“Babynya tampan sekali mom”
“Pengen bawa pulang deh”
“itu pipinya chubby banget”
“Papanya pasti tampan yah, ampe anaknya
unyu-unyu gini”
“Pengen jadikan mantu nih”
“Eh, mamanya juga sangat cantik ko’ pasti anaknya juga cute banget”
Bermacam-macam kalimat pujian bermunculan ketika Rama dibawa ikut serta mengantar orderan atau paketan kue.
Tak terasa usia Rama sudah 2 tahun. Badannya tumbuh dengan subur dan sangat tampan. Anaknya juga tidak rewel dan manja. Dia tipe anak mandiri seperti mama dan papa kandungnya.
Hari ini Vita Maharani mengajak Rama berpiknik ke taman bermain dekat alun-alun. Dia tidak memilih hari libur karena memang dia bukan pekerja kantoran. Baginya hari libur adalah waktu senggang ketika dia sedang tidak ada orderan kue.
Vita menata tikar piknik dan beberapa cemilan diatasnya. Mengajak Rama duduk sambil mengeluarkan mainan berupa bola dan robot-robotan khas mainan anak laki-laki.
Rama mulai melempar dan terkadang menendang bolanya ke sana kemari. Vita yang jadi lawan mainnya terkadang lelah sendiri mengejar dan memungut bola yang sudah jauh tertendang kaki mungil Rama. Terkadang tawa lucu dari bibir kecil Rama terdengar sangat menggemaskan. Mereka tampak seperti keluarga kecil yang sangat bahagia.
“Aku sudah bilangkan, it’s my dream!” teriak seorang perempuan muda yang entah darimana datangnya cukup mengganggu keceriaan Vita dan Rama.
Vita mencari asal suara tersebut. Pandangannya tertumbuk pada pasangan muda yang sepertinya sedang berdebat di sudut taman.
“Aku sudah mengabulkan semua permintaanmu, mimpi apalagi yang kamu mau?” jawab pria disampingnya dengan tenang.
“Aku sekarang mau kerja di perusahaan besar, punya karir yang bagus. It’s my dream” ujar perempuan muda itu dengan pandangan menghadap ke langit menatap impiannya yang mengawang diatas sana.
Seketika Vita merasa tercubit, merasa dibangunkan dari tidur panjangnya. Impian dan cita-citanya sama dengan perempuan itu.
Dia juga ingin meniti karir sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Bukannya dia tidak mensyukuri pekerjaannya sekarang ini. tetapi jauh dilubuk hatinya dia juga ingin bekerja dengan menggunakan ijazah sarjananya, apalagi nilainya waktu itu cumlaude.
Segera dia merapikan tikar dan mainan Rama. Bayi gembul itu menatapnya bingung tapi dia tidak mampu protes akan apa yang dilakukukan mamanya. Vita Maharani tampak sangat bahagia, dia tersenyum sendiri.
Bayangan tentang impiannya menari-nari di pelupuk mata. Hari ini juga dia akan mencari lowongan pekerjaan. Agak sulit memang mencari pekerjaan di ibu kota tapi itu tidak akan menyurutkan tekadnya yang sudah bulat.
Rama sudah tertidur nyenyak karena buaian angin sepoi-sepoi sejak dalam perjalanan pulang menggunakan sepeda motor bebek sejagadnya. Dengan tenang Vita menidurkan Rama diatas kasurnya yang lumayan nyaman walupun hanya cukup untuk mereka berdua.
Setelah memastikan Rama sudah dalam posisi enak dan nyaman.
Vita mulai berselancar di jagad maya. Mencari lowongan pekerjaan yang mungkin saja masih kosong dan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.
Ada beberapa perusahaan yang sudah cocok dan pas tapi sepertinya lokasinya sangat jauh dari tempat tinggalnya sekarang. Keadaan Rama yang masih sangat rawan untuk ditinggalkan, menyurutkan semangatnya. Akhirnya semuanya dikeluarkan dalam daftar yang akan dikirimi surat lamaran.
“aku butuh yang fresh” ujarnya sambil berjalan menuju lemari pendingin mini di dalam kamar kostnya. Setelah meneguk cairan berasa jeruk itu, kembali dia duduk dan melanjutkan mengutak-atik hand phonenya.
“I got it” ujarnya senang ketika jarinya tanpa sengaja membuka akun Google mailnya. Ternyata dikotak masuk Surelnya ada email yang tidak pernah dia buka sebelumnya.
“Dari “TGR” Global Company” bisiknya sambil berusaha mengingat tentang perusahaan ini. dengan tidak sabar dia membuka dan membacanya dengan nyaring.
“Selamat! Anda diterima sebagai karyawan baru di perusahaan kami”
“Alhamdulillah, ini bukan ngeprank kan?” tanya Vita pada layar hand phonenya kemudian detik berikutnya tanpa sadar menabok kepalanya sendiri.
“Astaga, ini email enam bulan yang lalu”
Vita mulai sadar kalau dia pernah mengirim lamaran serta CV nya ke perusahaan multi raksasa ini.
Waktu itu setelah wisudah seorang dosennya menawarkan akan memberikan rekomendasi dari pihak Universitas bagi wisudawan yang mendapatkan nilai cumlaude agar bisa langsung diterima di perusahaan tersebut.
Mengingat bahwa kedua belah pihak sudah ada MOU sebelumnya tentang jaminan kerja bagi keluaran terbaik pada Universitas ini.
“Apa mungkin ini masih berlaku?” ujar vita dengan gamang, tanggal terkirim email itu bertepatan dengan kabar duka yang Vita
terima.
