Part 15
Pertunangan
“ Bunda sudah bisa keluar dari Rumah Sakit” Ujar Deka sesaat setelah meeting dengan semua manager dari semua divisi di ruangan sang General Manager (GM). Ada kelegaan dalam nada suaranya. Pasalnya Nyonya Mawar Raditya hampir sebulan berada dalam ruang ICU.
“kita bisa menjemputnya setelah ini, Pak” tambah Deka lagi karena melihat Gala kurang antusias dengan kesembuhan mamanya sendiri. Handphone kemudian dia letakkan di saku celananya, rupanya dokter Gery yang memberikan kabar tentang kondisi Nyonya Mawar lewat sambungan telpon.
Bukan Gala sang putra kandung yang dihubungi oleh dokter kali ini. ini dikarenkan handphone Gala memang selalu di non aktifkan saat meeting sedang berlangsung. Gala tidak pernah mau diganggu oleh urusan apa pun saat dia sedang bekerja.
“Okey, kita berangkat sekarang” jawab Gala pada akhirnya. Mereka berdua pun berangkat ke Rumah sakit bersama. Gala teringat akan percakapannya dengan sang mama beberapa hari yang lalu, ada sedikit rasa kecewa menyeruak dari dalam hatinya.
“Mama mau kamu segera menikah” Ucap Nyonya Mawar sesaat setelah dia tersadar dari komanya.
“Usiamu sudah sangat pas mempunyai pendamping, nak”
“Mama juga sudah pengen punya cucu” Gala mengelus tangan mamanya lembut, ada rona bahagia di balik senyumnya, tiba-tiba bayangan gadis manis yang bahkan namanyapun tidak dia ketahui itu terlintas,
“Gala, sudah mikir kesana juga ma” jawab Gala dengan mantap. Kali ini dia harus menemukan si gadis pencuri malam-malam tenangnya.
“Mama tidak perlu repot mikirin jodoh Gala, ma” ujarnya lagi dengan senyum yang teramat manis.
“ Oh tidak!” jawab mama sambil menggoyangkan jari telunjuknya. Nada suaranya sudah mulai naik satu oktaf.
“Mama sudah punya calon untukmu” seketika tubuh Gala langsung lemas. Mulutnya ingin langsung membantah tapi dia ingat pesan dokter Gery.
“ Kondisi fisik dan psikis Nyonya Mawar harus bisa dijaga dengan baik, jangan sampai keadaannya memburuk”
Gala menarik nafas, mengisi rongga dadanya dengan udara agar bisa lebih tenang. Semua urusannya selalu mama yang ingin mengaturnya.
“Kalian bisa bertunangan dulu untuk saling mengenal” putus mama tanpa meminta persetujuan Gala.
🍁🍁🍁🍁🍁
Di rumah kediaman Raditya
Gala memperbaiki posisi duduk mamanya. Meletakkan bantal empuk dibalik punggung Nyonya Mawar Raditya, dia pun mulai menyuapkan bubur saring lembut campuran nasi dan sayur yang sudah dihaluskan. Mamanya mengunyah dengan pelan. Dia terkadang mencuri-curi pandang kearah putranya dengan hati yang bahagia. Setelah pertengkaran hebat dengan Gala putra keduanya yang justru membuatnya dilarikan ke Rumah Sakit, hubungannya sekarang bisa dibilang ada kemajuan.
“Rupanya saya hanya perlu sakit dulu agar kamu bisa lunak seperti ini nak” gumamnya dalam hati diantara kunyahannya.
“Yah, betul. Rupanya mama harus terkena kejut jantung dulu agar bisa lembut begini” jawab dalam benaknya, sepertinya mereka dalam pikiran yang sama.
“Minum” pinta Nyonya Mawar kepada Gala. Setelah minum beberapa teguk, Gala menyapukan selembar tisu untuk mengelap sisa makanan pada bibir mamanya.
Beberapa hari ini keadaan Nyonya Mawar sudah membaik. Mengikuti saran dokter dengan makan dan istirahat yang cukup ternyata membuahkan hasil. Dia sudah mulai masuk ke kantor. Dia adalah pimpinan tertinggi di perusahaan tempat putranya menjadi General Manager. Dia adalah seorang presiden Direktur di “TGR” Global Company.
Keuletannya dalam bekerja ternyata diikuti oleh putranya, Gala Putra Raditya. Setelah kepergian suaminya Tuan Raditya untuk selama-lamanya dia yang juga mempunyai darah bisnis dalam dirinya mulai mengambil alih perusahaan multi raksasa ini. menjadi single parent atau orang tua tunggal dari dua orang putra yang merangkap sebagai pemegang tampuk perusahaan tertinggi membuatnya menjadi seorang ibu yang keras dan kadang kejam dalam berperilaku. Semua keinginannya ingin dia wujudkan sesuai harapannya.
“Maaf, menggangu Bu” Reno Sebastian sang sekretaris ibu Presdir menjeda kegiatan Nyonya Mawar Raditya yang sedang membaca berkas penting.
“Ada apa?” Nyonya Mawar meletakkan kacamatanya kemudian menatap Reno yang masih berdiri dengan kaku.
“Pak Gala ada di depan ingin bertemu Ibu” Ujar Reno masih dengan wajah datar.
“ Suruh dia masuk!”
“Baik Bu”
Reno berlalu dari hadapan Nyonya Mawar. Kemudian beberapa menit berikutnya pintu terbuka dan menampilkan wajah Gala.
“Duduk!” perintah ibu presdir.
