... aku bisa jelaskan ini semua..." tangis lucy pecah..
Axton mengabaikan lucy dan segera menggendong Alena ke mobilnya... Bella dan Vanya yang seharusnya mengikuti kegiatan orientasi pun lebih memilih menemani sahabatnya... Ketiga sahabat Axton pun juga ikut dengan mobil yang berbeda...
"Kakak..." Bella dan Vanya menangis saat melihat Radit datang, mereka berdua segera menelepon Radit ketika dalam perjalanan...
"Tenanglah... Aku akan memeriksanya terlebih dahulu..." Radit masuk ke ruang observasi dan memeriksa adiknya, tangan kanannya patah sehingga harus di pasang gips... Namun kini Alena sudah sadarkan diri, Radit keluar dan memanggil semua teman-temannya untuk masuk...
"Aleeeennn..." Bella dan Vanya memeluk Alena bersamaan..
"Kalian tidak mengikuti orientasi???" tanya Alen dengan sedikit lemah..
"Tidak!! Biarkan saja jika sekolah itu mau mengeluarkan kami..." ucap Vanya...
"Katakan bagaimana ini semua bisa terjadi???" Radit penasaran kenapa adiknya bisa mengalami patah tulang seperti ini namun tak ada satupun yang menjawab karena memang tak ada yang mengetahui penyebab sesungguhnya... Tiba-tiba mereka sudah menemukan Alena tergeletak tak sadarkan diri...
"Hmmm, kau posesif sekaliii... Tenanglah aku baik-baik saja bukan..." ucap Alena yang dibuat semanis mungkin...
"Baik-baik saja bagaimana?? Lihatlah tanganmu itu..." Radit melipat tangannya di dada..
"Maaf.. aku terpleset di tangga tadi..." cicit Alena..
"Lain kali hati-hati Alen..." Radit mengacak rambut adiknya serta melabuhkan kecupan di puncak kepalanya..
"Terima kasih kesayangan Alen...." ucap Alena sembari memeluk Radit dengan erat..
Axton melihat interaksi antara Alena dan Radit, entah mengapa ia tak suka Alena berdekatan dengan pria lain... Namun siapa dia, apa haknya... Axton hanya diam saja..
"Waaahhh apa aku diantar oleh kalian semua???" Alena menunjuk gerombolan F4..
"Tentu saja" ujar Raymond...
"Aaaaaaaakkk... aku terharu.... Terima kasih kak Raymond, kak Fadly, kak Jerry dan kak Axton..."
"Sama-sama.. Lekas sembuh Alena" ucap Jerry
"Sebaiknya kita segera kembali ke sekolah" ucap Axton tanpa basa-basi apalagi berpamitan pada Alena..
"Kau tak berpamitan pada Alena Ax??" tanya Fadly.. Axton hanya diam tak menggubris sama sekali dan segera pergi dari sana...
"Waaahhh dasar beruang kutub!!" Alena menghujat Axton yang sudah lebih dulu pergi tanpa berpamitan itu padahal dialah yang harusnya berterima kasih pada Axton yang sudah mengantarkannya ke rumah sakit...
"Kalau Axton beruang kutub lalu kami bertiga apa Alen???" tanya Jerry
"Kalian beruang maduuuuu.. Kalian lebih maniis... Love you all beruang maduku" Ketiga sahabat Axton tergelak mendengarnya... Mereka berpamitan dan segera pergi dari sana menyusul Axton untuk kembali ke sekolah....
Sepulang para F4, Bella dan Vanya memberondong Alena dengan segudang pertanyaan kenapa dirinya bisa terjatuh dari tangga... Alena menceritakan secara runtut bagaimana kejadiannya membuat Bella dan Vanya melongo tak percaya...
"Kalian ngerasa ga sih?? Rasa-rasanya gue ga cocok deh sekolah di sekolah itu... Dari awal masuk sampe hari ini ada-ada aja kejadian yang menimpa gue..." keluh Alena...
