“Titip Rama ya bu” Ujar Vita Maharani sembari mencium pipi gembulnya Rama.
Hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Dia tidak boleh terlambat.
Sejak semalam keperluan untuk pagi ini sudah dia siapkan. Botol susu, minyak telon, popok, bedak, cemilan, dan baju ganti sudah siap dalam ransel kecil bergambar tayo.
“Kamu hati-hati ya” ujar Bu Dewi sambil memindai penampilan Vita yang terlihat sangat cantik hari ini.
Blouse putih dipadukan dengan rok pensil hitam dibawah lutut. Rambut hitam panjangnya dikucir dengan jepitan kupu-kupu kecil disisi kanan rambutnya menambah pesona tersendiri bagi gadis itu. Bibir merekah dengan lipstik berwarna merah muda membuatnya tampak agak dewasa.
“Makasih Bu” jawab Vita mencium kembali pipi Rama yang beraroma minyak telon.
“Da da da da da” Celoteh Rama sambil melambai-lambaikan tangannya mengantar kepergian mamanya.
Pukul 7.20 WIB. Vita Maharani sudah sampai di sebuah gedung pencakar langit bertuliskan “TGR” dengan huruf kapital berukuran besar. Sejenak Vita berpikir apa kepanjangan dari “TGR” itu.
“Ah, sudahlah. Nanti juga tahu sendiri” gumamnya dalam hati. Langkahnya mengayun cepat mengikuti ritme pergerakan semua karyawan yang baru tiba.
Nampak sekali kesibukan dan kedisiplinan kerja para karyawan bila dilihat dari cara mereka menghargai waktu. Tidak terlihat seorang pun bersenda gurau atau bergosip ria di pagi hari ini. walaupun mereka terlihat saling menyapa juga sebagai bentuk adab kesopanan dan adat ketimuran.
Semuanya sibuk memindai id card dan jari mereka di mesin finger print yang terletak di sebelah barat meja resepsionis. Vita belajar dengan cepat, tanpa bertanya dia langsung mengikuti apa yang karyawan lain lakukan.
“karyawan baru yah?” tegur seseorang disampingnya.
“Eh, iya Pak” jawab Vita dengan sedikit membungkuk sopan.
“Divisi mana?”
“Divisi Teknologi dan Informasi, Pak”
“Oh, Welcome to. Kita di tempat yang sama”
“Syukurlah. Mohon bimbingannya Pak” sekali lagi Vita membungkuk sopan. Pria itu hanya menjawab dengan muka datar. Tak ada senyum dengan aura tak terbaca.
“Semoga tadi bukan robot” gumam Vita bergidik. Bulu kuduknya meremang. Baru kali ini dia bertemu orang sekaku itu.
Posisinya sebagai karyawan magang atau kontrak membuatnya menjadi orang yang selalu siap siaga. Sejak beberapa jam memperkenalkan diri sebagai karyawan kontrak, dia bagaikan langsung didaulat untuk siap disuruh ini dan itu.
“Vit, tolong ambilkan berkas yang ada di map merah dong”
“Vit, minta fotokopikan ini yah”
“Lima lembar ya, jangan lupa”
“Vit, berkas yang ada di meja Pak Ari tolong dibawa ke sini ya”
Dan beberapa lagi perintah yang kadang membuatnya sedikit bingung. Pasalnya dia adalah karyawan baru sehingga letak barang dan lokasi tempat yang dimaksud sering lambat dia temukan.
“Hei! Lagi ngapain di sini?” bentak seseorang dari arah belakangnya. Pelan-pelan Vita berbalik. Matanya sedikit melotot dan mulutnya pun ikut terbuka. Gadis cantik di depannya sedang tersenyum angkuh, senyum yang sama seperti lima tahun yang lalu.
Masa lalu dan Kenangan buruk yang ingin Vita Maharani lupakan. Miska Todler temannya sewaktu SMA yang cukup banyak menyumbang kesedihan terdalam dalam hidupnya.
“Hei!” dengan melambai-lambaikan tangannya Miska menarik Vita kembali ke masa sekarang.
“Lagi ngapain kamu di sini?”
“Karyawan kontrak mana bisa berkeliaran di tempat ini” ujar Miska lagi masih dengan senyum merendahkan.
“Eh, maaf Bu” Vita menunduk.
“Saya mencari mesin fotokopi, mesin yang ada di ruangan Divisi IT lagi rusak” Vita menjelaskan tentang keberadaannya yang secara tiba-tiba sudah sampai di ruangan yang dia sendiri tidak tahu apa namanya.
“Kalo begitu, sekalian nitip ini, perbanyak 10 lembar ya!” perintahnya tanpa ada nada meminta tolong atau semacamnya.
