BAB 5

Vola bersembunyi di belakang Zivana, menyembunyikan wajahnya.

"Sepertinya ada yang tidak suka atas kedatangan saya," ujar Bilow ketika ia melihat seseorang bersembunyi.

"Astaga ini orang nyebelin banget sih," bisik Vola.

"Hey... Vola apa yang kamu lakukan, kamu rugi jika tidak melihat wajahnya," kata Zivana berusaha memjringkan badanya agar Vola tidak sembunyi lagi.

"Justru aku rugi melihat wajahnya bodoh," bisik Vola lagi, untungnya Zivana tidak dengar.

"Kamu ngomong apa sih, udah jangan sembunyi lagi," kata Zivana menarik kerah kemeja Vola. Vola hanya bisa nyengir.

Dari kejauhan Vola melihat Bilow tersenyum manis kepadanya, Astaga... senyumnya seperti panah yang langsung menancap kejantung Vola, bukan panah cinta yang di dapatkan Vola, melainkan panah yang lebih tajam dari panah aslinya, tidak luka tapi kok sakit ya? Karena itu adalah senyum licik yang akan ada pertanda buruk untuk Vola.

"Baiklah mari kita dengar arahan dari Tuan Bilow," ucap Dosen tersebut.

Bilow pun berbicara memberi arahan, apa saja yang harus di lakukan dan tidak boleh di lakukan, sesekali Bilow melirik Vola tersenyum, apa yang di lakukan Vola? Vola malah memejamkan matanya ia tak sanggup untuk menatap Bilow.

"Baiklah, apa ada pertanyaan untuk Tuan Bilow?" Tanya Dosen kepada mahasiswa.

"Tuan Bilow, apa sudah menikah?" Tanya salah satu mahasiswi.

"Saya belum menikah," jawab Bilow tersenyum.

"Tuan apa sudah punya pacar?"

"Belum juga, saya masih singel," jawab Bilow mendapat teriakan dari mahasiswi, tentu saja mereka sangat senang.

"Pertanyaan macam apa itu," sungut Vola.

"Tuan Bilow apa ada tipe yang Tuan suka disini?" Tiba-tiba saja Zivana bertanya membuat Vola sangat kaget.

"Sepertinya ada," jawab Bilow.

"Waaaaaaa...," teriak mahasiswi kesenangan

"Siapa Tuan?" Teriak mereka bersama-sama.

"Iya siapa, kami penasaran," Teriak mereka lagi tak sabaran.

"Dia adalah....," Bilow diam sejenak mencari wanita yang tepat untuk tipe idealnya. Tapi Bilow menatap Vola. Vola memejamkan matanya kembali.

Dan akhirnya Bilow menetapkan pilihannya.

"Dia pakai baju warna coklat tua duduk paling belakang di samping cewek baju kemeja biru laut norak," ujarnya, semua orang mencari baju yang di sebut Bilow, dia adalah Zivana. Zivana langsung menjerit senang.

"Aaaaaaaaa... aku...," teriak Zivana.

"Ayo kesini," kata Bilow tersenyum. Zivana langsung lari menuju kearah Bilow, semua senyum manis di keluarkannya.

"Huh... Syukur bukan aku... tapi... baju kemeja biru laut norak, aku memakai baju kemeja biru laut......APAAAAA... dia bilang aku norak, apa matanya buta? Apa karena otaknya konslet kelamaan ngurusi pekerjaan sehingga tidak bisa membedakan mana yang norak dan mana yang cantik, bajuku bagian mananya yang norak?" Sungut Vola kesal, ingin rasanya ia menjitak kepala Bilow jika ia bisa.

Sedangkan Zivana terus tersenyum melirik wajah Bilow, apa dia tidak lelah tersenyum terus?

Akhirnya Zivana di persilakan duduk kembali, sebenarnya Zivana tidak rela, tapi apakan daya dia tetap harus duduk di kursinya lagi. Sesampainya di kursi Zivana langsung memeluk Vola.

"Volaaaa... aku tipe idealnya, aku senang banget," pekik Zivana dengan suara pelan sambil memeluk Vola erat.

"Hey... singkirkan tanganmu yang memegang tangannya tadi, sungguh membuat aku jijik," kata Vola berusaha melepaskan pelukan Zivana. Karena Zivana dan Bilow sempat berfoto, dan Zivana memeluk Bilow.

"Yeee... pasti kamu marahkan karena bukan kamu yang di pilih dan juga dia bilang bajumu norak," celetuk Zivana sambil mencoel pipi Vola.

