Gala Putra Raditya tak fokus, matanya terus mencari sosok yang menarik perhatiannya pada opening Prom night beberapa jam yang lalu. Berbagai macam acara sudah ditampilkan tetapi baginya terasa hambar dan biasa saja. Ada yang aneh pada dirinya. Sungguh ini tak pernah dia rasakan sebelumnya. Dadanya berdegup kencang kala mengingat kejadian tadi. Senyum yang tak biasa selalu mampir di bibirnya. Deka yang sedari tadi melihat keanehan ini hanya bisa bergidik ngeri. Rupanya sepupu sekaligus Bosnya ini sedang terkena virus mematikan.
"Dan kini tibalah saatnya acara spesial yang ditunggu-tunggu oleh para alumni SMA Bangkit Jaya" lamunan Gala terjeda oleh suara pembawa acara yang tampil dengan sangat elegan.
"Dengan bangga kami mengundang ketua Yayasan " GTR" yang dalam hal ini diwakili oleh putra beliau, Bapak Gala Putra Raditya untuk menyampaikan beberapa hal sekaligus menutup acara Prom Night SMA Bangkit Jaya tahun 2018"
Gala pun bangkit dan menuju podium tak lupa memberikan kode isyarat kapada asistennya. Deka mengangguk dan segera menghubungi pihak panitia.
Seperti biasa pidato sang pengusaha muda, Gala Putra Raditya selalu memukau. Kalimat-kalimat motivasi tak lupa disampaikan dengan penuh semangat untuk para lulusan SMA Bangkit Jaya agar bisa meraih cita-cita yang selama ini diimpikan. Selain tampan dia juga menguasai public speaking dengan baik. Semua orang terpana, terbakar semangat oleh kalimat-kalimat motivasinya untuk maju dan mengubah takdir. Menjadi lebih terdepan dengan belajar yang giat pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Sebelum menutup pidatonya, suara panitia mengambil alih.
" Berikut ini adalah nama-nama siswa yang akan menerima beasiswa full dari Yayasan “GTR” sampai selesai di sepuluh universitas terbaik di Indonesia berdasarkan nilai raport sepuluh besar selama 3 tahun ini" pengumuman ini bagaikan oase di tengah gurun nan terik. Segar menghalau pendengaran.
Semua siswa menahan nafas, berharap salah satu yang akan disebut adalah nama mereka. pasalnya sesi ini tidak termasuk dalam rangkaian acara prom night malam ini. Betul-betul kejutan yang menyenangkan dan tak pernah dibocorkan sebelumnya oleh pihak sekolah.
Sewaktu pengumuman kelulusan yang waktu itu dihadiri oleh ketua Yayasan sudah diberikan beasiswa bagi siswa yang memperoleh lima besar nilai Ujian Nasional tertinggi. Ini sangat mendebarkan.
Ketua Panitia pun memulai mengabsen nama-nama siswa.
Teriakan histeris menggema dari beberapa siswa yang di sebut namanya.
Gala masih memantau dari atas panggung, dia masih menunggu sesuatu. Hatinya tak lebih gugup dari para siswa yang berharap namanya dipanggil ke panggung acara.
"Sri Resky Intania " tepuk tangan bergema disertai ucap syukur dari yang disebut namanya.
"Hasriani Ningsih"
" Irfan Bachdim Misba"
"Lavinka Destiny Ribay"
"Faza Ati'illah"
"Muhammad Fadhil Akifa"
"Davina Salsabila"
"Nada desVita Maharani”
"Afi Sofiyarrohman Himam"
Dan tibalah nama terakhir
"Pandu Gemilang" Semua pandangan mengarah ke sudut ruangan tak terkecuali orang yang berada di atas panggung. Semua menahan tawa. Pasalnya setelah mendengar namanya di sebut, Pandu malah berakting seperti pemain bola yang berhasil mencetak gol. Jas hitamnya di sampirkan ke pundak Vita yang berdiri kaku disampingnya. Kemudian pandu berlari mengelilingi semua orang. Akhirnya ball room hotel riuh oleh tawa lucu. Lain halnya dengan Gala, matanya yang sudah menemukan sosok yang sedari tadi dicarinya. Tak ingin melepaskan pandangan. Matanya mengunci pergerakan seseorang dibawah sana. Gadis itu hanya tersenyum kikuk.
Vita Maharani merasa sedih. Matanya berkaca-kaca.
“Akankah aku bisa melanjutkan pendidikan sampai Universitas dengan keadaan ekonomi yang masih sulit?” bisiknya dalam hati dengan perih. Menarik nafas berat dia berbalik ke arah Pandu yang masih menampakkan kebahagiaan yang tak terkira.
