“ I like Monday” gumamnya perlahan, berulang-ulang menyemangati dirinya sendiri. Gala memijat pangkal hidungnya dengan perlahan. Kepalanya terasa berat. Berkas-berkas perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan menumpuk dengan angkuh di atas meja.
Di hari senin ini seharusnya dia lebih segar setelah melalui weekend. Tapi dasarnya dia yang memang workaholik, weekend pun terlupakan. Dia malah mengisinya dengan kunjungan kerja ke beberapa tempat. Pekerjaan terasa memburunya bagaikan bayangan dirinya sendiri.
“Hmm” dia menghela nafas berat.
"Aaaakh” desahnya frustasi. Bayangan senyum manis seseorang selalu menghantuinya. Bahkan pekerjaan yang sangat banyak ini tidak mampu mengalihkan siluet gadis itu. Kepalanya terasa ingin pecah. Dengan cepat tangannya memencet tombol darurat di HP nya.
“Keruanganku sekarang!” perintahnya kepada orang dibalik telpon. seketika pintu terbuka menampilkan sosok bayangan keduanya. Deka Roland berdiri di depannya dengan ekspresi tak terbaca.
Setelah acara pemecatan Gisel yang memalukan. Kini Deka kembali menjadi asisten sekaligus sekretarisnya. Entah apa yang merasuki Gala Putra Raditya sehingga tiba-tiba ingin mempunyai sekretaris perempuan, itu pun semuanya harus yang sudah menikah
dan cukup berprestasi dari divisinya masing-masing. Dan pada akhirnya mengeluarkan SKM (Surat Keputusan Mutasi) mantan sekretaris pribadinya itu dengan bonus yang lumayan besar terkecuali untuk Gisel Singkilaya.
Deka Roland adalah anak pertama dari om Arman Roland saudara kandung Mawar Raditya. Menjadi teman sekaligus sahabat sejak kecil. Dua sosok ini begitu saling melengkapi. Saling membutuhkan walaupun karakter mereka jauh berbeda. Gala yang serius dan pekerja keras sedangkan Deka adalah orang yang santai dan humoris. Persamaan mereka Cuma satu. Sama-sama belum punya hubungan khusus dengan lawan jenis. Bagi mereka perempuan itu bagaikan makhluk astral yang susah ditebak dengan segala kedramatisannya.
“Ada apa Pak?” setelah lama menunggu akhirnya Deka memulai bicara.
“Saya mau pulang , lanjutkan baca berkas ini!”Perintahnya tak ingin dibantah.
“Pulang ke mana?” tanya Deka penasaran. Dia tahu selama sebulan ini Gala tidak pernah pulang ke rumahnya. Tinggal di apartemen adalah caranya lari dari kenyataan mengerikan ketika terjadi tegangan tinggi antara dirinya dengan Nyonya Raditya, ibu kandungnya.
Gala terdiam. Dia bingung antara mau pulang ke rumah atau tidak. Hatinya rindu sekaligus sakit. sakit akan perlakuan ibunya yang menurutnya sangat semena-mena. Menghindari perdebatan yang kadang pada akhirnya membuat Ibunya mengeluarkan sumpah serapah.
Deka yang memilih tinggal bersama dengan Nyonya Raditya menjadi penghubung di antara kedua ibu dan anak ini. Apa pun yang dikerjakan Gala akan sampai ketelinga ibunya begitu pun sebaliknya. Istilahnya, Deka menjadi telik sandi penyampai berita untuk dua bos yang sebenarnya sama-sama menyimpan rasa cinta dan rindu. Deka tahu hubungan darah diantara Gala dan ibunya tak kan pernah bisa diputus hanya karena keegoisan sementara.
🍁🍁🍁🍁🍁
Memarkirkan mobil dengan rapi, Gala pun kemudian turun dan menatap rumah besar dan mewah di depannya. Ada rasa rindu dan bahagia menyeruak dari dalam hatinya. Rumah tempat kelahirannya yang sudah lama dia tinggalkan.
Di perjalanan menuju apartemennya tadi akhirnya dia putuskan untuk kembali ke sini. Tempat dimana seharusnya dia kembali. Perasaan takut akan dikutuk menjadi batu adalah alasannya yang lain selain rindu.
“Akhirnya kamu pulang” tegur seseorang dengan suara dingin. Nyonya Mawar Raditya, wanita yang masih sangat cantik diusianya yang sudah lebih setengah abad. Dengan melipat tangannya di dada, dia memindai tubuh tampan putranya yang sedikit kusut.
“Eh mama” Gala seketika berbalik ketika mendengar suara mamanya. Mama yang sangat dirindukanya. Suasana jadi terasa begitu canggung. Hati yang rindu menggebu menuntun kakinya mendekat.
“Pa kabar ma?” ujarnya pelan sambil memeluk dan mencium pipi wanita itu dengan hangat. Perasaan bahagia membuncah kepermukaan. Rasa suntuk yang akhir-akhir ini mendera tubuhnya seakan-akan menguap bersama balasan pelukan yang dia harapkan. Hatinya menghangat.
“Aku kira kamu sudah lupa mamamu” bisiknya parau, mengerjapkan matanya agar airmata tak lolos keluar.
“Jangan sampai kamu seperti abangmu”
“Anak durhaka!”
“Tak tahu terima kasih!” Tubuh mereka berdua membeku. Serasa ada percikan api yang menyulut emosi. Mereka berdua merasa marah tapi marah dalam persepsi berbeda. Gala melepaskan pelukannya pelan.
“Sudahlah ma...” Gala malas membahas ini. Otaknya menolak membicarakan hal yang sama. bahkan sejumput daging dalam tubuhnya pun tak rela.
