Vita Maharani memandang takjub rumah mewah yang berdiri megah di hadapannya. Cantik dan minimalis.
Rumah dengan model bangunan khas Eropa modern. Pilar-pilar atau kolom yang tinggi dengan warna putih legam yang mendominasi. Taman yang terawat rapi. Dengan kolam air mancur yang sangat indah di depannya.
Rama bergegas turun dari gendongannya. Segera ia berlari ke arah kolam yang dipenuhi air mancur kecil-kecil di setiap sudut-sudutnya.
" Ram, jangan lari sayang, nanti jatoh" Vita berusaha memburu langkah Rama yang semakin jauh mendekati kolam.
Rama begitu riang melihat pemandangan baru di sekitarnya.
Balita yang selama ini bermain di ruang sempit yang hanya ditemani oleh Bu Dewi, pemilik rumah kost tempatnya tinggal selama ini. Setiap harinya hanya selalu disuguhi mainan mobil dan robot-robot an.
Vita berinsiatif membawanya ikut serta ke pesta ulang tahun Zahwa putri dari ibu Ira Zerni sang manager di divisinya sekarang.
Berharap Rama juga mempunyai kenalan anak seusianya.
Rama berdandan sangat tampan. Tuxedo hitam membalut tubuh mungilnya. Dress code ultah Zahwa adalah Fairy Tales. Sedangkan Vita memakai cosplay snow white. Mereka berdua tampil dengan sangat maksimal.
Sementara itu di tempat lain.
Deka memicing melihat penampilan Gala Putra Raditya Sang General Manager sebuah perusahaan besar, menggunakan cosplay bajak laut dengan mata tertutup sebelah.
Ia berusaha menahan tawa yang sebentar lagi siap meledak.
" Kamu yakin mau pakai kostum seperti itu?" tanya Deka sambil membekap mulutnya sendiri takut tawa yang ditahan meleduk.
"Eh, memangnya kenapa?"
Gala memutar badannya dan mematut dirinya di depan cermin.
"Aku tampan, banyak gadis rela antri berbaring di sini" Ia menepuk dadanya dengan gayanya yang super narsis.
"Kecuali Si Vita Maharani itu" lanjutnya dalam hati dengan miris.
"Tapi kamu itu big Boss. Rasanya tak pantas memakai kostum seperti itu" jawab Deka lagi masih mencibir.
"Yang ada, anak-anak malah takut"
"Ya sudah, aku ganti" Gala membuka kancing bajunya kemudian melemparkannya ke wajah Deka Roland sang asisten. Ia kemudian memakai t-shirt dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam.
"Kalau begitu siapkan saja kadonya"
"Tidak bawa kado pun, kamu pasti diizinkan masuk"
"Kamu mau kita diusir keluar sama si Ira gersek itu" cibir Gala.
"Cari kado yang paling mahal!"
Deka mendengus. Pada akhirnya dia juga yang jadi korban.
Gala akan menghadiri ultah putri pertama salah satu karyawan terbaiknya sekaligus sahabatnya sewaktu di Harvard dulu.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Pandu?" Tebak Vita dalam hati. Sudah lama dia berdiri memperhatikan seseorang yang sibuk mendekor sebuah istana indah yang akan dijadikan sebagai latar perayaan ulang tahun putri sang tuan rumah.
Perlahan dia melangkahkan kakinya agar semakin dekat. Ia takut salah orang.
Lima belas menit dia diam memindai gerak-gerik pria tinggi dengan rambut sedikit panjang.
Terkadang matanya bergerak mengawasi Rama yang sibuk bermain dengan teman baru seusianya.
Dan tanpa ia sadari , beberapa meter di belakangnya ia juga jadi obyek pantauan dari Gala sejak beberapa menit yang lalu.
Sejak masuk ke tempat acara. Mata Gala sudah tertumbuk pada sosok Vita yang begitu cantik dengan cosplay snow white nya.
Dengan bersandar di sebuah tiang besar, pergerakan gadis itu selalu dia pantau. Teguran dan sapaan ramah tamah dari tuan rumah tak diacuhkan nya.
Tampak sekali Vita dan pria asing itu begitu akrab bersenda gurau. Sekali-kali Vita tertawa dengan ringan sambil memukul bahu pria yang tak lain adalah Pandu, sahabat sejatinya. yang lama terpisah sejak lulus SMA. Mereka tampak sangat bahagia .
Sedangkan di sini ada hati yang lagi panas menahan cemburu.
Tangannya mengepal erat dengan rahang yang mengeras.
Vita bahkan tak pernah tertawa se bebas itu jika bersamanya.
"Minum dulu pak" Deka menawari Gala dengan juice buah segar.
Tanpa berpaling dari sosok Vita, Gala meminum habis minuman nya. Hatinya panas mendidih dan perlu yang segar-segar.
"lagi-lagi pria itu" geramnya sambil mencengkram gelasnya.
"Ada hubungan apa diantara mereka" bisik nya dalam hati.