Kecelakaan yang menimpa Kak Gita dan Suaminya di sungai C telah membuat dirinya bagai jatuh dari ketinggian 10.000 kaki.
Terhempas dan tidak tertolong. Seluruh impian dan cita-citanya hancur berkeping-keping. Kesedihan yang teramat sangat. Ingin bangkit tapi kondisi bayi yang masih muda bagai mengikat kakinya.
“Ibu yang akan menjaga Rama, nak”
“kasihan juga ijazah kamu kalau tidak digunakan” ucapan Ibu Kost terngiang-ngiang ditelinganya sebagai penambah semangatnya.
“Baiklah, besok aku akan datang sendiri ke Perusahaan ini, siapa tahu ini masih berlaku”
“Semangat!” teriak Vita sambil meninju udara. Kemudian dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya takut suara kerasnya membangunkan Rama dari tidur lelapnya.
Pagi-pagi sekali Rama sudah bangun. Setelah mandi dan sarapan bubur ayam buatan mama Vita, Baby gembul itu dititip di rumah bu Dewi, ibu kostnya Vita. Badannya yang sudah ganteng dengan bau minyak telon, tak hentinya mendapat ciuman sayang dari sang mama.
Dengan penuh harap Vita Maharani memasuki area gedung perusahaan besar “TGR” Global Company. Ada rasa cemas berhembus dihatinya tetapi ditepisnya dengan bisikan do’a selalu diucapkannya semoga urusannya kali ini dilancarkan.
Orang yang pertama ditemuinya adalah Security, setelah memarkirkan motor bebeknya di parkiran khusus.
“Maaf Pak, mau nanya” ujarnya takut-takut melihat wajah sangar pak Security.
“Ada apa mba” jawab pak security dengan sopan. Vita bernafas lega, kalau Securitynya saja sopan begini pasti bosnya juga baik hati.
“Ruang HRD ada di lantai berapa ya Pak?” Tanya Vita lagi kali ini ditambah dengan senyum manis.
“di lantai 4”
“Makasih Pak”
“Iya sama-sama”
Vita pun melangkah menuju lift dan menekan angka 4.
Tring
Bunyi lift menunjukkan kalau lantai yang dituju Vita sudah sampai. Dia keluar sambil memperbaiki tatanan rambutnya yang sedikit kacau tertiup angin.
“Ada perlu apa ya mba?” tanya Risma Yanti setelah resepsionis memberitahu kalau ada seorang gadis ingin bertemu. Vita diam sejenak memikirkan bagaimana memulai pembicaran ini. akhirnya dia membuka kotak masuk di emailnya dan menunjukkannya pada Risma Yanti.
“Jadi? Apa yang bisa saya bantu?”
“Sedangkan surat pemberitahuan itu sudah lama lewat, dan lowongan yang kami maksud sudah terisi oleh orang lain” dengan berat hati Risma menyampaikan hal ini.
dia sangat tahu maksud kedatangan gadis cantik di depannya ini. Tetapi dia tidak bisa berbuat banyak. Aturan perusahaan harus dia patuhi.
“Apa tidak ada kebijakan lain Bu?” tanya Vita berusaha mencari celah.
“Mmm maksud saya, apa tidak ada lagi lowongan untuk kualifikasi saya Bu?”
“Untuk saat ini semua lowongan sudah terisi”
“Kecuali kalau kamu mau jadi tenaga kontrak aja dulu, baru saja ada karyawan dari divisi IT yang mengajukan cuti hamil dan melahirkan”
“Itung-itung nambah pengalaman kan bagi yang fresh graduated” Risma menatapnya dengan penuh harap.
Dia tahu gadis ini pasti bisa bekerja dengan baik bila dilihat dari penampilan dan CV nya.
Vita Maharani diam sejenak kemudian dengan malu-malu dia bertanya,
“Tapi tetap dapat gaji kan Bu?”
“Oh, tentu saja. Kami sangat menjunjung tinggi yang namanya kontrak kerja”
“Kami tidak akan merugikan karyawan selama dia masih dalam lingkungan perusahaan ini" Risma menyerahkan surat perjanjian kerja bagi tenaga kontrak atau magang.
Vita membacanya dengan teliti. Matanya melotot melihat jumlah gaji bagi tenaga kontrak seperti dirinya kelak kalau lulus.
“Tenaga kontrak aja gajinya segini apalagi kalau udah jadi karyawan tetap” gumamnya dalam hati dengan penuh kekaguman.
“Saya bersedia Bu”
“Dimana saya harus tanda-tangan”
“Maaf” Vita membekap mulutnya karena malu dengan ucapannya sendiri. Dia terlalu bersemangat sampai lupa aturan yang ada.
“Saya kirim VC kamu dulu yah sama partner kerja saya” Risma pun mengirim email ke Deka Roland. Tak butuh hitungan menit. Balasan langsung masuk hanya dengan satu kalimat singkat.
“Terima!, dan perlakukan dengan baik” Risma Yanti mengernyit bingung,
“Sejak kapan pak Deka menjawab dengan model seperti ini?”
“Baiklah. Kamu diterima. Dan mulai besok kamu sudah bisa bekerja”
“Terima kasih banyak Bu”
“Ingat! harus tepat waktu. Karena Pak General Manager di sini sangat galak”
🍁🍁🍁🍁🍁
Hai, hai, para readers tersayang...jangan lupa favoritin yah, like, vote, and Komen.
eh, kirim bunga juga boleh apalagi secangkir kopi, wiiih makasih bangets
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Palma077
smangat Vita
2022-07-29
0
Palma077
astaga Vita, kamu ditrima.
2022-07-29
0
Salpira Salpira
smangat Vita...
2022-07-18
0