Vita mendengus kemudian mengambil kertas tersebut danmelanjutkan langkahnya menuju tempat fotokopi terdekat sesuai instingnya.
“Kayaknya aku kenal gadis itu” Miska mulai memutar ingatan dimana dia pernah bertemu dengan sorot mata dan senyum seperti gadis tadi. Seketika wajah giant berkelebat dalam otaknya.
“Hissh, gak mungkin” tepisnya cepat.
“Gadis itu cantik sekali, sedangkan si raksasa Giant hiiiiii”
Dia pun berlalu dan tidak mau membuat otaknya lelah memikirkan gadis yang tidak penting menurutnya.
Miska Todler juga seorang karyawan kontrak di kantor ini tetapi gaya, penampilan,dan keangkuhannya melebihi karyawan tetap lainnya. Kabarnya dia lolos masuk karena punya backingan bukan karena kemampuannya sendiri yang selalu dibangga-banggakannya yang dari Oxford University itu konon.
Nyonya Mawar Raditya adalah orang yang paling antusias mengizinkan Miska Todler sang ponakan dan calon menantu untuk bekerja di Perusahaan ini dengan alasan untuk belajar dan tentunya agar bisa lebih dekat dengan tunangannya yaitu Gala Putra Raditya. Tetapi satu catatan penting lainnya adalah tidak ada yang boleh tahu hubungan ini. Mereka tetap harus bekerja secara profesional.
Ada rasa lelah yang teramat sangat tetapi rasa bahagialah yang lebih mendominasi. Vita betul-betul menikmati hari pertamanya bekerja.
“Capai ya” tegur Hany teman barunya di kantor ini.
“Biasa aja kok, Cuma cari tempat fotokopi” jawab Vita sambil tersenyum menerawang, ada kesan lucu yang dia rasakan, malu bertanya sesat di jalan.
Dia yang tidak mau bertanya malah salah masuk ruangan dan berakhir bertemu Miska Todler.
“Eh, kamu kenal yang namanya Miska Todler?”
“Oh, itu. Karyawan kontrak kayak kamu tapi gayanya selangit” jawab Hany dengan mencibir
“Uhukkk” Vita tersedak ludahnya sendiri. Dia tak menyangka kalau Miska yang statusnya sama dengan dirinya bisa-bisanya lagaknya seperti yang punya perusahaan saja.
“Hei, kamu kenal dia juga?” tanya Hany penasaran
“Teman lama, tapi kayaknya dia gak kenal aku” Vita menyeringai.
Hari –hari selanjutnya dijalani dengan baik oleh Vita Maharani. Dia semakin banyak disukai oleh banyak karyawan di sana. Kesederhanaan dan keuletannya dalam bekerja sering mendapat pujian dari banyak orang. Belum lagi penampilannya yang selalu sedap dipandang. Cantik dan anggun.
“Saya minta kamu selesaikan ini secepatnya!” Miska menyerahkan setumpuk berkas ke tangan Vita Maharani. Kali ini mereka bertemu di divisi yang sama. Setiap satu bulan karyawan kontrak akan dirolling ke berbagai Divisi di perusahaan itu.
“Maaf ya, saya tidak mau” jawab Vita santai. Dia menyerahkan kembali berkas itu ke Miska. Hingga membuat tubuhnya terhuyung ke belakang karena tidak siap menerima berkas yang begit banyak.
“Hey, kamu berani ya sama saya” tantang Miska dengan tatapan membunuh.
“Emangnya kamu siapa?” Tanya Vita sambil mencibir
“Jangan suka semena-mena ya” Vita bertekad tidak akan mau lagi dijajah oleh orang seperti Miska.
“Kerjakan sendiri, sesama karyawan kontrak dilarang saling memerintah!” ancam Vita berusaha lebih galak daripada Miska. Kerikil kecil seperti Miska harus segera dihalau. Jangan sampai mengganggunya lagi dalam menggapai impiannya. Cukup sudah kesabarannya selama ini. kemudian dia berlalu dari hadapan Miska dengan dagu terangkat.
“ Siapa gadis itu?” gumam Miska jengkel
“Awas kamu!”
“Aku pastikan kamu tidak akan lama di sini!” geramnya sambil mengepalkan tangannya.
🍁🍁🍁🍁🍁
hai, readers tersayang, jangan lupa difavoritin yak, like , dan komen, bunga n kopi bolehlah supaya othor receh ini rajin update hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Athallah Linggar
wkwkwkw,miska tunangan tak dianggap🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-28
0
Salpira Salpira
Miska pantas untuk dilawan
2022-07-31
2
Palma077
tdk dikenaLki Vita
2022-07-29
0