“Selamat yah Pandu” bisik Vita pelan sambil menjabat tangan Pandu yang terus tersenyum secerah mentari pagi.
“Makasih Vit” Jawab Pandu.
Tarikan nafas beratnya seakan memperlihatkan kegalauannya. Pandu hanya mengusap bahunya lembut.
“Aku akan carikan beasiswa lewat jalur Orangtua asuh, gimana?” ujar Pandu menghibur. Dia tahu betul apa yang dirasakan sahabatnya.
Terdengar kembali suara pembawa Acara agar nama-nama yang disebutkan tadi agar menuju panggung acara untuk menandatangani Surat kontrak dengan yayasan “GTR”
Pandu bergegas meninggalkan Vita sendiri dengan segala kekecewaannya.
Dia batal mendapatkan beasiswa itu lagi padahal ini sudah kesempatan yang kedua. Dengan langkah gontai dia meninggalkan acara.
Gala bergegas ingin turun dari panggung acara. Tangannya ingin meraih gadis itu. Tapi langkahnya tertahan ketika namanya kembali disebut untuk acara serah terima kontrak dengan para penerima bantuan pendidikan itu.
"Ada apa?" Tanya Deka ketika melihat Gala loyo tak bersemangat. Setelah penyerahan hadiah dan beasiswa mereka langsung menuju Cafe. Gala tetap diam dan tidak meladeni teman-teman SMA yang ingin bercengkrama setelah lama tak berjumpa.
Gala tak menjawab. Dia diam seribu bahasa. Ada rasa kecewa dalam dirinya,
Inisiatifnya memberi beasiswa tadi, karena dia berharap salah satu yang disebut namanya adalah gadis yang sudah merebut perhatiannya. Dia merasa tidak waras dalam waktu yang sangat singkat. Ini sungguh tak pernah dirasakan sebelumnya. Ini bukanlah kebiasaan dirinya yang melakukan hal random seperti ini. Ada rasa ingin menyapa tapi tak terlalu kentara. Perlahan dia menggelengkan kepalanya mengusir bayang-bayang senyum kecewa gadis itu.
mengusap wajahnya kasar, dia menunjuk wajah Deka dengan marah.
“Ini semua gara-gara kamu!” ujarnya setelah lama terdiam. Kali ini dia ingin menyalahkan Deka Roland sang asisten karena membuat rencananya gagal total.
“hey, salah saya apa?” Deka bingung, tiba-tiba saja disalahkan.
“Kerja kamu tidak beres!”
“Rasanya aku ingin memutilasi dirimu!” Gala menatapnya dengan marah .
“Hey tenang mas Bro” Deka berusaha mendinginkan kepala sang GM dengan memberikannya minuman dingin agar kepalanya tidak berasap.
"Aku bisa menculik gadis itu kemari" ujar Deka tiba-tiba
"Eh, maksudmu apa?" Gala bertanya dengan muka polos
"Dia telah mencuri hati sang General Manager, dan dia harus bertanggung jawab" jawab Deka enteng. Dia tahu apa yang terjadi, Gala sedang tidak berada di dimensi yang mereka pijak kini.mata tajam Deka sudah terlatih dalam hal ini. dia sangat mengenal karakter Gala Putra Raditya sepupu sekaligus bosnya.
"Ngaco!" Gala berlalu sambil mengibaskan tangannya.
"Mana mungkin aku suka sama bocah" pikirannya berusaha menyangkal. Bibirnya tersenyum miring
"Gak mungkin" gumamnya yang masih bisa terdengar kuping Deka.
“Kalau begitu buang jauh-jauh gadis itu dari fikiranmu!” balas Deka dari balik punggungnya.
“Okey, siapa takut?” cibir Gala berani walaupun hatinya menolak.
“Lagipula aku yakin dia sudah punya pacar” lanjut Gala lagi.
“hey, segitu perhatiannya sampai tahu dia punya pacar” Deka mencibir .
“Kamu tidak lihat dia bersama siapa tadi,sampai pegang-pegangan tangan begitu” gerutu Gala yang terdengar lucu.
“Ada yang cemburu nih” pancing Deka lagi
“Never!” jawab Gala sarkas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Palma077
jgn bersedih Vita, ada rezeki di t4 lain, tetap smangat lanjutkan pendidikanmu
2022-07-15
0
Fadlan
kodong Gala kecewaki sede' Krn daftar penerima beasiswa tdk adai namax Vita 🤭
2022-07-09
1
Salpira Salpira
jgn bersedih Vita, dimana ada kemauan disitu ada jalan
2022-07-08
2