Gala menjawab dengan menarik kursi di depan meja ibu presdir. Dia duduk dengan tenang. Menunggu dengan sabar. Tidak biasanya dia dipanggil ke ruangan mamanya sendiri. Urusan tentang pekerjaan biasanya Deka yang akan berhubungan langsung dengan mamanya, mengingat hubungan mereka yang lebih akrab daripada dirinya.
“Kamu masih ingat Paman Todler?” Nyonya Mawar memulai pembicaraan setelah lama terdiam.
Gala menarik nafas, dia ingat betul siapa yang dimaksud mamanya. Robby Todler, paman dari pihak ayahnya. Kapsari Prayanti adalah istrinya yang merupakan adik kandung dari Raditya ayahnya.
“Tentu saya ingat Bu” jawab Gala dengan nada datar. Dia berbicara layaknya seorang bawahan kepada atasannya.
“Kamu tahu kan kalau dia mempunyai putri yang sangat cantik dan cerdas” ada nada senang dalam suara Nyonya Mawar.
“Dia baru lulus dari Oxford University”
“Hari ini dia akan berkunjung ke rumah kita”
“Mereka sekeluarga akan makan malam di rumah”
“Jadi, jangan sampai tidak ikut makan malam bersama”
“Dan ingat!,tidak ada acara keluyuran bersama Deka” tegas nyonya Mawar Raditya dengan gamblang.
“Apakah ini menyangkut pekerjaan kantor,Bu?” tanya Gala jengah, ternyata Cuma mau menyampaikan ini ibu presdir rela mengganggu jam kerjanya.
“Gala!” bentak Nyonya Mawar marah.
“Kita bisa membicarakannya di rumah” jawab Gala lalu berdiri dan keluar dari ruangan mamanya.
Nyonya Mawar terlihat kesal. Salahnya juga. Dia yang membuat peraturan bahwa urusan rumah dan keluarga tidak boleh terbawa ke kantor. Bahkan banyak karyawan di sana tidak megetahui hubungan kekerabatan diantara keduanya. Mereka betul-betul bekerja secara profesional.
🍁🍁🍁🍁🍁
Pukul delapan malam, suasana ruang makan terasa begitu dingin dan kaku. Sekali-sekali terdengar suara tuan rumah, yakni nyonya Mawar menawarkan menu-menu terbaik untuk para tamu istimewanya malam ini. Adik ipar dan keluargaya baru saja berkunjung ke rumah ini setelah sekian lama. Sejak meninggalnya Tuan Raditya keluarga dari pihak suami seakan-akan memutuskan hubungan persaudaraan diantara mereka. Dan kini mereka tiba-tba muncul dengan niat menyambung kembali hubungan darah yang terasa semakin menjauh.
Setelah acara makan malam selesai, mereka semua berkumpul di ruangan keluarga. Gala dan Deka berniat berada di dalam kamar saja. Tetapi setelah mendapat pelototan tajam dari mamanya akhirnya Gala menurut dan ikut berbasa-basi dengan paman dan tantenya.
“Paman pasti sibuk sekali ya” ujar Gala setelah mendengar cerita pamannya tentang banyaknya perusahaan yang harus dia tangani sendiri.
“Oh tentu saja”
“Bayangkan saja, paman sendiri yang harus mengurusnya sendiri. Tantemu tidak ada bakat dalam bisnis” ada kesan angkuh dalam suara Roby Todler.
“Tapi kini, paman sudah punya penerus” senyum jumawa tak pernah lepas dari bibir sang paman.
“Miska Todler” Dia meremas tangan putrinya lembut. Sedangkan sang putri tersenyum dengan dagu terangkat. Berusaha memperkenalkan identitasnya.
“Putriku satu-satunya yang punya kecerdasan diatas rata-rata”
“Dia yang akan menjadi penerus dan pemilik semua usahaku”
Gala melirik sekilas kepada sosok yang dimaksud. Sudah lama mereka di ruangan yang sama tetapi baru kali ini Gala memperhatikannya, seorang sepupu yang cantik tapi terkesan sombong.
“jadi, maksud kedatangan mereka ke sini, untuk mempererat lagi hubungan keluarga kita” ujar Nyonya Mawar yang sedari tadi diam saja.
“Iyya betul nak Gala” sambung Kapsari mendukung ucapan Nyonya Mawar.
“Dan kami memutuskan agar kalian bertunangan dulu” Paman Roby Todler sepertinya tidak tahu berbasa-basi langsung membidik sasaran membuat Gala tersedak dengan ludahnya sendiri.
‘Uhuukkk” Gala menutup mulutnya karena kaget. Dia tidak menyangka kalau jodoh yang diatur oleh mamanya adalah anak dari tante Kapsari Prayanti sepupunya sendiri.
“Gala permisi dulu, paman, tante” Gala berdiri dari duduknya ingin menyudahi percakapan yang menurutnya sangat kekanakan begini. Melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
“Gala!, jaga sopan santunmu!” bentak Nyonya Mawar menggelegar. Gala menghentikan langkahnya.
“Tanpa pernikahan atau apapun itu hubungan kita sudah erat dari sananya, ma” Jawab Gala tanpa berbalik.
“Aaaakh” Teriak Nyonya Mawar sambil meremas dada kirinya. Semua orang panik. Sepertinya Nyonya Mawar terkena serangan jantung lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
yuuuu123
Suka ceritanya thor
2022-08-27
0
Salpira Salpira
Alhamdulillah
2022-07-18
0
Palma077
keadaan Nyonya sudah membaik. Alhamdulillah
2022-07-17
0