Deka merasa ada aura membunuh dari mata sepupu sekaligus Big bosnya.
dia tahu apa yang perlu dilakukan. dengan langkah tegap dia menghampiri Vita dan membisikkan sesuatu.
Gala menunggu di ruang perpustakaan minimalis di rumah itu. meninggalkan acara pesta yang dipenuhi oleh celotehan dan teriakan balita yang sedang bermain. Dia memutuskan ingin memastikan sesuatu.
Perlahan pintu terbuka. Vita melongokkan kepalanya, mencari seseorang yang katanya menunggunya di ruangan ini.
"Aaaaakh" suara Vita tercekat karena tiba-tiba saja sebuah tangan besar menariknya ke dalam. ia berusaha menahan degup jantungnya karena kaget. Takut suaranya menimbulkan keributan lain di pesta itu.
Gala sang bos sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Jarak yang teramat tipis ini bisa membuatnya merasakan nafas Gala yang memburu, entah karena apa tapi Vita merasa kondisi mereka sedang tidak baik-baik saja.
"Ternyata kamu ahli ya" ujar Gala masih dengan pandangan tak biasa.
"Kamu pura-pura jual mahal" Gala semakin mengikis jarak diantara mereka. Vita mundur tapi punggungnya sudah menempel dinding. dia terperangkap tubuh besar Gala sang Bos.
"Bibir ini, begitu manis kalau bersama orang lain" Gala semakin tak terkontrol, ibu jarinya menyentuh bibir Vita yang sedikit terbuka.
Dan dengan hitungan detik, bibir Gala yang sedari tadi mengoceh tidak jelas sudah menyambar rakus bibir Vita. reflek Vita mendorong tubuh Gala dengan sekuat tenaga, tapi tenaga nya tak sebanding dengan pria ini. setelah mereka sudah kehabisan pasokan oksigen. Gala melepaskan nya dan memberi jeda.
plakk
Tangan Vita dengan sekuat tenaga menampar pipi Gala hingga mengakibatkan tanda merah disana.
"Bapak kurang ajar!" teriak Vita dengan mata berkaca-kaca. dia merasa dilecehkan.
"Beraninya bapak melakukan ini" ujar Vita sesenggukan. ia menutup wajahnya.
"Hmm, kenapa?" tanya Gala dengan mencibir.
"Kamu biasa kan menggoda laki-laki dengan bibir manis mu itu" lanjut Gala sambil memegang pipinya yang terasa panas.
"Ternyata memang manis sih" kuping Vita panas, tangannya mengepal kuat. matanya nyalang menatap Gala.
ingin sekali dia mendaratkan lagi tangannya di pipi sang bos. Gala merapatkan tubuhnya lagi ke tubuh Vita.
" bibirmu manis" bisik Gala pas ditelinga Vita.
tangannya mencengkram wajah Vita dengan marah.
" Jangan pernah berniat punya hubungan dengan laki-laki lain" Ujar Gala menyeringai dan kembali menyapukan bibirnya lagi di benda kenyal tak bertulang milik Vita.
Sementara diluar sana, Rama menjerit-jerit histeris mencari mamanya.
"Cup, cup, sayang"
"Jangan nangis ya" Ira, tuan rumah berusaha menggendong dan menenangkan Rama yang masih terus menangis mencari mamanya.
"Mama...mama..."
"Mama mana?" Rama masih merajuk mencari keberadaan mamanya.
"Anak siapa Ir?" tanya Gala dengan senyum smirknya yang tiba-tiba ikut dalam keriuhan anak-anak.
"Vita Maharani" Ujar Ira singkat tapi bagaikan petir menyambar telinga Gala. senyumnya langsung hilang.
"Kamu liat Vita?" tanya Ira tanpa melepaskan pandangannya dari Rama yang masih menangis.
"Biar aku yang cari Kak" jawab seseorang dari arah samping, yang tak lain adalah Pandu.
Gala mematung, tubuhnya bagai tersengat lebah ribuan ekor.
"Rama, sayang..."
"Ini mama udah di sini" Gala menajamkan pendengarannya. Matanya menatap Vita yang memeluk Rama erat.
"Aku pamit Ir, sampaikan salam ku sama Zahwa"
Ira hanya melongo tak percaya dengan sikap Gala teman sekaligus bosnya, bahkan acara inti pun belum selesai.
Gala meninggalkan acara dengan perasaan yang sangat kacau. sesampainya di luar. Tangannya meninju pilar besar hingga mengakibatkan darah mengalir dari buku-buku jarinya.
Keputusannya memberikan pelajaran untuk Vita justru membuat dirinya semakin sakit.
🍁🍁🍁🍁🍁
hai, readers tersayang...
Dukung othor terus ya dengan cara like, komen, n vote.
Bunga dan kopi bolehlah untuk penambah semangat hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
yuuuu123
hahahaha gala brrrr
2022-08-28
0
Palma077
rasain Pak yg main nyosor saja
2022-07-30
0
Palma077
cemburu
2022-07-30
0