“Kenapa!” bentak mamanya dengan suara melengking tajam.
“Gala cape ma, mau istirahat” Gala berlalu begitu saja, guyuran salju yang begitu dingin tiba-tiba berubah menjadi bola api.
🍁🍁🍁🍁🍁
Deka mendengus kesal mendengar laporan mbok Jum, kepala pelayan di rumah mewah itu.
Dia yang tadinya sudah lapar akhirnya meninggalkan meja makan. Melangkahkan kakinya ke lantai dua rumah itu dimana kamar Gala berada.
Tok
Tok
Tok
Tidak ada jawaban dari dalam. Perlahan dia mendorong pintu kamar yang bercat putih gading itu dengan bahunya.
Memindai semua sudut ruangan dengan matanya yang tajam. Mencari sosok yang begitu ingin dia timpuk dengan bantal.
Akhirnya netranya tertumbuk pada gulungan selimut di atas ranjang.
" Hei, anak gadis!" Teriaknya sambil memukulkan guling pada benda seperti lemper itu.
Belum ada pergerakan.
"Hanya anak gadis, yang suka ngambekan dibawah selimut" sindirnya lagi sambil menggoyang-goyang sosok dibawah selimut itu.
"Cih, seorang General Manager kalo ngambek sukanya mogok makan, memalukan!"
Sepertinya sindiran langsung kena pada tersangka. Mulai ada pergerakan dibawah selimut.
Gala yang sedari tadi uring-uringan tak jelas dipanggil makan malam bersama malah ngusir para pelayan. Deka pun kesal. Dia yang sudah lapar dan berharap bisa makan bersama layaknya keluarga harmonis malah menelan tulang ikan, eh menelan kecewa. Gala tak muncul-muncul hingga cacing di perutnya berdemo.
"Berisik! Keluar kamu!" perintah Gala sedikit emosi.
"Saya tidak akan keluar kalau kamu juga tidak ikut makan bersama bunda" jawab Deka tak mau kalah. Bunda yang dimaksud adalah Nyonya Mawar Raditya. Tidak ada aura bos dan bawahan kalau mereka sedang ada di rumah. Jabatan hanya akan berlaku di kantor.
" Ya sudah tidur saja sama aku di sini" Gala menepuk sisi ranjangnya yang kosong.
" Gak! saya mau makan"
" Ya sudah makan aja"
"Aku maunya sama kamu" kekeh Deka sambil meraba seluruh tubuhnya yg atletis, dia berakting sebagai wanita penggoda, matanya berkedip-kedip merayu.
" Kalau kamu tidak mau turun ke bawah, jangan salahkan bibir perjaka ini memerawani bibirmu"
Deka meraba bibirnya dengan ibu jari dengan mata sayu.
"No! " Gala melolot jijik.
Dia pun bangkit dari ranjang dan langsung kabur, selimut yg membungkus tubuhnya dilemparkan nya kearah Deka.
"Buahahaha" Deka tak berhenti ketawa sampai sakit perut. Usahanya berhasil.Gala paling anti sama yang namanya manusia jadi-jadian.
🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah makan malam yang cukup tenang dan damai, nyonya Mawar kembali ke kamarnya. Tak ada perdebatan. Semuanya menikmati hidangan dengan nikmat.
"Setelah ini aku akan membuatmu sangat bahagia" Deka mengerling nakal. Ekspresinya mirip betul seperti bencong slebor . Tangannya seolah-olah menyampirkan rambut di belakang telinga. Gala mendengus tak suka.
Deka terus saja mengerjainya.
"Sekali kamu mendekat, aku tak segan-segan memutilasi dirimu" ancam Gala ketika melihatnya sudah mendekat dengan baju yang diangkat memperlihatkan perut kotak-kotaknya. Sungguh pemandangan yang sangat kontras. Deka terus merangsek maju. Dengan gerakan cepat Gala memiting leher Deka dengan keras hingga suara aslinya yang berat keluar disertai teriakan nyaring
"Awwww,ampun...ampun"
Gala tertawa puas. Badannya yang memang lebih kekar dibanding Deka sudah pasti menang.
Deka yang kena piting malah tersenyum puas disela rasa sakit dilehernya.
“ Kamu butuh piknik Gala" gumamnya pelan. Tapi suaranya sempat terdengar oleh Gala.
Dia mendorong tubuh Deka hingga jatuh ke sofa.
"Hmm aku memang butuh piknik" pikirnya dalam hati.
"Ayo..." Ajaknya kepada Deka kemudian.
"Hah?" Kemana
"Cari mainan baru" jawabnya menyeringai.
Deka yang tadinya berpikir Gala akan mengajaknya ke club tempat orang-orang kaya kurang kerjaan berpiknik, merasa kecewa. Pasalnya Gala malah mengajaknya ke bioskop.
"Hei, kita tidak sedang berkencan kan?" Ujarnya ngedumel tapi tetap mengikuti langkah Gala.
"Kencan gundulmu?"
" Dimana-mana orang kencan kan ke bioskop sambil nonton film romantis" Deka masih tak terima. Dipaksa ikut piknik di malam Selasa, apa serunya...hhh. walaupun sebenarnya dia lah yang memulai ini karena melihat Gala yang begitu tertekan dengan urusan pekerjaan dan hubungannya yang sangat rumit dengan ibunya sendiri.
"Sepupu tega nan pelit!" Gumamnya jengkel, bagaimana tidak, dia ditodong membayar semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
yuuuu123
Deka dan Gala sepupu gesrek
2022-08-26
0
Palma077
Deka betul betul sabar menghadapi spupunya.
2022-07-17
0
Palma077
ide Deka ada ada ajah tp berhasil Loh bujuk Gala... 😁
2022-07-17
0