"Singkirkan tanganmu yang habis memeluknya," teriak Vola tanpa sadar, seluruh seisi ruangan memandang kearahnya. Vola kaget dan langsung menutup mulutnya.

"Astaga... apa yang aku ucapkan," teriaknya dalam hati karena sangat memalukan.

"Baiklah mari kita lanjut sesi pertanyaannya berikut," lanjut Dosen menyelamatkan Vola dari rasa tegang.

"Umur Tuan berapa?" lanjut mereka lagi.

"30 tahun."

"Tuan ingin menikah tahun berapa?"

"Tuan ingin punya istri berapa?"

"Tuan ingin anak berapa?"

"Apa kesukaan Tuan?"

"Tuan sudah punya mantan?"

Bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla...

Dan pada akhirnya tidak ada pertanyaan yang masuk akal dan tidak bermutu sehingga sampai selesai.

"Ini melelahkan, aku ingin mati saja," kata Vola tak bersemangat, sedangkan Zivana masih tertawa senyum-senyum sendiri.

"Hey lihat itu Vola tadi dia yang marah dengan temannya karena bukan dia di pilih oleh Tuan Bilow," bisik cewek yang sedang duduk bertiga setelah Vola lewat.

"Iya, dia pasti sangat iri, aku juga iri, tapi tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu," ujar temannya.

"Apa... aku melakukan hal bodoh?" kata Vola setelah mendengar bisikan mereka. Sedangkan Zivana jalan terus kedepan hingga ia menabrak tiang kampus.

"Kalian bilang aku melakukan hal bodoh?" Tanya Vola mendekati ketiga cewek itu.

"Terus jika bukan, lalu apa?" Tantang cewek itu becekak pinggang.

"Kaliaaaann...," teriak Vola. Dan pada akhirnya mereka jambak-jambakan rambut.

Vola Vs ketiga cewek.

Bak buk bak buk bak buk bak buk bak buk...

"Berhenti," Teriak Buk Rika salah satu Dosen di kampus.

Mereka langsung berhenti, tapi dalam posisi tangan Vola mengengam rambut seorang cewek yang satunya, sedangkan dua cewek yang lain memegang kaki Vola dan yang satunya lagi menarik kepala Vola.

"Cukup, berhenti kalian sekarang! Lepaskan tangan kalian!" Sergah buk Rika.

Akhirnya mereka berempat melepaskan tangannya.

"Ayo keruangan saya sekarang," perintah Buk Rika.

Vola beserta ketiga cewek itu manyun dengan rambut semerautan.

"Apa kalian tidak punya pekerjaan lain, selain berkelahi?" Tanya buk Rika mengintrogasi.

"Dia duluan buk," kata salah satu cewek itu.

"Ngak, dia duluan yang mengejekku," tukas Vola tak mau kalah.

"Dia duluan yang menjambak rambukku," tegas mereka lagi.

"Dia buk."

"Dia."

"Dia duluan buk."

"Dia yang duluan."

"Cukup!" Bentak Buk Rika memukul mejanya.

Tuuut...

Tuuut...

Tuuut...

Tiba-tiba ponsel buk Rika berbunyi.

"Hallo."

"Oh iya baiklah," kata buk Rika menutup panggilannya.

"Kalian bertiga silakan keluar, jika terjadi lagi saya akan kirim SP kepada orang tua kalian," kata buk Rika kepada ketiga cewek itu mereka pergi sambil mengejek Vola yang masih tertinggal, Vola membulatkan matanya.

"Dan kamu..." kata buk Rika membuat Vola ketakutan.

"Kamu di panggil Tuan Bilow," ujar Buk Rika.

"Apaaa... buk Rika aku mohon jangan biarkan aku bertemu dengannya buk," kata Vola memohon sambil memeluk kaki buk Rika.

"Justru bagus jika kamu bertemu dengannya, jarang-jarang Tuan Bilow memanggil secara pribadi, kamu harus bersyukur," kata buk Rika menyarankan dan mencoba berdirikan Vola yang sedang bersimpuh di kakinya.

"Buk Rikaaaa... aku mohon jahui aku dari makhluk satu itu, aku tak bisa melihat manusia seperti dia," teriak Vola sambil menagis memegang kaki buk Rika dengan erat.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA LIKE DAN SARAN

TERIMA KASIH

Terpopuler

Comments

Erlinda

Erlinda

masa ada sih mahasiswa yg berkelakuan seperti anak SD main Jambak jambakan hadeh .aq pikir cerita nya bagus ternyata cerita utk anak SD..

2022-09-24

0

pensi

pensi

mampir

2022-03-28

0

pensi

pensi

perasaanmu aja kali

2022-03-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!