"Bener juga... kita pindah ke sekolah Aldo sama Leon aja gimana???" ide Bella..
"Gue juga lagi mikirin caranya gimana biar bisa pindah sekolah nih..." Vanya ikut berpikir..
"Ahh sudahlah.. tunggu Tuan Besar pulang aja.. Nanti biar aku yang bilang..." ujar Alena...
.
.
.
Karena di gips, aktivitas Alena jadi terhambat, beruntung ada dua sahabatnya yang selalu membantunya.. Keesokan harinya, Alena tetap masuk sekolah dengan tangan bagai robotnya itu, hanya saja Bella melukisnya dengan gambar seakan-akan Alena seperti orang yang bertato... Ketiga sahabat itu berjalan sambil ngobrol di lorong sekolah...
"Keren juga ya gue kalau tatoan begini..." Alena melihat tato yang dibuat Bella...
"Iyaa, palingan juga besoknya lu dicoret dari kartu keluarga sama bokap lu..." Vanya tertawa bahagia...
"Haaiiisss, mana mungkin.. Cuma gue satu-satunya anak yang nurut sama bokap gue.. Gue kan anak kesayangan... " Alena membanggakan dirinya sendiri...
"Iya juga sih tapi btw lu kok mau sih ngorbanin diri lu... Lu kan punya cita-cita juga kayak kakak-kakak elu..." tanya Bella..
"Ya kapan lagi kan yaaa gue jadi CEO di perusahaan bokap gue... hehehe.. Anggep aja gitu lah guys...Kak radit udah jadi dokter tuh, kak monita taun depan mau kuliah di apa itu namanya fashion designer apalah gue ga ngerti.... Cuma tinggal gue dong harapan bokap gue, itukan perusahaan udah turun temurun nih... Kalau bukan gue yang ambil alih tar gue disumpahin sama nenek moyang gue dari surga gimana coba??"
Bella dan Vanya ikut bergeridik ngeri mendengar cerita sahabatnya... Dengan santainya mereka melewati F4 tanpa menyapa karena saking asyiknya mendengarkan Alena berpidato...
Jerry bersiul untuk memanggil ketiga gadis yang tengah asyik bergibah dan berhasil mereka berhenti lalu menoleh ke belakang...
"Aaaaa... haiii madu-madukuuuu...ganteng-ganteng amat pagi ini..." sapa Alena riang..
"Haaii Alena..." jawab ketiga pria yang tak lain adalah Fadly, Raymond dan Jerry.. Axton tetap saja acuh dan sibuk dengan ponselnya...
"Kami ke kelas dulu yaaa...." Alena, Bella dan Vanya melambaikan tangannya..
Ketiganya melangkah pergi menuju kelasnya, hari ini adalah hari pertama mereka belajar.. Alena berdoa semoga hari ini bukan hari sialnya kembali seperti tiga hari sebelumnya... Baru saja berdoa tiba-tiba kepala Alena terkena bola basket..
"Aawww..." Alena meringis..
"Maaf temanku tidak sengaja.. apa kau baik-baik saja???" kata seorang senior yang sedang berusaha mengambil bola basket..
"Baiklah tak apa.. Aku baik-baik saja, mungkin hatiku yang tidak..kepalaku yang terkena bola tapi jantungku yang berdebar-debar...." kata Alena..
"Ciyeeeeeee...." Ejek Bella dan Vanya..
"Hahaha kau lucu sekali.. siapa namamu???"
"Alena..." jawab Alena dengan senyum manisnya...
"Kevin..Senang berkenalan denganmu Alena..." Kevin berjalan menjauh sembari tersenyum manis pada Alena..
Lagi-lagi Axton harus meremas tangannya yang mengepal dibalik sakunya saat melihat Alena tersenyum manis kepada Kevin... Axton menendang bangku di hadapannya hingga terjatuh, hal itu tak luput dari perhatian Alena...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments