Vola loncat-loncat di atas kasur tersebut sambil tertawa.
"Hahaha... ini sangat menyenangkan," ujar Vola tertawa.
Cklek...
Pintu terbuka, Bilow masuk kekamar Vola, sedangkan vola masih meloncat-loncat.
"Hey... kamu pikir ini taman bermain?" Tanya Bilow. Vola langsung berhenti menloncat.
"Tuan yang baik hati, kapan saya akan keluar?" Tanya Vola memelas.
"Jika di lihat, kamu sepertinya betah di sini, jadi tinggallah di sini untuk selama-lamanya," kata Bilow menutup kembali pintu kamarnya.
"Dasar Tuan yang menyebalkan, rugi rasanya tadi aku mengatakan jika dia baik, manusia yang menjengkelkan seperti dia ingin rasanya kutendang ke planet merkurius biar gosong dia, tidak ada yang jahat lagi di muka bumi ini," Teriak Vola sambil loncat-loncat di kasur tersebut.
"Gadis ini, dia memakiku sambil loncat-loncat di kasur pemberianku itu," ujar Bilow yang menguping di balik pintu.
Bibi pelayan datang mengantar makanan untuk sarapan Vola.
"Tuan," sapa Bibi menundukan kepala tanda hormat.
"Bawa pulang kedapur makanan ini, tidak ada sarapan untuknya hari ini," ujar Bilow memberi perintah.
"Eh, baik Tuan," kata bibi itu menerima perintah, meskipun dia binggung.
"Hey... Tuan yang busuk, aku lapar... aku mau makan, biasanya jam segini sudah datang sarapannya, kenapa pagi ini belum datang juga," teriak Vola yang masih loncat-loncat.
"Pantesan Tuan tidak memberinya makan, ternyata Nona sudah memaki Tuan," kata Bibi itu, belum sempat beranjak dari situ terdengar Vola berteriak lagi.
"Jika 2 jam lagi tidak datang sarapannya, aku akan memanggilmu Tuan pelit, lihat saja nanti," teriak Vola lagi. Bibi menggelengkan kepalanya dan pergi ke dapur kembali sambil membawa makan tersebut kembali.
2 jam kemudian.
"Aaaaaaaaa... mana makanannya, aku benar-benar lapar sekarang," kata Vola memegang perutnya. "Ternyata dia benar-benar pelit," sambungnya lagi.
3 jam...
4 jam...
5 jam...
Sore harinya...
Krucuk... krucuk...
Perut Vola terdengar nyaring, cacing di perutnya kelaparan.
"Bahkan dia tidak memberi makan siang untukku, jika malam nanti dia juga tidak memberi makan lagi, keesokan harinya aku pasti sudah jadi arwah," kata Vola menghempaskan tubuhnya di kasur.
Cklek...
Bibi mengantarkan makanan untuk Vola yang di ikuti Bilow.
"Ternyata kamu sudah kelaparan, saya kira kamu kenyang dengan ocehanmu itu," ujar Bilow membuat Vola muntah darah.
"Ayo di makan Nona," kata Bibi itu.
Vola langsung mengambil makanan yang di sediakan di piring. Vola melahapnya tanpa malu-malu.
"Saya seperti memelihara Harimau di rumah ini. Makanlah kenyang-kenyang agar kamu punya tenaga untuk mengoceh lagi," kata Bilow meninggalkan kamar Vola. sungguh menusuk hati.
"Bibi, apa mulut Tuan kalian setajam pisau?" Tanya Vola memegang dadanya.
"Tidak Nona, Tuan sangat baik," kata Bibi membela.
"Bahkan Bibi tidak membelaku padahal kita sama-sama perempuan," kata Vola merasa sakit hati.
"Ya itulah kenyataanya Nona," kata Bibi lagi.
"Ini Bi, aku tak selera lagi untuk makan, setelah aku di katai Tuan Anda Bi," kata Vola mengembalikan piring kosong.
"Jika kamu tak selera makan, kalau begitu tidak ada makanan lagi untukmu," ujar Bilow yang ternyata masih belum pergi dari sana.
Vola langsung pingsan karena syok.
***
Keesokan paginya Vola bangun dari tidurnya. Sudah seminggu Vola di kurung di rumah Bilow. Bukan hanya bosan, Vola juga sering sakit mendengar ucapan Bilow.
"Aaaaaaa... kapan aku keluar dari sini, sangat membosankan sekali, dasar makluk menyebalkan, dia pikir enak di kurung di sini, jika ada ponsel bisa aku bermain game," Teriak Vola galau.
"Nih ponselmu," ujar Bilow melempar ponsel di kasur. Vola langsung mengambilnya mengecek isi ponselnya dan ternyata kartu SIM-nya di cabut.
"Bagaimana aku bermain game online," kata Vola geram.
"Buat berjaga-jaga agar kamu tidak membocorkan informasinya."
"Aku janji tidak akan membocorkan informasinya."
"Apa jaminannya jika kam benar-benar tidak membocornya."
"Jaminan? jaminan apa?" Tanya Vola binggung.
"Jaminannya adalah hidupmu," kata Bilow lagi-lagi membuat Vola syok.
"Hidupku? Hidupku sungguh tak berharga bahkan di jadikan jaminan," lirihnya menundukkan kepala.
"Karena saya berbaik hati, jadi saya akan melepaskanmu dengan syarat jaminan hidupmu, jadi sekarang kamu bebas dan keluar dari rumah saya," kata Bilow mengusir Vola.
"Setelah Anda mengurungku hingga seminggu, sekarang Anda mengusirku dengan cara tak terhormat Tuan," ujar Vola kesal.
"Ya, saya menyesal karena telah mengurungmu karena selain kamu berisik, kamu juga rakus, menghabiskan makanan saya dengan sia-sia."
"Ketika aku ingin pergipun dia masih saja berbicara tajam," bisik Vola. Vola langsung pergi keluar rumah Bilow.
"Aaaaaaaaa... akhirnya aku bebas... aku bisa menghirup udara segar, sungguh menyebalkan di rumah itu, meskipun rumah mewah, aku cuma kebagian ruang kosong saja, dasar BILOW YANG MENYEBALKAN PERGI KE PLANET PLUTO SANA DAN JANGAN KEMBALI LAGI," pekik Vola. Tanpa ia sadari, ia tersandung batu dan jatuh terjungkang.
"Brengsek, bahkan batu pun tidak membiarkanku hidup tenang," umpat Vola. Ia mengambil batu tersebut dengan geramnya ia langsung melempar batu kearah rumah Bilow. Memang batu tersebut tidak sampai mengenai jendela rumah Bilow, tapi batu tersebut mendarat di kaca mobil pengawal Bilow.
Trank...
Kaca mobilnya pecah.
"Astaga, apa yang telah aku lakukan?" Tanyanya binggung. Para pengawal turun kebawah untuk memastikan apa yang terjadi. Vola lari terbirit-birit, ia pun tak tau kearah mana ia lari.
"Apa yang terjadi?" Tanya Bilow.
"Kaca mobilnya pecah Tuan," jawab Jhoni.
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Bilow lagi.
"Sepertinya Nona Vola Tuan," jawab Jhoni memberi tau.
"Gadis itu sungguh berani sekali," ujar Bilow tersenyum sinis.
"Baiklah, ganti mobil baru, saya akan buat perhitungan padanya," kata Bilow memberi perintah.
"Baik Tuan," Jawab Jhoni membungkukan badannya. Bilow masuk kembali kedalam rumahnya.
Di sisi lain.
"Kemana aku pergi, ini bukan jalan pulang, uangpun aku ngak punya, tasku masih ketinggalan di sana, mana mungkin aku menjemputnya kembali setelah aku memecahkan kaca mobilnya, dasar pelit, seharusnya sebelum pulang dia memberikan uang untuk aku pulang, aaaaaaaa... jika di pikir-pikir dia makluk paling menyebalkan di dunia ini," teriak Vola mengarukkan kepalanya.
"Pak apa tau di mana jalan kampus BW?" Tanya Vola kepada salah satu bapak yang sedang lewat.
"Oh, jalannya ke arah kiri, kemudian kiri lagi, belok kanan, kemudian kiri, kekiri lagi, kemudian kanan dan kanan, nanti sampai di kampus tersebut," jawab Bapak itu memberi arahan. (Sebenarnya ikuti saja raya besar, meskipun ada belokan ya tetap saja jalan besar).
"Oh, baiklah terima kasih," ucap Vola mengangguk-angguk tak mengerti. Bapak itupun pergi.
"Ya sudahlah, tanya orang-orang saja di sepanjang jalan nanti." kata Vola bingung.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN SARAN YA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
visualnya cantik dan ganteng
2023-04-15
0
DEBU KAKI
next
2022-03-03
1
Twingkel
lanjut thor
2022-02-27
1